Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN CASE METHOD EKOLOGI PANGAN

HASIL OBSERVASI PEMANFAATAN PERKARANGAN

RUMAH TANGGA

Dosen Pengampu :

 Dr. Rachmat Mulyana, M.Si


 Yatty Destiani Sandy, S.ST, M.Gz
 Nila Reswary Haryana, S.Gz,M.Si

Disusun Oleh :

Tamara Melisa Putri Gultom

( 5213240007)

PROGRAM STUDI GIZI

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
I. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang


Ketahanan Pangan, menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan, kuantitas dan kualitas,
aman, merata dan terjangkau. Pangan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam kehidupan manusia. Selanjutnya ketersediaan pangan adalah ketersediaan pangan dari
produksi dalam negeri dan sumber lainnya. Ini adalah indikator makro, karena mungkin
makanan bisa tersedia tetapi tidak bisa diakses oleh orang. Sedangkan penganekaragaman
pangan adalah upaya meningkatkan konsumsi pangan yang beraneka ragam dengan prinsip
gizi seimbang (Buri & Mantau, 2018).

Ketahanan pangan ini harus terjamin hingga tingkat Rumah Tangga. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pangan, tidak hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab dalam
ketahanan pangan, namun masyarakat juga perlu berperan aktif untuk memastikan ketahanan
pangan dalam rumah tangga tercukupi. Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung ketahanan pangan ditingkat rumah tangga adalah pemanfaatan dan
pemberdayaan perkarangan rumah sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.

Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Upaya ini dilakukan adalah dengan
membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan pangan keluarga seperti aneka
umbi, kacang-kacangan, sayuran, buah, sebagai tambahan untuk ketersediaan pangan sumber
karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein nabati bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan
perumahan/warga yang saling berdekatan sehingga akan dapat terbentuk sebuah kawasan
yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dari hasil optimalisasi pekarangan
(Kurniawan et al., 2018).

Realitanya saat ini, keberadaan pekarangan sudah mulai terdesak fungsinya seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, sehingga banyak lahan pekarangan yang dijadikan ruangan
tertutup sebagai bagian dari rumah warga sehingga kebanyakan rumah memiliki perkarangan
yang sangat kecil. Selain itu, banyak pula pekarangan yang cukup luas terbengkalai dan
dibiarkan tanpa dimanfaatkan oleh pemiliknya padahal pekarangan mempunyai manfaat yang
sangat besar. Pekarangan bukan hanya bermanfaat secara ekologis, tetapi juga mempunyai
peranan yang cukup penting dari sisi ekonomi.
Kelestarian perkarangan rumah memilki nilai penting untuk optimal menghasilkan
tanaman dengan kuantitas dan kualitas yang baik sehingga bergizi tinggi dan tumbuh subur
dalam menjaga ketahanan pangan ditingkat rumah tangga. Karena apabila tidak dilestarikan,
tanaman akan rusak dan tidak tumbuh dengan subur apalagi jika perkarangan tidak
dibersihkan maka akan mempengaruhi kesehatan keluarga dan lingkungan seperti menjadi
sarang nyamuk, dan memungkinkan adanya binatang melata yang bisa masuk kedalam
rumah.

II. HASIL WAWANCARA DENGAN NARASUMBER

1 Nama Narasumber Ibu Nani


2 Usia 58 Tahun
3 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Jl. Medan – Batang Kuis, Gg. Perjuangan, Kec. Percut
4 Alamat Lokasi
Sei Tuan
(18 x 36) = (9 x 18) Bangunan Rumah
5 Ukuran Luas Tanah (m)
( 9 x 18 ) Perkarangan di Samping Rumah
Tahun dimulainya Menanam
6 Awal 2020
Tanaman Pangan
 Mencari kegiatan selama dirumah khususnya akibat
dampak Covid 19
 Menanam dan merawat tanaman merupakan hobi
Alasan Menanam Tanaman  Membantu mencukupi kebutuhan pangan harian
7
Pangan  Memiliki apotik hidup untuk keluarga
 Menambah pemasukan
 Memperindah perkarangan rumah

 Sayuran : Cabai, Daun Singkong,


 Umbi-umbian : Ubi Kayu
 Kacang-kacangan : Kacang Tanah
 Buah-buahan :
1. Sawo
Jenis Tanaman Pangan Yang 2. Mangga
8
ditanam 3. Pepaya Taiwan
4. Pisang Kepok
5. Pisang Raja
6. Kelapa
7. Jambu air
8. Belimbing Wuluh
9. Alpukat
10. Rambutan
11. Jeruk Purut

 Tanaman Obat / Herbal :


1. Kunyit
2. Lengkuas
3. Serai
4. Lidah Buaya
5. Pandan
- Perawatan Cukup Mudah dan Praktis
- Penanamannya Alami tidak harus disiram setiap
hari
Alasan Pemilihan Jenis
9 - Tidak membutuhkan dana besar untuk pemberian
Tanaman Pangan
pupuk
- Jenis tanaman sering digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari
- Menyehatkan tubuh saat beraktifitas menanam dan
merawat tanaman
- Menghilangkan Stress
Keuntungan Menanam - Membantu memenuhi kebutuhan pangan
10
Tanaman Pangan - Menambah Incam / pemasukan Rumah Tangga
- Menjaga kelestarian lingkungan
- Menambah daerah resapan air

Secara garis besar tidak ada kerugian yang


Kerugian Menanam Tanaman signifikan namun terkadang ada hama seperti ulat
11
Pangan yang menurunkan kualitas panen sayur dan buah-
buahan
Sebelum Covid-19, tidak banyak jenis tanaman
pangan yang ditanam, hanya satu dan dua jenis saja
Perubahan Perkarangan Rumah dan lebih banyak menanam tanaman hias.
12 Sebelum dan Sesudah Pandemi Setelah Covid-19, variasi jenis tanaman bertambah,
Covid -19 dan kegiatan bercocok tanam diperkarangan rumah
lebih intens sehingga perkarangan lebih tertata dan
rapi.
III. FOTO OBSERVASI
IV. PEMBAHASAN

Pekarangan memiliki potensi yang besar dalam mendukung ketahanan pangan rumah
tangga, karena jika dimanfaatkan secara optimal, dapat menjadi sumber gizi keluarga. Selain
itu pemanfaatan pekarangan memberi beberapa manfaat seperti sumber pangan dan papan
keluarga, sumber keanekaragaman tanaman, pengendali iklim mikro dan menciptakan
lingkungan hidup yang optimal (Sudalmi & Hardianti, 2018). Hal tersebut dapat dilihat dari
perkarangan rumah yang saya jadikan objek observasi.

Di perkarangan seluas 9 x 18 m, Ibu Nani beserta suami berhasil memanfaatkan


perkarangan menjadi sumber pangan gizi keluarga. Awal mula munculnya ide untuk
memanfaatkan perkarangan disamping rumahnya dimulai sejak tahun 2020. Sebelum itu
kedua pasangan suami istri ini memang sudah merencanakan untuk bercocok tanam dilahan
tersebut namun kegiatan baru terealisasi saat mulai gemparnya kasus penyebaran virus
Covid-19 di Indonesia.

Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 21 Tahun 2020, tentang Pembatasan


Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) artinya, masyarakat dihimbau untuk tetap berada dirumah. Maka hal inilah yang
membuat kedua pasangan tersebut lebih sering berada dirumah dan memutuskan menanami
perkarangan rumah dengan berbagai jenis tanaman pangan mulai dari sayuran, umbi-umbian,
kacang-kacangan,buah-buahan, dan juga tanaman obat.

Misalnya hasil panen cabai yang sering digunakan Ibu Nani untuk memasak makanan
dirumah. Mengingat harga cabai yang sering melonjak, hal ini menjadi solusi ketika harga
cabai naik drastis. Begitu pula dengan daun singkong, bunga pepaya, dan pepaya mengkal
yang biasa iya manfaatkan pula menjadi sayuran masak untuk memenuhi kebutuhan gizi
keluarganya.

Lalu untuk jenis kacang-kacangan ibu Nani memilih untuk menanam kacang tanah.
Karena menurutnya perawatan untuk kacang tanah cukup mudah dan praktis, karena tidak
membutuhkan biaya yang besar untuk membeli pupuk dan penyiraman dilakukan 1 kali
sehari. Untuk pupuk nya sendiri ibu Nani menggunakan pupuk kompos dari sisa-sisa
tumbuhan dan terkadang menggunakan pupuk dari kotoran ayam yang ia pelihara dibelakang
rumahnya.
Untuk buah-buahan ada banyak sekali jenis buah-buahan yang ditanam
diperkarangannya mulai dari pisang kepok, pisang raja, pepaya, jambu air, sawo, mangga,
kelapa, alpukat, belimbing dan jeruk purut. Namun yang sudah sering dipanen adalah pisang
kepok, pisang raja, pepaya ,jambu air, dan jeruk purut. Sisanya sedang dalam masa
pertumbuhan karena ukurannya belum begitu besar. Selanjutnya Ibu Nani juga menanam
beberapa tanaman obat seperti kunyit,lengkuas, lidah buaya dan daun pandan. Yang biasanya
ia gunakan untuk membuat minuman herbal seperti jamu dan sebagai bumbu rempah saat
memasak.

Biasanya saat sudah masuk waktu panen, pisang kepok, pisang raja, dan kacang tanah,
akan dijual kepada penadah yang datang kerumahnya. Transaksi terjadi dirumah sehingga ia
tidak perlu khawatir untuk menjual hasil panennya keluar rumah, mengingat virus Covid-19
masih terus mengintai. Namun tak jarang pula hasil panennya tidak ia jual untuk bersedekah
dan dibagikan ke tetangga-tetangga didekat rumahnya. Dan sisanya ia konsumsi sendiri
beserta suaminya seperti dibuat menjadi panganan olahan. Selain sehat tentunya juga
menghemat pengeluaran rumah tangga.

Alasan yang membuat Ibu Nani dan Suami memanfaatkan perkarangannya untuk
ditanami tanaman pangan adalah karena di usia mereka yang tidak lagi muda dan Sang suami
yang sudah pansiun membuat mereka ingin melakukan kegiatan yang produktif, sarana
olahraga dan juga rekreasi yang dapat menghibur mereka saat stress. Ibu Nani dan suami
memiliki hobi yang sama sehingga bersinergi mewujudkan perkarangan yang indah, rindang
dan bernilai gizi, ekologis dan ekonomis. Terlebih lagi, Covid-19 mendukung mereka untuk
terus berada dirumah dan berkebun dapat mengalihkan ketakutan mereka akan berita-berita
kematian akibat Covid-19 di televisi.

Dengan memanfaatkan perkarangan yang ada membuat keluarga ini merasakan lebih
banyak keuntungannya dibanding kerugian. Sesuai dengan isi artikel dari Dinas Pertanian
Pemerintah Kabupaten Buleleng, Manfaat pekarangan rumah untuk keluarga antara lain :

 Pemenuhan gizi keluarga : ada beberapa tanaman, ternak dan ikan yang dapat
dipelihara di pekarangan dan menghasilkan makanan yang dibutuhkan keluarga.
Seperti umbi-umbian sebagai sumber vitamin, sedangkan ternak dan ikan sebagai
sumber protein dan lemak.
 Sebagai lumbung ternak : hasil dari usaha pekarangan dapat diambil sewaktu-waktu
dan tidak ada musim pacekliknya.
 Apotik hidup : pekarangan dapat ditanami berbagai tanaman obat yang berkhasiat,
jika anggota keluarga sewaktu-waktu sakit dapat ditanggulangi sementara dengan
obat yang ada di pekarangan.
 Menambah penghasilan : pekarangan yang dikelola dengan baik, hasilnya dapat dijual
sebagai sumber pendapatan keluarga karena banyak komoditas yang tidak
membutuhkan lahan yang luas untuk membsudidayakannya.
 Menghasilkan bahan bangunan : jenis tanaman pohon seperti bambu, kelapa, nangka
dan tanaman lainnya yang ditanam di pekarangan dapat dijadikan bahan bangunan
dan kerajinan rumah tangga.
 Sebagai tempat rekreasi keluarga : pekarangan yang ditata dan dirawat secara teratur
akan memberikan keindahan dan rasa tentram bagi orang yang melihatnya

Kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Nani dan suami patut diapresiasi dan dicontoh oleh
seluruh masyarakat.

Kalau kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Nani ini karena inisiatifnya bersama suami
namun dibeberapa daerah justru biasanya Pemerintah Desa membuat program yang
melibatkan warga Desa, khususnya ibu-ibu rumah tangga (melalui keterlibatan ibu-ibu PKK
dan ibu-ibu KWT) dalam memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menunjang dan
memenuhi keperluan sehari-hari.

Pemberdayaan masyarakat ini melibatkan ibu-ibu rumah tangga dalam memanfaatkan


pekarangan rumahnya sebagai warung hidup keluarga. Ibu-ibu rumah tangga pada umumnya
tidak bekerja, mereka hanya beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menyebabkan
mereka memiliki waktu luang yang cukup banyak setelah melakukan tugas rutin sebagai ibu
rumah tangga. Salah satunya dalam ikut membantu ekonomi keluarganya, dengan
memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai warung hidup keluarga.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

a. Memberikan edukasi melalui aspek kognitif, afektif dan psikomotorik bagi warga
tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan sebagai warung hidup keluarga.

b. Menumbuhkan nilai-nilai entrepreneurship (kewirausahaan) bagi warga desa melalui


ibu-ibu rumah tangga umumnya, dan khususnya Tim PKK RT, RW dalam membantu
dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Berdasarkan Journal of Character Education Society, Tim PKM FISIP UNTAM bersama
Pemerintah di Desa Tebas Kuala melakukan program sosialisasi dan optimalisasi
pemanfaatan perkarangan rumah warga. Kegiatan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama
dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya tanaman pangan dalam
menjaga ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan tahap kedua, adalah pembagian bibit
gratis untuk warga sehingga warga dapat mempraktikkannya diperkarangan rumahnya.

Dalam jangka panjang, peran pekarangan akan berdampak positif bagi kesehatan
manusia dan akan menjadi sumber pendapatan rumah tangga. Bertani dipekarangan juga
merupakan upaya untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan di tingkat rumah
tangga atau masyarakat kecil. Jika pemanfaatan lahan pekarangan sudah optimal, dengan
memperhatikan rambu-rambu yang sesuai di masa pandemi, pemanfaatan pekarangan bisa
dijadikan langkah antisipasi jika terjadi gangguan distribusi pangan.

V. KESIMPULAN

Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi keluarga. Memanfaatkan perkarangan rumah
dengan menanam berbagai tanaman gizi merupakan usaha yang mendukung ketahanan
pangan ditingkat Rumah Tangga.

Pemanfaatan perkarangan memiliki beberapa nilai diantaranya :

1. Nilai Gizi : Hasil panen dikonsumsi untuk pemenuhan gizi keluarga yang jelas lebih
sehat karena ditanam sendiri tanpa pestisida.
2. Apotik Hidup : Tanaman obat dapat digunakan menjadi apotik hidup keluarga
3. Ekologis : Dengan menanam perkarangan dengan tanaman pangan akan menjaga
kelestarian lingkungan, menambah daerah resapan, memberi kerindangan disekitar
rumah dan membudidayakan beberapa varietas tanaman.
4. Ekonomis : Masyarakat dapat memanfaatkan hasil panennya untuk dijual dan menjadi
sumber pendapatan atau dalam kata lain membantu ekonomi rumah tangga.

Mendukung ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun juga
tanggung jawab bersama. Jika seluruh masyarakat dapat menjamin ketersediaan
pangannya sendiri maka tidak akan ada lagi masalah-masalah ketahanan pangan dan
masalah gizi buruk yang terjadi di Indonesia, sehingga dapat menekan angka kesehatan
masyarakat dan menurunkan angka gizi buruk.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Indrianeu, T., Hilman, I., Singkawijaya, E.B. and Mulyanie, E., 2021. PEMANFAATAN
PEKARANGAN RUMAH UNTUK MENINGKATKAN KETAHAN PANGAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19. E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2),
pp.231-240.

Raisa, D.M., Ahmad, A., Nurdin, F., Qinayah, M. and Alamsyah, R., 2021. Optimalisasi
Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Penyediaan Sayuran untuk Memperkuat Ketahanan
Pangan di Masa Pandemi COVID-19. Tarjih: Agribusiness Development Journal, 1(2),
pp.58-63.

Solihah, R., 2020. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Pekarangan Sebagai


Warung Hidup Keluarga Di Desa Kutamandiri Kecamatan Tanjungsari. Kumawula: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), pp.204-215.

Herlan, H., Sikwan, A., Listiani, E.I., Yulianti, Y. and Efriani, E., 2022. SOSIALISASI
PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH UNTUK KETAHANAN PANGAN
KELUARGA PADA MASA PANDEMI COVID-19. JCES (Journal of Character Education
Society), 5(1), pp.19-28.

Parawansah, P., Esso, A. and Saida, S., 2020. Sosialisasi Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Ditengah Pandemi di Kota
Kendari. Journal of Community Engagement in Health, 3(2), pp.325-328.

https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pemanfaatan-pekarangan-rumah-89

Anda mungkin juga menyukai