Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.

1, April 2016

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN BAHASA


INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI DI KELAS LIMA
SEKOLAH DASAR
Ratminingsih, N. M.

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,


Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia

e-mail: made_ratminingsih@yahoo.com.au

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk melaporkan efektivitas media audio berbasis lagu
kreasi yang dikembangkan berdasarkan tema untuk siswa kelas lima sekolah dasar.
Setelah divalidasi oleh dua orang ahli dalam hal isi dan kualitas, media yang
dikembangkan diimplementasikan di SDN 1 Sukasada yang melibatkan 16 orang
siswa. Desain penelitian menggunakan desain before and after treatment. Hasil
penelitian membuktikkan bahwa media audio efektif meningkatkan kompetensi
Bahasa Inggris siswa kelas lima yang ditunjukkan dari perolehan rerata hasil belajar
dari 6,69 yang terkategori cukup sebelum tindakan menjadi 8,31 yang terkategori
baik setelah tindakan. Di samping itu, hasil kuesioner membuktikan bahwa semua
siswa (100%) menunjukkan persepsi positif terhadap pemanfaatan media audio
berbasis lagu. Mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar karena melalui lagu
pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, dan materi lebih mudah dipahami.

Kata kunci: media audio, lagu kreasi

Abstract
This article aims at reporting the effectivenes of a scripted song-based audio media
developed centered upon themes for fifth graders of elementary schools. After being
validated by two experts to determine the content validity and the quality, the media
was implemented in SDN 1 Sukasada involving 16 students. The design of research
utilized before and after treatment. The result proved that the audio media was
effective to improve the fifth grade students’ English competence shown from the
attainment of mean score of learning achievement, from 6.69 categorized as
moderate before tratment to become 8.31 classified as good after treatment.
Moreover, the result of questionnaire shows that all students (100%) had a positive
perception towards the use of a scripted-song based audio media, in which they
were more motivated to learn because through the songs, the learning process
became fun, interesting and thus the material was easier to understand.

Keywords: audio media, scripted songs

Jurnal Pendidikan Indonesia |27


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

PENDAHULUAN bahasa Inggris di sekolah dasar adalah


Bahasa Inggris menjadi mata untuk mencapai kompetensi
pelajaran muatan lokal di sekolah dasar berkomunikasi oral yang
yang diperkenalkan dari kelas empat mengintegrasikan semua komponen
sampai dengan kelas enam sejak tahun bahasa yaitu kosakata, gramatika, dan
1994. Menurut Harmer (1983), pelafalan. Kompetensi bahasa Inggris
pengenalan bahasa Inggris sejak awal siswa diukur melalui capaian hasil
didasari oleh suatu konsep pedagogis belajar. Hasil belajar adalah perubahan
bahwa semakin dini usia seseorang tingkah laku sebagai hasil belajar yang
diperkenalkan dengan bahasa target, mencakup aspek kognitif, psikomotor
semakin cepat dan semakin bagus dan afektif. Sementara itu, Dimyati
penguasaan dan pemerolehan anak (2006) mendefinisikan hasil belajar
terhadap bahasa yang dipelajari. sebagai hasil dari suatu interaksi tindak
Secara yuridis, Permen No 22 belajar dan tindak mengajar. Dengan
tahun 2006 tentang standar isi demikian, yang dimaksudkan dengan
menegaskan bahwa pembelajaran hasil belajar dalam artikel ini adalah hasil
bahasa Inggris di sekolah dasar belajar bahasa Inggris siswa kelas lima
bertujuan agar peserta didik memiliki SD selama 2 sesi pembelajaran dengan
kemampuan: (1) Mengembangkan topik Sports yang ditunjukkan dari
kompetensi berkomunikasi dalam bentuk kemampuan mereka menjawab
lisan secara terbatas untuk mengiringi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan
tindakan (language accompanying materi yang diajarkan sebagai tindak
action) dalam konteks sekolah, dan (2) mengajar oleh guru dan tindak belajar
Memiliki kesadaran tentang hakikat dan oleh siswa.
pentingnya bahasa Inggris untuk Brown (1994) menyatakan bahwa
meningkatkan daya saing bangsa dalam terdapat lima kategori yang harus
masyarakat global.” Berdasarkan tujuan diperhatikan guru dalam merancang
tersebut, maka aspek mendengarkan pembelajaran bahasa Inggris yang
(listening) dan berbicara (speaking) sukses bagi anak-anak, yaitu (1)
harus ditekankan tanpa Intellectual Development, (2) Attention
mengesampingkan aspek kosakata, Span, (3) Sensory Input, (4) Affective
gramatika, pelafalan, dan aspek menulis Factors, dan (5) Authentic, Meaningful
(writing) dan membaca (reading). Language.Intellectual development
Dalam kurikulum 2013, dimaksudkan bahwa anak-anak sampai
pembelajaran bahasa Inggris tidak pada usia 11 tahun masih dalam fase
diberikan secara eksplisit dalam struktur pertumbuhan intelektual yang
kurikulum, namun mata pelajaran dinamakan oleh Piaget “concrete
bahasa Inggris dapat diberikan sebagai operation”. Jadi, semua materi
mata pelajaran muatan lokal, dan sampai pembelajaran hendaknya dikemas
saat ini banyak sekolah masih berkiblat secara konkret, dan menghindari konsep
dengan KTSP dalam hal pemberian abstrak. Dengan keterbatasan ini, segala
pelajaran bahasa Inggris sebanyak 2 bentuk pembelajaran berupa aturan-
jam pelajaran dalam 1 minggu. Dapat aturan, penjelasan-penjelasan, dan
dikatakan bahwa tujuan pembelajaran pembahasan kebahasaan yang bersifat

Jurnal Pendidikan Indonesia |28


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

abstrak hendaknya dilaksanakan dengan dalam kegiatan P2M di Kecamatan


sangat hati-hati, dan diusahakan untuk Sukasada yang diikuti oleh 25 orang guru
dipresentasikan secara konkret. Dari bahasa Inggris (Ratminingsih & Budasi,
dimensi attention span, konsentrasi anak 2012), menunjukkan bahwa mereka tidak
bergantung pada pengemasan pernah menggunakan media
pembelajaran oleh guru. Mereka tidak pembelajaran inovatif audio (lagu-lagu
akan memperhatikan pelajaran jika kreasi khusus) dan hanya berpedoman
materi yang diajarkan membosankan, pada buku.
tidak bermakna, dan terlalu sulit. Sensory Permasalahan di atas, khususnya
input menyangkut pembelajaran pada permasalahan media dapat
hendaknya melibatkan semua indra diselesaikan dengan pengembangan
anak-anak, baik itu penglihatan, media pembelajaran yang lebih inovatif,
pendengaran, rasa, penciuman, dan agar guru dapat memvariasikan
sentuhan. Affective factors dimaksudkan pembelajaran yang dapat menghadirkan
agar pembelajaran dapat membuat kesenangan dalam proses pembelajaran
anak-anak memiliki sikap senang dan kepada siswa. Gagne & Briggs (1974)
nyaman dalam belajar, dan authentic memaparkan bahwa media
meaningful language dimaksudkan agar pembelajaran merupakan alat yang
bahasa yang diajarkan bersifat autentik secara fisik digunakan untuk
dan bermanfaat dalam kehidupan. menyampaikan isi materi pelajaran, yang
Willing (dalam Chitravelu, Sithamparam, terdiri dari buku, modul, teks terprogram,
& Teh, 2005) menegaskan bahwa anak- tape recorder, kaset, video camera,
anak yang bertipe kongkret (concrete video recorder, film, slide, foto, gambar,
learner) akan menyenangi strategi grafik, televisi, komputer, dan
pembelajaran yang memanfaatkan sebagainya. Lebih jauh Arsyad (2011)
games, pictures, films, cassettes, videos, menjelaskan bahwa apabila media itu
dan lain-lain. membawa pesan-pesan atau informasi
Namun demikian, berbagai fakta yang bertujuan instruksional atau
mengindikasikan bahwa masih terdapat mengandung maksud-maksud
berbagai kendala di lapangan dalam pengajaran, maka media itu disebut
pelaksanaan pembelajaran yang media pembelajaran. Maka, dapat
memadai. Hasil survei Ratminingsih disimpulkan bahwa media pembelajaran
(2010) kepada guru-guru bahasa Inggris adalah alat-alat fisik yang digunakan
di SD di Kecamatan Buleleng dan dalam menyampaikan informasi, yaitu
Sukasada membuktikan bahwa guru berupa materi pembelajaran kepada
pengajar bahasa Inggris belum memiliki peserta didik.
latar belakang pendidikan yang Kemp (dalam (Ramendra &
memadai. Guru cenderung Ratminingsih, 2006, 2007)
mengimplementasikan pembelajaran mengelompokkan alat bantu
dengan melafalkan kosakata melalui pembelajaran ke dalam tiga kelompok,
drills dan menjelaskan kosakata bahasa yaitu (1) alat bantu dengar (audio aids),
Inggris melalui terjemahan ke dalam antara lain radio dan tape recording, (2)
bahasa pertama (dalam Ratminingsih, alat bantu pandang (visual aids), antara
2010). Selanjutnya, hasil wawancara lain papan tulis, benda-benda nyata

Jurnal Pendidikan Indonesia |29


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

(realia), gambar, flash cards, chart, slide, penggunaan media, yang dapat
dan (3) alat bantu pandang dan dengar ditampilkan melalui berbagai format,
(audio-visual aids), yaitu video dan film. seperti cetak, audio, dan visual.
Selanjutnya, berdasarkan Sementara Hamalik (dalam Arsyad,
perkembangan teknologi, media 2011), mengemukakan bahwa
pembelajaran dikelompokkan menjadi pemakaian media pembelajaran dalam
empat kelompok, yaitu (1) media hasil proses belajar mengajar dapat
teknologi cetak, (2) media hasil teknologi membangkitkan keinginan dan minat
audio-visual, (3) media hasil teknologi yang baru, membangkitkan motivasi dan
komputer, dan (4) media hasil gabungan rangsangan kegiatan belajar, dan
teknologi cetak dan komputer (Arsyad, bahkan membawa pengaruh psikologis
2011). terhadap siswa. Sejalan dengan
Berdasarkan paparan di atas, pendapat Hamalik, Shin (2006) juga
maka lagu-lagu kreasi khusus yang mengungkapkan bahwa salah satu cara
direkam pada kaset atau CD yang untuk meningkatkan perhatian dan
dikembangkan dalam penelitian ini dapat keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar
dikelompokkan ke dalam media diperlukan adanya alat pendukung
pembelajaran audio, yaitu alat bantu berupa alat-alat bantu visual, mainan,
pembelajaran yang didengar oleh boneka atau objek-objek lain yang
peserta didik untuk mendapatkan berwarna-warni, yang sesuai dengan
informasi berupa materi-materi pelajaran cerita atau lagu yang digunakan dalam
bahasa Inggris sesuai dengan tema yang pembelajaran, sehingga pembelajaran
diajarkan. Dalam proses pembelajaran, bahasa menjadi lebih mudah dipahami.
guru menggunakan mesin berupa CD Dari semua pendapat di atas, dapat
player atau komputer untuk disimpulkan bahwa media pembelajaran
mempresentasikan materi. merupakan salah satu faktor penting
Media pembelajaran yang baik yang dapat membuat proses
adalah media yang dapat membantu pembelajaran berhasil. Media yang
proses transfer materi pelajaran dengan dikemas dengan menarik dapat
baik, menarik perhatian peserta didik, memotivasi siswa agar mau dan
menciptakan suasana belajar yang mempertahankan belajarnya,
menyenangkan, dan dapat memotivasi mempermudah proses belajar, membuat
mereka. Arsyad (2011) menegaskan pembelajaran efektif dan efisien, dan
bahwa proses pembelajaran dapat kemudian meningkatkan hasil belajar.
menjadi lebih dinamis dan akan Dengan demikian, tugas guru
mencapai sasaran yang diinginkan jika adalah untuk membuat pembelajaran
ditambahkan alat bantu atau media, lebih menarik, hidup dan menyenangkan.
seperti media audio-visual, cetak, Salah satunya adalah melalui
proyektor, film, permainan, dan pemanfaatan media pembelajaran audio
sebagainya. Yassaei (2012) (kaset atau CD). Media audio selain
menambahkan bahwa salah satu cara dapat menghadirkan kesenangan,
yang paling terkenal untuk menciptakan suasana rileks, yang terpenting adalah
konteks bermakna untuk pembelajaran dapat memberikan contoh pajanan
bahasa Inggris adalah melalui bahasa yang kaya dengan aspek

Jurnal Pendidikan Indonesia |30


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

kebahasaan, seperti kosakata, mudah dihafalkan dan sangat


gramatika, lafal, tetapi juga keterampilan memotivasi pebelajar (dalam Murphey,
berbahasa (mendengarkan, berbicara, 1992). Murphey menambahkan bahwa
membaca, dan menulis). Terlebih lagi, musik dan lagu lama disimpan dalam
bagi para guru yang berlatar belakang ingatan, dan dapat menjadi bagian dari
non kependidikan bahasa Inggris, diri kita serta mudah dimanfaatkan di
mereka dapat dibantu diberikan model dalam kelas.
bahasa yang akurat dari segi lafal dan Griffee (1992) lebih lanjut
intonasi dengan mengulang-ulang media mengemukakan 6 keuntungan
audio yang tersedia. Oleh karena itu, penggunaan lagu dan musik dalam kelas
dalam penelitian (Ratminingsih & Budasi, bahasa, yaitu (1) Classroom
2014) dikembangkan media atmosphere: lagu dan musik digunakan
pembelajaran audio, yaitu CD untuk memberikan suasana kelas yang
pembelajaran berbasis lagu-lagu kreasi menyenangkan, (2) Language input: lagu
berdasarkan tema pada kelas lima dan musik digunakan untuk memberikan
sekolah dasar. pajanan irama bahasa, (3) Cultural input:
Menurut Schoepp (2001), lagu lagu dan musik (khususnya musik pop)
menjadi bagian yang integral dari memberikan pengenalan budaya, (4)
pengalaman berbahasa manusia. Text: lagu digunakan sebagai teks
Flattum (2008) menambahkan pembelajaran, seperti halnya puisi, cerita
bahwalagu merupakan kombinasi melodi pendek, dan novel, (5) Supplement: lagu
dan lirik dengan harmoni, irama atau bit. digunakan sebagai pelengkap dari buku
Lagu biasanya memiliki struktur berupa teks, dan (6) Teaching and Student
pengulangan-pengulangan syair dan interest: lagu dapat digunakan untuk
korus. Lagu kreasi yang dimaksudkan mengajarkan percakapan, kosakata,
dalam penelitian ini adalah lagu-lagu struktur gramatika, lafal, latihan pola, dan
yang liriknya diciptakan oleh peneliti pemantapan ingatan. Paul & Chan
berdasarkan tema, sementara melodinya (2010) menambahkan lagu membuat
diambil dari irama musik dari lagu anak- anak-anak lebih mudah mengingat kata-
anak Indonesia atau asing yang sudah kata dan pola-pola serta potongan-
dikenal. Lebih lanjut, Shtakser (2012) potongan natural dari bahasa (chunks of
menjelaskan bahwa musik dan lagu language).
dapat menciptakan atmosfer belajar Dari semua pendapat di atas, dapat
yang baik dalam kelas. Brewster, Ellis, & disimpulkan bahwa lagu memiliki
Girard (1992) juga menambahkan bahwa berbagai manfaat untuk mengajarkan
lagu merupakan strategi yang ideal untuk bahasa secara lebih menyenangkan
belajar bahasa karena di dalam lagu yang dapat mempermudah siswa
terdapat pengulangan-pengulangan mengingat kata, pola bahasa, dan
kosakata dan struktur bahasa serta potongan-potongan natural dari bahasa,
irama yang dapat meningkatkan serta dapat melibatkan perasaan mereka
ketertarikan siswa dalam belajar. Selain secara lebih mendalam pada
itu, Malley mengemukakan dua manfaat pembelajaran.
utama penggunaan musik dan lagu Ada beberapa jenis lagu yang
dalam pembelajaran bahasa, yakni lagu dapat digunakan untuk tujuan mengajar

Jurnal Pendidikan Indonesia |31


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

yang berbeda, yaitu lagu, syair, dan syair memberikan gambaran apakah media
yang dilagukan pendek-pendek pembelajaran audio berupa lagu-lagu
(Brewster et al., 1992). Mol (2012) kreasi berbasis tema dapat
mengemukan beberapa jenis lagu, meningkatkan kompetensi bahasa
seperti syair anak-anak, musik pop Inggris siswa kelas lima sekolah dasar
kontemporer, dan lagu yang khusus yang ditunjukkan dari hasil belajar
ditulis untuk mengajarkan bahasa mereka setelah diberikan tindakan.
Inggris. Dalam penelitian Ratminingsih
(2010), Ratminingsih & Budasi (2014), METODE
Ratminingsih, Suwatra, & Rasana, Desain penelitian dari uji emperis
(2013), jenis lagu yang digunakan adalah efektivitas penggunaan media audio
lagu yang ditulis khusus, yang adalah before and after treatment
dinamakan lagu kreasi (scripted songs). (Sugiyono, 2010). Lokasi penelitian
Merujuk pada hasil penelitian adalah di SD No.1 Sukasada yang
terdahulu, Ratminingsih (2010) melibatkan 16 orang siswa kelas lima.
membuktikan bahwa lagu merupakan Teknik pengumpulan data adalah melalui
salah satu teknik yang efektif untuk tes akhir, yaitu dengan memberikan 20
meningkatkan keterampilan pertanyaan terkait dengan materi
mendengarkan bahasa Inggris siswa pembelajaran dengan topik Sports yang
sekolah dasar Lab Undiksha Singaraja. diajarkan sebanyak 2 sesi pembelajaran
Lebih lanjut penelitian Ratminingsih et al. 4 x 35 menit. Pada sesi terakhir yaitu sesi
(2013) membuktikan bahwa materi dan 3, siswa diberikan tes akhir berupa tes
sintaks pembelajaran berbasis lagu hasil belajar dengan mengangkat tema
dapat meningkatkan kompetensi bahasa yang telah diajarkan, dan dilanjutkan
Inggris siswa SD Lab Undiksha, dan dengan penyebaran kuesioner tentang
penelitian Budasi, Ramendra, & Suputra motivasi belajar, yang mengarahkan
(2013) membuktikan bahwa media audio mereka untuk memberikan Hasil
kelas 4 semester 1 dapat meningkatkan penelitian dianalisis secara deskriptif.
motivasi siswa dan kompetensi bahasa Hasil perhitungan nominal berupa skor
Inggris siswa SD No.2 Sukasada. rerata dideskripsikan secara kuantitatif,
Berdasarkan bukti tersebut, maka yaitu hasil tes awal dan tes akhir hasil
peneliti selanjutnya memandang perlu belajar bahasa Inggris siswa yang
mengembangkan media audio berupa skor yang diperoleh sebelum
selanjutnya, yakni di kelas lima. Hal ini diberikan tindakan dan sesudah
dilakukan sebagai upaya melengkapi diberikan tindakan. Skor rerata siswa
pembelajaran yang dilakukan oleh para dalam kompetensi bahasa Inggris
guru SD di Kabupaten Buleleng yang sebelum diberikan media audio
mayoritas tidak berlatar belakang bahasa pembelajaran berbasis lagu kreasi
Inggris. Dengan demikian, memfasilitasi dibandingkan dengan sesudah diberikan
guru dengan media pendukung pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran harus diupayakan secara media. Data tambahan dari hasil
terus menerus. kuesioner motivasi juga dianalisis secara
Berdasarkan uraian di atas,maka kuantitatif untuk melihat bagaimana
tujuan penelitian ini adalah untuk motivasi siswa terhadap pembelajaran

Jurnal Pendidikan Indonesia |32


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

dengan implementasi media audio pengampu mata pelajaran Bahasa


berbasis lagu kreasi. Selanjutnya, hasil Inggris di sekolah tersebut. Baik Kepala
analisis dideskripsikan secara kualitatif Sekolah dan guru sudah menyetujui
untuk mengetahui efektivitas dari media kegiatan penelitian akan dilakukan di SD
pembelajaran yang digunakan. No. 1 Sukasada yang dimulai tanggal 2
September 2014 sampai dengan 16
HASIL DAN PEMBAHASAN September 2014 (3 minggu). Dari 3 sesi
Setelah melalui uji validitas isi dan yang direncanakan, dua sesi digunakan
kualitas media dari kedua ahli, maka untuk melaksanakan pembelajaran
media audio tersebut siap untuk diujikan dengan tema Sports, dan satu sesi untuk
secara emperis melalui sebuah menyelenggarakan tes akhir (post test).
penelitian yaitu before and after Sebelum diberikan tindakan
treatment (Sugiyono, 2010) untuk (treatment), kompetensi siswa kelas lima
melihat efektivitas media yang SD No.1 Sukasada yang diambil dari
dikembangkan dalam meningkatkan skor tes sumatif semester 2 ketika
hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas mereka duduk di kelas empat adalah
lima SD. Penjajagan tempat penelitian di sebagai berikut: persepsi terhadap
SD No.1 Sukasada sudah dibicarakan pemanfaatan media audio berbasis lagu
dengan kepala sekolah dan guru dalam pembelajaran.

Tabel 1. Skor Awal Siswa sebelum Tindakan

No Nama Siswa Skor


1 Komang Very Gunawan 5,85
2 Aditya Wisnu Budi Kurniawan 3,23
3 Komang Agus Adi Krisnanda 6,76
4 Ngurah Arya Darma Wiguna 5,07
5 Ida Ayu Kade Citra Dwitya Citta 6,0
6 Komang Gina Kusuma Dewi 8,76
7 Komang Linda Pratiwi 7,07
8 Ni Luh Putu Oktavianingsih 8,31
9 Komang Roby Arya Prananda 8,46
10 Ni Putu Sania Cantika Dewi 6,92
11 Kadek Suci Handayani 9,69
12 Komang Urip Harta Darma 6,46
13 Ketut Mangku Rini 3,85
14 Ida Bagus Indra Paramartha 6,46
15 Ida Ayu Kade Bulan Cahyaninggrat 8,76
16 Krisnawati 5,53
Skor Total 107,18
Rerata Skor 6,69

Jurnal Pendidikan Indonesia |33


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

Dari Tabel 1 di atas dan merujuk pada siswa kelas lima SD No.1 Sukasada
Tabel kriteria penilaian pada Tabel 2 di sebelum diberikan tindakan adalah 6,69
bawah, dapat dilihat bahwa kompetensi yang terkategori cukup.

Tabel 2. Skor Patokan dan Kriteria yang Digunakan di SD

Skor Kriteria
8,6 - 10 Sangat baik
7,1 – 8,5 baik
5,6 - 7 cukup
4,0 – 5,5 Kurang
0 – 3,9 Sangat Kurang

Setelah diberikan dua kali sesi kreasi, hasil tes akhir adalah seperti pada
pembelajaran melalui pemanfaatan Tabel 3.
media audio pembelajaran berbasis lagu

Tabel 3. Skor Tes Akhir setelah Tindakan

No Nama Siswa Skor


1 Komang Very Gunawan 8,5
2 Aditya Wisnu Budi Kurniawan 7,5
3 Komang Agus Adi Krisnanda 9,0
4 Ngurah Arya Darma Wiguna 7,0
5 Ida Ayu Kade Citra Dwitya Citta 10
6 Komang Gina Kusuma Dewi 9,5
7 Komang Linda Pratiwi 7,5
8 Ni Luh Putu Oktavianingsih 9,5
9 Komang Roby Arya Prananda 8,0
10 Ni Putu Sania Cantika Dewi 7,5
11 Kadek Suci Handayani 9,5
12 Komang Urip Harta Darma 8,0
13 Ketut Mangku Rini 6,0
14 Ida Bagus Indra Paramartha 9,5
15 Ida Ayu Kade Bulan Cahyaninggrat 6,5
16 Krisnawati 9,5
Skor Total 133
Rerata Skor 8,31

Tabel 3 menunjukkan bahwa pembelajaran yang memanfaatkan


setelah diberikan tindakan berupa media audio berupa CD yang berisi lagu-

Jurnal Pendidikan Indonesia |34


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

lagu kreasi, skor siswa mengalami kurang mampu, yang berdampak pada
peningkatan pada capaian skor rerata peningkatan hasil belajar mereka. Selain
yaitu 8,31 yang terkategori baik. Capaian itu, lagu dapat memberikan input
tersebut mengindikasikan bahwa media kebahasaan (language input) yang
audio yang berisi lagu-lagu kreasi efektif mengajarkan percakapan, kosakata,
membantu meningkatkan kemampuan struktur gramatika, lafal, latihan pola dan
bahasa Inggris siswa. Yang menarik dari pemantapan ingatan. Dengan demikian,
temuan ini adalah beberapa siswa yaitu semua komponen kebahasaan dan
2 orang mendapatkan skor di bawah 3, keterampilan berbahasa dapat
yang tergolong sangat kurang dan 2 diintegrasikan melalui lagu.
orang mendapatkan skor antara 4 sd.5,5 Temuan ini didukung oleh Yassaei
yang tergolong kurang sebelum (2012) bahwa media sangat disadari
diberikan tindakan, mereka mampu dapat menciptakan konteks bermakna
meningkatkan kemampuan bahasa dalam pembelajaran bahasa Inggris
Inggrisnya yaitu menjadi masing-masing, dalam berbagai format, seperti cetak,
7,5 dan 6,0 dan 70 dan 9,5 setelah audio, dan visual, yang dalam penelitian
diberikan tindakan melalui pemanfaatan ini memanfaatkan format audio yang
media audio. Hal ini membuktikan bahwa dapat diputar dengan CD player atau
mereka terbantu meningkatkan hasil komputer. Konteks kebahasaan yang
belajar melalui kegiatan yang menarik dibangun melalui lagu kreasi terbukti
baginya, yakni melalui media audio. Bukti dapat meningkatkan minat, motivasi dan
ini menegaskan bahwa media audio keterlibatan siswa dalam belajar,
yang berisi lagu-lagu kreasi dalam sehingga berefek terhadap peningkatan
bentuk CD pembelajaran efektif hasil belajar. Dengan demikian, hasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut mendukung Hamalik
penelitian ini mendukung penelitian (dalam Arsyad, 2011)) yang
terdahulu (Cuestas Cifuentes, 2006; menegaskan pemakaian media
Hidayanti, 2011; Jadal, 2011; Kömür, pembelajaran dalam proses belajar
Saraç, & Şeker, 2005; Ratminingsih, mengajar dapat membangkitkan
2010; Ratminingsih et al., 2013; Sevik, keinginan dan minat yang baru,
2011) bahwa penggunaan lagu dalam membangkitkan motivasi dan
pembelajaran merupakan strategi rangsangan kegiatan belajar, dan
pembelajaran yang efektif bukan hanya bahkan membawa pengaruh psikologis
untuk meningkatkan hasil belajar bahasa terhadap siswa. Terlebih bagi pebelajar
Inggris mereka secara spesifik pada anak-anak,yang masih pada fase
komponen kebahasaan, seperti perkembangan operational concrete,
kosakata, tetapi juga pada keterampilan dunia fisik menjadi fokus pembelajaran,
berbahasa yakni mendengarkan dan yang dalam penelitian ini diupayakan
berbicara. Hasil penelitian ini juga denganpemanfaatan objek audio ke
sejalan dengan Griffee (1992) bahwa dalam pembelajaran, sebagai upaya
lagu dapat menciptakan atmosfer belajar untuk memvariasikan pembelajaran. Hal
yang menyenangkan, sehingga dapat ini sesuai dengan pendapat Scott &
memberikan kesenangan bukan hanya Ytreberg (1990) dan Shin (2006) bahwa
bagi siswa yang mampu, tetapi juga yang untuk meningkatkan perhatian dan

Jurnal Pendidikan Indonesia |35


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

keterlibatan siswa dalam belajar, maka SIMPULAN DAN SARAN


strategi utama adalah melalui Berdasarkan analisis uji emperis
pemanfaatan alat pendukung atau media melalui desain before and after
pembelajaran yang bervariasi. treatment, media audio terbukti efektif
Selain itu, temuan tambahan dari untuk meningkatkan hasil belajar bahasa
hasil angket yang menjaring motivasi Inggris siswa kelas lima sekolah dasar,
mereka belajar bahasa Inggris yang dibuktikan dari peningkatan hasil
membuktikan bahwa 16 siswa (100%) belajar dari 6,69 (cukup) sebelum
menyatakan pendapatnya bahwa tindakan menjadi 8,31 (baik) setelah
mereka sangat setuju dengan tindakan. Di samping itu, siswa juga
digunakannya lagu-lagu dalam belajar, memiliki persepsi positif terhadap
karena lagu membuat pelajaran menarik, pemanfaatan media audio berbasis lagu
menyenangkan, sehingga mereka kreasi dalam pembelajaran, yang terbukti
termotivasi dan mendorong mereka aktif dari hasil kuesioner bahwa semua siswa
berpartisipasi serta merangsang rasa (100%) sangat setuju dengan
ingin tahu mereka terhadap apa yang pemanfaatan media audio berbasis lagu
diajarkan guru secara bersungguh- yang dapat meningkatkan motivasi
sungguh. Temuan ini sesuai dengan belajar mereka karena melalui
pendapat Csabay (2006) bahwa motivasi pemanfaatan lagu, mereka menyatakan
memegang peranan penting untuk bahwa pembelajaran menjadi lebih
kesuksesan pembelajaran. Motivasi menyenangkan, menarik, sehingga lebih
mereka dalam belajar dapat ditingkatkan mudah memahami pelajaran.
melalui pemanfaatan media yang tepat, Hal-hal yang dapat disarankan
seperti melalui media audio lagu-lagu. Di berdasarkan hasil penelitian ini adalah
samping itu mereka juga menegaskan (1) Dengan adanya penyediaan media
bahwa pelajaran melalui penggunaan audio yang dikembangkan oleh peneliti,
media audio berisi lagu-lagu para guru pengampu mata pelajaran
memudahkan mereka memahami materi Bahasa Inggris diharapkan dapat
pelajaran yang membuat mereka yakin memvariasikan pembelajaran dengan
bahwa pelajaran menjadi lebih menggunakan media inovatif, seperti CD
bermanfaat, sehingga mereka percaya pembelajaran yang berisi lagu-lagu
dapat berhasil dalam tes dan kreasi, yang dapat meningkatkan
meningkatkan kemampuan atau hasil motivasi dan partisipasi siswa belajar,
belajarnya. Hasil penelitian ini dan (2) Oleh karena media audio CD
mendukung penelitian Ratminingsih pembelajaran yang berisi lagu-lagu ini
(2010) dan Ratminingsih et al. (2013) telah terbukti dapat meningkatkan hasil
yang membuktikan bahwa motivasi belajar siswa, para guru disarankan
belajar siswa meningkat dengan untuk memaksimalkan penggunaan
pemanfaatan lagu kreasi (scripted media pembelajaran untuk
songs) dalam pembelajaran bahasa menghadirkan pembelajaran yang
Inggris. menyenangkan dan menarik, agar dapat
memaksimalkan kompetensi Bahasa
Inggris siswa.

Jurnal Pendidikan Indonesia |36


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

DAFTAR PUSTAKA Harmer, J. (1983). The practice of


English language teaching. ERIC.
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hidayanti, F. (2011). Peningkatan
keterampilan berbicara Bahasa
Brewster, J., Ellis, G., & Girard, D.
Inggris melalui lagu dan permainan
(1992). The primary English
pada siswa kelas IV di SDN
teacher’s guide. Penguin English.
Madiredo 02 Kecamatan Pujon
Brown, H. D. (1994). Teaching by Kabupaten Malang. Jurusan
Principles: An Interactive Approach Kependidikan Sekolah Dasar &
to Language Pedagogy. New Prasekolah-Fakultas Ilmu
Jersey: Prentice Hall Regents. Pendidikan UM.
Budasi, I. G., Ramendra, D. P., & Jadal, M. M. (2011). A study of
Suputra, P. E. D. (2013). effectiveness of the audio-visual-
Pengembangan Media aids in teaching and learning of
Pembelajaran Audio Bahasa Inggris English at primary level in ZP
Lagu-Lagu Kreasi Khusus (Scripted Primary Schools of Solapur District.
Songs) Berbasis Tema. Laporan Indian Streams Research Journal,
Penelitian. 1(7), 1–21.
Chitravelu, N., Sithamparam, S., & Teh, Kömür, Ş., Saraç, G., & Şeker, H. (2005).
S. C. (2005). ELT methodology: Teaching English through Songs
Principles and practice. Oxford (Practice in Muğla/Turkey). Sosyal
Fajar. Bilimler Enstitüsü Dergisi (İLKE), 15,
Csabay, N. (2006). Using Comic Strips in 120.
Language Classes. In English Mol, H. (2012). Using song in the
Teaching Forum (Vol. 44, pp. 24– classroom.
26).
Murphey, T. (1992). Music and song.
Cuestas Cifuentes, M. (2006). Songs in Oxford University Press.
the English class: A strategy to
Paul, D., & Chan, M. (2010). Teaching
encourage tenth graders’ oral
English to children in Asia. Pearson
production. Profile Issues in
Longman Asia.
Teachers Professional
Development, (7), 47–58. Ramendra, D. P., & Ratminingsih, N. M.
(2006). Studi pemanfaatan alat
Dimyati, M. (2006). Belajar dan
bantu pembelajaran (Audio Visual
pembelajaran. Jakarta: Rineka
Aids) dalam proses belajar
Cipta.
mengajar mata pelajaran bahasa
Gagne, R. M., & Briggs, L. J. (1974). Inggris di sekolah dasar di Kota
Principles of instructional design. Singaraja: Upaya
Holt, Rinehart & Winston. menguaktualisasikan kurikulum
Griffee, D. T. (1992). Songs in action. berbasis kompetensi. Laporan
Prentice Hall. Penelitian. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

Jurnal Pendidikan Indonesia |37


ISSN: 2303-288X Vol. 5, No.1, April 2016

Ramendra, D. P., & Ratminingsih, N. M. (scripted songs): Inovasi


(2007). Pemanfaatan Audio-Visual pembelajaran integratif dan holistik
Aids (AVA) dalam proses belajar dengan insersi nilai budaya dan
mengajar mata pelajaran bahasa karakter bangsa. Laporan Penelitian
Inggris di sekolah dasar. Jurnal Tidak Diterbitkan. Singaraja:
Penelitian Dan Pengembangan Universitas Pendidikan Ganesha.
Pendidikan, 1(2), 78–95.
Schoepp, K. (2001). Reasons for using
Ratminingsih, N. M. (2010). Pengaruh songs in the ESL/EFL classroom.
teknik pembelajaran dan tipe The Internet TESL Journal, 7(2), 1–
kepribadian terhadap keterampilan 4.
mendengarkan bahasa Inggris:
Scott, W. A., & Ytreberg, L. H. (1990).
Studi eksperimen pada siswa SD
Teaching English to children.
LAB Undiskha Singaraja. Disertasi
Longman London.
Doktor.
Sevik, M. (2011). Teacher views about
Ratminingsih, N. M., & Budasi, I. G.
using songs in teaching English to
(2012). Pelatihan pemanfaatan
young learners. Educational
lagu-lagu kreasi khusus (scripted
Research and Reviews, 6(21),
songs) dalam pembelajaran bahasa
1027.
Inggris berbasis tema di sekolah
dasar di Kecamatan Sukasada Shin, J. K. (2006). Ten Helpful Ideas for
Kabupaten Buleleng. Laporan P2M. Teaching English to Young
Universitas Pendidikan Ganesha. Learners. In English Teaching
Forum (Vol. 44, p. 2).
Ratminingsih, N. M., & Budasi, I. G.
(2014). Pengembangan media Shtakser, I. (2012). Using music and
audio pembelajaran bahasa Inggris songs in the foreign language
berbasis lagu kreasi di kelas lima classroom.
sekolah dasar. Laporan Penelitian. Yassaei, S. (2012). Using Original Video
Universitas Pendidikan Ganesha and Sound Effects to Teach English.
Singaraja. In English teaching forum (Vol. 50,
Ratminingsih, N. M., Suwatra, I. I. W., & pp. 12–16).
Rasana, I. (2013). Pengembangan
model pembelajaran bahasa Inggris
induktif berbasis lagu kreasi

Jurnal Pendidikan Indonesia |38

Anda mungkin juga menyukai