Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKONSERVASI (BIO61115)

“POTENSI VEGETASI SEKITAR PEMUKIMAN”

Kelompok 5A: Rilwan Efendi (1910421015), Rodhiyatul Rahmat (1910422007), Siti Zaharani Zalamah (1910421031),
Chaerunnisa Az Zahra H (1910422019), Sonia Farnila Syahril (1910422041), Grecia Eka Putri (1910423013), Raudatul
Jannah (F1C419037)
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas

PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan hal terpenting yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya karena tempat seluruh makhluk
hidup tinggal. Baik manusia, hewan, maupun tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik sebagai pendukungnya. Pada
lingkungan terdapat adanya komunitas dan ekosistem. Menurut Parejiya (2013), komunitas di suatu daerah merupakan
fungsi waktu, walaupun attitude, kemiringan, latitude, hujan, dan kelembaban memegang peran penting dalam
pembentukan komunitas tumbuhan dan komposisinya. Ekosistem alam merupakan satu kesatuan alami tempat
bernaungnya seluruh makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan). Ekosistem memiliki manfaat yang besar untuk
pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, semua kesatuan dan keseimbangan struktur fungsional alam harus
dipertahankan dalam setiap pemanfaatan dan pengelolaan suatu ekosistem.
Vegetasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sekelompok tumbuhan yang tumbuh dan
menghuni suatu wilayah (Maarel, 2005). Serta juga didefinisikan sebagai seluruh tumbuhan di area yang sama
yang berfungsi sebagai area penutup lahan, yang terdiri dari beberapa jenis seperti herba, perdu, pohon, yang
hidup secara bersama pada tempat yang sama dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dan
lingkungannya dan memberikan kenampakan luas vegetasi (Agustina, 2008; Maryantika, 2010; Susanto, 2012).
Vegetasi memegang peran penting pada banyak proses yang berlangsung di ekosistem diantaranya yaitu
pengimpanan dan daur nutrisi, penyimpanan karbon, purifikasi air, dan keseimbangan dan penyebaran
komponen penting penyusun ekosistem seperti detrivor, polinator, parasit, dan predator (Smith, et al, 2000).
Perubahan vegetasi berpengaruh terhadap stabilitas, produktivitas, struktur trofik, dan perpindahan komponen
ekosistem. Sehingga vegetasi harus dilakukan secara berkala supaya diketahui kondisi umum ekosistem di
sekitarnya.
Vegetasi pada suatu area tentunya memiliki potensi yang bermanfaat bagi makhluk hidup, seperti ×
tumbuhan dalam suatu vegetasi yang dimanfaatkan sebagai obat herbal. Nilai ekonomi suatu vegetasi dapat
diketahui dari potensi vegetasi tersebut yang akan menghasilkan nilai ekonomi dari tumbuhan-tumbuhan dalam
bentuk pohon atau tanaman yang dapat menghasilkan getah (karet) atau kayu. Sedangkan nilai biologi dari
suatu vegetasi dapat dilihat dari peran dan fungsi ekologinya. Dengan kata lain potensi dalam suatu vegetasi
dapat dijadikan nilai ekonomi yang akan membantu keuangan masyarakat sekitar area.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu praktikan dapat mengenali jenis tumbuhan yang ada di sekitar
tempat tinggal, praktikan mampu melakukan rapid assessment (perkiraan cepat) terhadap jenis tumbuhan yang
ada dan mengelompokkan jenisnya berdasarkan habitat dan manfaatnya, praktikan mengetahui tumbuhan yang
umum dan tidak di lingkungan sekitar, dan praktikan mengetahui tumbuhan apa saja yang dibudidayakan
berdasarkan data yang didapatkan.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Praktikum Potensi Vegetasi Sekitar Pemukiman dilaksanakan pada hari Senin, 13 September 2021 di
lokasi sekitar pemukiman masing masing praktikan. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan selama praktikum
diantaranya bahan pembuatan plot yaitu tali rafia, pancang, meteran, dan alat tulis, buku catatan serta kamera
sebagai media dokumentasi selama praktikum berlangsung.
Cara Kerja
Metode yang digunakan pada praktikum Potensi Vegetasi Sekitar Pemukiman adalah dengan
menggunakan plot. Adapun langkah kerja praktikum ini diawali dengan klasifikasi tempat tinggal berdasarkan
desa atau kota yang padat atau jarang pemukiman. Kemudian dilakukan tahap plot inventarisasi dengan
membuat plot sesuai luas halaman yang ada di sekitar pemukiman. Ukuran plot yang dipakai yaitu 2×2 meter
atau 5×5 meter. Kemudian vegetasi yang berada di dalam plot dicatat, diidentifikasi dan dikelompokkan dalam
tabel untuk dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di pemungkiman kota padat

No. Nama Jenis Habit Budidaya Manfaat Umum/


Tidak

Semak Perdu Pohon Ya Tidak

1. Curcuma longa ✔ ✔ Bumbu dan obat-obatan Umum

2. Ageratum ✔ ✔ Tidak Diketahui Tidak


conyzoides

3. Mangifera ✔ ✔ Pangan Umum


indica

4. Mimosa pudica ✔ ✔ Tidak Diketahui Umum

5. Centella asiatica ✔ ✔ Obat-obatan Umum

6. Cladium sp. ✔ ✔ Tumbuhan Hias Umum

7. Hylotelephium ✔ ✔ Tumbuhan Hias Tidak


telephium

8. Coleus sp. ✔ ✔ Tumbuhan Hias dan Umum


Obat-obatan

9. Sphagneticola ✔ ✔ Obat-obatan Umum


trilobata

10. Stachytarpheta ✔ ✔ Obat-obatan Umum


jamaicensis

11. Polygala ✔ ✔ Obat-obatan Umum


paniculata

12. Capsicum ✔ ✔ Pangan Umum


annum L.

13. Oldenlandia ✔ ✔ Obat-obatan Umum


corymbosa

14. Cyperus ✔ ✔ Obat-obatan Umum


rotundus

15. Mitracarpus ✔ ✔ Tidak Diketahui Umum


hirtus

Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di pemungkiman kota jarang

No. Nama Jenis Habit Budidaya Manfaat Umum/


Tidak

Semak Perdu Pohon Ya Tidak

1. Durio zibethinus ✔ ✔ Pangan Umum


2. Sida rhombifolia ✔ ✔ Obat-obatan Umum

3. Mimosa pudica ✔ ✔ Obat-obatan Umum

4. Eleusine indica ✔ ✔ Obat-obatan Umum

5. Cleome ✔ ✔ Obat-obatan Umum


rutidosperma

Tabel 3. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di pemungkiman desa padat

No. Nama Jenis Habit Budidaya Manfaat Umum/


Tidak

Semak Perdu Pohon Ya Tidak

1. Mangifera ✔ ✔ Pangan Umum


odorata

2. Averrhoa ✔ ✔ Pangan Tidak


carambola

3. Solanum torvum ✔ ✔ Pangan dan obat-obatan Umum

4. Amaranthus ✔ ✔ Tidak Diketahui Tidak


blitum

5. Clerodendrum ✔ ✔ Tumbuhan Hias Umum


paniculatum

6. Sida acuta ✔ ✔ Obat-obatan Umum

7. Senna ✔ ✔ Obat-obatan Umum


obtusifolia

8. Cyperus ✔ ✔ Obat-obatan Umum


rotundus

9. Urena lobata ✔ ✔ Obat-obatan Umum

10. Mimosa pudica ✔ ✔ Obat-obatan Umum

11. Melastoma ✔ ✔ Obat-obatan Umum


malabathricum

12. Leucas aspera ✔ ✔ Insektisida Umum

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan di berbagai daerah dengan klasifikasi tempat tinggal yang
berbeda yaitu kota padat, kota jarang dan desa padat maka diperoleh berbagai jenis tumbuhan. Inventarisasi
vegetasi yang dilakukan pada kota dengan penduduk padat dilaksanakan di tiga tempat. Hasil inventarisasi kota
dengan penduduk padat diperoleh daerah perkotaan padat didominasi oleh tumbuhan berhabitus semak sebanyak 13
spesies (86,7%), perdu sebanyak 1 spesies (6,7%) dan pohon sebanyak 1 spesies (6,7%). Selain itu, diketahui bahwa
terdapat tanaman budidaya sebanyak 6 spesies (40%), 12 spesies ( 80%) yang diketahui manfaatnya dan 13 spesies
(86,7%) merupakan tanaman yang bersifat umum (Tabel 1.1). Inventarisasi vegetasi yang dilakukan pada kota
dengan penduduk jarang dilaksanakan di satu tempat. Hasil inventarisasi kota dengan penduduk jarang
diperoleh daerah perkotaan jarang didominasi oleh tumbuhan berhabitus semak sebanyak 4 spesies (80%) dan pohon
sebanyak 1 spesies (20%). Setelah dilakukan perhitungan terhadap tabel inventarisasi di pemungkiman kota dengan
penduduk jarang maka diperoleh persentase 100% tumbuhan diketahui manfaatnya, 20% termasuk kedalam tumbuhan
yang sengaja dibudidayakan dan 100% merupakan tumbuhan yang bersifat umum (Tabel 1.2). Sedangkan inventarisasi
vegetasi yang dilakukan pada desa dengan penduduk padat dilaksanakan di dua tempat. Kedua daerah tersebut
memiliki kesamaan yang signifikan. Berdasarkan hasil inventarisasi desa dengan penduduk padat didominasi
oleh tumbuhan berhabitus semak sebanyak 5 spesies ( 41,7 %), perdu sebanyak 5 spesies (41,7 %) dan pohon sebanyak
2 spesies (16,7%). Selain itu, diketahui bahwa terdapat tanaman budidaya sebanyak 4 spesies ( 33,3%), 11 spesies
(91,7%) yang diketahui manfaatnya dan 11 spesies (91,7%) merupakan tanaman yang bersifat umum (Tabel 1.3).

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan inventarisasi vegetasi tersebut dapat diketahui bahwa vegetasi yang terdapat di
daerah perkotaan umumnya merupakan tumbuhan dengan habitus semak dan minim tumbuhan dengan habitus
pohon dan perdu sedangkan daerah pedesaan umumnya merupakan tumbuhan dengan habitus semak dan perdu
serta tumbuhan dengan habitus pohon lebih banyak daripada daerah perkotaan. Hal ini diduga ada
hubungannya dengan tingkat kepadatan suatu wilayah dengan peralihan lahan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk. Menurut bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan dasar manusia
(basic need) yaitu kebutuhan fisiologis yang meliputi sandang, pangan dan papan/perumahan

Hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan yang berbeda, seperti ketinggian, faktor kelembaban udara, kelembaban
tanah, pH, dan pengaruh kecepatan serta arah angin dominan. Komposisi jenis dan keanekaragaman tumbuhan dalam
suatu kawasan tergantung pada beberapa faktor lingkungan, seperti kelembaban, nutrisi, cahaya matahari, topografi,
batuan induk, karakteristik tanah, struktur kanopi dan sejarah tata guna lahan (Hutchincson, 1999 dalam Kurniawan,
2008).

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D.K. (2008). Studi Vegetasi di Hutan Lindung RPH Donomulyo BK PH Sengguruh KPH Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi Fakultas Saintek UIN Mau-lana Malik Ibrahim Malang

Burlakoti, C., & Kunwar, R. M. (2008). Folk herbal medicines of mahakali watershed area Nepal. Medicinal
Plants in Nepal: An Anthology of Contemporary Research : 187-193.

Maryantika, N., Lalu, M.J., Andie, S. (2010). Analisa Perubahan Vegetasi Ditinjau dari Tingkat Ketinggian dan
Kemiringan Lahan Menggunakan Citra Satelit Landsat dan Spot 4 (Studi Kasus di Kabupaten Pasuru-han).
(Online), (reposi tory.its.ac.id/ bitstream/...pdf) Diakses pada 30 Maret 2013.

Parejiya, N.B., Detroja, S.S, Pan-chal, N.S. (2013). Vegetation Analysis at Bandiyabedi Forest in
Surendranagar District of Gujarat State of India. In-ternational Journal of Life Sciences Biotechnology and
Pharma Rese-arch, 2(2): 241- 247.

Smith, P.L. Wilson, B., Nadolny, C., Lang, D. (2000). The Ecological Ro-le of The Native Vegetation of New
South Wales. New South Wales: Native Vegetation Advisory Coun-cil.

Susanto, W. (2012). Analisis Vegetasi pada Ekosistem Hutan Hujan Tropis untuk Pengelolaan Kawasan Taman
Hutan Raya Raden Soerjo (Wilayah Pengelolaan Cangar-Kota Batu). (Online), 30/ 03/2013.

Sutardi. (2016) Kandungan bahan aktif tanaman pegagan dan khasiatnya untuk meningkatkan sistem imun
tubuh, Jurnal Litbang Pertanian, 35(3), 121-130.

LAMPIRAN
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai