PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan oleh Dwiratna, N.P. S.,1 Widyasanti, A.,1 dan
Rahmah, D.M.1 dengan judul” Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan
Menerapkan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari. Dari hasil kegiatan yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) pada dasarnya warga
masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga di Desa Rawa dan Desa
Lumbungsari telah menerapkan pemanfaatan lahan pekarangan.
Gizi merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemelihara kesehatan. Gizi juga diatur
menurut pasal 20 undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
dinyatakan bahwa perbaikan gizi diselenggarakan untuk mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan gizi dan meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi,
pencegahan, penyembuhan, dan atau pemulihan akibat gizi salah.
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck,
2000 :1).
B. Rumusan Masalah
1. Umbi
Sayuran yang memanfaatkan bagian umbi-umbian seperti tanaman
wortel, singkong, tanaman kentang, dan lain - lain dapat diolah
sebagai bahan pangan. Umbi merupakan bagian berbentuk akar atau
batang yang membesar bagi tanaman.
2. Buah
Sayuran yang memanfaatkan bagian pada jenis tanaman buah sebagai
bahan pangan. Walaupun sama berbentuk buah namun faktanya jenis
sayuran ini kebanyakan digunakan sebagai bahan pelengkap sayuran
sehingga buah ini dikelompokkan ke dalam kategori sayuran. Sebagai
contoh cabai, tanaman tomat, pare, terong, ataupun mentimun dan
labu.
3. Bunga
Bagian arti bunga tanaman juga biasanya digunakan sebagai sayuran
atau bahan pangan. Misalnya brokoli atau bunga kol bahkan bunga
pisang biasanya digunakan sebagai bahan pangan yang diolah untuk
konsumsi sayur mayur. Dan biasanya sayuran bunga cukup populer
untuk dikonsumsi.
4. Daun
Bagian sayuran berupa daun umumnya paling populer dijumpai di
pasaran ataupun mudah untuk dibudidayakan sendiri di pekarangan
ataupun di lahan sendiri. Sebagai contoh jenis tanaman sayur ini
adalah bayam, tanaman sawi, singkong, melinjo, dan kangkung.
5. Polong
Sayuran polong memang banyak yang tidak kenal atau tidak populer
karena hanya sebagian yang membudidayakan dan penggunannya
tidak sebanyak seperti pada tanaman sayuran bunga, buah, dan daun
yang mudah untuk menjadi bahan menu utama atau bahan campuran.
6. Batang
Jenis sayuran ini memanfaatkan bagian dari batang tanaman.
Meskipun tidak banyak yang menggunakan namun jenis tanaman
sayur ini cukup enak untuk dikonsumsi. Umumnya sayuran ini
dikonsumsi pada restoran ataupun hotel- hotel. Termasuk jenis
sayuran ini antara lain tanaman asparagus dan rebung.
Berikut fungsi yang menjadi manfaat pada tanaman sayur antara lain:
C. Gizi
1. Pengertian Gizi.
Gizi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses perubahan dari semua
jenis makanan yang dapat masuk ke dalam tubuh, yang gunanya dapat
mempertahankan kehidupan kita (Tuti Sunardi). Gizi juga merupakan unsur yang
terkandung didalam makanan, yang dimana unsur-unsur itu dapat memberikan
suatu manfaat bagi tubuh yang ketika mengkonsumsinya dapat menjadi sehat
(Chairinniza K. Graha).
Gizi merupakan suatu bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh
kembang anak, maka sehingga pemenuhan kebutuhan gizi harus secara akurat
turut menentukan kualitas untuk tumbuh kembang, dan sebagai sumber daya
manusia untuk dimasa yang akan datang.
1. Fungsi Gizi
Fungsi Gizi adalah :
a. Memberi energi seperti karbohidrat, lemak, protein, oksidasi zat
gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan aktifitas / kegiatan.
b. Sebagai sumber tenaga (karbohidrat) antara lain nasi, ketela, dan
singkong.
c. Sebagai sumber pengatur (vitamin, mineral dan serat), pada sayur
dan buah.
d. Sebagai sumber pembangun (protein dan lemak), terdapat pada
lauk pauk. Hal ini berfungsi untuk pertumbuhan dan pengganti sel
yang rusak.
2. Dampak Gizi Bagi Anak
Ada dua dampak gizi yang mempengaruhi tumbuh - kembang anak, yaitu:
a. Dampak Psikologis
Dampak psikologis mencakup tiga aspek, diantaranya:
1. Psikodinamik (teori Freud.
Bahwa pada usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah
kebutuhan dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak
mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan oral saat makan.Adapun
dampak yang diperoleh bayi adalah berupa kepuasan.
2. Psikososial (teori Erikson).
Dampak psikososial yang didapatkan adalah tercapainya rasa
percaya dan tidak percaya. Dalam konteks ini, makanan dapat
merupakan stimulasi yang dapat meringankan rasa lapar anak.
Adapun pemuasan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat
memengaruhi kepercayaan anak pada lingkungannya, terutama
keluarga.
3. Maturasi organik (teori Piaget).
Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah
pengalaman mendapatkan stimulasi sensoris, seperti rasa atau
pengecapan, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Melalui
aktivitas makan, anak sekaligus meningkatkan keterampilannya
seperti memegang cangkir atau gelasnya, sendok serta keterampilan
koordinasi gerak seperti menyuap dan menyendok makanan.
b. Dampak fisiologis
Asupan gizi yang tepat untuk anak, mulai dari usia bayi, batita,
prasekolah, usia sekolah bahkan remaja akan sangat berdampak pada
pertumbuhan fisik yaitu anak akan bertambah berat dan bertambah tinggi
badannya selain itu, ada tiga fungsi pemberian makan yang perlu diketahui, yaitu:
1. Fungsi fisiologis, artinya memberikan nutrisi sesuai kebutuhan agar
tercapai tumbuh-kembang yang optimal.
2. Fungsi psikologis, yaitu penting dalam pengembangan hubungan
emosional ibu dan bayi sejak awal.Fungsi sosial – edukasi, yaitu
melatih anak mengenal makanan serta keterampilan makan.
D. Kerangka Berpikir
Pemanfaatan pekarangan rumah yang paling cocok dilakukan adalah
dengan ditanami oleh tanaman sayur. Penanaman tanaman sayur sebagai upaya
pemanfaatan pekarangan rumah dapat menjadi salah satu penyediaan gizi anak.
Selain penyediaan gizi sehat anak, usaha yang dilakukan jika dikelola secara
intensif sesuai dengan potensi pekarangan, juga dapat memberikan sumbangan
pendapatan bagi keluarga.
Pekarangan Rumah
Penanaman Sayur
Meningkatkan Gizi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di pekarangan rumah warga Desa
Lerahinga Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian terjadi pada bulan Januari sampai Maret 2022.
1) Wawancara
Wawancara adalah kegiatan untuk memperoleh informasi dalam hal
ini, teknik yang kami gunakan untuk memperoleh data tentang gizi
anak di Desa Lerahinga.
2) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data lapangan dalam suatu
penelitian.
3) Dokumentasi
Teknik pengumpulan, pengolahan, pemilihan, dan juga penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan yang memberikan atau
mengumpulkan bukti terkait sebagai hasil dari penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi informasi.
Saat melakukan sebuah penelititan, kita perlu menganalisis data agar data tersebut
mudah dipahami.
Teknik penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
(1) Reduksi Data.
(2) Display Data dan,
(3) Penarikan Kesimpulan.
Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai teknik penganalisisan data yang
digunakan.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data dilakukan terus
menerus selama penelitian dilaksanakan. Reduksi data merupakan
wujud analisis yang menajamkan, mengarahkan data berkaitan
dengan Dampak Penanaman Sayur di Pekarangan Rumah Untuk
Meningkatkan Gizi Anak di Desa Lerahinga.
b. Display Data (Penyajian Data)
Pada tahapan ini disajikan data hasil temuan dilapangan dalam
bentuk teks naratif, yaitu uraian verbal tentang “Dampak
Penanaman Sayur di Pekarangan Rumah Untuk Meningkatkan
Gizi Anak di Desa Lerahinga”. Setelah data terfokus dan
dispesifikasikan, penyajian data berupa laporan dibuat. Tetapi bila
data yang disajikan perlu direduksi lagi, maka reduksi dapat
dilakukan kembali guna mendapatkan informasi yang lebih
sesuai. Setelah itu data disederhanakan dan disusun secara
sistematik tentang hal-hal yang dapat memberi gambaran tentang
konsep, perencanaan, pengelolaan, dan hasil yang telah dicapai.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya mencari
makna dari komponen-komponen data yang disajikan dengan
mencermati pola-pola, keteraturan, penjelasan, konfigurasi dan
hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan
verifikasi dilakukan peninjauan terhadap penyajian data dan catatan
dilapangan melalui diskusi dan arahan pembimbing.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.
1. Gambaran Lokasi Penelitian.
Lerahinga merupakan salah satu desa yang ada di distrik Lebatukan
Kabupaten lembata Provinsi Nusa tenggara timur. Desa ini merupakan satu
dari 15 desa dan kelurahan yang ada di disktrik Lebatukan. Desa
Lerahinga memiliki jumlah penduduknya sebagian besar bersuku daerah
Flores, sebagian besar penduduknya bermata pencariannya sebagai petani.
Desa Lerahinga memiliki jumlah penduduk sebanyak 502 jiwa, terdiri dari
tiga dusun yakni Dusun Bolitobo, Lelalein, Belamaung, dengan jumlah
kepala keluarga 130 yang terbagi menjadi 52 Kepala Keluarga pada dusun
Bolitobo, 38 Kepala Keluarga pada Dusun Lelalein, dan 40 Kepala
Keluarga pada Dusun Belamaung. Rata-rata pendidikan masyarakat Desa
Lerahinga adalah tamat SD sederajat, sedangkan rata-rata mata
pencariannya adalah petani.
2. Letak dan Batas Geografis Desa.
Desa Leahinga berada pada wilayah pesisir pantai Utara dan berada pada
jalur jalan Trans Lembata. Secara geografis, desa Lerahinga berbatasan
dengan:
1) Sebelah Utara dengan Teluk Waienga;
2) Sebelah Selatan dengan Desa Banitobo dan Desa Lamalela;
3) Sebelah Barat dengan Desa Hadakewa;
4) Sebelah Timur dengan Desa Waienga.
3. Iklim dan Topografi Desa
a. Iklim
Desa Lerahinga secara umum beriklim tropis dengan musim panas
dari bulan Mei sampai dengan November sedangkan musim hujan
rata-rata bulan Desember sampai dengan April.
b. Topografi
Dataran rendah terbentang pada bagian Utara di pesisir pemukiman
sepanjang 1.000 m dan kearah selatan berdampingan dengan kaki
bukit dan daerah permukiman sepanjang 400 m. Sebagian besarnya
wilayah perbukitan, menuju perbatasan Desa Banitobo dan Lamalela
yang curah hujannya tidak menentu karena perubahan iklim yang
membuat petani kurang mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.
c. Luas Wilayah dan Administrasi Pemerintah
1) Luas Wilayah Desa Lerahinga adalah 17,65 km2,pemukiman:
hambatan yang selama ini berkembang yang menjadi
permasalahan adalah masih banyak tempat-tempat / kintal rumah
yang kosong dan tidak terawat, masih ditumbuhi pohon-pohon
daa tanaman lain yang tidak pada tempatnya sehingga
menyebabkan lingkungan yang kurang tertata.
2) Pekuburan : penataan lokasi pekuburan belum dilakukan secara
baik karena belum ada desain, walaupun ada penambahan luas
areal yang sepanjang ini belum memiliki sertifikat.
3) Pendidikan : lokasi ini belum memiliki sertifikat sementara telah
diajukan untuk akreditasi sekolah.
4) Tempat fasilitas umum lainnya belum dibuat sertifikat.
5) Lokasi pertanian : menyebar diwilayah perbukitan kampung lama,
walaupun lokasi pertanian telah di bagikan namun banyak yang
belum dikelola secara baik.
4. Profil Desa Lerahinga
a. Visi dan Misi
1) Visi
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan potensi yang ada di
Desa Lerahinga maka dapat dirumuskan visi Desa Lerahinga
Tahun 2016-2021 yaitu : “Terwujutnya Masyarakat Desa
Lerahinga yang Mandiri, Religius dan Sejahtera.”
2) Misi
Misi membangun Desa adalah sesuatu yang diemban atau
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, sesuai visi Pembangunan
Desa yang telah di tetapkan agar tujuan Pembangunan Desa
dapat terlaksan dan berhasil dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam rangka memberikan kemudahan bagi
penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan, maka misi
pembangunan Desa Lerahinga Tahun 2016-2021 dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a) Membangun Desa dengan kearifan Lokal.
b) Mengedepankan partisipasi dan semangat Gemohing
dan/atau gotong-royong;
c) Meningkatkan Iman Umat dalam beragama, Bermoral,
dan Beretika;
d) Membangun ekonomi kerakyatan dan kehidupan
berkoperasi;
e) Membangun profil dan tata ruang Desa;
f) Membangun sarana prasarana dan infrastruktur Desa.
2. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pekarangan rumah mempunyai peran sangat penting, pekarangan
rumah bukan hanya untuk menanam bunga melainkan menanam sayuran
untuk dikomsumsi yang berguna bagi tubuh karena tidak ada zat kimia
yang mempengaruhi sayuran tersebut. Sayuran tersebut dapat dikonsumsi
oleh masyarakat Lerahinga khususnya pada anak usia 7 bulan-5 tahun
dimana sayuran tersebut mempunyai kandungan gizi yang baik untuk
meningkatkangizi anak.
Sayuran yang di tanam di pekarangan juga dapat membantu
menambah penghasilan keluarga. Oleh karena itu pemanfaatan
pekarangan untuk menanam sayur membutuhkan Proses pemeliharaan
sayuran yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan yang baik.
3. Dokumentasi
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mencantumkan bukti-bukti
yang diperoleh menggunakan HP mulai dari bulan januari – maret.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka di simpulkan bahwa :
1. Kurangnya pemanfaatan pekarangan rumah untuk penanaman