Anda di halaman 1dari 16

Berhemat Dengan Warung Hidup Di

Pekarangan

Sumber : 2023
http://cybex.pertanian.go.id/xms/files/1/202106/5a39ea2807c295b331daa72d53919589.jpg

Warung hidup adalah tanaman yang ditanam pada lahan


pekarangan yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dapur
seperti sayuran, bumbu, dan buah buahan. Tanaman ini bisa
ditanam di pekarangan langsung, bisa juga ditanam dalam pot,
poly bag, plastik bekas, karung bekas, kaleng biskuit, bekas
ember cat, dan wadah lainnya. Tanaman warung hidup yang
mudah ditanam misalnya terong, cabe rawit, tomat, jambu biji,
daun salam, serai, aneka rempah, singkong, ubi, pisang, pare,
dan daun ginseng. Jika di pekarangan rumah kita memiliki
warung hidup tentulah dapat mengurangi pengeluaran membeli
sayuran, bumbu dan buah. Kebutuhan perut keluarga terpenuhi
dan tentu sehat,apalagi jika diolah dengan serius, meski dengan
lahan yang kecil,dapat juga menjadi penghasilan tambahan
keluarga. Kegiatan menanam sayuran ini merupakan salah satu
kegiatan untuk mendukung kegiatan P2L di KWT “Sekar
Arum” Desa Gadu Kecamatan Sambong yang dilaksanakan
pada bulan Mei 2021.
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari menanam apotik
hidup dan warung hidup di halaman rumah. Berikut ini
Keuntungan Menanam Apotik Hidup dan Warung Hidup di
Pekarangan Halaman Rumah:
Sebagai penghijauan halaman rumah yang sangat bermanfaat
bagi kesegaran lingkungan sekitarnya.
1. Sebagai persediaan obat-obatan alami, misalnya ketika si
kecil memar karena jatuh maka bisa mengambil umbi
kencur , lengkuas, kunci dll
2. Yang kita tanam kemudian ditumbuk dan dioleskan pada
luka memar.
3. Sebagai bahan persediaan kebutuhan dapur terjamin bila
dipekarangan rumah tersedia cabe rawit, daun seledri atau
daun bawang, tomat, singkong,  daun pandan, suji dan
daun salam maka kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi.
4. Memanfaatkan daun yang berguguran dan sampah organik
sebagai pupuk organik, bagi tanaman kita.
5. Hobi yang mendatangkan nilai tambah bagi keluarga.
Agar mendapatkan hasil sayuran atau bumbu dapur yang bisa
memenuhi kebutuhan harian,  ditanam/dibudidayakan  secara
vertical , hal ini yang dilaksanakan oleh anggota KWT SEKAR
ARUM, untuk memanfaatkan pekarangan agar indah dan
bermanfaat . Dengan secara berkelompok : menyemai bersama-
sama kemudian dibagi , sehingga jumlah tanaman tiap anggota
hampir sama, namun penataannya yang berbeda.
Jenis-Jenis Tanaman Warung Hidup

Sumber : 2022
https://i0.wp.com/elanoliving.com/wp-content/uploads/2022/04/Tanaman-rumah-di-warung-
hidup.jpg?resize=768%2C512&ssl=1

Sebelum mulai berkebun secara produktif dengan warung hidup,


Anda harus mengenali jenis-jenis tanamannya terlebih dahulu.
Tanaman yang termasuk kelompok warung hidup antara lain:
 Cabai dan tomat.
 Terong, pare, dan timun.
 Sawi, kangkung, dan bayam.
 Kacang panjang dan buncis.
 Bawang putih, daun salam, serai, dan lainnya.
Kegunaan Warung Hidup di Rumah

Sumber : 2023

https://i0.wp.com/elanoliving.com/wp-content/uploads/2022/04/Tanaman-rumah.jpg?
resize=768%2C512&ssl=1

Anda bisa memperoleh beragam manfaat ini jika memiliki


warung hidup di rumah:
 Memanfaatkan sisa lahan rumah sebaik mungkin.
 Menghasilkan produk konsumsi organik karena bebas
bahan-bahan kimia.
 Menghemat pengeluaran untuk belanja bahan makanan.
 Mengisi waktu senggang bagi ibu rumah tangga yang
seharian berada di rumah.
 Alternatif kegiatan yang cocok untuk quality time keluarga.
Langkah Praktis Membuat Warung Hidup

Sumber : 2022
https://i0.wp.com/elanoliving.com/wp-content/uploads/2022/04/membuat-kebun-warung-hidup-
di-rumah.jpg?resize=768%2C512&ssl=1
Membuat warung hidup sebenarnya tak sesulit yang
dibayangkan banyak orang. Anda hanya perlu mengikuti
beberapa langkah ini bila ingin segera memulainya:
 Mulailah dengan menyiapkan lahan untuk bercocok tanam.
Jika ada lahan rumah yang terdiri dari tanah padat, Anda
harus menggemburkannya dulu agar tanaman lebih mudah
tumbuh. Anda juga dapat memberikan pupuk kompos atau
pupuk kandang pada lahan tersebut sebelum mulai
ditanami bibit. Tanah yang cukup luas dapat dimanfaatkan
untuk menanam kentang, wortel, kacang-kacangan
sehingga dapat tumbuh maksimal. Sedangkan jenis
tanaman warung hidup lainnya berupa palawija bisa
ditanam pada wadah kecil seperti pot atau kaleng.
 Keterbatasan lahan bukanlah halangan untuk berkebun.
Anda dapat membuat vertical garden atau sistem
hidroponik yang tidak membutuhkan lahan besar. Jika
tidak memiliki persediaan pot dalam jumlah banyak,
manfaatkan saja bahan-bahan yang tersedia, misalnya
toples-toples bekas atau botol bekas kemasan air mineral.
Wadah-wadah kecil dapat dimanfaatkan untuk menyemai
bibit. Ketika bibit mulai besar, Anda pun dapat
memindahkannya ke wadah yang lebih besar agar
pertumbuhannya maksimal.
 Jika sudah menyiapkan lahan dan tempat untuk menyemai
bibit, Anda bisa memilih bibit tanaman sesuai keinginan.
Pilihlah bibit sayuran yang sering dikonsumsi keluarga.
Sebaiknya Anda menanam tiga hingga lima jenis bibit
sekaligus karena proses panennya tak akan berlangsung
serempak. Saat satu jenis bibit sudah dipanen, Anda bisa
menanam bibit baru sembari menunggu bibit tanaman lain
yang mulai besar.
 Jangan lupa menyiapkan popok alami untuk menyuburkan
tanaman warung hidup. Anda dapat memanfaatkan daun-
daun kering dan sisa makanan untuk membuat pupuk
kompos. Selain lebih hemat, pupuk alami juga tidak
mengandung bahan kimia sehingga hasil panen lebih sehat
dan aman dikonsumsi.
 Tak ada salahnya menanam bunga di antara tanaman
warung hidup. Beberapa jenis bunga ternyata mampu
menghasilkan serbuk-serbuk yang mengandung nutrisi
untuk tanaman lain. Salah satu jenis bunga yang dicocok
sebagai selingan adalah lavender. Tak cuma membantu
memenuhi nutrisi tanaman lain, bunga lavender juga akan
membuat warung hidup tampak lebih indah.
 Anda patut memeriksa kelembapan tanah dan intensitas
sinar matahari yang mengenai tanaman. Alangkah lebih
baik bila posisi warung hidup Anda sesuai dengan arah
matahari terbit. Siramlah seluruh tanaman satu hari sekali
agar tanahnya tetap lembap, kecuali saat turun hujan.

Nanti, Anda pasti senang sekali bila bisa panen sayuran


dan bahan makanan lainnya dari warung hidup yang ada
di rumah. Jadi, daripada bermalas-malasan, yuk gunakan
waktu senggang untuk berkreasi dengan warung hidup di
halaman rumah.

Warung Hidup : Wujud Nyata Ketahanan


Pangan Masyarakat Masa Pandemi Covid-19

Sumber : 2023
https://i.ibb.co/8svtNPD/Whats-App-Image-2020-07-19-at-22-25-45-4.jpg

Salah satu program yang dilakukan di Kelurahan Bringin yaitu


pembuatan warung hidup untuk meningkatkan ketahanan
pangan. Warung hidup merupakan menanam pada lahan sempit
dengan berbagai jenis tanaman yang bisa dimakan. Program ini
diambil berdasarkan situasi saat ini ada masyarakat yang tidak
bisa bekerja atau pendapatan menurun pada pandemi Covid-19,
sehingga diharapkan program ini dapat membantu dalam
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sekitar. Bahan pangan
yang sehat juga dibutuhkan untuk dapat menjaga imunitas pada
masa new normal.
Jumat (16/7/2020) dilakukan sosialisasi mengenai warung hidup
dan pelatihan berupa menanam kangkung. Ibu-ibu yang
mengikuti kegiatan ada 5 orang tampak antusias dan
mendukung diadakannya program tersebut. “ Saya setuju
dengan pembuatan warung hidup karena saya sering makan
sayuran yang dipanen sendiri dari kebun” kata bu Purwanti
(16/7/2020)..
Sosialisasi dimulai dengan menjelaskan pengertian, manfaat,
pembuatan, dan perawatan Warung Hidup dengan media leaflet.
Pengetahuan mengenai warung hidup sudah didapat maka juga
harus diprakterkan dengan menanam kangkung. Kangkung
dipilih karena mudah untuk tumbuh, tahan hama penyakit, cepat
panen yaitu 21 hari, dan disukai oleh masyarakat. Harapannya
masyarakat mau dan terus merawat warung hidup sebagai
penghasil kebutuhan pangannya.

Pemanfaatan pekarangan sekitar rumah


Sumber : 2022

http://jombangkab.go.id/uploads/gambar/upload_f59ff1f19150138f79a55cda08ab7da0.jpg

Pekarangan merupakan  sebidang tanah di sekitar rumah yang


mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan
pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga.
Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung
hidup atau apotik hidup. Sebagai lumbung hidup
diharapkan menyimpan bahan pangan hasil dari
halaman/pekarangan untuk cadangan pangan keluarga. Sebagai
warung hidup diharapkan hasil panen dari pekarangan dapat
dikonsumsi keluarga atau dijual sebagai tambahan keperluan
lainnya. Sebagai apotik hidup, pekarangan yang ditanami
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) bisa untuk pertolongan
pertama dan menjaga kesehatan. Pemanfaatan Pekarangan
adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu
berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan
menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam
secara terus menerus, guna pemenuhan gizi
keluarga. Pekarangan rumah kita dapat kita manfaatkan sesuai
dengan selera dan keinginan kita. Misalnya dengan menanam
tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-
rempah,obat-obatan dan juga bisa untuk memelihara ternak.
Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan
memberi keuntungan ganda, salah satunya adalah kepuasan
jasmani dan rohani. 
Manfaat pekarangan rumah untuk keluarga antara lain :
1. Pemenuhan gizi keluarga : ada beberapa tanaman, ternak
dan ikan yang dapat dipelihara di pekarangan dan
menghasilkan makanan yang dibutuhkan keluarga.
2. Seperti umbi-umbian sebagai sumber vitamin, sedangkan
ternak dan ikan sebagai sumber protein dan lemak.
3. Sebagai lumbung ternak : hasil dari usaha pekarangan
dapat diambil sewaktu-waktu dan tidak ada musim
pacekliknya.
4. Apotik hidup : pekarangan dapat ditanami berbagai
tanaman obat yang berkhasiat, jika anggota keluarga
sewaktu-waktu sakit dapat ditanggulangi sementara dengan
obat yang ada di pekarangan.
5. Menambah penghasilan : pekarangan yang dikelola dengan
baik, hasilnya dapat dijual sebagai sumber pendapatan
keluarga karena banyak komoditas yang tidak
membutuhkan lahan yang luas untuk
membsudidayakannya.
6. Menghasilkan bahan bangunan : jenis tanaman pohon
seperti bambu, kelapa, nangka dan tanaman lainnya yang
ditanam di pekarangan dapat dijadikan bahan bangunan
dan kerajinan rumah tangga.
7. Sebagai tempat rekreasi keluarga : pekarangan yang ditata
dan dirawat secara teratur akan memberikan keindahan dan
rasa tentram bagi orang yang melihatnya.

KKN New Reality: Kuatkan Pangan di Masa Pandemi


dengan Warung Hidup
Sumber : 2022
https://lldikti5.kemdikbud.go.id/assets/images/posts/medium/t
n_lldikti5_20210414045754.jpg
Pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) yang tengah
mewabah membuat berbagai bahan pangan sangat dibutuhkan.
Sayur-mayur menjadi bahan pokok yang penting dikonsumsi
agar imun tetap terjaga. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Reguler 81 New Reality Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
turut serta menguatkan bahan pokok di Dukuh Tempel,
Sidomulyo, Bambanglipuro dengan mendirikan warung hidup.
Warung hidup dapat menjadi solusi warga dalam memenuhi
kebutuhan pangan dengan menanam berbagai jenis sayur di
halaman rumah. Mahasiswa KKN memberikan benih sayuran
kepada warga, serta mengajarkan merawat sayuran dengan
pupuk organik.
Robbi Irhamni Alhas selaku Humas KKN unit XI B.2
menuturkan bahwa lahan di dusun Tempel sangat potensial.
“Lahan di dusun Tempel sangat bagus untuk bercocok tanam.
Selain itu, di masa pandemi ibu-ibu dapat mengisi waktu luang
dengan bercocok tanam. Menanam dengan polybag di halaman
rumah menjadi solusi bagi warga yang kekurangan lahan,”
ujarnya.
Tomat, cabai, dan beberapa jenis sayuran yang digemari,
menjadi tanaman yang ada di warung hidup. Tujuan
dibentuknya warung hidup agar masyarakat dapat
memaksimalkan lahan kosong di pekarangan rumah dengan
menanam sayur yang nantinya dapat dipetik kapan saja dan
tidak perlu membeli.
“Warung hidup mengajarkan masyarakat untuk mandiri dalam
memenuhi kebutuhan pangan, serta memaksimalkan lahan
kosong di halaman rumah. Mengingat, harga bahan pokok di
masa pandemi ini mengalami kenaikan. Warung hidup membuat
masyarakat dapat mengurangi pengeluaran belanjaan. Sayuran
yang ditanam sendiri lebih terjamin kualitasnya dan ekonomis,”
tandas Robbi di akhir sesi wawancara.

Warga Perumahan SUPM Tegal Jogo Tonggo dengan


Warung Hidup

Sumber : 2022

https://jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2020/05/IMG-20200507-WA0046.jpg

Warga RT 6 RW 3 di Perumahan SUPM Kelurahan Tegalsari


Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal menerapkan konsep Jogo
Tonggo yang dicetuskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo.
Secara gotong royong, warga membuat
apotek dan warung hidup di lahan kosong perumahan mereka.
Lahan itu ditanami aneka sayuran, empon-empon dan bumbu
masak lainnya. Selain itu, ada pula ember-ember berjajar berisi
ikan lele dengan bagian atas ditanami kangkung dan sawi, yang
dikenal dengan budidaya ikan dalam ember.
“Jadi kami gunakan tempat ini sebagai tempat menanam
kebutuhan sehari-hari. Kalau ada masyarakat yang
membutuhkan, diambilkan dari sini,” kata Ketua RW, Edi
Warsito.
Selain apotek dan warung hidup, di lokasi itu juga dibuat
lumbung pangan. Lumbung tersebut digunakan untuk
menampung bantuan dari luar perumahan atau bantuan dari
jimpitan masyarakat.
Karena masyarakatnya mayoritas mampu secara ekonomi,
bantuan tersebut juga diserahkan kepada pihak luar, misalnya
para guru ngaji dan masyarakat yang terdampak di luar RW.
“Lumbung pangan kami gunakan untuk menampung bantuan
baik dari luar atau dari internal warga. Alhamdulillah jimpitan
warga mampu masih berjalan dan kami gunakan untuk
membantu masyarakat yang membutuhkan,” tambah pengurus
lumbung pangan, Witoyo.
Mendengar kabar itu, Ganjar tertarik untuk melihat secara
langsung. Kamis (7/5/2020) pagi, Ganjar menyempatkan waktu
menengok aktivitas warga di lokasi itu.
“Saya senang, meskipun di perkotaan aktivitas masyarakat
untuk gotong royong antarmasyarakat masih berjalan. Ada
apotek hidupnya, ada warung hidupnya yang berisi aneka
sayuran, lele dan macem-macem yang bisa untuk dikonsumsi
sendiri,” puji Ganjar.
Apotek dan warung hidup, menurut Ganjar, menjadi salah satu
cara bertahan di tengah pandemi. Apalagi, di lokasi itu ada
lumbung pangan dan warga mengaktifkan jimpitan masyarakat.
“Ini sebenarnya bagian dari kita mencukupi kebutuhan bagi
mereka yang kekurangan atau perlu makan. Ini spirit gotong
royong, sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan dari
pemerintah,” tandasnya.
Ganjar meminta daerah lain mencontoh kegiatan yang dilakukan
di lokasi itu. Ia juga meminta masyarakat untuk memperhatikan
ibu hamil dan menyusui.
“Tolong saya titip ibu hamil dan menyusui diperhatikan. Jangan
sampai mereka gizinya kurang sehingga generasi kita nantinya
bisa stunting,” pungkasnya. (Humas Jateng)

Ibm Budidaya Warung Hidup Dengan Teknik Wick


System Untuk
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Perkotaan
Sumber : 2022 https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwww.haidunia.com
%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2Fwick-system-
hidroponik.jpeg&tbnid=q17ll5cJzVsVmM&vet=12ahUKEwifzePQpKb_AhWR0XMBHRxQC
MwQMygAegUIARCfAQ..i&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.haidunia.com%2Fmau-
berhidroponik-coba-sistem-sumbu-wick-system-dijamin-berhasil
%2F&docid=9G5W34iOydfi6M&w=1280&h=960&q=Penerapan%20wick
%20system&client=firefox-b-
d&ved=2ahUKEwifzePQpKb_AhWR0XMBHRxQCMwQMygAegUIARCfAQ

Masyarakat di wilayah kelurahan Wonosari, Kecamatan


Ngaliyan, Kota Semarang mencanangkan program adanya
warung hidup. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak mengalami
kendala, seperti keterbatasan lahan, banyak masyarakat yang
belum mengetahui tata cara tanam, dan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat. Solusi yang bisa
diterapkan adalah budidaya tanaman sayuran pada lahan sempit
dilakukan dengan cara menggunakan media pot maupun
polibag. Teknik budidaya yang biasa diterapkan oleh
masyarakat sederhana yaitu menggunakan media tanah dengan
campuran bahan-bahan organik seperti pupuk kompos, kotoran
ternak, bokashi, serbuk gergaji dan lain-lain. Hasil kajian
empiris menyatakan bahwa usaha dipekarangan jika dikelola
secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping
dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat
memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga (Ashari et al.
2012).Beberapa faktor kunci yang perlu dicermati untuk
keberhasilan dan keberlanjutan secara lestari dari
pengembangan optimalisasi lahan pekarangan ini adalah: (i)
para petugas lapangan setempat dan ketua kelompok sejak awal
harus dilibatkan secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan; (ii) ketersedian benih/bibit, penanganan
pascapanen dan pengolahan serta pasar bagi produk yang
dihasilkan. Untuk itu, diperlukan penumbuhan dan penguatan
kelembagaan benih/bibit, pengolahan hasil dan pemasaran,
pengaturan pola dan rotasi tanaman; (iii) untuk menuju pola
pangan harapan diperlukan model diversifikasi yang dapat
memenuhi kelompok pangan bagi keluarga; (iv) komitmen
dan dukungan serta fasilitasi dari pengambil kebijakan
utamanya Pemerintah Daerah untuk mendorong implementasi
model inovasi teknologi. (Saliem, 2011).
Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung
hidup atau apotik hidup. Dalam kondisi tertentu, pekarangan
dapat memanfaatkan kebun/ rawa di sekitar rumah (Riah, 2005).
Pemanfaatan pekarangan adalah pekarangan yang dikelola
melalui pendekatan terpadu. Kegiatan dengan menanam
berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan
menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam
secara terus-menerus, guna pemenuhan gizi keluarga (Riah,
2005). Tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran seringkali
menjadi tanaman pokok yang ditanam di lahan
pekarangan.Tanaman hortikultura termasuk tanaman yang
secara tidak langsung memiliki nilai keindahan.
Pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan dengan tiga
model penanaman yaitu penanaman secara konvensional,
penanaman dengan menggunakan pot dan penanaman
secara vertikultur. Wick system juga dikenal dengan istilah
capillary wick system (CWS) yang merupakan suatu sistem
pengairan dengan menggunakan prinsip kapilaritas. Sistem
sumbu dalam teknik hidroponik dikenal sebagai sistem pasif
karena tidak ada bagian yang bergerak, kecuali air yang
mengalir melalui saluran kapiler dari sumbu yang digunakan.
Sistem sumbu memanfaatkan prinsip kapilaritas dimana larutan
nutrisi diserap langsung oleh tanaman melalui sumbu. Sistem ini
merupakan sistem yang paling sederhana. Beberapa kelebihan
dari sistem ini yaitu tidak memerlukan biaya investasi yang
besar, dapat memanfaatkan barang bekas, dan bahan yang
digunakan mudah dicari

Anda mungkin juga menyukai