Makalah Bukti Audit
Makalah Bukti Audit
PENDAHULUAN
Secara umum, audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit tersebut telah
disajikan sesuai dengan kriteria yang ada.
Merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh sejumlah bukti audit
yang cukup berkualitas agar dapat mencapai tujuan audit. Menurut Arens, dkk yang
diterjemahkan oleh tim Dejacarta (2003:17), Auditor harus memiliki kualifikasi
tertentu dalam memahami criteria yang digunakan serta harus kompeten (memiliki
kecakapan) agar mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan
untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji.
Seorang auditor pun harus memiliki sikap mental yang independen. Kompetensi yang
dimiliki seseorang dalam melaksanakan proses audit hanya bernilai sedikit saja jika ia
tidak memilki sikap objektif pada saat pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti
audit ini.
1
4. Apa sajakah jenis-jenis bukti audit ?
Bukti audit didefinisikan sebagai setiap setiap informasi yang digunakan oleh
auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Bukti audit mencakup informasi yang sangat
persuasif, seperti perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan
informasi yang kurang persuasif, seperti respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para
karyawan klien.
Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan
secara ekstensif oleh para ilmuan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus
hukum, ada aturan tentang bukti yang tertata rapi yang digunakan oleh hakim untuk
melindungi pihak yang tidak bersalah. Dalam eksperimen ilmiah, para periset
memperoleh bukti untuk menguji hipotesis dengan menggunakan eksperimen yang
terkendali, seperti uji coba suatu jenis obat untuk menguji keampuhan pengobatan
medis baru. Meskipun para profesional ini mengandalkan jenis bukti berbeda, dan
menggunakan bukti pada lingkungan yang berbeda serta dalam cara yang bebeda,
para ahli hukum, ilmuan, dan auditor semuanya menggunakan bukti guna membantu
mereka menarik kesimpulan.
Karateristik Bukti Untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, Dan Audit Atas Laporan
Keuangan :
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan
jumlah bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa
yang harus dikumpulkan dan berapa banyak :
1. Prosedur Audit
Prosedur audit adalah rincian intruksi yang menjelaskan bukti audit yang
harus diperoleh selama audit. Perumusan prosedur tersebut dalam istilah yang
cukup spesifik agar auditor dapat mengikuti intruksi-intruksi ini selama audit
merupakan hal yang sudah umum. Sebagai contoh, berikut ini adalah prosedur
audit untuk verifikasi pengeluaran kas:
Memeriksa jurnal pengeluaran kas dalam sistem akuntansi dan
membandingkan nama, pay, jumlah, dan tanggal dengan informasi
online yang diberikan oleh bank tentang cek yang diproses untuk
pembayaran.
2. Ukuran Sampel
Setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari
hanya satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji. Dalam
suatu prosedur audit untuk memverifikasi pengeluaran kas, anggaplah 6.600
cek telah tercatat dalam jurnal pengeluaran kas. Auditor dapat memilih
ukuran sampel sebesar 50 cek untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran
kas. Keputusan tentang berapa banyak item yang akan diuji harus dibuat oleh
auditor pada setiap prosedur audit. Ukuran sampel untuk setiap prosedur
tertentu mungkin akan berbeda antara satu audit dengan audit lainnya,
tergantung pada karakteristik klien seperti luas pengendalian yang terotomasi
dan tingkat assurance yang diperlukan dari prosedur.
Program Audit
Daftar prosedur audit untuk bidang audit tertentu atau untuk keseluruhan audit
disebut sebagai program audit. Program audit selalu memuat daftar prosedur audit,
dan biasanya mencakup ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan penetapan waktu
pengujian. Umumnya, ada suatu program audit, termasuk beberapa prosedur audit,
untuk setiap komponen audit. Sisi kanan program audit itu juga mencantumkan
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk setiap prosedur.
b. Kecukupan Bukti
Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya (sufficiency) bukti
tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil oleh auditor.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor
mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, antara lain:
- Tingkat Materialitas dan Resiko
Secara umum, bukti yang diperlukan bagi perkiraan-perkiraan yang materil
terhadap laporan keuangan akan lebih banyak dibandingkan bagi perkiraan-
perkiraan yang kurang atau tidak materiil. Jadi, dalam melakukan
pemeriksaan terhadap perusahaan industri, jumlah bukti yang diperlukan
untuk mendukung pemeriksaan persediaan akan lebih besar dibandingkan
dengan jumlah yang diperlukan dalam pemeriksaan biaya yang dibayar
dimuka.
Demikian juga sama halnya perkiraan-perkiraan yang kelihatannya diragukan
akan memerlukan bukti yang lebih banyak dibandingkan dengan perkiraan-
perkiraan yang kelihatannya benar. Misalnya, resiko terjadinya kesalahan
dalam penilaian persediaan biasanya lebih besar dibandingkan dengan
penilaian terhadap tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya bangunan.
Seorang auditor dalam memutuskan prosedur audit yang akan digunakan dapat
memilih prosedur auditnya dari delapan kategori bukti yang disebut jenis-jenis bukti,
yaitu :
1. Pemeriksaan fisik
Merupakan suatu inspeksi atau perhitungan dari asset berwujud (tangible
asset) misalnya pemeriksaan kas, inventory, fixed asset, dan lain sebagainya.
2. Konfirmasi
Menggambarkan penerimaan respon tertulis secara langsung dari pihak ketiga
untuk memverifikasi kebenaran dari suatu informasi yang diminta oleh
auditor.
3. Inspeksi
Pemeriksaan dari dokumen dan catatan klien yang termasuk dalam laporan
keuangan klien. Terdapat dua jenis dokumen, yaitu dokumen internal dan
dokumen eksternal.
4. Prosedur analitis
Prosedur analitis yaitu evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan
dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan
yang meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi
auditor.
Tujuan dari dilakukannya prosedur analitis adalah:
a. Memahami bidang usaha klien
b. Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan
hidupnya
c. Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
d. Mengurangi pengujian audit yang terinci.
5. Wawancara dengan klien
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi baik tertulis maupun lisan dari
klien tentang pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Terhadap informasi yang
didapat dari hasil wawancara dengan klien, auditor tidak dapat menjadikannya
sebagai kesimpulan dari suatu bukti audit dikarenakan sumber dari informasi
tersebut tidak independent. Untuk itu diperlukan audit prosedur lain dalam
penarikan kesimpulan.
6. Rekalkulasi
Memeriksa kembali suatu perhitungan sampel yang dibuat oleh klien. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah perhitungan yang dilakukan oleh
klien telah dilakukan dengan akurat atau belum.
7. Pelaksanaan ulang
Pengujian independen yang dilakukan auditor atas prosedur atau pengendalian
akuntansi klien, yang semula dilakukan sebagai bagian dari sistem akuntansi
dan pengendalian internal klien.
8. Observasi
Melakukan pengamatan agar memahami aktifitas dari klien
3.1 Kesimpulan
Bukti audit didefinisikan sebagai setiap setiap informasi yang digunakan oleh
auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan
jumlah bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa
yang harus dikumpulkan dan berapa banyak yaitu prosedur audit, ukuran sampel,
item yang dipilih, dan penetapan waktu.
Persuasivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa
bukti audit dapat mendukung pendapat audit, dan penentunya adalah ketepatan dan
kecukupan bukti.
Seorang auditor dalam memutuskan prosedur audit yang akan digunakan dapat
memilih prosedur auditnya dari delapan kategori bukti yang disebut jenis-jenis bukti,
yaitu : Pemeriksaan fisik, Konfirmasi, Inspeksi, Prosedur analitis, Wawancara dengan
klien, Rekalkulasi, Pelaksanaan ulang, Observasi
Dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur audit yang
diterapkan bukti yang di peroleh, dan kesimpulan yang dihasilkan auditor dalam
melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang
perlu dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk
mendukung laporan audit.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor
dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan
sesuai dengan standar audit.
1.Dasar bagi perencanaan audit berikutnya.
2.Catatan mengenai bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian.
3.Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat.
4.Dasar bagi penelaahan oleh supervisor dan partner.
3.2 Saran
Adapun saran penulis sehubungan dengan pembahasan makalah ini, kepada
rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam
tentang pemahaman bukti audit.