Anda di halaman 1dari 6

MATERI KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN (PERTEMUAN KEEMPAT)

KELAS XI DPIB 1 / 2
By : Giri Wicaksono, S.Pd

PERKERASAN JALAN RAYA

A. LAPISAN PEKERKERASAN JALAN


a. Lapisan Tanah Dasar
Tanah dasar (Subgrade) merupakan permukaan tanah semula, permukaan tanah
galian, dan atau permukaan tanah urugan/timbunan yang telah dipadatkan dan

T
sebagai tanah dasar untuk meletakkan bagian-bagian lapis perkerasan lainnya.

JK
b. Lapisan Pondasi
Lapis pondasi merupakan bagian yang berada dibawah lapis aus yang fungsi
umumnya adalah membagi dan meneruskan beban yang bekerja ke bagian tanah

1
dasar. Lapis pondasi sendiri terdiri dari lapis pondasi atas (LPA) dan lapis pondasi
bawah (LPB).
c. Lapisan Permukaan (LP)
KN
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang berada dibagian paling atas
dari struktur perkerasan. Lapis permukaan sendiri memiliki dua lapisan pembentuk
SM
yaitu lapis aus (Wearing Course) dan lapis antara (Binder Course).
Fungsi Lapis Permukaan secara umum di bagi dua fungsi yaitu fungsi struktural
dan fungsi nonstruktural.
(1) Fungsi struktural, berfungsi untuk mendukung dan menyebarkan beban
B

kendaraan yang diperoleh dari beban vertikal yang berasal dari kendaraan atau
PI

lainnya dan beban horisontal (gaya geser). Untuk mendukung fungsi tersebut, maka
lapis permukaan dipersyaratkan harus memenuhi aspek kekuatan, kekokohan, dan
D

stabil;
(2) Fungsi Non Struktural, Sebagai lapis kedap air yang dapat mencegah
masuknya air ke dalam lapisan perkerasan yang berada dibawahnya, Sebagai
XI

pembentuk permukaan yang rata, agar kendaraan yang melintas


J

dapat berjalan dan mendapatkan kenyamnaan yang cukup, membentuk permukaan


KJ

yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak (skid resistance) yang cukup untuk
menjamin keamanan lalu lintas dan sebagai lapisan aus yang dapat diganti dengan
yang baru

B. MATERIAL PENYUSUN PERKERASAN


a. Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat
yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils. Aspal ialah bahan
hidro karbon yang bersifat melekat dan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat
untuk membentuk suatu campuran yang kompak.
b. Agregat
Agregat merupakan butiran-butiran batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya
baik buatan maupun alami. Penggunaan agregat dalam pencampuan pekerasan
jalan memiliki persentase 90-95% berdasarkan persentase berat atau 75-85%
berdasarkan persentase volume.
c. Semen
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesive dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fagmen mineral lain menjadi suatu massa yang

T
padat. Berdasarkan hal tersebut maka semen dapat diterapkan untuk banyak jenis

JK
pekerjaan konstruksi beton untuk bangunan
d. Filler
Bahan pengisi (filler) harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan

1
mempunyai sifat – sifat yaitu non plastis, lolos saringan no.200, dan berupa bahan
non-organik. Fungsi filler dalam campuran adalah untuk memodifikasi agregat halus

KN
sehingga berat jenis campuran meningkat dan jumlah aspal yang diperlukan untuk
mengisi rongga akan berkurang, Filler dan aspal secara bersamaan akan membentuk
suatu pasta yang akan membalut dan mengikat agregat halus untuk membentuk
SM
mortar, filler juga mengisi ruang antara agregat halus dan kasar serta menigkatkan
kepadatan dan kestabilan.

C. JENIS PERKERASAN JALAN


B
PI

Perkerasan jalan didefinisikan sebagai campuran antara agregat dan bahan


pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Perkerasan jalan juga
dedifinisikan sebagai lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan
D

roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi dan
selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti.
XI

Perkerasan jalan berdasarkan bahan pengikatnya dapat diklasifikasi menjadi:

1) Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan menggunakan


J

aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan


KJ

menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.


2) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan
semen sebagai bahan pengikatnya.
3) Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang
dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas
perkerasan kaku, datau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.

Berbagai macam jenis perkerasan sebagaimana diuraikan di atas, memiliki lapisan-


lapisan yang berbeda-beda. Masing-masing lapisan tersebut memiliki fungsi sendiri-
sendiri sesuai dengan kebutuhan spesifikasi struktur yang direncanakan. Fungsi dari
masing-masing lapisan tersebut direncanakan dengan pertimbangan keawetan, daya
dukung, dan biaya pengerjaan

a. Perkerasan Lentur (Aspal)


Perkerasan lentur (flexible pavement) merupakan perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar, dimana
konstruksinya terdiri dari beberapa lapisan.
Struktur lapisan perkerasan lentur umumnya terdiri dari lapis permukaan, lapis

T
pondasi atas, lapis pondasi bawah dan lapis tanah dasar. Susunan lapisan tersebut

JK
dapat dilihat pada Gambar 151.

1
KN
SM
Gambar 1. Susunan Lapis Perkerasan Lentur (Aspal)
B
PI
D
XI

Gambar 2. Susunan Lapis Perkerasan Lentur pada Permukaan Tanah Asli


J
KJ

Gambar 3. Susunan Lapis Perkerasan Lentur pada timbunan


Gambar 4. Susunan Lapis Perkerasan Lentur pada Galian

b. Perkerasan Kaku (Beton)

T
Perkerasan kaku/rigid pavement adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan

JK
beton sebagai bahan utama. Perkerasan tersebut merupkan salah satu jenis
perkerasan jalan yang digunakan selain dari perkerasan lentur. Perkerasan ini pada
umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalulintas yang cukup padat dan

1
memiliki distribusi beban yang besar. Pada konstruksi perkerasan kaku, perkerasan
tidak dibuat menerus sepanjang jalan seperti yang dilakukan pada perkerasan

KN
lentur. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pemuaian yang besar pada
permukaan
perkerasan sehingga dapat menyebabkan retaknya perkerasan, selain itu untuk
SM
mencegah letak menerus pada perkerasan jika terjadi ke retakan pada suatu titik pada
perkerasan.
B
PI
D
XI

Gambar 5. Contoh Potongan Melintang Perkerasan Kaku (Beton)


J
KJ
Adapun susunan lapisan perkerasan kaku dalam buku manual
perkerasan jalan terbagi atas:
1) Perkerasan Kaku pada Permukaan Tanah Asli

Gambar 6. Perkerasan Kaku pada Permukaan Tanah Asli

T
2) Perkerasan Kaku pada Timbunan

JK
1
KN
Gambar 7. Perkerasan Kaku pada Timbunan
SM

3) Perkerasan Kaku pada Galian


B
PI
D
XI

Gambar 8. Perkerasan Kaku pada Galian


J
KJ

~TERIMAKASIH~
QUIZ
1. Jelaskan Kelebihan dan kekurangan antara jalan BETON
dan jalan ASPAL …
2. Jelaskan Menurutmu, mengapa jalan beton dikatakan
“kaku” dan jalan aspal dikatakan “lentur”

T
JK
1


Catat Materi di Buku Catatan KJJ ; KN
Upload Catatan di Classroom KJJ, Sesuai Tempat yg disediakan ;
SM
• Upload Catatn Paling Lambat Jam 5 Sore ;
#SMKBisa
#SMKHebat
B
PI
D
XI
J
KJ

Anda mungkin juga menyukai