Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOAFEKTIF SLKI & SIKI

Definisi : Gangguan skizoafektif adalah penyakit


dengan gejala psikotik yang persisten, seperti - Waham SLKI : Status orientasi SIKI :
halusinasi atau delusi, terjadi bersama‐sama Manajemen waham
dengan masalah suasana (mood disorder) seperti - Ggn Persepsi sensori, SLKI Persepsi
depresi, manik, atau episode. sensori SIKI : Manajemen Halusinasi
- Isolasi sosial SLKI : Keterlibatan sosial SIKI
: Promosi sosialisasi
- Harga diri rendah SLKI : Harga diri SIKI :
Neurobiologi fungsional Faktor genetik dan faktor Manajemen perilaku
lingkungan - Resiko perilaku kekerasan SLKI : Kontrol
diri SIKI : Pencegahan perilaku kekerasan
Gangguan pada sistem - Keputusasaan SLKI harapan SIKI promosi
dopamin, serotonin, harapan
glutamate, metabolisme - Risiko bunuh diri SLKI kontrol diri SIKI
otak manajemen mood

Skizoafektif Gangguan afektif


Skizofrenia

Obat APG-1 obat APG-II

Gejala positif Gejala negatif Pemberian obat


obat APG-II mood stabilizer.
Gejala manik Gejala depresif

Resiko perilaku kekerasan

Afek yang Retardasi psikomotor


Halusinasi Delusi Waham Isolasi sosial
meninggi
Ggn
Persepsi
Insomnia
sensori
Penarikan diri Banyak bicara
Putus asa keputusasaan

perubahan dalam Harga diri


Perubahan
Hilangnya rendah Hiperaktif
persepsi. dalam berpikir Apatis Pikiran bunuh diri
motivasi
Gangguan proses
pikir dan fungsi Risiko bunuh diri

intelektual
KASUS DEPARTEMEN JIWA

Pasien berinisial F baru pindah dari ruang gaduh gelisah ke ruang perawatan maintenance.
Pasien dengan nomor rekam medis 058479 mulai dirawat pada tanggal 20 April tahun 2020
di Bangsal Gatotkaca. Pasien berusia 54 tahun tersebut berasal dari Bantul kota. Kondisi
pasien saat pertama kali dibawa ke rumah sakit, keluarga mengatakan pasien marah-marah
tanpa sebab, setiap malam tidak pernah tidur dan berbicara keras-keras kemudian tertawa
sendiri. Setelah dipindahkan ke ruang Gatot Kaca saat ini pasien masih tampak tegang,
ketika diajak berbicara pasien selalu mendominasi pembicaraan dan pasien mengatakan
bahwa dirinya memiliki pasukan sejumlah 100 orang yang selalu mendampingi di sekitarnya.
Pasien terdiagnosis skizoafektif dengan terakhir kali minum obat pada 1 bulan yang lalu.
Pasien mulai sakit sejak tahun 2006 di mana keluarga pasien tidak ada satupun yang
memiliki masalah seperti pasien.  Hasil pengkajian fisik didapatkan bahwa pasien tidak
memiliki bekas luka ataupun trauma pada kepalanya. Pasien mengatakan bahwa setiap hari
dirinya harus minum kopi dan juga merokok sebanyak 1 bungkus per hari.

 Pasien mengatakan bahwa dulu pernah menikah tetapi diceraikan oleh istrinya. Pasien
mengatakan bahwa istrinya sebenarnya mengalami kerugian besar karena sudah
menceraikan seorang Mayor Jenderal. Ketika bertemu dengan keluarga, keluarga
mengatakan bahwa pasien seringkali berbicara bahwa dirinya ingin membeli sebuah rumah
dengan 2 lantai dan kolam renang di belakangnya. Tetapi tidak pernah terwujud karena
pasien bekerja hanya sebagai tukang batu yang terkadang penghasilannya sangat pas-pasan.
Keluarga mengatakan bahwa pasien lulus pendidikan STM dan ingin menjadi seorang tentara
tetapi berulang kali mendaftar tidak pernah diterima.

 Pasien mengatakan bahwa ketika dirinya masih kecil, ayahnya selalu keras kepada dirinya, 
memarahi jika dirinya melakukan kesalahan bahkan seringkali mendapatkan pukulan dengan
rotan atau pun kayu.  Setelah pasien dewasa pasien pernah 1 kali menikah Tetapi istrinya
menceraikan dan saat ini ini pasien tinggal dengan anaknya. Selama pasien tinggal di rumah
pasien sangat jarang mau mengikuti kegiatan seperti roda, arisan ataupun kumpulan di RT
maupun RW. Ketika pasien dirawat di rumah sakit, pasien selalu menolak ketika diajak
melakukan kegiatan berkelompok. Pasien beranggapan bahwa kegiatan tersebut hanya
untuk orang gila dan dirinya adalah orang yang sehat berpangkat Mayor Jenderal sehingga
tidak pantas mengikuti kegiatan tersebut. Sehari-hari pasien salat 8 kali dalam satu hari
dengan jumlah rakaat yang selalu berubah-ubah. Hal ini dilakukan karena pasien tidak ingin
jejaknya diketahui oleh musuh.

 Pasien adalah anak nomor 4 dari 9 bersaudara. Ayahnya sudah meninggal 10 tahun yang
lalu. Dan adik yang paling kecil juga sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Pasien sudah
menikah dan dikaruniai 7 orang anak. Saat ini pasien tinggal dengan anak pertama dan
menantunya. Anak nomor 5 mengalami kecelakaan tertabrak kereta ketika main layangan.
Di dalam rumah pasien selalu bercerita kepada keluarganya bahkan terkadang membuat
keluarganya merasa bosan mendengarkan cerita dari pasien. Pengambilan keputusan
dilakukan oleh anak tertua selaku pemilik rumah.

 Ketika berinteraksi dengan perawat, pasien tampak menggunakan baju sebanyak 4 lapis di
mana baju-baju tersebut merupakan baju bekas yang tidak pernah diganti. Ketika berbicara
pembicaraannya keras meledak-ledak dan tatapannya menegangkan. Pasien sangat
gampang marah ketika ada orang yang mengatakan “mbok yo eling mas dirimu kui
Sopo”dan menyuruhnya minum obat. Pasien mengatakan setiap pagi mendengar komandan
peleton selalu melaporkan kondisi barak selama jaga malam. Pasien mengatakan bahwa saat
ini dirinya ada di barak pengungsian korban peperangan. Selama wawancara dengan
perawat pasien selalu  berbicara dengan banyak topik yang tidak ada keterkaitannya Dan
selalu mengawasi lingkungan sekitarnya. Selama di rumah sakit pasien mendapatkan obat
depakote 500 mg per hari, haloperidol 3x5 mg, trihexyphenidyl 3x2 mg, Risperidone 2x2 mg,
clozapine 1x25 mg. 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

1. Identitas Pasien

1. Nama : Tn. F

2. Umur : 54 tahun

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Kota Bantul

5. Agama : Islam

6. Pendidikan : STM

7. Pekerjaan : Tukang batu

8. Tgl. Dirawat : 20 April 2020

9. Tgl. Pengkajian : 20 april 2020

10. Ruang rawat : Bangsal Gatotkaca

11. No. CM : 058479

12. Dx. Medis : Skizoafektif

13. Penanggung jawab : Anak

2. Alasan masuk:

Keluarga mengatakan pasien marah-marah tanpa sebab, setiap malam tidak pernah tidur dan
berbicara keras-keras kemudian tertawa sendiri.

3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi

a. Biologis
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
a) Ya 2006 (gejala yg muncuul apa)
b) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
a)Berhasil
b) Kurang berhasil
c)Tidak berhasil
3. Trauma

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

 Aniaya fisik Saat kecil Ayah pasien Pasien (yang ………….


bener di
ceklis)

 Aniaya seksual ………. …………. …………. ………….

 Penolakan Dewasa …………. pasien ………….

 Kekerasan dalam Saat kecil ayah pasien ………….


keluarga

 Tindakan Kriminal ………. …………. …………. ………….

Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa ketika dirinya masih kecil, ayahnya selalu keras kepada
dirinya, memarahi jika dirinya melakukan kesalahan bahkan seringkali mendapatkan pukulan dengan
rotan ataupun kayu.

Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan, wahamnya (yg ingin jdi mayor jendral)

4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

 Ada :

Hub. Keluarga : ……………………………………

Gejala : ……………………………………

Riwayat pengobatan : …………………………………….

 Tidak ada

Masalah Keperawatan:

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Pemeriksaan fisik : Tidak terkaji

a. Tanda-tanda vital : TD………mm/Hg, N…..x/mnt, S…...˚c, P…….x/mnt.


b. Ukur : BB………kg, TB…………cm

Hasil pengkajian fisik didapatkan bahwa pasien tidak memiliki bekas luka ataupun trauma pada
kepalanya. Pasien mengatakan bahwa setiap hari dirinya harus minum kopi dan juga merokok
sebanyak 1 bungkus per hari.

c. Masalah Keperawatan:

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………...

b. Psikososial
1. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

Pasien mengatakan bahwa ketika dirinya masih kecil, ayahnya selalu keras kepada dirinya, memarahi
jika dirinya melakukan kesalahan bahkan seringkali mendapatkan pukulan dengan rotan ataupun kayu.
Pasien juga mengatakan pernah 1x menikah tetapi istrinya menceraikannya.

Masalah Keperawatan:

Risiko perilaku kekerasan

2. Genogram

Jelaskan: Pasien adalah anak nomor 4 dari 9 bersaudara. Ayahnya sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Dan
adik yang paling kecil juga sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Pasien sudah menikah dan dikaruniai 7 orang
anak. Saat ini pasien tinggal dengan anak pertama dan menantunya. Anak nomor 5 mengalami kecelakaan
tertabrak kereta ketika main layangan.

3. Konsep diri
a) Citra /gambaran tubuh : Tidak terkaji
b) Identitas diri : pasien tukang batu ,tapi mengaku mayor jendral
c) Peran : Tidak terkaji
d) Ideal diri : harapan rumah 2 lantai, ingin menjadi mayor jendral
e) Harga diri : Tidak terkaji

Masalah Keperawatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

c. Sosial Budaya
1. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : Tidak terkaji

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat : Selama pasien tinggal dirumah,
pasien jarang mau mengikuti kegiatan seperti ronda, arisan ataupun kumpulan di RT/RW.
Ketika psien dirawat di RS, pasien selalu menolak ketika diajak melakukan kegiatan
berkelompok.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang orang lain : Pasien beranggapan bahwa
kegiatan tersebut hanya untuk orang gila dan dirinya adalah orang yang sehat berpangkat
Mayor Jenderal sehingga tidak pantas mengikuti kegiatan tersebut.

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

2. Spiritual

a) Nilai dan keyakinan : Tidak terkaji

b) Kegiatan ibadah : Sehari-hari pasien shalat 8x dalam satu hari dengan jumlah rakaat yang
selalu berubah-ubah

Masalah Keperawatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

4. Status Mental
1) Penampilan

 Tidak rapi

 Penggunaan pakaian tidak sesuai


 Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan :

Pasien tampak menggunakan baju sebanyak 4 lapis dimana baju-baju tersebut merupakan
baju bekas yang tidak pernah diganti.

Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri :pakaian

2) Pembicaraan

 Cepat

 Keras

 Gagap

 Inkoheren

 Apatis

 Lambat

 Membisu

 Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Ketika berbicara pembicaraannya keras meledak-ledak dan tatapannya


menegangkan.

Masalah Keperawatan: Waham, Risiko perilaku kekerasan

2) Aktifitas motorik

 Lesu

 Tegang

 Gelisah

 Agitasi

 Tic

 Grimace

 Tremor

 Kompulsive

Jelaskan : Ketika berbicara pembicaraannya keras meledak-ledak dan tatapannya


menegangkan. Saat dipindahkan ke ruang Gatotkaca pasien masih tampak tegang

Masalah Keperawatan: Waham


3) Alam perasaan : Tidak terkaji

 Sedih

 Takut

 Putus asa

 Khawatir

 Euphoria

Jelaskan :

Masalah Keperawatan:waham

4) Afek : Tidak terkaji

 Datar

 Tumpul

 Labil

 Tidak sesuai

Jelaskan : Pasien tampak sangat gampang marah ketika ada orang yang mengatakan “mbok
yo eling mas dirimu kui sopo” dan menyuruhnya minum obat.

Masalah Keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan

5) Interaksi selama wawancara


 bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga

Jelaskan : Pasien tampak sangat gampang marah ketika ada orang yang mengatakan “mbok
yo eling mas dirimu kui sopo” dan menyuruhnya minum obat. Selama wawancara dengan
perawat pasien selalu mengawasi lingungan sekitarnya.

Masalah Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan

6) Persepsi
Halusinasi:

 Pendengaran

 Penglihatan

 Peraban

 Pengecapan

 Penghidu

Jelaskan:

- Pasien mengatakan setiap pagi mendengar komandan peleton selalu melaporkan


kondisi barak selama jaga malam

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori

7) Isi pikir

a) Obsesi

b) Phobia

c) Hipokondria

d) Depersonalisasi

e) Ide terkait

f) Pikiran magic

g) Waham:

 Agama

 Somatik

 Kebesaran

 Curiga

 Nihilistik

 Sisip pikir

 Siar pikir

 Kontrol pikir

Jelaskan :

- Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki pasukan sejumlah 100 orang yang
selalu mendampingi disekitarnya.
- Pasien mengatakan bahwa istrinya sebenarnya mengalami kerugian besar
karena sudah menceraikan seorang Mayor Jenderal

- Pasien mengatakan setiap pagi mendengar komandan peleton selalu


melaporkan kondisi barak selama jaga malam

- Pasien mengatakan bahwa saat ini dirinya ada dibarak pengungsian korban
peperangan

Masalah Keperawatan: Waham

8) Arus pikir

a) Sirkumtansial

b) Tangensial

c) Kehilangan asosiasi

d) Flight of idea (meloncat2 banyak topik)

e) Blocking

f) Pengulangan pembicaraan

Jelaskan :

Selama wawancara dengan perawat pasien selalu berbicara dengan banyak topik yang tidak
ada keterkaitannya.

Masalah Keperawatan:

9) Tingkat kesadaran :

a) Bingung

b) Sedasi

c) Stupor

d) Disorientasi waktu

e) Disorientasi orang (orang disekitarnya bukan dirinya sendiri)

f) Disorientasi tempat

Jelaskan : pasien mengatakan di barak pengungsian

Masalah Keperawatan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..

10) Memori : Tidak terkaji

a) Gangguan daya ingat jangka panjang

b) Gangguan daya ingat jangka pendek

c) Gangguan daya ingat saat ini

d) Konfabulasi

Jelaskan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan:

………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………..

11) Tingkat kosentrasi dan berhitung : Tidak terkaji

a) Mudah beralih

b) Tidak mampu berkonsentrasi

c) Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………

12) Kemampuan penilaian : Tidak terkaji

a) Gangguan ringan

b) Gangguan bermakna

Jelaskan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………

13) Daya tilik diri : Tidak terkaji

a) Positif

b) Negatif

Jelaskan :

Pasien tidak mengikuti kegiatan kelompok,

Masalah Keperawatan:

5. Kebutuhan perencanaan pulang : Tidak terkaji

Kegiatan Bantuan Bantuan total


minimal

1. Makan

2. BAB/BAK

3. Mandi

4. Berpakaian/berhias

5. Penggunaan obat

Istirahat dan tidur : Tidak terkaji

 Tidur siang lama :…………………s/d ………………………..

 Tidur malam lama :………………..s/d ……………………….

 Kegiatan sebelum/ sesudah tidur

…………………………………………………………………………………………………………..………………

Kegiatan Ya Tidak

1) Pemeliharaan
kesehatan

• Perawatan lanjutan
• Perawatan
pendukung

2) Kegiatan di dalam
rumah

• Mempersiapkan
makanan

• Menjaga kerapihan
rumah

• Mencuci pakaian
• Pengaturan
keuangan

3) Kegiatan di luar rumah

Belanja

Transportasi

4) Lain-lain

Jelaskan:

Tidak bisa tidur malam hari

Masalah Keperawatan:

Gangugan ppola tidur atau insomnia

6. Mekanisme Koping : Tidak terkaji


1. Adaptif:

 Membicarakan masalah dengan orang lain

 Mampu menyelesaikan masalah

 Menggunakan tehnik relaksasi

 Aktivitas konstruktif

 Distraksi

 Lain-lain………………..

2. Maladaptif: :
 Reaksi lamban/berlebihan

 Mengkonsumsi alkohol

 Bekerja berlebihan

 Menghindar

 Mencederai diri

 Lain-lain…………………

Jelaskan :

Suka marah2 , menghindar bersosialisasi dengan tetangga atau masyarakkat

Masalah Keperawatan:

RPK,isolasi sosial

7. Masalah Psikososial dan Lingkungan : Tidak terkaji

1) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik. pasien menolak diajak kegiatan berkelompok

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik saat dirumah pasien tidak mengikuti
ronda dan kegiatan lain

3) Masalah dengan pendidikan, spesifik mendaftar terus tetapi tidak diterima

4) Masalah dengan pekerjaan, spesifik pasien hanya tukang batu

5) Masalah dengan perumahan, spesifik ingin mempunyai 2 lantai

6) Masalah dengan ekonomi, spesifik pasien hanya tukang batu

7) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik…………………………………………………………………..

8. Pengetahuan Kurang tentang :

1) Gangguan jiwa (Apakah tau? Tanda gejalanya tau?

2) Faktor predisposisi

3) Koping

4) Sistem pendukung

5) Penyakit fisik

6) Terapi (tidak tahu atau tidak mau?

7) Lain-lain…………………………………………….…..

Jelaskan :
Tidak minum obat 1 bulan lalu

Masalah Keperawatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

9. Aspek medis

Diagnosa Medis : Skizoafektif

Terapi Medis : Selama di RS pasien mendapatkan obat Depakote 500mg per hari, haloperidol
3x5 mg, trihexyphenidyl 3x2 mg, risperidone 2x2 mg, clozapine 1x25 mg. *ditambahkan kolom
nama obat indikasi dan kontra indikasi dan efek sampingnya

Daftar Masalah Keperawatan

Tanggal DATA FOKUS Masalah Keperawatan Etiologi

20/04/2020 DO: Waham maladaptasi

- Saat dipindahkan ke

ruang Gatotkaca pasien

tampak tegang

- Ketika diajak berbicara

pasien selalu

mendominasi

pembicaraan

- Pasien tampak

menggunakan baju

sebanyak 4 lapis dimana

baju-baju tersebut

merupakan baju bekas


yang tidak pernah

diganti

- Ketika berbicara

pembicaraannya keras

meledak-ledak dan

tatapannya

menegangkan

- Selama wawancara

dengan perawat pasien

selalu berbicara dengan

banyak topik yang tidak

ada keterkaitannya dan

selalu mengawasi

lingkungan sekitarnya

DS:

- Pasien mengatakan

bahwa dirinya memiliki

pasukan sejumlah 100

orang yang selalu

mendampingi

disekitarnya.

- Pasien mengatakan

bahwa istrinya
sebenarnya mengalami

kerugian besar karena

sudah menceraikan

seorang Mayor Jenderal

- Pasien mengatakan

setiap pagi mendengar

komandan peleton

selalu melaporkan

kondisi barak selama

jaga malam

- Pasien mengatakan

bahwa saat ini dirinya

ada dibarak

pengungsian korban

peperangan

- Keluarga mengatakan

setiap malam tidak

pernah tidur

20/04/2020 Faktor risiko : Risiko Perilaku halusinasi

Kekerasan
DS :

- Kondisi pasien saat

pertama kali dibawa ke

RS, keluarga
mengatakan pasien

marah-marah tanpa

sebab, setiap malam

tidak pernah tidur dan

berbicara keras-keras

kemudian tertawa

sendiri

- Pasien mengatakan

bahwa ketika dirinya

masih kecil ayahnya

selalu keras kepada

dirinya memarahi jika

dirinya melakukan

kesalahan bahkan

seringkali mendapatkan

pukulan dengan rotan

ataupun kayu

- Pasien mengatakan

bahwa dirinya memiliki

pasukan sejumlah 100

orang yang selalu

mendampingi

disekitarnya.

- Pasien mengatakan
bahwa istrinya

sebenarnya mengalami

kerugian besar karena

sudah menceraikan

seorang Mayor Jenderal

- Pasien mengatakan

setiap pagi mendengar

komandan peleton

selalu melaporkan

kondisi barak selama

jaga malam

- Pasien mengatakan

bahwa saat ini dirinya

ada dibarak

pengungsian korban

peperangan

DO:

- Ketika berbicara tampak

tatapannya

menegangkan dan

pembicaraannya keras

meledak-ledak

- Pasien tampak sangat


gampang marah ketika

ada orang yang

mengatakan “mbok yo

eling mas dirimu kui

sopo” dan menyuruhnya

minum obat

20/04/2020 DS : Gangguan Persepsi Halusinasi indera

Sensori pendengaran
- Pasien mengatakan
dengan kondisi
setiap pagi mendengar
klinis gangguan
komandan peleton
psikotik
selalu melaporkan

kondisi barak selama

jaga malam

- Pasien mengatakan

bahwa saat ini dirinya

ada dibarak

pengungsian korban

peperangan.

- pasien selalu  berbicara

dengan banyak topik

yang tidak ada

keterkaitannya Dan
selalu mengawasi

lingkungan sekitarnya

DO: *jenis halusinasi,frekuensi

brp

- pasien mengawasi

lingkungan sekitar

20/04/2020 DO : Isolasi sosial Perubahan status

mental dengan
- Ketika pasien dirawat di RS,
kondisi klinis
pasien selalu menolak ketika
Gangguan
diajak melakukan kegiatan
psikiatrik
berkelompok.
(schizophrenia)
DS :

- Keluarga mengatakan bahwa

selama pasien tinggal dirumah,

pasien jarang mau mengikuti

kegiatan seperti ronda, arisan

ataupun kumpulan di RT/RW

- Pasien beranggapan bahwa

kegiatan tersebut hanya untuk

orang gila dan dirinya adalah

orang yang sehat berpangkat

Mayor Jenderal sehingga tidak


pantas mengikuti kegiatan

tersebut.

*tambahin daftar masalahnya

1. Waham b.d maladaptasi


2. Gangguan persepsi sensori b.d Halusinasi indera pendengaran dan penglihatan
dengan kondisi klinis gangguan psikotik
3. Isolasi social b.d perubahan status mental dengan kondisi klinis Gangguan
psikiatrik (schizophrenia)
4. Risiko perilaku kekerasan b.d halusinasi

Prioritas masalah (1. mengancam nyawa, 2. kalau satu diatasi semua teratasi)

1. Risiko perilaku kekerasan b.d halusinasi

2. Waham b.d maladaptasi

3. Gangguan persepsi sensori b.d Halusinasi indera pendengaran dengan kondisi


klinis gangguan psikotik

4. Isolasi social b.d perubahan status mental dengan kondisi klinis Gangguan
psikiatrik (schizophrenia)
Rencana Asuhan Keperawatan

Tgl SDKI SLKI SIKI Rasional EBN

20/04 Waham b.d Status Orientasi Manajemen Waham Konfrontasi Tahapan konseling
/2020 maladaptasi akan membantu konfrontasi yang
Setelah dilakukan tindakan - Monitor waham yang penderita untuk dilakukan terdiri dari :
keperawatan selama 7x24 jam, isinya membahayakan menyadari dan Sesi 1 : Mendengarkan,
diharapkan status orientasi pasien diri sendiri, orang lain menghadapi Sesi 2 : Merangkum
membaik dengan kriteria hasil : dan lingkungan berbagai pikiran, dan mengklarifikasi
- Bina hubungan perasaan dan Sesi 3 :
- Verbalisasi waham pasien cukup interpersonal saling
kenyataan pada Mengonfrontasikan
menurun dirinya yang ingin secara empatik
percaya
disembunyikan Sesi 4 : Mengamati dan
- pembicaraan cukup membaik - Tunjukkan sikap tidak atau diingkarinya. mengevaluasi
( pasien selalu berbicara dengan menghakimi secara Konfrontasi juga Sesi 5 : Terminasi.
banyak topik yang ada konsisten membantu intervensi teknik
keterkaitannya) - Hindari perdebatan penderita untuk konseling
tentang keyakinan yang mencapai kesesuaian konfrontasi dapat
- Ekspresi tegang pada wajah keliru (konkruen) menurunkan waham
pasien cukup menurun - Sediakan lingkungan yaitu suatu keadaan kebesaran yang terjadi
dimana kata – kata pada penderita
yang aman dan nyaman
- Sikap curiga pasien cukup penderita gangguan afektif
- Berikan aktivitas
menurun sesuai dengan bipolar episode kini
rekreasi dan pengalihan
kenyataannya manik dengan gejala
- Sikap bermusuhan cukup sesuai kebutuhan
psikotik
menurun (pasien tidak lagi - Lakukan intervensi
berbicara keras meledak-ledak pengontrolan perilaku Melita Gusti Varadila.
dengan tatapannya menegangkan) waham (konseling TEKNIK
konfrontasi) KONSELING
- pola tidur pasien membaik (bisa - Anjurkan melakukan KONFRONTASI
tidur dimalam hari) rutinitas harian secara UNTUK
MENURUNKAN
konsisten
WAHAM PADA
- Perawatan diri pasien cukup - Latih manajemen stress PENDERITA
membaik (pasien mau mengganti - Kolaborasi pemberian GANGGUAN
baju yang dikenakannya) obat sesuai indikasi AFEKTIF BIPOLAR
(Depakote 500mg per EPISODE KINI
MANIK DENGAN
hari, haloperidol 3x5
GEJALA PSIKOTIK.
mg, trihexyphenidyl 3x2 Fakultas pendidikan Psikologi,
mg, risperidone 2x2 mg, Aula C1, 4 Mei 2019
clozapine 1x25 mg).

Orientasi realita (235)

- Monitor perubahan
orientasi
- Perkenalkan nama saat
memulai interaksi
- Hadirkan realita (beri
penjelasan alternatif,
hindari perdebatan)
- Atur stimulus sensorik
dan lingkungan
(kunjungan,pemandang
an,suara,pencahayaan)
- Berikan waktu istirahat
dan tidur yang cukup
- Anjurkan perawatan diri
secara mandiri
- Ajarkan keluarga dalam
perawatan orientsi
realita

20/04 Gangguan Persepsi Sensori Manajemen Halusinasi (178) Halusinasi Hasil yang di dapatkan
/2020 persepsi Setelah dilakukan tindakan - Monitor perilaku yang pendengaran setelah melakukan
sensori b.d keperawatan selama 7x24 jam mengindikasi halusinasi merupakan salah satu intervensi terlihatnya
halusinasi persepsi sensori pasien membaik - monitor isi halusinasi gejala yang mayoritas pasien rileks setelah
dengan kriteria hasil : (kekerasan atau di temukan pada mendengarkan terapi
membahayakan diri) pasien skizofrenia. musik. Dapat disimpulkan
- Perilaku halusinasi pasien - Pertahankan lingkungan Salah satu terapi yang adanya pengaruh terapi
cukup menurun (Pasien
yang aman dapat dilakukan musik pada pasien
berkurang dalam
- Diskusikan perasaan adalah terapi music. halusinasi“Pengaruh
mengatakan setiap pagi
mendengar komandan dan respons terhadap Penatalaksanaan yang Terapi Musik Pada Tn. M
peleton selalu melaporkan halusinasi dilakukan pada pasien Dengan Gangguan
kondisi barak selama jaga - Lakukan tindakan halusinasi adalah Persepsi Sensori :
malam, Pasien berkurang keselamatan ketika terapi musik, tujuan Halusinasi Terhadap
dalam mengatakan bahwa tidak dapat mengontrol dilakukan terapi musik Kemampuan Klien Dalam
saat ini dirinya ada dibarak perilaku adalah pasien menjadi Mengontrol Halusinasi Di
pengungsian korban - Hindari perdebatan rileks setelah Ruang Epsilon Rumah
peperangan). tentang validitas mendengar music. . Sakit Jiwa Daerah Jambi”.
halusinasi Nurmala Lestari. 2019
- Anjurkan melakukan
distraksi
(mendengarkan music,
melakukan aktivitas dan
Teknik relaksasi)
- ajarkan pasien dan
keluarga cara
mengontrol halusinasi
- Kolaborasi pemberian
obat antipsikotik
(Depakote 500mg per
hari, haloperidol 3x5
mg, trihexyphenidyl 3x2
mg, risperidone 2x2 mg,
clozapine 1x25 mg).

20/04 Isolasi social Keterlibatan Sosial (47) Promosi Sosialisasi Isolasi sosial adalah Hasil penelitian
/2020 b.d keadaan dimana menunjukkan terdapat
perubahan Setelah dilakukan tindakan - -Identifikasi seorang individu pengaruh TAKS sesi 1-3
keperawatan selama 7x24 jam kemampuan melakukan
status mengalami penurunan terhadap peningkatan
mental diharapkan keterlibatan social interaksi dengan orang atau bahkan sama kemampuan interaksi
pasien meningkat dengan kriteria lain sekali tidak mampu pada pasien menarik diri.
hasil : - Identifikasi hambatan berinteraksi dengan “Peningkatan
melakukan interaksi
- minat interaksi dengan kelompok orang lain di Kemampuan Interaksi
dengan orang lain sekitarnya. Terapi Pada Pasien Isolasi Sosial
meningkat - -Motivasi berpartisipasi Aktivitas Kelompok Dengan Penerapan Terapi
- Minat terhadap aktivitas pada dalam aktivitas baru sangat efektif Aktivitas Kelompok
pasien cukup meningkat dan kegiatan kelompok mengubah perilaku Sosialisasi Sesi 1-3”.
- Berikan umpan balik karena di dalam Suwarni & Desi Ariyana
- Perilaku menarik diri pasien positif pada setiap kelompok terjadi Rahayu. Program Studi
cukup menurun peningkatan interaksi satu dengan Pendidikan Profesi Ners,
kemampuan yang lain dan saling Fakultas Ilmu
- Anjurkan berinteraksi mempengaruhi. Keperawatan dan
dengan orang lain Penerapan TAKS sesi Kesehatan, Universitas
secara bertahap 1-3 dilakukan selama 3 Muhammadiyah
- - anjurkan membuat hari, evaluasi Semarang. 2020.
perencanaan kelompok penerapan dilakukan
kecil untuk kegiatan setiap per sesi dan
khusus post-test dilakukan
dihari keempat
penerapan

20/04 Risiko Kontrol Diri Pencegahan Perilaku Perilaku kekerasan Latihan keterampilan
/ 2020 Perilaku Kekerasan adalah tindakan sosial ini terdiri dari enam
Kekerasan Selama dilakukan tindakan - Monitor adanya benda pasien yang dapat sesi, dimana setiap sesi
b.d keperawatan selama 3x24 jam, yang berpotensi mencederai diri waktu yang dibutuhkan
halusinasi diharapkan kontrol diri pasien membahayakan (benda sendiri atau orang lain 45 menit. Latihan
meningkat dengan kriteria hasil : tajam, tali) beresiko mengalami keterampilan sosial dapat
- Monitor keamanan cedera, ini termasuk mengurangi resiko
- Suara keras pasien menurun barang yang dibawa agresif verbal dan fisik perilaku kekerasan.
- Verbalisasi umpatan/sikap mudah oleh pengunjung yang lazim terjadi di “Intervensi Latihan
marah pasien menurun - Pertahankan lingkungan ruang rawat inap. Keterampilan Sosial pada
bebas dari bahaya Latihan keterampilan Pasien Perilaku
secara rutin sosial adalah latihan Kekerasan”. A.Nur Anna.
- liibatkan keluarga yang diberikan pada AS, Fakultas Kedokteran
dalam perawatan klien yang ingin dan Ilmu Kesehatan Prodi
- Latih cara memperbaiki DIII Keperawatan
mengungkapkan keterampilan dalam Universitas
perasaan secara asertif melakukan hubungan Muhammadiyah
- Latih mengurangi sosial atau yang tidak Makassar. Journal Of
kemarahan secara mampu melakukan Health, Education and
verbal dan non verbal hubungan sosial dan Literacy 1(2). e-issn :
(relaksasi, bercerita, penampilan yang sulit 2621-9301
latihan keterampilan dipertahankan dalam
sosial) berhubungan dengan
orang lain dengan
menggunakan prinsip-
prinsip pembelajaran
sosial.
Catatan Perkembangan

No Dx.Kep Tgl dan Jam Implementasi Evaluasi *SO SO yang di eval di TTD
akhir shift beda yang implementasi
Nama jelas

Waham b.d 20/04/2020 - Memonitor waham yang isinya membahayakan Gatot kaca 20/04/2020 14:00 DHEA NB
maladaptasi pasien, orang lain dan lingkungan
07.30 S:
DS : : pasien menceritakan tentang dirinya memiliki
pasukan sejumlah 100 orang yang selalu -Pasien mengatakan bahwa dirinya
mendampingi disekitarnya. Pasien mengatakan memiliki pasukan sejumlah 100
bahwa saat ini dirinya ada dibarak pengungsian orang yang selalu mendampingi
korban peperangan disekitarnya
DO: -
- pasien mengatakan namanya F..
07.45 - Membina hubungan interpersonal saling percaya
dengan pasien - Pasien mengatakan bahwa saat ini
DS: pasien mengatakan namanya F.. dirinya ada dibarak pengungsian
DO : pasien tampak koperatif saat berkenalan dan korban peperangan
pasien banyak bicara dan bercerita tentang dirinya
08.00 - Perawat menghindari perdebatan tentang keyakinan - pasien mengatakan suka filmnya
yang keliru
DO: pasien tampak bercerita tentang wahamnya
DS: Pasien mengatakan bahwa saat ini dirinya ada O:
dibarak pengungsian korban peperangan
09.00 - Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman - Pasien tampak kooperatif saat
DO : Lingkungan sekitar pasien tampak aman dan berkenalan dengan perawat
nyaman
- menganjurkan pasien menonton
- Memberikan aktivitas rekreasi dan pengalihan sesuai
09.10 TV, pasien tampak senang dengan
kebutuhan
film kesukaannya
DO :
DS: pasien mengatakan suka filmnya - Lingkungan sekitar pasien tampak
- Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham aman dan nyaman
(konseling konfrontasi)
12.00
DO : - Pasien tampak waspada dengan
DS : pasien menceritakan tentang dirinya memiliki sekelilingnya
pasukan sejumlah 100 orang yang selalu
mendampingi disekitarnya. Pasien mengatakan
A: Waham pasien belum teratasi
bahwa saat ini dirinya ada dibarak pengungsian
korban peperangan P: Lanjutkan intervensi
- Meberikan waktu istirahat dan tidur yang cukup
- KONSELING KONFRONTASI
13.00 DO : pasien tampak susah untuk memulai tidur SESI 2
DS: pasien mengatakan tidak bisa tidur - Anjurkan melakukan
- Menganjurkan perawatan diri secara mandiri perawatan diri
14.00 DO: Pasien tampak memakai baju 4 lapis dan terlihat
kotor
DS : Pasien mengatakan tidak ingin mengganti
bajunya
Gangguan 20:00
persepsi sensori
b.d halusinasi 14.30 S:
- Memonitor isi halusinasi pasien (kekerasan atau
yang membahayakan diri) - Pasien mengatakan setiap pagi
DS: Pasien mengatakan setiap pagi mendengar mendengar komandan peleton
komandan peleton selalu melaporkan kondisi barak selalu melaporkan kondisi barak
15.00 selama jaga malam selama jaga malam
- Mendiskusikan perasaan dan respons terhadap
halusinasi - pasien mengatakan suka
DO : Pasien selalu mengawasi lingkungan sekitarnya mendengarkan lagu jawa
17.00
- Menganjurkan melakukan distraksi (mendengarkan
O:
music)
DS : pasien mengatakan suka mendengarkan lagu - Pasien selalu mengawasi
jawa lingkungan sekitarnya
DO : pasien tampak menyukai terapi musik yang
diberikan dan tampak rileks -pasien tampak menyukai terapi
20.00 - Mememberikan obat antipsikotik (Depakote 500mg musik yang diberikan dan tampak
per hari, haloperidol 3x5 mg, trihexyphenidyl 3x2 rileks
mg, risperidone 2x2 mg, clozapine 1x25 mg).
A : Gangguan persepsi sensori belum
teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Lanjutkan terapi musik
- berikan obat haloperidol 3x5
mg, trihexyphenidyl 3x2 mg,
risperidone 2x2 mg

Anda mungkin juga menyukai