RUMAH TANGGA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
( 5213240007)
FAKULTAS TEKNIK
2022
I. PENDAHULUAN
Ketahanan pangan ini harus terjamin hingga tingkat Rumah Tangga. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pangan, tidak hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab dalam
ketahanan pangan, namun masyarakat juga perlu berperan aktif untuk memastikan ketahanan
pangan dalam rumah tangga tercukupi. Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung ketahanan pangan ditingkat rumah tangga adalah pemanfaatan dan
pemberdayaan perkarangan rumah sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.
Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Upaya ini dilakukan adalah dengan
membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan pangan keluarga seperti aneka
umbi, kacang-kacangan, sayuran, buah, sebagai tambahan untuk ketersediaan pangan sumber
karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein nabati bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan
perumahan/warga yang saling berdekatan sehingga akan dapat terbentuk sebuah kawasan
yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dari hasil optimalisasi pekarangan
(Kurniawan et al., 2018).
Realitanya saat ini, keberadaan pekarangan sudah mulai terdesak fungsinya seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, sehingga banyak lahan pekarangan yang dijadikan ruangan
tertutup sebagai bagian dari rumah warga sehingga kebanyakan rumah memiliki perkarangan
yang sangat kecil. Selain itu, banyak pula pekarangan yang cukup luas terbengkalai dan
dibiarkan tanpa dimanfaatkan oleh pemiliknya padahal pekarangan mempunyai manfaat yang
sangat besar. Pekarangan bukan hanya bermanfaat secara ekologis, tetapi juga mempunyai
peranan yang cukup penting dari sisi ekonomi.
Kelestarian perkarangan rumah memilki nilai penting untuk optimal menghasilkan
tanaman dengan kuantitas dan kualitas yang baik sehingga bergizi tinggi dan tumbuh subur
dalam menjaga ketahanan pangan ditingkat rumah tangga. Karena apabila tidak dilestarikan,
tanaman akan rusak dan tidak tumbuh dengan subur apalagi jika perkarangan tidak
dibersihkan maka akan mempengaruhi kesehatan keluarga dan lingkungan seperti menjadi
sarang nyamuk, dan memungkinkan adanya binatang melata yang bisa masuk kedalam
rumah.
Pekarangan memiliki potensi yang besar dalam mendukung ketahanan pangan rumah
tangga, karena jika dimanfaatkan secara optimal, dapat menjadi sumber gizi keluarga. Selain
itu pemanfaatan pekarangan memberi beberapa manfaat seperti sumber pangan dan papan
keluarga, sumber keanekaragaman tanaman, pengendali iklim mikro dan menciptakan
lingkungan hidup yang optimal (Sudalmi & Hardianti, 2018). Hal tersebut dapat dilihat dari
perkarangan rumah yang saya jadikan objek observasi.
Misalnya hasil panen cabai yang sering digunakan Ibu Nani untuk memasak makanan
dirumah. Mengingat harga cabai yang sering melonjak, hal ini menjadi solusi ketika harga
cabai naik drastis. Begitu pula dengan daun singkong, bunga pepaya, dan pepaya mengkal
yang biasa iya manfaatkan pula menjadi sayuran masak untuk memenuhi kebutuhan gizi
keluarganya.
Lalu untuk jenis kacang-kacangan ibu Nani memilih untuk menanam kacang tanah.
Karena menurutnya perawatan untuk kacang tanah cukup mudah dan praktis, karena tidak
membutuhkan biaya yang besar untuk membeli pupuk dan penyiraman dilakukan 1 kali
sehari. Untuk pupuk nya sendiri ibu Nani menggunakan pupuk kompos dari sisa-sisa
tumbuhan dan terkadang menggunakan pupuk dari kotoran ayam yang ia pelihara dibelakang
rumahnya.
Untuk buah-buahan ada banyak sekali jenis buah-buahan yang ditanam
diperkarangannya mulai dari pisang kepok, pisang raja, pepaya, jambu air, sawo, mangga,
kelapa, alpukat, belimbing dan jeruk purut. Namun yang sudah sering dipanen adalah pisang
kepok, pisang raja, pepaya ,jambu air, dan jeruk purut. Sisanya sedang dalam masa
pertumbuhan karena ukurannya belum begitu besar. Selanjutnya Ibu Nani juga menanam
beberapa tanaman obat seperti kunyit,lengkuas, lidah buaya dan daun pandan. Yang biasanya
ia gunakan untuk membuat minuman herbal seperti jamu dan sebagai bumbu rempah saat
memasak.
Biasanya saat sudah masuk waktu panen, pisang kepok, pisang raja, dan kacang tanah,
akan dijual kepada penadah yang datang kerumahnya. Transaksi terjadi dirumah sehingga ia
tidak perlu khawatir untuk menjual hasil panennya keluar rumah, mengingat virus Covid-19
masih terus mengintai. Namun tak jarang pula hasil panennya tidak ia jual untuk bersedekah
dan dibagikan ke tetangga-tetangga didekat rumahnya. Dan sisanya ia konsumsi sendiri
beserta suaminya seperti dibuat menjadi panganan olahan. Selain sehat tentunya juga
menghemat pengeluaran rumah tangga.
Alasan yang membuat Ibu Nani dan Suami memanfaatkan perkarangannya untuk
ditanami tanaman pangan adalah karena di usia mereka yang tidak lagi muda dan Sang suami
yang sudah pansiun membuat mereka ingin melakukan kegiatan yang produktif, sarana
olahraga dan juga rekreasi yang dapat menghibur mereka saat stress. Ibu Nani dan suami
memiliki hobi yang sama sehingga bersinergi mewujudkan perkarangan yang indah, rindang
dan bernilai gizi, ekologis dan ekonomis. Terlebih lagi, Covid-19 mendukung mereka untuk
terus berada dirumah dan berkebun dapat mengalihkan ketakutan mereka akan berita-berita
kematian akibat Covid-19 di televisi.
Dengan memanfaatkan perkarangan yang ada membuat keluarga ini merasakan lebih
banyak keuntungannya dibanding kerugian. Sesuai dengan isi artikel dari Dinas Pertanian
Pemerintah Kabupaten Buleleng, Manfaat pekarangan rumah untuk keluarga antara lain :
Pemenuhan gizi keluarga : ada beberapa tanaman, ternak dan ikan yang dapat
dipelihara di pekarangan dan menghasilkan makanan yang dibutuhkan keluarga.
Seperti umbi-umbian sebagai sumber vitamin, sedangkan ternak dan ikan sebagai
sumber protein dan lemak.
Sebagai lumbung ternak : hasil dari usaha pekarangan dapat diambil sewaktu-waktu
dan tidak ada musim pacekliknya.
Apotik hidup : pekarangan dapat ditanami berbagai tanaman obat yang berkhasiat,
jika anggota keluarga sewaktu-waktu sakit dapat ditanggulangi sementara dengan
obat yang ada di pekarangan.
Menambah penghasilan : pekarangan yang dikelola dengan baik, hasilnya dapat dijual
sebagai sumber pendapatan keluarga karena banyak komoditas yang tidak
membutuhkan lahan yang luas untuk membsudidayakannya.
Menghasilkan bahan bangunan : jenis tanaman pohon seperti bambu, kelapa, nangka
dan tanaman lainnya yang ditanam di pekarangan dapat dijadikan bahan bangunan
dan kerajinan rumah tangga.
Sebagai tempat rekreasi keluarga : pekarangan yang ditata dan dirawat secara teratur
akan memberikan keindahan dan rasa tentram bagi orang yang melihatnya
Kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Nani dan suami patut diapresiasi dan dicontoh oleh
seluruh masyarakat.
Kalau kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Nani ini karena inisiatifnya bersama suami
namun dibeberapa daerah justru biasanya Pemerintah Desa membuat program yang
melibatkan warga Desa, khususnya ibu-ibu rumah tangga (melalui keterlibatan ibu-ibu PKK
dan ibu-ibu KWT) dalam memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menunjang dan
memenuhi keperluan sehari-hari.
a. Memberikan edukasi melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotorik bagi warga
tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan sebagai warung hidup keluarga.
Dalam jangka panjang, peran pekarangan akan berdampak positif bagi kesehatan
manusia dan akan menjadi sumber pendapatan rumah tangga. Bertani dipekarangan juga
merupakan upaya untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan di tingkat rumah
tangga atau masyarakat kecil. Jika pemanfaatan lahan pekarangan sudah optimal, dengan
memperhatikan rambu-rambu yang sesuai di masa pandemi, pemanfaatan pekarangan bisa
dijadikan langkah antisipasi jika terjadi gangguan distribusi pangan.
V. KESIMPULAN
Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Memanfaatkan perkarangan rumah
dengan menanam berbagai tanaman gizi merupakan usaha yang mendukung ketahanan
pangan ditingkat Rumah Tangga.
1. Nilai Gizi : Hasil panen dikonsumsi untuk pemenuhan gizi keluarga yang jelas lebih
sehat karena ditanam sendiri tanpa pestisida.
2. Apotik Hidup : Tanaman obat dapat digunakan menjadi apotik hidup keluarga
3. Ekologis : Dengan menanam perkarangan dengan tanaman pangan akan menjaga
kelestarian lingkungan, menambah daerah resapan, memberi kerindangan disekitar
rumah dan membudidayakan beberapa varietas tanaman.
4. Ekonomis : Masyarakat dapat memanfaatkan hasil panennya untuk dijual dan menjadi
sumber pendapatan atau dalam kata lain membantu ekonomi rumah tangga.
Mendukung ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun juga
tanggung jawab bersama. Jika seluruh masyarakat dapat menjamin ketersediaan
pangannya sendiri maka tidak akan ada lagi masalah-masalah ketahanan pangan dan
masalah gizi buruk yang terjadi di Indonesia, sehingga dapat menekan angka kesehatan
masyarakat dan menurunkan angka gizi buruk.
Indrianeu, T., Hilman, I., Singkawijaya, E.B. and Mulyanie, E., 2021. PEMANFAATAN
PEKARANGAN RUMAH UNTUK MENINGKATKAN KETAHAN PANGAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19. E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2),
pp.231-240.
Raisa, D.M., Ahmad, A., Nurdin, F., Qinayah, M. and Alamsyah, R., 2021. Optimalisasi
Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Penyediaan Sayuran untuk Memperkuat Ketahanan
Pangan di Masa Pandemi COVID-19. Tarjih: Agribusiness Development Journal, 1(2),
pp.58-63.
Herlan, H., Sikwan, A., Listiani, E.I., Yulianti, Y. and Efriani, E., 2022. SOSIALISASI
PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK KETAHANAN PANGAN
KELUARGA PADA MASA PANDEMI COVID-19. JCES (Journal of Character Education
Society), 5(1), pp.19-28.
Parawansah, P., Esso, A. and Saida, S., 2020. Sosialisasi Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Ditengah Pandemi di Kota
Kendari. Journal of Community Engagement in Health, 3(2), pp.325-328.
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pemanfaatan-pekarangan-rumah-89