Anda di halaman 1dari 15

JURNAL TUNAS SILIWANGI

ISSN : 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)


Vol.5 | No.1 | April 2019
METODE FONIK DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA PERMULAAN BAHASA INGGRIS ANAK
USIA DINI
Sharina Munggaraning Westhisi
PG-PAUD IKIP SILIWANGI
sharinawesthisi@gmail.com

Abstract
This research aims to investigate the implementation of phonics method in early reading of
English for young learners. A case study is conducted in I Can Read, an English course
institution in Bandung. The research analyzes the activity sequences and obstacles faced by
the teachers during the implementation of phonics method. Thematic analysis was employed
to interviews data, observation notes, and related documents. This research finds that the
activity sequences are adjusted to the children’s needs. Moreover, the obstacles are the
limitation of time and the diversity of the young learners’ ability. Furthermore, the teachers
believe that the phonics method in early reading of English for young learner is appropriate as
the sequences start from phonological awareness, introduction to letters sounds, up to
blending sounds. It could be collaborated with games and stories in order to create amused
ambiences during learning activities. In conclusion, the implementation of phonics method
assists the teachers to introduce the concept of sounds which is the foundation of early
reading of English for young learners.
Keywords: Phonics method, Early reading of English, Young learners.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi mengenai implementasi metode fonik dalam
pembelajaran membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak usia dini. Studi kasus dilakukan
di I Can Read, sebuah lembaga bimbingan belajar Bahasa Inggris di Kota Bandung.
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis tahapan pembelajaran dan kendala yang dihadapi
guru dalam pengimplementasian metode fonik. Analisis tematik digunakan dalam penelitian
ini terhadap data wawancara, catatan observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Kemudian, kendala yang dirasakan oleh guru adalah keterbatasan waktu dan perbedaan
kemapuan anak. Selain itu, guru-guru percaya bahwa implementasi metode fonik dalam
pembelajaran membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak usia dini sudah sesuai karena
tahapan pembelajarannya dimulai dari pengenalan bunyi huruf, pengenalan simbol huruf,
hingga penggabungan bunyi huruf. Pembelajaran melalui metode fonik dapat dikolaborasikan
dengan bermain dan bercerita agar suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi
anak. Simpulan dari penelitian ini adalah implementasi metode fonik banyak membantu guru
untuk memperkenalkan konsep bunyi huruf yang merupakan pondasi awal dalam
pembelajaran membaca permulaan Bahasa Inggris.

Kata Kunci: Metode Fonik, Membaca Permulaan Bahasa Inggris, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN (Otto, 2015). Aspek perkembangan bahasa yang


Bahasa merupakan suatu sistem simbol yang terdiri dari memahami bahasa yang bersifat
berfungsi untuk mengkategorikan, reseptif (menyimak dan membaca), memahami
mengorganisasi dan mengklarifikasikan pikiran bahasa ekpresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non-verbal) dan mengenal keaksaraan

23
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
melalui bermain sudah tertuang dalam Kurikulum bahasa lisan bukan bahasa tulisan, sehingga
2013 yang saat ini menjadi pedoman konsep bunyi huruf menjadi krusial dalam
penyelenggaraan PAUD di Indonesia. Aspek kegiatan pembelajaran membaca permulaan
perkembang tersebut menjadi salah satu elemen Bahasa Inggris.
penting yang harus dikuasai oleh anak.
Kegemaran anak bermain gadget menjadi salah Kegiatan membaca permulaan Bahasa Inggris
satu penyebab perkembangan bahasa menjadi merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan
tidak optimal karena kurangnya interaksi dengan mengembangkan literasi anak. Suggate,
orang-orang yang ada di lingkungan sekitar. Schaughency, & Reese (2013) menyatakan
bahwa kegiatan belajar membaca dapat dimulai
Dalam proses pengembangan aspek bahasa sejak dini, yakni ketika anak masih berusia empat
tersebut, pembendaharaan kata yang dimiliki oleh tahun. Hal ini dapat dilakukan melalui beragam
anak pada usia lima tahun berkisar 5000-8000 pendekatan yang terdiri dari beberapa
kata (Seefeldt & Wasik, 2008). Kemampuan pengetahuan kebahasaan, seperti pengenalan
tersebut dapat dimanfaatkan pula untuk bunyi huruf dan simbol, tata bahasa, kosakata
memeroleh bahasa asing. Oleh karena itu, serta faktor sosial budaya yang mampu
pembelajaran bahasa asing sudah mulai memengaruhi kemampuan membaca dan menulis
diterapkan di lingkungan PAUD sebagai salah seseorang pada sebuah populasi tertentu (Castro,
satu cara untuk menjawab tantangan global dalam Páez, Dickinson, & Frede, 2011). Alasan lain
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. mengapa pembelajaran Bahasa Inggris diterapkan
Pengenalan bahasa asing untuk anak usia dini di sejak usia sekolah di tingkat PAUD adalah
Indonesia yang saat ini populer yakni Bahasa pengetahuan anak mengenai pengenalan fonem
Inggris, Bahasa Arab, dan Mandarin. Proses dapat tumbuh dengan cepat karena pada fase ini
pembelajaran yang ditempuh selama proses anak mampu mengidentifikasi kata-kata yang
pengenalan bahasa asing tersebut memiliki memiliki bunyi huruf yang sama dan
tantangan masing-masing bagi guru. Dari sekian menguraikan bunyi huruf tersebut dari sebuah
banyak bahasa asing yang diperkenalkan di kata (Skibbe, Gerde, Wright, & Samples-Steele,
tingkat PAUD, Bahasa Inggris menjadi salah satu 2016).
bahasa asing yang sering dijumpai di tingkat
PAUD. Pemerolehan bahasa asing untuk anak Pengenalan fonem tersebut merupakan bagian
usia dini bergantung pada situasi, kondisi, dan dari metode fonik yang digunakan dalam
waktu, artinya bahasa asing akan mudah diserap pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya untuk
oleh anak ketika bahasa tersebut sering meningkatkan kemampuan membaca.
digunakan, sehingga proses pembelajaran mampu Pembelajaran membaca permulaan Bahasa
memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi Inggris dimulai dari pengenalan sounds (bunyi
anak serta mendorong anak untuk berbahasa yang dilafalkan) yang dihasilkan oleh huruf-huruf
dengan fasih (Barac, Bialystok, Castro, & alfabet yang terdapat dalam kata dapat diajarkan
Sanches, 2014). dengan menggunakan metode fonik. Santrock
(2002) menyatakan bahwa metode ini merupakan
Berdasarkan pengalaman peneliti, metode teknik belajar membaca yang menekankan pada
pembelajaran membaca permulaan yang saat ini bunyi (lafal pengucapan).
ditemukan di lapangan yaitu dengan metode
komunikatif. Dalam penerapan metode tersebut Metode fonik ini merupakan sebuah metode yang
guru menggunakan lagu untuk mengenalkan sudah ada sejak tahun 80an. Lundberg, Forst, dan
alfabet dalam Bahasa Inggris contohnya A Petersen (1988 dalam Lyster, Lervag, & Hulme,
dilafalkan [ei], B dilafalkan [bi] dan seterusnya. 2016) telah menggunakan metode fonik di
Pengenalan nama alfabet ini berbeda konsep lingkungan PAUD dalam pengenalan bunyi huruf
dengan konsep bunyi huruf dalam pembelajaran untuk anak usia dini. Selain itu, Bradley dan
membaca permulaan Bahasa Inggris karena perlu Bryant (1983 dalam Lyster, Lervag, & Hulme,
digarisbawahi bahwa Bahasa Inggris adalah 2016) menggunakan unsur fonik dalam kegiatan

24
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
pembelajaran dalam kegiatan pengenalan bunyi pada anak usia dini merupakan hal-hal terpenting
huruf tersebut, contohnya adalah anak bermain dan pondasi yang kuat untuk kemampuan literasi
yang berhubungan dengan suku kata, dan prestasi di sekolah (Natioanl Institute of
penggabungan bunyi huruf, dan mencocokan kata Child Health and Human Development [NICHD],
yang memiliki bunyi huruf awal yang sama. 2000; Whitehurst & Lonigan, 2001; Wang, Yinb,
McBride, 2015).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wahyuni dan Fauziati (n.d), Farokhbakht dan Temuan-temuan penelitian yang dilakukan oleh
Nejadansari (2015), dan Jamaludin, Alias, dan Farokhbakht dan Nejadansari (2015), Jamaludin,
Mohd (2015) berhasil mengungkap kelebihan Alias, dan Mohd (2015), Mohammed, Ghoneim,
dari penggunaan metode fonik di antaranya dan Elghotmy (2015), Lyster, Lervag, dan
adalah anak akan lebih mudah membaca karena Hulme (2016), Johnson dan Newport (1991
anak-anak tersebut sudah memahami konsep dalam Santrock, 2007), serta Castro, Páez,
fonik terlebih dahulu sebagai gerbang untuk dapat Dickinson, Wortham (2006) menunjukkan
membaca. Peranan guru, sebagai fasilitator yang bahwa metode fonik, yang diterapkan dalam
mampu menggunakan metode fonik selama pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa
kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan pertama untuk anak usia dini, mampu
dengan tepat, sehingga siswa dapat memahami memberikan hasil yang signifikan dalam
konsep fonik (Othman & Kiely, 2016). Tidak peningkatan perkembangan kemampuan
hanya itu, ternyata konsep fonik juga dapat membaca. Sedangkan, di Indonesia yang
diterapkan dalam konteks Bahasa Indonesia. memosisikan Bahasa Inggris sebagai bahasa
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh asing masih jarang ditemukan temuan penelitian
Puspitasari, Hafidah, dan Sujana (2016) yang membahas implementasi metode fonik
menunjukkan bahwa metode fonik mampu walaupun metode fonik sudah mulai
memberikan pengaruh signifikan terhadap diimplementasikan di TK, khususnya TK yang
kemampuan membaca permulaan yang menggunakan kurikulum dari luar negeri seperti
menggunakan pola ejaan Bahasa Indonesia di Cambridge dan sebagian kecil bimbingan belajar
tingkat PAUD. Pada dasarnya, konsep fonik Bahasa Inggris untuk anak usia dini.
membantu siswa untuk mengenal serta Implementasi metode fonik dalam pembelajaran
mengetahui bagaimana cara membaca dan cara membaca permulaan Bahasa Inggris, sebagai
mengucapkan kata tertentu dengan fasih dan bahasa asing, untuk anak usia dini di lingkungan
lancar, khususnya Bahasa Inggris karena ciri dari non-formal, seperti lembaga bimbingan belajar
Bahasa Inggris adalah bahasa lisan bukan bahasa Bahasa Inggris, jelas memiliki persamaan dan
tulisan. perbedaan dalam pelaksanaannya, sehingga
peneliti ingin membahas secara komprehensif
Pembelajaran Bahasa Inggris di lembaga mengenai tahapan pembelajaran dan kendala
bimbingan belajar Bahasa Inggris I Can Read dalam implementasi metode fonik dalam
(ICR) berpusat pada kemampuan membaca, serta pembelajaran membaca permulaan Bahasa
mendorong perkembangan bahasa dalam Inggris, sebagai bahasa asing, untuk anak usia
kemampuan literasi permulaan yang melibatkan dini di lembaga bimbingan belajar Bahasa Inggris
pengenalan fonologi dan alfabet (August & ICR.
Shanahan, 2006). Pengembangan literasi untuk
anak usia dini diperlukan karena pengembangan Metode Fonik dalam Pembelajaran Membaca
literasi merupakan pondasi untuk membantu Permulaan Bahasa Inggris untuk Anak Usia
kesuksesan kemampuan anak dalam Dini
pembelajaran, dan hal ini menjadi sebuah pijakan Fonik adalah sebuah sistem dari pembelajajaran
awal bagi anak untuk mampu melanjutkan membaca yang membangun prinsip alfabet,
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi lagi sistem tersebut merupakan komponen utama
(Wake & Benson, 2016). Selain itu, kegiatan dalam pembelajaran yang bersesuaian antara
membaca permulaan dan kemampuan menulis

25
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
huruf-huruf dan pelafalannya (Adams, 1994). (1980) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
Definisi lainnya dari fonik adalah sebuah metode harus dipersiapkan dalam pembelajaran membaca
dalam pembelajaran membaca dan menulis pada anak usia dini, di antaranya adalah
Bahasa Inggris yang di dalamnya mempelajari pengetahuan huruf, pengetahuan fonemis,
bagaimana menghubungkan bunyi huruf lisan mempelajari kode-kode huruf, dan bahan-bahan
Bahasa Inggris dari huruf-huruf alfabet, misalnya belajar secara tertulis dan lisan (dalam Wahyuni
bunyi huruf /k/ dibaca pada c-a-t (/k/ /æ/ /t/). & Fauziati, n.d; Jamaludin, Alias, & Mohd, 2015;
Huennekens & Xu, 2015). Selain itu, komponen
Sadjaah dan Sukarja (1995) mengemukakan esensial dalam metode fonik adalah kemampuan
bahwa pencetus metode fonik ini adalah pemberian kode terhadap huruf (decoding) dan
ayahanda Graham Bell, yaitu Melvin Bell dengan pemahaman teks yang merupakan tahap awal
istilah Visible Speech Method, artinya adalah dalam pengembangan kemampuan membaca
lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara. pada anak usia dini (Lesaux, 2012; Lonigan,
Sedangkan, metode fonik yang mengajarkan Purpura, Wilson, Walker, & Clancy-Menchetti,
suara ujaran dari bunyi huruf bukan nama huruf 2013). Hal ini mendorong guru untuk terus
secara alfabetis disebut Speech Sound Method. memperkaya pengetahuan mengenai fonologi,
Pembelajaran membaca melalui metode fonik ini fonem, dan fonik melalui beragam cara, salah
berpusat pada pelafalan bunyi huruf dari setiap satunya adalah penggunaan Content Acquisition
huruf alfabet. Dalam pembelajaran Bahasa Podcast (CAP), sebuah strategi pembelajaran
Inggris sebagai bahasa asing dan merupakan yang dirancang untuk menyampaikan konten atau
bahasa lisan, anak akan menerima rangsangan materi pembelajaran secara digital dalam sebuah
secara auditori terlebih dahulu. Kemudian, anak program pelatihan untuk calon guru, yang
akan memanipulasi bunyi huruf yang sudah terbukti efektif dan efisien bagi guru baru
didengar dengan cara mengucapkan kembali (Carlisle, Thomas, & McCathren, 2016).
bunyi huruf tersebut.
Metode pembelajaran Bahasa Inggris sebagai
Metode fonik sudah ada sejak tahun 1980-an. bahasa asing seperti direct method, translation
Bukti yang ada diperoleh dari sebuah penelitian method, dan total physcial response dapat
yang dilakukan oleh Lundberg, Forst, dan digunakan oleh guru dalam pembelajaran
Petersen (1988 dalam Lyster, Lervag, & Hulme, membaca untuk anak usia dini yang bukan
2016) menunjukkan bahwa metode fonik penutur asli dari Bahasa Inggris. Berbeda dengan
digunakan di lingkungan PAUD dalam metode fonik, direct method dan translation
pengenalan bunyi huruf untuk anak usia dini. method menuntut anak untuk mengingat kosa
Selain itu, Bradley dan Bryant (1983 dalam kata melalui kegiatan mendengar, tanpa melewati
Lyster, Lervag, & Hulme, 2016) menggunakan proses mengeja dan mengenal bunyi huruf yang
unsur fonik dalam kegiatan pembelajaran dalam nantinya akan membingungkan anak manakala
kegiatan pengenalan bunyi huruf tersebut, anak diberikan sebuah teks untuk dibaca.
contohnya adalah anak bermain yang Sedangkan, metode fonik adalah sebuah metode
berhubungan dengan suku kata, penggabungan pembelajaran yang di dalamnya mempelajari
bunyi huruf, dan mencocokan kata yang memiliki bunyi huruf dan cara menggabungkan bunyi-
bunyi huruf awal yang sama. bunyi huruf yang membentuk kata tersebut,
sehingga anak mampu membaca teks dan
Karakteristik dari metode fonik adalah semua hal melafalkan kata tersebut dengan tepat.
yang berhubungan dengan fonologi, khususnya
dalam pembelajaran bahasa asing yaitu Bahasa Kaidah-kaidah metode fonik yang harus
Inggris (Genishi & Fassler, 1999 dalam diperhatikan adalah suku kata yang memiliki satu
Wortham, 2006). Metode fonik ini meliputi huruf vokal di awal, sehingga membentuk
pengetahuan fonemis, kosakata, pemahaman susunan bunyi huruf vokal-konsonan (VC),
membaca, dan kelancaran dalam membaca contohnya an, it, up. Kedua, kata yang memiliki
(Wahyuni & Fauziati, n.d). Gough dan Hillinger tiga bunyi huruf yang terdiri dari konsonan-

26
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
vokal-konsonan (CVC) seperti hat, bit, cup. hampir mirip ditemukan di penggabungan dua
Ketiga, Suku kata yang berakhiran “e” dapat konsonan pada akhir kata yang terbagai menjadi:
dikategorikan sebagai silent “e” atau magic “e” S blends yaitu sk, sp, st; L blends seperti ld, lf, lk,
karena huruf “e” tersebut tidak dilafalkan seperti lp, lt; N blends seperti nd, nk, nt; dan gabungan
pada kata make, rope, bite. Keempat, pasangan dua konsonan akhir lainnya seperti ft, mp, pt, dan
huruf vokal, maksudnya jikalau sebuah kata rt.
memiliki dua buah huruf vokal, huruf vokal
pertama mewakili bunyi panjang (long sound), Pembelajaran Membaca Permulaan Bahasa
contohnya pada long sound a, i, u, e, dan o. Inggris untuk Anak Usia Dini
Sedangkan huruf vokal kedua tidak dilafalkan, Aspek lingkungan dan aspek pengetahuan yang
contohnya wait (/w/ / eɪ/ /t/), huruf vokal yang membedakan proses pemerolehan Bahasa Inggris
berdampingan “ai” dilafalkan “eɪ”. Kelima, bagi anak penutur asli Bahasa Inggris dan anak
gabungan dua atau lebih huruf konsonan dapat bukan penutur asli Bahasa Inggris (Pinter, 2006).
membentuk bunyi huruf yang baru, disebut Kedua aspek tersebut perlu diperhatikan dalam
konsonan diagraf, contohnya adalah awal diagraf pembelajaran membaca permulaan Bahasa
ch (/tʃ/), sh (/ʃ/), th, thr dan akhir diagraf, seperti Inggris untuk anak usia dini.
ch, ng, sh, th, tch. Keenam, suku kata. Setiap Bagi penutur asli Bahasa Inggris, paparan Bahasa
suku kata memiliki satu huruf vokal yang Inggris mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-
dikategorikan menjadi closed syllable yang hanya hari, seperti papan gambar, papan iklan, serta
memiliki satu huruf vokal pendek (short vowel) rambu-rambu lalu lintas yang ditulis dalam
yang diikuti oleh satu atau lebih huruf konsonan, Bahasa Inggris. Namun, bagi anak yang bukan
seperti fast kecuali pada kata ind, ild, old, olt, dan penutur asli Bahasa Inggris, perolehan bahasa
ost. Sedangkan, open syllable memiliki satu asing akan menjadi sebuah tantangan tersendiri
bunyi huruf vokal panjang (long vowel) yang dengan membentuk lingkungan yang mampu
berada di akhir suku kata tersebut, contohnya hi, memberikan paparan Bahasa Inggris yang kaya
me, bee, dan lain sebagainya. akan kosa kata dengan tingkat frekuensi yang
tinggi. Tingkat kemampuan membaca permulaan
Kaidah berikutnya adalah penggabungan kata Bahasa Inggris juga dipengaruhi oleh umur,
yang mampu membentuk kata yang baru, seperti tingkat eksposur Bahasa Inggris sebagai bahasa
handmade. Kemudian, dalam metode fonik asing, latar belakang bahasa pertama, dan
terdapat bunyi khusus manakala sebuah huruf kemampuan anak untuk membaca dalam bahasa
vokal diikuti huruf “r” seperti ar, er, ir, or, ur pertama (Pinter, 2006). Penjelasan tersebut
maka pelafalannya pun akan berbeda, salah menjadi bahan pertimbangan bagi guru yang akan
satunya bunyi huruf “r” menjadi lebur atau mengajarkan membaca permulaan Bahasa Inggris
dilafalkan samar. Selain itu, diagraf vokal untuk anak usia dini karena dalam praktik
menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran, mungkin saja terdapat beberapa
penggunaan metode fonik. Diagraf vokal adalah strategi pembelajaran menjadi sangat efektif
dua huruf vokal yang diikuti oleh huruf “w” akan untuk sebagian anak dan tidak efektif untuk anak
membentuk satu bunyi huruf vokal baik huruf lainnya. Hal ini menuntut guru untuk terus
vokal panjang atau pendek, atau bisa jadi menggali informasi terkait dengan karakteristik
memiliki bunyi huruf khusus. Contohnya adalah anak, kemampuan awal bahasa pertama anak,
ai, au, aw, ay, ea, ee, ei, ew, ie, oa, oo, ou, ow. serta latar belakang bahasa pertama anak untuk
Penggabungan huruf konsonan dalam kaidah menunjang keberhasilan anak dalam membaca
metode fonik diklasifikasikan ke dalam dua jenis, permulaan Bahasa Inggris.
yaitu dua huruf konsonan di awal dan dua
konsonan di akhir kata. Dua konsonan di awal Salah satu faktor yang menjadi bahan
kata dibagi menjadi tiga bagian: S blends dapat pertimbangan adalah umur. Anak yang berusia
dilihat pada sc, sm, st, sk, sn, sw, sl, sp; L blends tiga tahun akan mulai mengenal simbol dan
dapat dilihat pada bl, gl, cl, pl, fl; R blends dapat tulisan yang ada disekitarnya (Pinter, 2006). Oleh
ditemukan pada br, fr, tr, cr, gr, dr, pr. Hal yang

27
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
sebab itu, lingkungan terdekat akan buku cerita dan mengajak anak untuk membaca
mempengaruhi anak dalam kegiatan membaca, buku cerita tersebut. Terdapat proses yang cukup
contohnya anak mengobservasi orang tuanya panjang agar anak mampu membaca secara
yang membaca koran, majalah, buku, mandiri, salah satunya adalah mengenalkan
mengoprasikan komputer, atau kegiatan lainnya alfabet terlebih dahulu. Pada pembelajaran
yang berhubungan dengan membaca. Apa yang membaca permulaan Bahasa Inggris sebagai
dilihat langusng oleh anak tersebut memberikan bahasa asing, pengenalan bunyi huruf yang
pengalaman tersendiri dan mempersiapkan anak digunkan bukan nama huruf melalui metode fonik
untuk membaca, sehingga anak akan mengetahui (Pinter, 2006). Anak yang sudah menguasai
dengan sendirinya fungsi dari membaca konsep bunyi huruf, simbol huruf, penggabungan
walaupun hanya untuk mendapatkan kesenangan. bunyi huruf menjadi sebuah kata dapat
dikategorikan sebagai anak yang sudah
Pembelajaran membaca permulaan Bahasa memenuhi syarat-syarat membaca permulaan
Inggris untuk anak yang bukan penutur asli, Bahasa Inggris. Kegiatan membaca permulaan
penggunaan metode fonik dimaksudkan untuk inilah yang akan membawa anak untuk
mengenalkan bunyi huruf sekaligus simbol abjad menikmati kelebihan dari kegiatan membaca ke
kepada anak. Kemudian, anak mampu jenjang yang lebih tinggi.
menggabungkan dan memisahkan sounds (bunyi
huruf) dari sebuah kata. Tidak hanya itu, kegiatan Kedua, Barone (2011) mempercayai bahwa
ini juga dapat mengenalkan dan memperkaya kegiatan membaca yang dilakukan di lingkungan
kosakata anak secara bersamaan. anak usia dini mampu memberikan kesenangan
tersendiri dalam dunia imajinatif atau
Hal lain yang perlu ditekankan selama memberikan kepuasaan dalam kegiatan
pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak usia dini pembelajaran dan mampu meningkatkan
yang bukan penutur asli, penggunaan Bahasa pengetahuan karena topik yang disajikan dapat
Inggris dilakukan secara sederhana, artinya tidak memberikan informasi penting terkait dengan
menuntut anak untuk berbicara dengan struktur hal-hal yang terjadi di dunia dan peristiwa-
kalimat yang lengkap sesuai dengan tata bahasa peristiwa penting lainnya. Kemudian, kegiatan
yang sesuai, melainkan terfokus pada kata-kata membaca yang diperkenalkan sejak dini mampu
dasar yang dapat dipahami oleh anak dengan mewakili pengalaman-pengalaman menarik yang
mudah. Hal yang mendasar adalah pengenalan mungkin saja belum dialami oleh pembaca
bunyi huruf dan pengenalan simbol huruf sebagai sebelumnya, seperti pembaca dapat merasakan
pijakan awal yang baik dan sesuai untuk bagaiamana terlibat ke dalam peristiwa bersejarah
mengembangkan kemampuan membaca. di masa lampau dan pengalaman hidup di
lingkungan yang berbeda, sehingga pembaca
Anak yang mampu membaca secara mandiri, baik mampu memahami situasi tersebut dalam
dalam bahasa pertama atau bahasa asing, kehidupan nyata mereka dengan lebih baik lagi.
cenderung memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kreativitas dan imajinasi, Kelebihan lainnya dari kegiatan membaca
memperkaya pengetahuan dengan cara eksplorasi permulaan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing
ide, meningkatkan kemampuan sosial, dan untuk anak usia dini adalah memberikan
melatih anak untuk memecahkan sebuah masalah pemahaman yang lebih terhadap beberapa
problem-solving. peristiwa atau tokoh-tokoh hebat, aspek-aspek
yang bersifat saintifik, dan memberikan motivasi
Pertama, pengetahuan dan pengembangan literasi melalui penemuan-penemuan penelitian yang
pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara ditulis dalam Bahasa Inggris. Hal ini mampu
pembiasaan kegiatan membaca melalui menginspirasi anak untuk menjadi tokoh-tokoh
pengalaman sosial dan aktivitas sehari-hari hebat yang mampu memberikan energi positif
(Saracho, 2016). Dalam melaksanakan kegiatan untuk kehidupan anak di kemudian hari. Melalui
membaca tidak serta merta guru menyediakan kegiatan membaca, anak mampu memahami

28
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
siapa dirinya melalui karakter-karakter yang membaca mampu melatih anak untuk
dapat ditemukan di dalam buku bacaan ketika memecahkan suatu masalah yang sedang
seorang karakter tersebut menghadapi sebuah dihadapi, seperti guru menceritakan sebuah cerita
masalah dan mencari solusinya. Hal ini mampu fabel, dalam alur cerita tersebut ditemukan
memberikan refleksi terhadap pembaca apabila masalah yang harus dipecahkan. Dalam hal ini,
pembaca mengalami situasi dan kondisi yang guru dapat bertanya pada murid kira-kira solusi
sama, sehingga pembaca mampu mengenal apa yang dapat digunakan untuk memecahkan
dirinya lebih baik lagi. masalah tersebut. Terdapat dua hal penting dalam
kegiatan ini, yaitu anak dilatih untuk berpikir
Alasan yang dikemukakan oleh Barone (2011) kritis dan kreatif.
mengenai kegiatan membaca, khususnya untuk
anak usia dini adalah kegiatan tersebut mampu Pembiasaan kegiatan membaca yang sudah
memberikan kesempatan untuk anak dalam diperkenalkan sejak usia dini mampu
berkesplorasi terkait dengan ide dan kepercayaan memfasilitasi anak dalam memenuhi kebutuhan
terhadap suatu hal, sehingga mereka akan lebih dan minatnya. Hal lain yang memperkuat
berhati-hati dalam bertindak dengan beragam kegiatan membaca perlu diterapkan di lingkungan
pertimbangan. Tidak hanya itu, kegiatan PAUD adalah untuk membantu anak memperkuat
membaca mampu melatih anak untuk menghargai kemampuannya terhadap apa yang mereka
kualitas dan karya orang lain. Sikap saling pelajari secara verbal dan kontekstual (Pinter,
menghargai kualitas dan karya orang lain sudah 2006; Ellison, 2015). Harapannya adalah
seharusnya ditanamkan sejak dini, mengingat pembiasaan kegiatan membaca mampu
negera Indonesia memiliki keanekaragaman memberikan kontribusi positif terhadap
budaya, bahasa, ras, dan agama. Melalui kegiatan perkembangan aspek bahasa dan kognitif secara
membaca, anak mampu menghargai keberagaman optimal. Membaca buku saat usia dini sangat
yang ada di tanah air dan menghargai perbedaan dianjurkan karena kegiatan tersebut mampu
yang saat ini memang menjadi isu hangat di memberikan kontribusi terhadap kesiapan sekolah
lingkungan PAUD. di jenjang pendidikan berikutnya (Tempel &
Snow, 2003).
Kelebihan yang dapat dirasakan dalam kegiatan
membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak METODE PENELITIAN
usia dini yang bukan penutur asli adalah suasana Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
menyenangkan karena memberikan kesempatan yang bertujuan menemukan, menggambarkan,
bagi setiap individu untuk berinteraksi serta menganalisis, dan menginterpretasikan data di
bertukar pikiran dengan orang dewasa dan teman lapangan yang berhubungan dengan implementasi
sebayanya, contohnya di lingkungan PAUD, guru metode fonik di ICR dalam pembelajaran
dapat memilih satu cerita pada setiap pertemuan membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak
dan menceritakannya kepada anak. Setelah guru usia dini. Adapun metode yang digunakan dalam
bercerita, guru mendiskusikan karakter yang ada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus
pada sebuah cerita dan mengambil nilai moral bertujuan memberikan deskripsi mengenai
dari cerita tersebut untuk diaplikasikan pada fenomena nyata yang terjadi di lapangan
kehidupan sehari-hari. mengenai proses dan sudut pandang partisipan
(Woodside, 2010), sehingga peneliti
Kelebihan yang tidak kalah pentingnya dari menggunakan metode studi kasus untuk
pembelajaran membaca permulaan Bahasa mempelajari praktik terbaik atau best practice
Inggris sebagai bahasa asing untuk anak usia dini terkait dengan pembelajaran membaca permulaan
adalah melatih anak untuk berpikir kritis terhadap Bahasa Inggris untuk anak usia dini melalui
sebuah kasus. Berkaca pada Kurikulum PAUD metode fonik secara mendalam di ICR Kota
2013 yang menggali anak untuk berpikir kritis Bandung. Peneliti mengamati implementasi
dan mengembangkan kemampuan memecahkan metode fonik pada anak usia dini di lembaga
sebuah masalah (problem solving skill). Kegiatan

29
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
bimbingan belajar I Can Read (ICR), yang data. Kode tema yang kedua adalah:(1)
merupakan salah satu tempat bimbingan belajar Pengenalan sounds (bunyi huruf) satu per satu
Bahasa Inggris di Bandung, dalam kondisi yang di dalamnya terdapat tiga sub kode lagi
alamiah atau tidak ada perlakuan apa pun dari yakni bunyi huruf awal, bunyi huruf tengah, dan
peneliti. Peneliti melihat dan menganalisis bunyi huruf akhir; (2) Pengenalan simbol huruf
kegiatan pembelajaran anak usia dini di ICR Kota yang dibagi menjadi dua sub kode, yakni huruf
Bandung dengan memfokuskan penelitian pada kapital atau huruf besar dan huruf kecil; (3)
pengimplementasian metode fonik dalam Penggabungan bunyi huruf yang dibagi menjadi
pembelajaran membaca permulaan Bahasa lima sub kode, yakni vokal-konsonan, konsonan-
Inggris untuk anak usia dini. vokal, konsonan-vokal-konsonan, konsonan-
vokal-konsonan-konsonan, dan konsonan-
Penelitian ini melibatkan tiga orang guru, yang konsonan-vokal-konsonan; (4) Pemisahan bunyi-
akan diberikan nama samaran untuk menjaga bunyi huruf yang dibagi menjadi lima sub kode,
privasi, yang terdiri dari kelas membaca yakni vokal-konsonan, konsonan-vokal,
permulaan level dua dan satu kelas lainnya ialah konsonan-vokal-konsonan, konsonan-vokal-
kelas membaca permulaan level tiga. Masing- konsonan-konsonan, dan konsonan-konsonan-
masing level terdapat dua guru yang diobservasi vokal-konsonan; (5) Penghitungan jumlah suku
oleh peneliti. Setiap kelas di setiap levelnya kata; (6) Penghitungan kata dalam satu kalimat.
dipegang oleh satu guru. Adapun data yang Kemudiang, Kode untuk tema kedua adalah (1)
diperoleh merupakan data dari partisipan yang Kendala proses perencanaan; (2) Kendala dalam
sudah memiliki pengalaman dalam hal tersebut implementasi metode fonik;(3) Kendala dalam
(Strauss & Corbin, 1998 dalam Fraenkel, Wallen, melaksanakan evaluasi pembelajaran.
& Hyun, 2012). Data yang diperoleh tersebut
merupakan pernyataan dalam bentuk kata-kata HASIL DAN PEMBAHASAN
dan akan dianalisis secara deskriptif (Creswell, Metode fonik yang digunakan dalam
2004), melalui observasi, wawancara, serta studi pembelajaran membaca permulaan Bahasa
dokumentasi yakni berupa lesson plan. Inggris untuk anak usia dini, yang bukan penutur
asli, dapat menjadi salah satu alternatif metode
Analisis tematik digunakan dalam penelitian ini pembelajaran. Pembelajaran membaca permulaan
dengan cara melihat dan menemukan tema-tema Bahasa Inggris melalui metode fonik untuk anak
dan kategori yang diperoleh dalam data yang usia dini di lembaga bimbingan belajar Bahasa
telah dikodekan (Naughton & Hughes, 2009). Inggris ICR memiliki beberapa tahapan, yaitu
Oleh karena itu, analisis tematik dalam penelitian pengenalan bunyi huruf, pengenalan simbol
ini mengacu pada pertanyaan penelitian mengenai huruf, dan penggabungan bunyi huruf. Terdapat
implementasi metode fonik untuk meningkatkan empat aspek penting dalam kegiatan ini adalah
kemampuan membaca permulaan dalam yaitu pengetahuan, kemampuan intelektual,
pembelajaran Bahasa Inggris untuk ana usia dini. kemampuan motorik, dan sikap (Reiser & Dick,
Data akan dikategorikan ke dalam dua tema besar 1996).
berdasarkan pertanyaan penelitian. Tema pertama
yaitu mengenai tahapan-tahapan implementasi Pertama, aspek pengetahuan yang terdiri dari
metode fonik dalam pembelajaran membaca proses mengingat dan mengulang. Proses ini
permulaan Bahasa Inggris untuk anak usia dini. memiliki kekuatan yang lebih dalam
Tema kedua yaitu kendala dalam perencanaan pembelajaran membaca permulaan Bahasa
pembelajaran, implementasi pembelajaran, dan Inggris untuk anak usia dini yang bukan penutur
evaluasi dalam pembelajaran membaca bahasa asli. Anak yang tidak membiasakan
permulaan Bahasa Inggris melalui metode fonik dirinya untuk bertutur Bahasa Inggris akan lupa
untuk anak usia dini. pada konsep fonik yang sudah dipelajari di kelas,
sehingga perlu adanya pembiasaan untuk
Kedua tema tersebut dikategorikan lagi ke dalam mengingat dan mengulang kembali pelajaran
beberapa kode untuk memudahkan proses analisis

30
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
yang sudah diterima dengan kolaborasi yang baik Aspek lainnya yang menjadi perhatian dalam
dengan orang tua. Kedua, aspek intelektual yang tahapan pembelajaran adalah sikap. Hal ini juga
terdiri dari konsep pembelajaran, penggunaan tertuang dalam Kurikulum PAUD 2013 yang
kaidah, dan pemecahan masalah. Konsep menyatakan aspek-aspek perkembangan anak
pembelajaran di sini adalah anak mampu yang harus diasah sebagai sebuah potensi dalam
memahami konsep dari pengetahuan yang ruang lingkup nilai agama dan moral. Hasil
diberikan. Dalam pembelajaran membaca temuan di lapangan menampakkan bahwa anak
permulaan Bahasa Inggris melalui metode fonik, mampu menunjukkan sikap saling menghargai,
anak mampu memahami konsep bunyi huruf yang saling menghormati, toleransi beragama, saling
dipelajari. Konsep fonik yang harus dipelajari membantu, dan bersikap sopan santun, sabar,
oleh anak meliputi bunyi huruf awal, tengah, dan serta tertib. Contoh nyata yang dapat dilihat
akhir. Selain konsep fonik yang harus dikuasai selama proses pembelajaran adalah saling
oleh anak, konsep pembelajaran lainnya yang meminjami pensil atau pensil warna ketika ada
harus dikuasai adalah pengenalan simbol huruf. salah satu temannya yang tidak membawa alat
Guru meminta anak untuk menyebutkan bunyi tulis tersebut. Contoh lainnya adalah ketika anak
dari masing-masing huruf sambil melihat papan sedang bercerita anak lainnya mendengarkan dan
huruf di setiap pertemuan, tujuannya agar anak menunggu giliran untuk bercerita. Di setiap
memahami tidak hanya bunyi huruf saja tapi kegiatan pembelajaran, guru membiasakan anak
mengenal simbol huruf secara visual. Selain itu, untuk merapikan kembali alat tulis, buku, puzzle,
guru merangsang anak untuk menyelesaikan dan kartu gambar di setiap akhir kegiatan
tugasnya secara mandiri serta melatih anak untuk pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah
mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya contoh dari sikap, yaitu membiasakan anak untuk
melalui beberapa kegiatan pembelajaran, seperti rapi.
menebalkan simbol huruf dan mencocokan
gambar yang terdapat dalam lembar kerja siswa. Pembiasaan ini merupakan bukti nyata dari
pengaplikasian teori behavioristik yang
Bahasa yang digunakan oleh guru sangat mempercayai bahwa lingkungan yang diciptakan
sederhana dan mudah dipahami oleh anak, seperti selama proses pembelajaran bertujuan
”you have to find the friend of..” Kalimat tersebut memfasilitasi keinginan dan ekspektasi yang
sangat ramah anak dan mudah dipahami oleh disiapkan untuk perilaku atau sikap yang
anak karena penggunaan kata friend yang dalam diinginkan oleh guru (Skinner, 1953 dalam
Bahasa Indonesia adalah teman dapat membantu Wortham, 2006). Hal ini memberikan kontribusi
anak dalam memahami konsep mencocokan terhadap anak yakni lingkungan, situasi, dan
objek yang sama. guru juga mengajak untuk aktif kondisi tersebut mampu mempengaruhi anak
bergerak untuk melatih motorik kasar anak. untuk menggunakan perilaku yang sesuai dengan
Temuan di lapangan pun memperlihatkan bahwa lingkungannya.
guru meminta anak untuk melompat ketika anak
tersebut mampu menemukan gambar yang tepat Tahapan kegiatan pembelajaran ditulis secara
ketika kegiatan mencocokan gambar dengan cara singkat dan padat dan tidak menunjukkan adanya
anak terlibat langsung dalam kegiatan kegiatan awal seperti baris-berbaris, pemeriksaan
pembelajaran di kelas, sehingga terjadi interaksi kerapian dan kebersihan anggota tubuh, berdoa,
antara guru dan anak. Hal ini bertalian dengan dan lain sebagainya. Peneliti hanya melihat
Pinter (2006) yang mempercayai bahwa guru kegiatan pembelajaran langsung pada inti
harus menjadi model bagi anak selama implementasi metode fonik yang sebenarnya
pembelajaran berlangsung karena sinergitas yang sudah cukup baik, mengingat ICR merupakan
terjadi antara visual, auditori, serta gerak tubuh lembaga bimbingan belajar yang berdurasi 60
mampu memerikan kontribusi pemahaman yang menit per pertemuan dan jelas berbeda dengan
positif untuk anak usia dini, terutama dalam pembelajaran di TK yang berdurasi lebih panjang
proses pemerolehan Bahasa Inggris yang per pertemuan. Hal yang cukup disayangkan
merupakan salah satu bahasa asing. dalam tahapan implementasi metode fonik dalam

31
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
pembelajaran membaca permulaan Bahasa anak usia dini, yang terdiri dari menggabungkan
Inggris untuk anak usia dini adalah tidak bunyi huruf vokal dan konsonan.
dituliskan secara ekplisit kegiatan refleksi di
akhir pertemuan. Alangkah baiknya, kegiatan Tahapan kegiatan pembelajaran selanjutnya
refleksi dilakukan pada setiap pertemuan dengan adalah pemisahan kata menjadi bunyi huruf
tujuan mengingat kembali apa yang sudah (Daud & Salamah, 2016; Hempenstall, 2011;
dipelajari selama di dalam kelas. Griffith & Olson, 2004; Konza, 2011).
Sayangnya, dari hasil temuan di lapangan guru
Penggunaan metode fonik dalam pembelajaran sangat jarang bahkan hampir tidak pernah
membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak melakukan proses pemisahan kata menjadi bunyi-
usia dini dimulai dari pengenalan bunyi huruf bunyi huruf yang dimaksud karena beberapa
yang dilakukan secara bertahap. Pertama anak faktor.
akan mempelajari bunyi awal dan bunyi akhir
pada sebuah kata terlebih dahulu. Kegiatan ini Selama pembelajaran berlangsung, media
berlangsung secara lisan. Manakala anak tersebut menjadi pendukung dalam penyampaian materi
sudah menguasai dengan baik, guru mulai untuk anak. Salah satunya adalah gambar, yang
memperkenalkan bunyi huruf tengah. Hal ini mampu membantu guru dalam menyampaikan
bertalian dengan Bald (2007) yang mempercayai materi pembelajaran sekaligus membantu anak
bahwa tahap awal yang ditempuh dalam untuk menambah kosakata Bahasa Inggris. Visual
pembelajaran membaca permulaan pada anak yang disajikan selama proses pembelajaran dapat
usia dini dalam konteks Bahasa Inggris adalah diterima oleh panca indera anak yang mampu
memperkenalkan bunyi huruf yang mudah dan mempermudah anak untuk mengerti dan mampu
kosakatanya pun mudah dikenali oleh anak. Oleh meningkatkan daya ingat anak terhadap
karena itu, guru biasanya memilah-milah pembendaharaan kata. Hal ini sejalan dengan
kosakata yang dekat dengan anak seperti tema beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan
binatang, buah-buahan, angka, warna, benda yang bahwa media pembelajaran visual dan gerak
berada di rumah dan di kelas, serta keluarga. tubuh dapat membantu individu untuk memahami
arti kata dalam pembelajaran Bahasa Inggris
Kegiatan pembelajaran lainnya yang menjadi (Mamun, 2014; Marion, n.d.; Wulandari &
esensial adalah penggabungan bunyi-bunyi huruf. Apriani, 2014; Avery & Ehrlich, 1992; Celce-
Tahapan dalam pembelajaran membaca Murcia & Olhstain, 2000; O’Connor, 1980; dan
permulaan Bahasa Inggris manakala anak Wong, 1987 dalam Tuan & An, 2010).
menggabungkan dan memisahkan bunyi huruf
memiliki pola, dimulai dari konsonan-vokal Pemaparan di atas menandakan bahwa
(CV), seperti mi. Selanjutnya adalah konsonan- penggunaan media gambar selama implementasi
vokal-konsonan (CVC), seperti cat. Diikuti metode fonik dalam pembelajaran membaca
dengan penggabungan bunyi huruf yang terdiri permulaan Bahasa Inggris memberikan beberapa
dari empat bunyi huruf, yatu konsonan-vokal- kontribusi positif, seperti membantu guru untuk
konsonan-konsonan (CVCC), seperti sink dan memberikan contoh, menyampaikan materi yang
konsonan-konsonan-vokal-konsonan (CCVC), berkaitan dengan bunyi huruf (sounds),
contohnya drop. Manakala anak sudah mampu membantu anak untuk mengingat kosakata yang
menggabungkan empat bunyi huruf secara sudah dipelajari dalam pertemuan sebelumnya,
mandiri, guru akan memberikan kata yang terdiri memotivasi anak, serta meningkatkan
dari lima bunyi huruf, yaitu konsonan-konsonan- kemampuan intelektual anak. Selain itu, media
konsonan-vokal-konsonan, contohnya strum. yang dicetak seperti gambar, simbol huruf yang
Kegiatan pembelajaran penggabungan bunyi disajikan di papan atau pun di buku merupakan
huruf hingga menjadi kata ini berbanding lurus cara terbaik untuk mengkomunikasikan materi
dengan apa yang dikatakan oleh Paul (2003) pembelajaran dengan anak (Reiser & Dick,
mengenai tahapan implementasi metode fonik 1996). Namun, di era digital saat ini, penggunaan
dalam pembelajaran membaca permulaan untuk teknologi sebagai media dalam pembelajaran

32
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
membaca permulaan sudah seharusnya kosakata yang sudah dipelajari (Reiser & Dick,
diimplementasikan karena sesuai dengan 1996). Kemudian, penggunaan media bertujuan
Kurikulum PAUD yang berlaku saat ini (Lynch mengakomodasi anak dalam aspek perkembangan
& Redpath, 2012; Chai, Ayres, & Vail, 2016). bahasa (Chang et al., 2010). Pernyataan tersebut
Sayangnya, di lembaga tersebut sengaja tidak dapat dibuktikan di lapangan, yang
menggunakan teknologi elektronik sebagai media memperlihatkan dengan nyata bahwa gambar
pembelajaran karena beberapa alasan, salah sebagai salah satu media mampu membantu siswa
satunya adalah menghindari kecanduan gadget dalam aspek perkembangan bahasa, contohnya
yang ditakutkan dapat mengganggu indera adalah pembendaharaan kosakata, pengucapan,
penglihatan anak, mengingat usia anak yang fonemik, kemampuan berbicara, dan kemampuan
masih kecil. mendengar.

Selain menarik, penggunaan kartu gambar Penggunaan media memiliki beberap fungsi, di
bertujuan memperkaya kosakata anak dan tidak antaranya adalah media sebagai motivator anak,
terdapat simbol huruf apapun di dalam kartu maksudnya media yang digunakan mampu
gambar tersebut. Hal ini dikarenakan, pada level meningkatkan rasa keingintahuan anak terhadap
permulaan membaca, anak tidak dituntut untuk suatu objek, gejala alam, dan sebagainya. Dari
mengenal kata secara visual. Selain itu, temuan di lapangan, penggunaan gambar
penggunaan sumber belajar, seperti buku, selama berwarna berhasil menarik perhatian anak untuk
proses pembelajaran berlangsung digunakan tetap berkonsentrasi dan mampu mengikuti
sebagai media untuk mengembangkan kegiatan dari awal pembelajaran hingga akhir
kemampuan motorik dan intelektual anak. Buku pembelajaran dengan baik dan tertib. Selain itu,
tersebut dilengkapi latihan-latihan yang mampu media yang menarik akan memotivasi anak untuk
membantu anak untuk memahami konsep bunyi tetap mengikuti proses pembelajaran dan
huruf, memperkuat konsep simbol huruf, dan menjauhkan anak dari rasa bosan atau jenuh
meningkatkan kemampuan memecahkan suatu selama proses pembelajaran berlangsung. Media
masalah (problem solving). sebagai alat peraga untuk mepresentasikan contoh
dan informasi, maksudnya media yang digunakan
Dalam sebuah pembelajaran yang sudah menjadi alat perantara untuk berbagi ilmu
dirancang matang akan selalu ada kendala yang pengetahuan serta menyajikan contoh dari
dihadapi oleh guru. Guru berpendapat bahwa berbagai hal. Berdasarkan hasil obeservasi, guru
kendala yang dihadapi masih berputar di strategi, mempergunakan kartu dan papan gambar
media pembelajaran, serta keterbatasan waktu di berwarna untuk memberikan contoh nama
setiap pertemuan. Untuk dapat mengatasi binatang yang hidup di darat, laut, dan udara.
tersebut, guru seharusnya berdiskusi untuk Gambar-gambar tersebut memberikan contoh
menemukan strategi pembelajaran yang mampu sekaligus memberikan pengetahuan pada anak
membangkitkan motivasi anak dan membuat bentuk dari binatang yang dimaksud, sehingga
suasana kelas menjadi lebih menyenangkan anak mengetahui binatang yang dimaksud
selama proses pembelajaran berlangsung. tersebut bentuk, warna, dan penampilannya
Kegiatan diskusi antar guru dapat dilakukan seperti apa. Sedangkan, penggunaan kartu dan
secara fleksibel. Kemudian, pemilihan media papan huruf berfungsi memberikan informasi
yang menarik dan sesuai dengan karakteristik untuk anak agar mengenal bentuk dari simbol
anak, contohnya gambar, buku cerita bergambar, huruf.
film, dan lagu, mampu mendukung strategi
pembelajaran yang sudah disepakati sebelumnya. Tantangan yang dijumpai guru terhadap anak
Penggunaan media pada proses pembelajaran yakni ketika bertemu dengan anak yang sama
membaca permulaan Bahasa Inggris melalui sekali belum memahami konsep bunyi huruf
metode fonik bertujuan memotivasi anak, (sounds) secara komprehensif. Kendala tersebut
mempresentasikan contoh dan infomasi, dan datang dari anak bukan dari penggunaan metode
membantu anak untuk mengingat kembali foniknya. Metode fonik yang dipakai dianggap

33
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
sudah baik, sesuai, dan tepat. Dalam akan menulis catatan khusus pada kertas kecil
pengimplementasian metode fonik, tidak dan dititipkan di meja resepsionis karena
ditemukan kendala yang signifikan karena padatnya waktu mengajar dari satu kelas ke kelas
metode fonik ini dikemas secara apik melalui berikutnya atau guru akan membuat janji dengan
bermain yang juga disokong gambar berwarna orang tua melalui telepon untuk melaporkan
sebagai media pembelajarannya. Uraian guru perkembangan anak tersebut. Kemudian, asisten
mengenai kendala saat implementasi metode guru biasanya akan menyampaikan evaluasi
fonik menunjukkan bahwa kesiapan dan tersebut kepada orang tua. Hal ini menunjukkan
konsentrasi anak sangat penting dalam menyerap bahwa guru mampu menjaga komunikasi yang
informasi dan konsep bunyi huruf teresebut. baik dengan orang tua dalam penyampaian proses
Terlebih lagi ketika menghadapi anak yang pembelajaran dan hasil pembelajaran begitu pun
memiliki daya ingat yang rendah. Hal ini dapat sebaliknya orang tua mampu bekerjasama dengan
menghambat anak dalam menguasai 26 bunyi guru untuk mendorong anak menjadi individu
huruf yang menjadi pondasi awal dalam yang berkembang secara optimal di segala aspek
pembelajaran membaca permulaan Bahasa perkembangan.
Inggris untuk anak usia dini. Kegiatan
pembelajaran melalui bermain yang mengandung SIMPULAN
unsur meniru dan mengulang dapat diaplikasikan Tahapan-tahapan implementasi yang dilakukan di
dalam pembelajaran membaca permulaan Bahasa bimbingan belajar ICR sudah sesuai dengan
Inggris melalui metode fonik. Hal ini dikarenakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti
kegiatan bermain yang melibatkan unsur meniru sebelumnya, yaitu Paul (2003), Greeve (2007),
dan pengulangan dapat membantu anak dalam dan Daud & Salamah (2016) yakni mengenalkan
aspek perkembangan fisik, sosial, dan bahasa. konsep bunyi, mengenalkan simbol huruf,
Selain itu, kegiatan pengulangan dapat menggabungkan dan memisahkan bunyi huruf,
disesuaikan dengan strategi pembelajaran pengenalan sukukata, serta penenalan diagraf.
lainnya, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi Hanya saja peneliti melihat, untuk pembelajaran
lebih bermakna (Larsen-Freeman, 2012; Saville, membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak
2011; Milne & Garcia, 2008). Salah satu cara usia dini yang bukan penutur asli cukup hingga
guru manakala anak tidak memahami konsep proses penggabungan bunyi huruf hingga lima
bunyi huruf tengah, guru akan memanjangkan bunyi huruf. Media yang digunakan adalah
bunyi huruf yang dimaksud. Hasil temuan di gambar berwarna dalam mengenalkan kosakata
lapangan memperlihatkan cara ini berhasil dan pada anak. Hal ini mampu membangkitkan
efektif. Dapat disimpulkan bahwa strategi motivasi anak dan meningkatkan daya ingat anak.
pembelajaran dengan cara mengulang, meniru, Pemakaian gambar berwarna tersebut
dan memanjangkan bunyi huruf mampu diaplikasikan dalam sebuah permainan yang
membantu anak untuk memahami konsep bunyi membuat suasana belajar menjadi lebih
huruf dalam implementasi pembelajaran menyenangkan, lebih hidup, dan mendorong anak
membaca permulaan Bahasa Inggris melalui untuk bersikap aktif. Strategi pembelajaran yang
metode fonik (Durst & Joseph, 2016). digunakan dalam pengimplementasian metode
Berdasarkan hasil wawancara, sejauh ini guru fonik adalah bercerita dan bermain. Kegiatan
tidak mengalami kendala besar dalam proses bermain juga melibatkan gerak tubuh yang
evaluasi dalam pembelajaran membaca melatih kemampuan motorik anak. Melalui
permulaan Bahasa Inggris melalui metode fonik. permainan ini, pengimplementasian metode fonik
Hal ini dikarenakan semua jenis evaluasi yang mampu memfasilitasi segala aspek perkembangan
dibutuhkan sudah dibuat oleh pusat bimbingan anak, seperti aspek perkembangan kognitif,
belajar ICR yang berada di Singapura, sehingga motorik, sosial, dan emosional. Sedangkan
guru hanya membaca pedoman evaluasinya saja. kegiatan bercerita dimaksudkan untuk menarik
Jikalau ada orang tua yang ingin berbincang perhatian dan meningkatkan kemampuan
secara langsung dengan guru di akhir jam konsentrasi anak.
pelajaran mengenai perkembangan anak, guru

34
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
content acquisition Podcast to teach
Kendala yang dihadapi guru dalam phonological awareness, phonemic
pengimplementasian metode fonik dalam awareness, and phonics to preservice
pembelajaraan metode fonik adalah keterbatasan special education teachers. Journal of
waktu. Durasi waktu pada setiap pertemuan Special Education Technology, 1-12. DOI:
adalah 60 menit dan diakui kurang untuk 10.1177/0162643416651723.
menyampaikan beberapa kegiatan pembelajaran Castro, D., Páez, M. M., Dickinson, D. K., &
terutama pada kelas permulaan Pre-Reading 3. Frede, E. (2011). Promoting language and
Alhasil, kegiatan pembelajaran pemisahan kata literacy in young dual language learners:
menjadi bunyi huruf, penghitungan suku kata, Research, practiceand policy. Child
dan penghitungan jumlah kata dalam satu kalimat Development Perspectives, 5(1), 15–21.
tidak terlaksana sesuai dengan lesson plan. Selain http://dx.doi.org/10.1111/j.1750-
itu, apabila terdapat anak yang memiliki daya 8606.2010.00142.x
ingat rendah, kurang konsentrasi atau hiperaktif Chai, Z., Ayres, K., & Vail, C. O. (2016). Using
menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi an iPad App to improve phonological
kurang kondusif. awareness skills in young English-
Language Learners with disabilities.
UCAPAN TERIMA KASIH Journal of Special Education Technology,
Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah 31 (1), 14-25. DOI:
SWT yang telah memberikan kesehatan dalam 10.1177/0162643416633332.
menyelesaikan artikel ini. Saya dedikasikan Chang et.al. (2010). Exploring the possibility of
artikel ini untuk orang-orang yang peduli using humanoid robots as instructional
terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tools for teaching a second language in
yang ingin meningkatkan kualitas dan primary school. Educational Technology &
profesionalitas diri sebagai guru PAUD. Society, 13 (2), 13-24. ISSN: 1436-4522.
Creswell, J. W. (2004). Research design:
Qualitative, quantitative, and mixed
DAFTAR PUSTAKA
methods approaches (2nd ed.). California:
Adams, M. J. (1994). Beginning to read : Sage Publications.
Thinking and learning about print. Daud, B., & Salamah, U. (2016). Teaching
Cambridge: First MIT Press. phonics and phonemic awareness in
August, D., & Shanahan, T. (Eds.). (2006). English beginning reading. English
Developing literacy in second-language Education Journal, 7 (3), 329-340.
learners: Report of the National Literacy Durst, E., & Joseph, L. M. (2016). Helping
Panel on Language-minority Children and preschoolers develop phonemic awareness
Youth. Mahwah, NJ: Erlbaum. skills using sound boxes. Dialog, 19(3), 94-
Bald, J. (2007). Using phonics to teach reading 98.
and spelling. London: Paul Chapman Ellison, M. (2015). CLIL : The added value to
Publishing. English language teacher education for
Barac, R., Bialystok, E., Castro, D. C., & young learners, LINGVARVM ARENA, 6,
Sanches, M. (2014). The cognitive 59–69.
development of young dual language Farokhbakht, L., Nejadansari, D. (2015). The
learners: A critical review. Early effect of using synthetic multisensory
Childhood Researc Quarterly, 1-17. phonics in teaching literacy on EFL young
http://dx.doi.org/10.1016/j.ecresq.2014.02.00 learners’ literacy learning. International
3. Journal of Research Studies in Education,
Barone, D.M (2011). Children’s literature in the 4(4), 39–52.
classroom. New York: The Guilford Press. Fraenkel, J. R. Wallen, N. E., & Hyun, H.H.
Carlisle, A. A., Thomas, C. N., & McCathren, R. (2012). How to design and evaluate
B. (2016). The effectiveness of using a

35
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
research in education. (8th ed.). New York: Lyster, S. A., Lervag, A. O., & Hulme, C. (2016).
McGraw-Hill. Preschool morphological training produces
Greeve, M. S. (2007). Phoncis for dummies. New long-term improvements in reading
York: Wiley Publishing Inc. comprehension. Read and Writing, 29,
Griffith, L. P., & Olson, W. M. (2004). Phonemic 1269-1288. DOI 10.1007/s11145-016-
awareness helps beginning readers break 9636-x.
the code. Reading Teacher, 45 (7), 516- Mamun, MD. A. A. (2014). Effectiveness of
523. audio-visual aids in language teaching in
Huennekens, M. E., & Xu, Y. (2015). Using tertiary level. (Thesis). BRAC University,
dialogic reading to enhance emergent Dhaka. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015
literacy skills of young dual language dari
learners. Early child development and care, http://dspace.bracu.ac.bd/bitstream/handle/
1-17. https://doi.org/10.1080/03004430. 10361/3288/13177014.pdf.
2015.1031125. ISSN: 1930-9325. Marion, T. (n.d). How do teacher’s gestures help
Jamaludin, K. A., Alias, N., & Mohd, R. J. young children in second language
(2015). The effectiveness of synthetic acquisition? Université Paris 7, UFR
phonics in the development of early reading Linguistique, Laboratoire ARP. Diakses
skills among struggling young ESL readers. pada tanggal 26 Mei 2015 dari http://gesture-
School Effectiveness and School lyon2005.ens-lyon.fr/article.php3?
Improvement : An International Journal of id_article=253.
Research, Policy and Practice,1-18. Milne, E. D., & Garcia, A. L. (2008). The role of
https://doi.org/10.1080/ repetition in CLIL teacher discourse: a
09243453.2015.1069749. comparative study at secondary and
Konza, D. (2011). Research into practice: tertiary levels. International CLIL Research
Understanding the reading process. Journal, 1 (1), 50-59. Diakses pada tanggal
http://www.decs.sa.gov.au/literacy/files/lin 31 Januari 2015 dari
ks/UtRP_1.2.pdf. Diakses pada Jumat, 21 http://www.icrj.eu/11/article4.html.
April 2017. Mohammed, N., Ghoneim, M., & Elghotmy, H.
Larsen-Freeman, D. (2012). On the roles of E. A. (2015). The effect of a suggested
repetition in language teaching and multisensory phonics program on
learning. Applied Linguistics Review, 3(2), developing kindergarten pre-service
195-210. ISSN: 1868-6311. teachers’ EFL reading accuracy and
Lesaux, N. K. (2012). Reading and reading phonemic awareness. English Language
instruction for children from low-income Teaching, 8(12), 124–143.
and non-English-speaking-households. The https://doi.org/10.5539/elt.v8n12p124.
Future of Children, 22, 73–88. National Institute of Child Health and Human
Lonigan, C. J., Purpura, D. J., Wilson, S. B., Development (NICHD). (2000). Report of
Walker, P. M., & Clancy-Menchetti, J. the National Reading Panel. Teaching
(2013). Evaluating the components of an children to read: An evidence-based
emergent literacy interventions for assessment of the scientific research
preschool children at risk for reading literature on reading and its implications
difficulties. Journal of Experimental Child for reading instruction (NIH Publication
Psychology, 114, 111–130. No. 00-4769).Washington, DC: U.S.
Lynch, J., & Redpath, T. (2012). ‘Smart’ Government Printing Office.
technologies in early years literacy Naughton, G. M., & Hughes, P. (2009). Doing
education: A meta-narratice of action research in early childhood studies:
paradigmatic tensions in iPad use in an A step by step guide. Open University
Australian preparatory classroom. Journal Press.
of Early Childhood Literacy, 1-28. DOI: Othman, J., & Kiely, R. (2016). Preservice
10.1177/1468798412453150. teachers’ beliefs and practices in teaching

36
JURNAL TUNAS SILIWANGI
ISSN: 2476-9789 (Print) 2581-0413 (Online)
Vol.5 | No.1 | April 2019
English to young learners. Indonesian catch up to children reading earlier. Early
Journal of Applied Linguistucs, 6 (1), 50– Childhood Research Quarterly, 28, 33-48.
59. Temple, J. D., & Snow, C.E. (2003). Learning
Otto, B. (2015). Perkembangan bahasa pada words from books In A.V. Kleeck, S.A.Stahl,
anak usia dini (3rd ed.). Jakarta: & E.B. Bauer (Eds.), On reading books to
Prenamedia Group. children (pp. 15-34). New Jersey: Lawrence
Paul, D. (2003). Teaching English to children in Erlbaum Associates, Inc.
Asia. Quarray Bay, Hongkong: Longman Tuan, L.T., & An. P. T. V. (2010). Teaching
Asia ELT. English rhythm by using songs. Studies in
Pinter, A. (2006). Teaching young language Literature and Language, 1 (2), 13-29.
learners. Oxford: Oxford University Press. ISSN: 1923-1555. Diakses pada tanggal 19
Puspitasari, A.D., Hafidah, R., & Sujana, Y. Februari 2015 dari http://cscanada.net.
(2016). Pengaruh phonics method terhadap Wahyuni, N.T., Fauziati, E. (n.d.). The
kemampuan membaca permulaan anak effectiveness of using phonics-based
kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal instructions in English reading classes to
Kertonan. Kumara Cendekia. improve students’ participation. The First
Reiser, R. A., & Dick, W. (1996). Instructional International Conference on Child-Friendly
planning: A guide for teachers (2nd Ed.). Education, 353–368.
Massachusetts: A Simon & Schuster Wake, D. G., & Benson, T. R. (2016). Preschool
Company. literacy and the common core: A
Sadjaah, E., & Sukarja, D. (1995). Bina bicara, professional development model. Journal of
persepsi bunyi, dan irama. Bandung: Dirjen Education and Learning, 5(3), 236-251.
Dikti Proyek Tenaga Guru Depdikbud. ISSN 1927-5250.
Santrock, J. W. (2007). Child Development. Wang, Y., Yinb, L., McBride, C. (2015).
Texas: McGraw-Hill. Querterly unique predicators of early
Santrock, J.W. (2002). Life-span development reading and writing: A one-year
(8th Ed.). New York: McGraw-Hill. longitudinal study of Chinese
Saracho, O. N. (2016). Research, policy, and kindergarteners. Early Childhood research
practice in early childhood literacy. Early Quarterly, 32, 51-59.
Child Development and Care, 1-17. DOI: Whitehurst, G., & Lonigan, C. (2001). Emergent
10.1080/03004430.2016.1261512. literacy: Development from preread-ers to
Saville, K. (2011). Strategies for using repetition readers. In S. B. Neuman & D. K.
as a powerful teaching tool. Music Dickinson (Eds.), Handbook of early
Educators Journal, 98(1), 69-75. doi: literacy research (pp. 11–29). New York:
10.1177/0027432111414432. Diakses pada Guilford.
tanggal 3 Januari 2015 dari Woodside, A. G. (2010). Case study
http://mej.sagepub.com. research:Theory. Methods. Practice.
Seefeldt, C., & Wasik, B. A. (2008). Pendidikan Bingley: Emerald Group Publishing
anak usia dini: Menyiapkan anak usia tiga, Limited.
empat, dan lima tahun masuk sekolah. Wortham, S. C. (2006). Early childhood
Jakarta: PT. Indeks. curriculum: Developmental bases for
Skibbe, L. E., Gerde, H. K., Wright, T. S., & learning and teaching (4th ed.). New
Samples-Steele, C. R. (2016). A content Jersey: Pearson.
analysis of phonological awareness and Wulandari, T. R., & Apriani, D. W. (2014).
phonics in commonly used head start. Early Singing and dancing in English for young
Childhood Education Journal, 44, 225-233. learner’ classroom. (Article). Universitas
DOI 10.1007/s10643-015-0703-8 Bina Darma, Indonesia. doi:
Suggate, S. P., Schaughency, E. A., & Reese, E. 10.7763/IPEDR. Diakses pada tanggal 13
(2013). Children learning to read later November 2014 dari http://www.ipedr.com/
vol77/010-ICLMC2014_N00021.pdf

37

Anda mungkin juga menyukai