Modul Elips Geometri Analitik-Dikonversi
Modul Elips Geometri Analitik-Dikonversi
Pendahuluan..................................................................................................................................i
Rangkuman................................................................................................................................23
UJI KOMPETENSI....................................................................................................................24
Kunci Jawaban...........................................................................................................................29
Daftar Pustaka............................................................................................................................41
Pendahuluan
Elips bukanlah bentuk yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari manusia. Manusia
sering menjumpai benda-benda yang berbentuk elips seperti bangunan yang berbentuk elips,
lapangan sepak bola yang berbentuk elips, serta dalam bidang pangan seperti telur yang
berbentuk elips dan lain sebagainya. Tetapi dalam modul ini akan lebih fokus membahas tentang
elips dalam bidang matematika disertai perhitungannya. Elips adalah himpunan semua titik yang
jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu besarnya tetap. Secara geometri Elips juga
didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik yang perbandingan jaraknya terhadap suatu
titik dan suatu garis yang diketahui besarnya tetap.
Spesifikasi modul ini membahas tentang sifat utama garis singgung pada elips, dan
persamaan tali busur. Garis singgung pada elips memiliki sifat yang unik karena garis
singgung di suatu titik pada elips membagi dua sama besar sudut antara garis yang melalui
titik fokus (titik api) yang satu dan garis yang melalui titik tersebut dengan titik fokus
lainnya. Selain tentang sifat utama tali busur pada elips juga diberikan penjelasan mengenai
persaman tali busur pada elips. Persamaan tali busur pada elips diperoleh melalui titik-titik
yang terletak pada elips dan letak titik-titik tersebut harus diperhatikan. Mungkin hal ini
masih terdengar abstrak, namun dalam modul ini akan disajikan pembuktian mengenai sifat
utama, serta pembuktian mengenai persamaan tali busur pada elips. Selain pembuktiannya juga
telah disajikan berbagai contoh soal yang dapat membantu untuk lebih memahami sifat utama
garis singgung pada elips dan persamaan tali busur pada elips.
Manfaat mempelajari sifat utama garis singgung pada elips dan persaamaan tali busur pada
elips adalah untuk menambah pengetahuan tentang sifat utama garis singgung pada elips dan
bagaimana menghitung persamaan tali busur pada elips.
Kompetensi Dasar:
Merumuskan persamaan dan menyelesaikan masalah berkaitan dengan elips
Tujuan Pembelajaran:
i
3. Menentukan persamaan tali busur pada elips
4. Menentukan kedudukan titik-titik tengah tali busur elips yang sejajar dengan sebuah garis
5. Menentukan kedudukan titik-titik potong garis singgung pada elips
6. Menentukan kedudukan titik potong garis singgung pada elips yang tegak lurus
dengan titik-titik fokusnya
7. Membuktikan Dalil 1 dan Dalil II Apollonius
ii
Sifat Utama Garis Singgung pada Elips
embelajaran: Setelah mempelajari modul ini, Pembaca diharapkan dapat menentukan dan membuktikan sifat utama garis singg
Sifat utama persamaan garis singgung pada elips adalah sebagai berikut.
elips membagi dua sama besar sudut antara garis yang melalui titik itu dengan titik api yang satu dan garis yang melalui titik te
𝑏 𝑏 𝑥1
𝑦= 2− 2 𝑥
𝑦1 𝑎2 𝑦1
Kita tahu bahwa gradien suatu garis dengan persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 adalah koefisien
dari 𝑥, maka gradien garis singgung pada elips adalah :
𝑏 𝑥1
𝑦= − 2
𝑎2 𝑦1
Di mana gradien garis singgung ini sama dengan besar tan 𝛽.
𝑏 𝑥1
tan 𝛽 = − 2
𝑎2 𝑦1
antara garis singgung pada elips dan garis yang melalui titik singgung T dengan titik api 𝐹1. Pertama, kita mencari gradien gar
𝑥 − 𝑥1
𝑦 − 𝑦1 = 𝑐− (−𝑦1 )
( )
𝑥1
1 (−𝑦1 𝑥 + 𝑦1 𝑥1 )
𝑐−
𝑦−𝑦 =
−𝑦1 𝑥1 + 𝑦1
𝑦 =𝑐 − 𝑥1 𝑦
𝑥1 𝑥
+1
𝑐−
𝑥1
Maka gradien garis singgung yang melalui dua titik sama dengan tan 𝛾.
−𝑦1
tan 𝛾 = 𝑦1
𝑐 − 𝑥1 = 𝑥1 − 𝑐
Sekarang kita akan mencari tan 𝛼1 :
tan 𝛼1 = tan(𝛽 − 𝛾 )
tan 𝛽 − tan
=
𝛾 1 + tan 𝛽
tan 𝛾
2
−𝑏 𝑥1 𝑦1
− 2 𝑥1 −
𝑎
−𝑏 𝑦2 𝑥
1 𝑐
1
= 1+ 𝑦1
( 𝑎2 𝑦1 ) (𝑥1 − 𝑐 )
22 2 2 2
−𝑏 𝑥1 + 𝑏 𝑥1 𝑐 − 𝑎 𝑦1
𝑥1 𝑎2 𝑦1 − 𝑎2 𝑦1 𝑐
=𝑥1 𝑎2 𝑦1 − 𝑎2 𝑦1 𝑐 − 𝑏2 𝑥1 𝑦1
𝑥1 𝑎2 𝑦1 − 𝑎2 𝑦1 𝑐
2 2 2 2 2
−(𝑏 𝑥1 + 𝑎 𝑦1 ) + 𝑏 𝑥1 𝑐
= 𝑥1 𝑦1 (𝑎2 − 𝑏2 ) − 𝑎2 𝑦1 𝑐
2 2 2
−𝑎 𝑏 + 𝑏 𝑥1 𝑐
= 𝑥1 𝑦1 𝑐 2 − 𝑎2 𝑦1 𝑐
2 2
𝑏 (𝑥 1 𝑐 − 𝑎 )
= 𝑐𝑦1 (𝑥1 𝑐 − 𝑎2 )
= 2
𝑏
𝑐𝑦1
Catatan:
Kemudian, dengan cara yang sama kita akan mencari tan 𝛼2. Jika kita lihat gambar di atas, 𝛼2 =
𝛿 + 𝜃. Maka dengan mudah kita mencari tan 𝛼2 = tan (𝛿 + 𝜃).
Pertama, kita akan mencari tan 𝛿. Karena ∠ 𝛿 adalah sudut lancip, maka dengan
mudah kita dapat mencari nilai tan 𝛿.
tan 𝛿 sampin
g
miring
𝑦1
tan 𝛿 =
𝑥1 + 𝑐
Kedua, kita akan mencari tan θ, di mana tan θ = 𝑡𝑎𝑛 (180 − 𝛽 ) = −𝑡𝑎𝑛 𝛽
tan θ = − 2
(− 𝑏 𝑥 1
𝑎2 𝑦1 )
𝑏 𝑥1
tan θ = 2
𝑎2 𝑦1
Sekarang kita akan mencari tan
𝛼2 . tan 𝛼2 = tan (𝛿 +
� tan 𝛿 + tan
= 𝜃 1 − tan 𝛿
�
tan 𝜃
)
+
2
𝑦1 𝑏 𝑥1
2
𝑥1 + 𝑎 𝑦 2
1
𝑐 𝑦1 𝑏 𝑥
= 1
1−
(𝑥1 + 𝑐 ) (𝑎2 𝑦 )
1
2 2 2 2 2
𝑏 𝑥1 + 𝑏 𝑥1 𝑐 + 𝑎 𝑦1
𝑥1 𝑦1 𝑎2 + 𝑦1 𝑎2 𝑐
𝑥=1 𝑦1 𝑎2 + 𝑦1 𝑎2 𝑐 − 𝑏2 𝑥1 𝑦1
𝑥1 𝑦1 𝑎2 + 𝑦1 𝑎2 𝑐
2 2 2 2 2
(𝑏 𝑥1 + 𝑎 𝑦1 ) + 𝑏 𝑥1 𝑐
= 𝑥1 𝑦1 (𝑎2 − 𝑏2 ) + 𝑦1 𝑎2 𝑐
2 2 2
𝑎 𝑏 + 𝑏 𝑥1 𝑐
= 𝑥1 𝑦1 𝑐 2 + 𝑦1 𝑎2 𝑐
2 2
𝑏 (𝑥 1 𝑐 + 𝑎 )
= 𝑐𝑦1 (𝑥1 𝑐 + 𝑎2 )
= 2
𝑏
𝑐𝑦1
∴ tan
dan tan , maka terbukti bahwa = 𝛼2 .
𝛼1 =
𝑏
2 =
𝑏
2
𝛼2 𝛼1
𝑐 𝑐
𝑦 𝑦
1 1
2
𝑥 (2𝑥)2
+ =1
25 9
2 2
(25𝑥 + 60𝑥 ) =
2
225 85𝑥 = 225
225
2
𝑥 =
85
𝑥1,2 = ±1.44
𝑦1,2 = 2(±1.44) = ±2.87
Titik Fokus Elips
𝑐 = √𝑎2 − 𝑏2
𝑐 = √25 − 16
𝑐 = ±4
Nilai tan 𝛼 (Dalam menentukan nilai c dan 𝑦1 anda harus memilih nilai positif
atau negatif, dalam hal ini penulis memilih menggunakan nilai yang
positif)
𝑏
tan 𝛼 = 2
𝑐 𝑦1
tan 𝛼 = 9
4(2.87)
9
tan 𝛼 =11.48
9
𝛼 = tan 11.48
( )
𝛼 = 38.06°
1. Sudut yang terbentuk antara garis singgung elips dengan garis yang melalui titik-
titik api adalah 56.29°. Elips berpusat di (0,0) dan memilki fokus (-4,0) dan (4,0),
serta panjang sumbu mayor 12. Tentukanlah letak koordinat titik potong antara
garis
yang menghubungkan titik api dengan garis singgung elips.
Penyelesaian:
Sumbu Mayor
12 = 2𝑎
𝑎 =6
Titik Fokus
Persaman elips
2
−𝑏
� 2
𝑏 =𝑎 −
2
� 2
2
𝑐
2 2
𝑏 =6 −
= 4
2
2
� 𝑏 = 20
�
2 𝑥 𝑦
2 + 2
=1
36 20
Sudut yang terbentuk
−1
𝑎 = tan
2
𝑏 )
(𝑐𝑦
1
𝑏
tan 𝛼 = 2
𝑐 𝑦1
20
tan(56.29°) =
4𝑦1
20
1.5 =
4𝑦1
20
𝑦1 4(1.5)
=
𝑦1 = 3.33
Subtitusi nilai
𝑦1 𝑥 𝑦
2 + 2 =1
36 20
2 2
20𝑥 + 36𝑦 = 720
2 2
20𝑥 + 36(3.33) = 720
2
20𝑥 + 400 = 720
2
20𝑥 = 320
2
𝑥 = 16
𝑥 = ±4
Sehingga koordinat 𝐴(𝑥, 𝑦) yang paling sesuai adalah (4, 3.33)
Persamaan Tali Busur Elips
Setelah mempelajari modul ini, Pembaca diharapkan dapat menentukan dan membuktikan persamaan tali busur elips yang be
Persamaan ini adalah persamaan tali busur singgung dari titik T (𝑥1, 𝑦1), dimana titik A1
(𝑥r, 𝑦r) dan A2 (𝑥", 𝑦") melalui garis. Tiga kriteria garis kutub elips dilihat dari letak titik T :
1. Jika T di luar elips maka garis kutub menjadi tali busur singgung.
2. Jika T pada elips maka garis kutub menjadi garis singgung.
3. Jika T di dalam elips maka garis kutub tidak memotong elips.
𝑎
2−
𝑐
𝑐
𝑑 = =
1 ) 𝑎
𝑎 ( 𝑐
𝑎
𝑐 2+
𝑑 = 𝑐
2
𝑎 =
) 𝑎
( 𝑐
Menyatakan jarak T ke garis X.
Garis-garis x = ± 𝑎2 disebut garis-garis arah atau disektris pada elips.
�
�
Contoh Soal :
1. Tentukan persamaan elips yang titik-titik apinya simetris terhadap sumbu Y dan titik O
yang memenuhi syarat bahwa jarak antara kedua garis-garis arahnya 48 dan eksentrisitas
numeriknya e = 1
3
Solusi:
Titik-titik api elips simetris terhadap sumbu Y dan O, maka persamaan elips = ± 𝑎2 .
𝑐
Jarak kedua garis arah adalah
12
𝑎
2
2. = 48 atau 𝑐 = 𝑎
𝑐 𝑐
1
Karena = 𝑒 = maka c = 𝑎 1 24
𝑎 3 3
1 2 1 2
Jadi, 𝑎 = 𝑎 atau 𝑎 − 8𝑎 = 0
24 3
Karena a>0 maka a=8 dan akibatnya c=4 dan,
2 2 2
𝑏 = 𝑎 -𝑐 = 64 − 16 = 48
∴ Jadi persamaan elipsnya adalah 𝑥2 + 𝑦2 = 1
64 48
𝑥1
Berdasarkan gambar, gradien garis singgung di T adalah, − 𝑏22
𝑎 1
Gradien garis nomal yaitu garis yang melalui T dan tegak lurus garis singgung,
2
𝑎 𝑦1
𝑏2 𝑥1
Jadi, persamaan garis normalnya adalah
𝑎 𝑦1
𝑦 − 𝑦1 = 2 (𝑥 − 𝑥 )
1
𝑏2 𝑥1
D adalah titik potong garis normal dengan sumbu X, maka𝑦𝐷 = 0 dan 𝑥𝐷 dapat dicari sebagai
berikut:
2 2 2
−𝑏 𝑥1 𝑦1 = 𝑎 𝑥𝐷 𝑦1 − 𝑎 𝑥1 𝑦1
Jadi,
a2
x=—c a2
x=+c
2 2 2
(𝑎 − 𝑏 )𝑥1 𝑦1 𝑐 𝑥1
𝑥= = �
� 𝑎2 𝑎2
Jadi, 𝑦1
𝑎
2 − 𝑥1
2
𝑐 2
𝑐
𝑐 − 𝑥 ( 𝑐 ) 𝑑1
𝐷𝐹 2 1
𝐷𝐹2 1 = 𝑐 2 𝑎 = 2 𝑑2
=
𝑐+ 𝑐
2 𝑎
�+
� (
𝑥1 𝑥1
)
2. Tentukan persamaan elips yang titik-titik apinya terletak pada sumbu X dan simetris
terhadap O yang memenuhi syarat jarak kedua titik apinya adalah 8 dan jarak kedua haris
arahnya adalah 12!
Solusi :
Jarak kedua titik api adalah 2c = 8, sehingga kita bisa memperoleh c = 4.
2
Jarak kedua garis arahnya adalah 2. 𝑎2 = 12 atau 𝑎 = 12
𝑐.
𝑐 2
2
Karena c = 4, maka 𝑎 =2 12 4 = 24.
2 2 2
𝑏 = 𝑎 -𝑐 = 24 − 16 = 8
10
Jadi persamaan elipsnya adalah 𝑥2 + 𝑦2 = 1
24 8
telah mempelajari modul ini, Pembaca diharapkan dapat menentukan dan membuktikan tempat kedudukan garis-garis singgu
Pada bagian ini kita akan membahas kedudukan titik-titik yang berhubungan dengan garis
singgung pada sebuah elips. Terdapat tiga macam kedudukan titik-titik potong garis singgung
pada elips yaitu:
1. Titik tengah tali busur-tali busur yang sejajar garis 𝑦 = 𝑚𝑥
2. Garis-garis singgung pada elips yang saling tegak lurus
3. Titik-titik potong garis sunggung pada elips dengan garis yang tegak lurus dan
melalui titik-titik api.
A. Kedudukan titik-titik tengah tali busur pada elips yang sejajar dengan garis 𝒚 =
𝒎𝒙
Misalkan kita memiliki persamaan elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1 dan garis 𝑦 = 𝑚𝑥
𝑎2 𝑏2
𝑥2 + 𝑦2 = 1
𝑎2 𝑏2
𝑦 = 𝑚𝑥
Untuk mencari kedudukan titik-titik tengah tali-tali busur tersebut. Pertama
akan dicari titik-titik potong garis 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 dengan elips (dimana
𝑛 adalah konstanta/parameter). Kemudian akan dicari titik-titik
tengahnya
2 2
𝑥 𝑦
2
𝑥 (𝑚𝑥 + 𝑛)2
+ =1 11
𝑎2 𝑏2
2 2 2 2
𝑥 𝑚 𝑥 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛
+ =1
𝑎2 𝑏2
2 2 2 2 2 2 2 2
𝑏 𝑥 + 𝑎 (𝑚 𝑥 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛 ) = 𝑎 𝑏
2 2 2 2 2 2
𝑏 𝑥 + 𝑎 𝑚 𝑥 + 2𝑚𝑛𝑎 𝑥 +
2 2 2 2 2 2 2 2
𝑎 𝑛 − 𝑎 𝑏 = 0 (𝑏 + 𝑎 𝑚 )𝑥
2 2 2 2 2
+ 2𝑚𝑛𝑎 𝑥 + 𝑎 𝑛 − 𝑎 𝑏 = 0
Dengan menggunakan rumus 𝐴𝐵𝐶 , akan didapatkan akar-akar
persamaan kuadrat yang merupakan absis dari titik-titik potong antara garis
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 dan elips 𝑥2 + �
𝑦2= 1
𝑏2
Misalkan akar-akar persamaan kuadrat di atas adalah 𝑥1 dan 𝑥2, maka titik
tengah tali busur tersebut adalah
𝑥1 + 𝑥2 2 2
𝑏 −2𝑚𝑛𝑎 −𝑎 𝑚𝑛
𝑥= =− = =
𝑇
2 2𝑎 2(𝑏2 + 𝑏 + 𝑎2 𝑚2
2
𝑎2𝑚2)
Dengan mensubtitusi nilai 𝑥𝑇 ke persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛, maka akan
didapatkan nilai 𝑦𝑇 yaitu:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
𝑦𝑇 = 𝑚𝑥𝑇 + 𝑛
𝑦𝑇 −𝑎 𝑚 + 𝑛
2
=
𝑛 (𝑏2 +
� 2
𝑎 𝑚2)
�
𝑦𝑇
−𝑎 𝑚 + 𝑛
2 2
=
𝑛
𝑏22 + 2
𝑎𝑚
𝑦𝑇 2 2 2
2 2 𝑛(𝑏 + 𝑎 𝑚 )
=
−𝑎 𝑚 + 𝑏2 + 𝑎2 𝑚2
𝑛
𝑏22 + 2
𝑎𝑚
𝑦𝑇
𝑏 𝑛
2
= 𝑏2 + 𝑎2 𝑚2
Sehingga perbandingan nilai 𝑦𝑇 dan 𝑥𝑇 adalah
2
𝑏 𝑛
𝑦𝑇 𝑏2 + 𝑎2 𝑚2
=
𝑥𝑇 −𝑎2 𝑚𝑛
𝑏2 + 𝑎2 𝑚2
𝑏
𝑦𝑇 = − 2
𝑥𝑇 𝑎2 𝑚
𝑦𝑇 𝑏
=− 2
𝑎2
�
�
Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa kedudukan titik-titik tengah
tali busur-tali busur yang sejajar garis 𝑦 = 𝑚𝑥 akan membentuk
sebuah garis yang disebut sebagai garis tengah elips.
Jika 𝑚1 × 𝑚2 𝑏2 2
− 𝑎2 = − 𝑏 2<
=𝑚 𝑎
( 𝑚
)
0. Artinya 𝑚1dan 𝑚2
berlawanan tanda dan keduanya
dipisahkan oleh
sumbu-sumbu kordinat.
B. Kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada elips yang saling tegak lurus
Misalkan kita memiliki persamaan elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1
𝑎2 𝑏2
𝑥2 + 𝑦2 = 1
𝑎2𝑏2
Persamaan garis singgung pada elips di suatu titik pada elips tersebut adalah:
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
Syarat garis tegak lurus adalah 𝑚1 . 𝑚2 = −1
Karena kita ingin mencari titik potong dari garis-garis singgung yang tegak lurus
maka kita akan mencari garis singgung yang tegak lurus dari garis singgung di
atas.
1
𝑚2 = −
� 1
𝑦 = 𝑚2 𝑥 ± {𝑎2 𝑚2 2 + 𝑏2
1 𝑎
𝑦=− 𝑥± 2 + 𝑏2
{ 2
𝑚 𝑚
Eliminasi Parameter 𝑚
𝑦 − 𝑚𝑥 = ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
𝑎
Persamaan garus 𝑦 = − 1 𝑥 ± { 2 + 𝑏2 dapat di tulis menjadi:
𝑚 𝑚2
𝑎
𝑦 + 1 𝑥 = ±{ 2 + 𝑏 atau 𝑚𝑦 + 𝑥 = √𝑎2 + 𝑏2 𝑚2
2
𝑚 𝑚2
𝑦 − 𝑚𝑥 = ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
𝑚𝑦 + 𝑥 = √𝑎2 + 𝑏2 𝑚2
Kuadratkan kedua persamaan diatas
2
(𝑦 − 𝑚𝑥) = ±
(
√𝑎2 𝑚2 + 𝑏2 2 (𝑚𝑦 +
)
2
𝑥) = ± √𝑎2 + 𝑏2 𝑚2 2
( )
2 2 2 2 2 2
𝑦 − 2𝑚𝑦𝑥 + 𝑚 𝑥 = 𝑎 𝑚 + 𝑏
2 2 2 2 2 2
𝑚 𝑦 + 2𝑚𝑦𝑥 + 𝑥 = 𝑎 + 𝑏 𝑚
2 2 2 2 2 2 2 2
(1 + 𝑚 )𝑦 + (1 + 𝑚 )𝑥 = (1 + 𝑚 )𝑎 + (1 + 𝑚 )𝑏
2 2 2 2
𝑥 +𝑦 =𝑎 +𝑏
Berdasarkan persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan titik-titik potong dari garis-
garis singgung yang saling tegak lurus adalah berbentuk
C. Kedudukan titik-titik potong garis singgung pada elips dengan garis yang tegak
lurus pada garis singgung tersebut dan melalui titik-titik api.
Misalkan kita memiliki persamaan elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1
𝑎2 𝑏2
𝑥2 + 𝑦2 = 1
𝑎2𝑏2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
Persamaan garis yang melalui titik api dan tegak lurus garis singgung
tersebut adalah
1
𝑦=− � (𝑥 ± 𝑐 )
𝑦 − 𝑚𝑥 = ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
𝑚𝑦 = −𝑥 ± 𝑐
𝑚𝑦 + 𝑥 = ±𝑐
𝑚𝑦 + 𝑥 = ±√𝑎2 + 𝑏2
Kuadratkan kedua Persamaan
𝑦 − 𝑚𝑥 = ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
𝑚𝑦 + 𝑥 = ±√𝑎2 − 𝑏2
Persamaan
1
2 2 2
(𝑦 − 𝑚𝑥) = ±𝑎 𝑚
2
+𝑏
2 2 2
Persamaan 𝑦 − 2𝑦𝑚𝑥 + 𝑚 𝑥
2 2 2 2
=𝑎 𝑚 +𝑏
2 2 2
(𝑚𝑦 + 𝑥) = ± 𝑎 − 𝑏
2 2 2
𝑥 + 2𝑦𝑚𝑥 + 𝑚 𝑦
2 2
=𝑎 −𝑏
Eliminasi Persamaan 1 dan persamaan 2
2 2 2 2 2 2
𝑦 − 2𝑦𝑚𝑥 + 𝑚 𝑥 = 𝑎 𝑚 + 𝑏
2 2 2 2 2
𝑥 + 2𝑦𝑚𝑥 + 𝑚 𝑦 = 𝑎 − 𝑏
Maka diperoleh:
2 2 2 2 2 2 2 2 2
𝑦 +𝑚 𝑥 +𝑥 +𝑚 𝑦 =𝑎 𝑚 +𝑎
2 2 2 2 2 2 2 2 2
𝑦 +𝑚 𝑦 +𝑚 𝑥 +𝑥 =𝑎 𝑚 +𝑎
2 2 2 2 2 2
(1 + 𝑚 )𝑦 + (1 + 𝑚 )𝑥 = (1 + 𝑚 )𝑎
2 2 2
𝑥 +𝑦 =𝑎
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disumpulkan
bahwa kedudukan titik-titik potong garis singgung pada
elips dengan garis yang tegak lurus pada garis singgung
tersebut dan melalui titik-titik api berbentuk sebuah
lingkaran dengan
pusat O (0,0) dan berjari-jari 𝑎. Lingkaran ini disebut
lingkaran titik kaki.
Contoh Soal
2 2
1. Tentukan persamaan garis singgung pada elips 𝑥 + 4𝑦 = 16 yang tegak lurus
dengan garis 𝑥 + 2𝑦 − 5 = 0
Penyelesaian:
Ubah persamaan elips yang diketahui ke persamaan elips bentuk umum
2 2
𝑥 + 4𝑦 = 16
𝑦
� 2= 1
�
2
16 + 4
Cari gradien dari persamaan garis yang diketahui
𝑥 + 2𝑦 −
5 = 0 2𝑦 =
5−𝑥
5−𝑥
𝑦 =
2
5 1
𝑦 = − 𝑥
2 2
1
Maka diperoleh gradien yaitu −
2
setelah itu cari gradien garis akibat garis yang tegak lurus
𝑚1 . 𝑚2 = −1
1
− 2 . 𝑚2 = −1
𝑚2 = 2
Maka persamaan garis singgung elips adalah
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
𝑦 = 2𝑥 ± √(16)(4) + 4
𝑦 = 2𝑥 ± √(16)(4) + 4
𝑦 = 2𝑥 ± √68
2 2
∴ Jadi persamaan garis singgung elips 𝑥 + 4𝑦 = 16 yang tegak lurus dengan garis 𝑥
+ 2𝑦 − 5 = 0 adalah 𝑦 = 2𝑥 ± √68
2 2
2. Tentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis singgung pada elips 2𝑥 + 4𝑦
= 16 di titik A(6,1)
Penyelesaian:
2 2
Ubah persamaan elips 2𝑥 + 4𝑦 = 16 ke persamaan bentuk umum maka diperoleh
2 2
𝑥 𝑦
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
8 +4 =1
6𝑥 𝑦
8 +4 = 1
6𝑥 𝑦
8 +4 = 1
24𝑥 + 8𝑦 = 32
2 2
∴ Jadi persamaan garis yang tegak lurus dengan garis singgung pada elips2𝑥 + 4𝑦 = 16
di titik A(6,1) adalah 24𝑥 + 8𝑦 = 32
uan Pembelajaran: Setelah mempelajari modul ini, Pembaca diharapkan dapat menentukan dan membuktikan dalil-dalil Apollo
Terdapat dua macam dalil yang dikemukakan oleh seorang yang bernama Apolonius. Ia
memberikan nama dalil tersebut sebagai dalil 1 dan 2 Apolonius. Berikut adalah pernyataan dari
dalil 1 dan dua apolonius.
Dalil 1: Jumlah kuadrat dari dua garis tengah sekawan sama dengan jumlah kuadrat sumbu-
sumbunya.
ang yang mengelilingi elips yang sisi-sisinya sejajar dengan garis – garis tengah sekawan sama dengan luas persegi panjang y
Pembuktian:
Dalil 1 Apolonius
Misalkan: 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑄1 (−𝑥1 , −𝑦1 ) adalah ujung-ujung garis
tengah. Maka persamaan garis singgungnya adalah
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ =1
𝑎2 𝑏2
2 2
𝑥1 𝑥𝑏 + 𝑦1 𝑦𝑎
=1
𝑎2 𝑏2
2 2 2 2
𝑥1 𝑥𝑏 + 𝑦1 𝑦𝑎 = 𝑎 𝑏
2 2 2 2
𝑦1 𝑦𝑎 = 𝑎 𝑏 − 𝑥1 𝑥𝑏
2 2
𝑎 𝑏 −
2
𝑦𝑥
= 1 𝑥𝑏
2
−𝑏 𝑦1 𝑎2
sehingga gradiennya 𝑥1
𝑚1 = 𝑎2
𝑦1 𝑦1
𝑚2 =
�1
𝑚 .𝑚 2
−𝑏 𝑥1 𝑦1
= .
1 2 2 𝑥1
𝑎 𝑦1
Catatan:
2
−𝑏
𝑚12𝑎
. 𝑚2 =(garis singgung di 𝑃 sejajar
1 dengan garis tengah yang sekawan dengan 𝑃 𝑄 ).
11
𝑏 𝑥1 2
2 𝑥
2 =1
1+ 2 2 2
( 𝑎 𝑦1 ) 𝑎
2 2 2 2
𝑎 𝑦1 𝑏 𝑥1 𝑥
+ 2 =1
(𝑎2 𝑦12 𝑎2 𝑦1 2 ) 𝑎2
2 2 2 2 𝑥
𝑎 𝑦 1 + 𝑏 𝑥1 2 =1
2 2 2
( 𝑎 𝑦1 )𝑎
Karena 𝑃1 (𝑥1 , 𝑦1 ) terletak pada elips, maka
2 2 2 2 2 2
𝑥1 𝑏 + 𝑎 𝑦1 = 𝑎 𝑏 sehingga
diperoleh:
𝑥
2 2 2 =1
𝑎 𝑏
(𝑎2 𝑦 2 ) 𝑎2
1
(𝑦 2 ) 𝑎2
1
2 2
𝑏 𝑥
=
1
𝑦1 2 𝑎2
2 2 2 2
𝑏 𝑥 = 𝑦1 𝑎
𝑥 = 2 2
𝑦1 𝑎
2
𝑏2
𝑎
� 𝑥=± 𝑦1
Sehingg
�
a
�
𝑏
𝑥1
2
� = 𝑥1
2 � 2
+ �+ 𝑦1
2
𝑎2 1
2
� �
+ 2 1
� �2
�
𝑏 2
= 1+ 2𝑥 �
2 2 ( 1
𝑎 + (1 + )𝑦1 2 )
𝑏2
2 2 �� 2
𝑎 𝑏 ��𝑦
= + 2 2
+
�
�
2
(𝑎2 ( 1
��𝑏2 )
2
) � 2
1
� �
�𝑦 2 =
1
𝑎� 2
+
)2 2
1 𝑏
+(
𝑏2
)
20
𝑥1 𝑦1
2 2
= (𝑎 + 𝑏 )( 2+ 2)
𝑎2 𝑏2
2 2
= (𝑎 + 𝑏 )
(1)
2
= (𝑎 +
2
𝑏 )
∴ Terbukti bahwa jumlah kuadrat dari dua garis tengah sekawan sama dengan jumlah kuadrat
sumbu-sumbunya.
𝑥2
= − − �
( �)
𝑥2 21
= 𝑏1
Kedua, kita mencari sin 𝛼 dan Kemudian kita akan mencari sin 𝛾 ∶
cos 𝛼
𝑦1 𝑥1
sin 𝛼 = cos 𝛼 =
𝑎1 𝑎1
sin 𝛾 = sin(𝛽 − 𝛼)
= sin 𝛽 cos 𝛼 − cos 𝛽 sin 𝛼
𝑦1 𝑥1 𝑥2 𝑦1
= 𝑏 .𝑎 𝑏− 𝑎.
1 1 1 1
𝑥1 𝑦 1 − 𝑥2 𝑦 1
= 𝑎1 𝑏1
Maka diperoleh, luas jajaran genjang 𝑂𝑃1 𝐴𝑃2 = 𝑎1 𝑏1 sin 𝛾
1 1 𝑥1 𝑦 1 − 𝑥2 𝑦 1
= 𝑎 𝑏 𝑎1 1
= 𝑥1 𝑦1𝑏
− 𝑥2 𝑦1 𝑎
= 𝑥1 𝑥1 − − 𝑦1 𝑦1
( ) ( )
𝑎 𝑏
𝑏 12 𝑎 12
= 𝑎 𝑥 + 𝑦
𝑏
= 𝑎𝑏 2 +
𝑥1
( 𝑎2 𝑏2 )
= 𝑎𝑏
Maka, luas jajaran genjang ABCD = 4. Luas jajajaran genjang 𝑂𝑃1 𝐴𝑃2
= 4𝑎𝑏
Luas persegi panjang = 2𝑎 . 2𝑏 = 4𝑎𝑏
∴ Terbukti bahwa luas jajaran genjang yang mengelilingi elips yang sisi-sisinya sejajar dengan
garis – garis tengah sekawan sama dengan luas persegi panjang yang sisi-sisinya sejajar dengan
sumbu-sumbu elips
22
Rangkuman
Sifat Utama Garis singgung di suatu titik pada elips membagi dua
sama besar sudut antara garis yang melalui titik itu dengan titik api yang satu
dan garis yang melalui titik tersebut dengan titik api lainnya.
Tiga kriteria garis kutub elips dilihat dari letak titik T:
1. Jika T di luar elips maka garis kutub menjadi tali busur singgung.
2. Jika T pada elips maka garis kutub menjadi garis singgung.
3. Jika T di dalam elips maka garis kutub tidak memotong elips.
Sifat Garis Kutub pada elips
1. Jika titik Q terletak pada garis kutub p dan titik P maka garis kutub q dari Q
melalui P.
2. Jika satu titik P menjalani suatu garis q, maka garis kutub dari titik P
berputar pada Q yaitu kutub dari garis q.
Kedududkan Titik-titik potong pada garis-garis singgung elips
1. Kedudukan titik-titik tengah tali busur-tali busur yang sejajar garis 𝑦 = 𝑚𝑥
akan membentuk sebuah garis yang disebut sebagai garis tengah elips
2. Kedudukan titik-titik potong dari garis-garis singgung yang saling tegak
b. (−√6, −1)
c. (√6 − 1)
d. (−2, √6)
e. (2, √6)
2
3. Luas jajaran genjang yang dua titik sudutnya merupakan titik-titik api dari elips 𝑥 +
2
2𝑦 − 16 = 0 dan dua titik lainnya berimpit dengan ujung sumbu minor dari elips
adalah …. satuan luas.
a. 12
b. 14
c. 15
d. 16
4. Sebuah kelengkungan berbentuk setengah elips dengan lebar alas 48 meter dan tinggi 20
meter. Berapakah lebar kelengkungan itu pada ketinggian 10 meter dari alas?
a. 12√3
b. 24√3
c. −24√3
d. 14√3
e. −12√3
5. Tentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis singgung pada elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1 di
16 48
titik A(-2,6)
a. y = 𝑥 ± 8
b. 𝑦 = 𝑥 ± 4
c. 𝑦 = 𝑥 ± 16
d. 𝑦 = 𝑥 ± 48
e. 𝑦 = 𝑥 ± 6
2 2
6. Diketahui elips dengan persamaan 9𝑥 + 25𝑦 = 225, jarak antar kedua garis
arahnya adalah….
25
a. 8
9
b. 2
25
c. 2
d. 8
25
e. 2
25
a. 𝑦 = 8 – 3 𝑥 16 8
2
b. 𝑦 = 8 + 3 𝑥
2
3
c. 𝑦 = 8 – 𝑥
4
d. 𝑦 = 16 – 3 𝑥
2
e. 𝑦 = 8 + 3 𝑥
2
9. Diketahui persamaan elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1, dibuat garis yang melalui titik titik fokus dari
81 72
sebelah kanan elips yang sejajar dengan sumbu y. Persamaan garis yang tegak lurus
dengan garis melalui titik fokus tersebut yang sejajar dengan sumbu y adalah ….
a. 𝑦 = −8 dan 𝑦 = 8
b. 𝑦 = −8𝑥 dan 𝑦 = 8𝑥
c. 𝑦 = −16𝑥 + 2 dan 𝑦 = 8
d. 𝑦 = 12𝑥 dan 𝑦 = 8
𝑥
10. Persamaan Tali busur elips 2 + 𝑦2 = 1 yang dibagi dua sama panjang oleh titik 𝐴(2, 2)
49 25
adalah:
a. 98𝑦 + 50𝑥 = 296
b. 98𝑦 − 50𝑥 = 296
c. −98𝑦 + 50𝑥 = 296
d. −98𝑦 − 50𝑥 = 296
e. 98𝑦 + 50𝑥 = −296 𝑌
𝑋
11. Tentukan persamaan tali busur ellips 2+ 2 = 1 sehingga titik ( 2,3 ) merupakan titik
32 24
tengah tali busur itu
a. 𝑦 = − 1 𝑥 + 2
2
b. 𝑦 = − 1 𝑥 + 4
3
c. 𝑦 = − 1 𝑥 + 5
4
d. 𝑦 = − 1 𝑥 + 3
5
e. 𝑦 = − 1 𝑥 + 1
6
12. Tentukanlah jari-jari lingkaran monge yang memiliki persamaan elips dengan titik
pusat (0,0), titik fokus (10,0) dan (-10,0) dengan panjang sumbu mayor 24 adalah
a. √168
b. √178
c. √188
d. √198
e. √208
e. 2x
(x 2)2
13. Persamaan garis singgung ellips – 3y - x2
5 25
1 = 0 adalah...
a. 3x – 2y +5
b. 3x +2y + 29
c. -3x -2y - 29
d. 2x +3y +5
( y 3)2
+ = 1 yang tegak lurus garis 2x + 3y –
16
y2
14. Persamaan garis singgung pada elips 1 melalui titik p(2,7), titik singgungnya
100 25
berada pada titik...
a. (8,3) dan (-6,4)
b. (8,3) dan (-6, 13)
c. (8, 58) dan (-6, 4)
14
5 8
d. (8, ) dan (-6, 13)
14
e. (8,3) dan (-6, 46)
14
(𝑥 − 1) (0 −2) 2
15. Persamaan garis singgung pada elips, 2 + = 1 dititik potong nya dengan
12 16
sumbu x adalah...
a. 2𝑥 − 𝑦 + 8 = 0
b. 2𝑥 − 𝑦 − 8 = 0
c. 𝑥 − 2𝑦 − 8 = 0
d. 𝑥 − 2𝑦 + 8 = 0
e. 𝑥 + 2𝑦 − 8 = 0
B. Essay
1. Tentukan persamaan garis singgung pada elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1 yang tegak lurus dengan garis 3𝑥 +
5𝑦 = 18 8
25.
2 2
2. Suatu elips dengan persamaan 4𝑥 + 9𝑦 − 48𝑥 + 72𝑦 + 144 = 0 dan titik A (11, -1,7) pada
elips. Dari titik tersebut dibuat garis dengan titik fokus. Tentukan besar sudut antara garis
yang melalui titik A dengan titik fokus dengan garis singgung elips pada titik A.
3. Tentukan persamaan garis singgung ellips 9x2 + 2y2 – 18x + 4y – 7 = 0 yang melalui titik (0,
2).
4. Tentukanlah luas lingkaran titik kaki pada elips yang memiliki fokus 𝑥2 + 𝑦2 = 1.
25 36
𝑋
5. Tentukan luas jajar genjang yang dua titik sudutnya adalah titik-titik api dari ellips 2 + 𝑦2
10 6
dan dua titik lainnya berimpit dengan ujung-ujung sumbu pendek dari ellips.
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
= √25 − 16
= √9
= ±3
Kemudian, kita akan mencari tan 𝛼 (dengan menentukan nilai c ambil yang
positif karena diketahui di soal bahwa titik api dari sebelah kanan elips).
𝑏
tan 𝛼 = 2
𝑐𝑦1
tan 𝛼 =
3.
16
tan 𝛼
3
5
=
−1 5
𝛼 = tan
3
0
𝛼 = 59,036
= √8 − 4
= √4
= ±2
Cari nilai 𝑦1
𝑏
tan 𝛼 = 2
𝑐𝑦1
4
−2 =
2𝑦1
−4𝑦1 = 4
𝑦1 = −1
Substitusi nilai 𝑦1 ke persamaan
elips
𝑦
2= 1
�+
4
�
2
8
2
𝑥 (−1)2
+ =1
8 4
2
𝑥 1
+ =1
8 4
2
4𝑥 + 8
=1
32
2
4𝑥 + 8 = 32
2
4𝑥 = 24
2
𝑥 =6
𝑥 = ±√6
2 2
𝑥 + 2𝑦 − 16 = 0
2 2
𝑥 + 2𝑦 = 16
𝑦
�+ 2=
�
2 1
16 8
𝑐 = √𝑎2 − 𝑏2
= √16 − 8
= √8
= ±2√2
Sumbu minor = √𝑏2 = √8 =
2√2
Kita akan mencari luas jajaran genjang. Perhatikan gambar di bawah ini.
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 4 . 𝐿𝑢𝑎𝑠
𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝑂𝐷
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝑂𝐷 = 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2
2√2 . 2√2
𝐿𝑢𝑎𝑠 ∆𝐴𝑂𝐷 = = 2√4 = 4 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠
2
Maka, 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 4 . 𝐿𝑢𝑎𝑠
𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝑂𝐷 = 4 . 4 = 16
4. Pada soal diberikan panjang alas yaitu 48 meter, maka dari yang diketahui bisa ditentukan
nilai a yaitu 𝑎 = 1 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑠 = 1 𝑥 48 = 24
2 2
𝑥2 + 𝑦2
400 = 1
576
Akan dicari lebar kelengkungan elips pada ketinggian 10 meter (𝑦 = 10) maka diperoleh:
2
𝑥2 + (10) = 1
400
576
100
2 + =1
𝑥
576 400
5. Substitusi titik A(-2,6) ke persamaan elips yang diberikan, maka diperoleh
persamaan garis singgung sebagai berikut:
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
16 + 48 =1
−2𝑥 6𝑦
16 + 48 = 1
−96𝑥 + 96𝑦 = 768
Cari gradien garis singgung dari persamaan garis singgung yang telah diperoleh
−96𝑥 + 96𝑦 = 768
96𝑦 = 768 + 96𝑥
768 + 96𝑥
𝑦=
96
maka diperoleh gradient garis singgung adalah 1(𝑚1 = 1)
Setelah itu cari 𝑚2 dengan cara
𝑚1 .
𝑚2 = −1 31
1. 𝑚2 =
−1
𝑚2 = −1
maka diperoleh 𝑚2 = −1
Substitusi 𝑚2 = −1 ke persamaan garis singgung elips
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
maka diperoleh
𝑦 = 1𝑥 ± √(16)(1) +
48
𝑦 = 𝑥 ± √(16) +
48
𝑦 = 𝑥 ± √64
𝑦 =𝑥 ±8
Jadi persamaan garis yang tegak lurus dengan garis singgung pada elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1 di
16 48
titik A(-2,6) adalah 𝑦 = 𝑥 ± 8
= √25 − 16
= √9
= ±3
Persamaan garis yang melalui titik fokus dari sebelah kanan elips(3,0) yang sejajar
dengan sumbu y adalah
𝑥 =3
Perpotongan antara elips dengan garis 𝑥 = 3.
Substitusi𝑥 = 3 ke persamaan elips .
2 2
𝑥 𝑦
+ =1
81 72 2
2
3 𝑦
+ =1
81 72 𝑦2
9
+ =1
81 72
2
9𝑦 = 648 − 72
2
9𝑦 = 576
𝑦 = 5 76
{ 9
𝑦 = √64
𝑦 = ±8
Maka, garis yang tegak lurus dengan garis yang melalui titik fokus dan sejajar
dengan sumbu y adalah 𝑦 = −8 dan 𝑦 = 8
7. 9x2 + 25y2 = 225
Persamaan elipsnya menjadi:
x 𝑦
2
25 + 2 = 1
9
Dari persamaan diketahui bahwa
a2 = 25, nilai a = 5
b2 = 9, nilai b = 3
c 2 = a 2 - b2
c2 = 25 – 9 = 16, nilai c = 4
Jarak antar dua garis arah:
2 𝑎2 = 2 25, jadi jarak antar dua garis arahnya adalah 2 5
𝑐 4 2
8. Fokus F1 (0,2) dan F2 (0,-2) dan sumbu y sebagai sumbu panjang,
Direkris : 𝑦 = 𝑏 = 4, nilai b =
�
�c = 2
4e Nilai
c =�, nilai be = 2, nilai e = 2
𝑏
2 2
maka, b = 4e, b = 4. , b = 8
𝑏
2 2 2
a =b -c
a2 = 8 – 4
a2 = 4, nilai a = 2
Jadi persamaan elipsnya adalah: x2 + 𝑦2 = 1
4 8
𝑦
9. 𝑥1𝑥
+ 𝑦1 = 1
𝑎2 𝑏2
3𝑥 𝑦
16 + 8 = 1
3𝑥 + 2𝑦 = 16
2𝑦 = 16 − 3𝑥
3
𝑦 = 8– 2𝑥
Persamaan garis yang memiliki gradien yang sama dan melalui titik (2,2) adalah:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
5 0
𝑦 − 2 = − 98 (𝑥 −
2) 98(𝑦 − 2) =
−50(𝑥 − 2)
98𝑦 − 196 = −50𝑥 + 100
98𝑦 + 50𝑥 = 296
11. Di ketahui a2 = 32
b2 = 24
T (2,3) = XT = 2 = YT = 3
Misalkan tali busur Y = mx + n
2
−𝑏
Y𝑎
= 2𝑚
−24
32=32𝑚
96m = -48
m = -1/2
2 2
−𝑏 +𝑎 𝑚
n = X1
𝑎2 𝑚2
1
2−24+32+
4
n=
−16
−16
n= −8
n=2
Jadi persamaan tali busur ellips terseut adalah Y = -1/2x + 2
𝑟 = √𝑎2 + 𝑏2
𝑟 = √144 + 44
𝑟 = √188
13. Misalkan m adalah kemiringan garis singgung yang dicari.
Garis 2x + 3y – 1 = 0 mempunyai kemiringan -2, sedangkan garis singgung yang diminta tegak
3
lurus dengan di atas, yang berarti perkalian antar kemiringan garis = –1. Jadi
2 3
m.( ) = –1 atau m = .
3 2
Berdasarkan rumus (4) maka persamaan garis singgung yang dicari adalah :
3 3 2
y+3= (x – 2) 52 42
2 2
3 1
y+3 x–3 289
=
2 2
3 1
y+3 = x–3 .17
2 2
2y + 6 = 3x – 6 17
3x – 2y – 12 17 =0
Jadi persamaan garis singgung yang dicari adalah 3x – 2y + 5 = 0 dan 3x – 2y – 29 = 0
14. xx1 yy1
1⟺
𝑥.2 𝑦.7
100
+25 =1
a2 b
2
1 25
y=− 𝑥 +
4 7
2
X2 y2 𝑥2 1
−4𝑥+7
25
1⟺ +( )= 1
100 25 100 25
x2 – 2x - 48 = 0 → ( x-8) (x+6) = 0
x = 8 dan x = -6
untuk x 8 1 25
maka y .8 3
14 7
1 25
untuk x 6 maka y 6 4
14 7
Maka, titik singgungnya adalah 8,3 dan 6,4
B. Essay
1. Cari gradien garis yang diketahui
3𝑥 + 5𝑦 = 25
5𝑦 = 25 − 3𝑥
25 − 3𝑥
𝑦=
5
3𝑥
𝑦=5− 5
3𝑥
𝑦=− 5 +5
sehingga diperoleh gradien 1 yaitu − 3 (𝑚1 = − 3 )
5 5
Karena garis yang diketahui tegak lurus dengan elips maka bisa dicari gradien 2, yaitu dengan
cara 𝑚1 . 𝑚2 = −1 maka diperoleh:
𝑚1 . 𝑚2 = −1
−3
5 . 𝑚2 = −1
−5
𝑚2 = −1 𝑥 3
2 5
𝑚 =
3
Misalkan persamaan garis singgung yaitu 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏2
5
𝑦 = 𝑥 ± (18) ( 25
3 { 9
) +
5
𝑦 = 𝑥 ± √50 + 8
3
5
𝑦 = 3 𝑥 ± √58
Jadi persamaan garis singgung pada elips 𝑥2 + 𝑦2 = 1 yang tegak lurus dengan garis 3𝑥 + 5𝑦 = 25
18 8
adalah 𝑦 =3 5 𝑥 ± √58
2. Cari titik fokus elips :
2 2
4𝑥 + 9𝑦 − 48𝑥 + 72𝑦 + 144 = 0
2 2
4(𝑥 − 12𝑥) + 9(𝑦 + 8𝑦) = −144
2 2
4(𝑥 − 12𝑥 + 36) + 9(𝑦 + 8𝑦 + 16) = −144 + 144 + 144
2 2
4(𝑥 − 6) + 9(𝑦 + 4) = 144
2 2
(𝑥 − 6) (𝑦 + 4)
+ =1
36 16
𝑐 = √𝑎2 − 𝑏2
𝑐 = √36 − 16
𝑐 = √20
𝑐 = ±2√5
Karena berpusat pada (𝑝, 𝑞) yaitu (6, −4), maka titik fokus dari elips adalah :
𝐹1 = (𝑝 + 𝑐, 𝑞) = 6 + 2√5, −4
( )
𝐹2 = (𝑝 − 𝑐, 𝑞) = 6 − 2√5, −4
( )
Cari nilai tan 𝛼
𝑏
tan 𝛼 = 2
𝑐𝑦1
16
tan 𝛼 =
(6 + 2√5)(−1,7)
16
tan 𝛼 =
−10,2 − 3,4√5
16
tan 𝛼 =−17,8
−1 16
𝛼 = tan
−17,8
0
𝛼 = 41,95
3. Jelas bahwa titik (0, 2) tidak terletak pada ellips tersebut. Dalam hal ini kita tidak bisa
menggunakan persamaan Ax1x + Cy1y + ½ D(x1 + x) + ½ E(y1 + y) + F = 0 secara langsung.
Misalkan (x1, y1) adalah titik singgung dari garis singgung ellips yang melalui (0, 2). Maka
persamaan garis singgung yang dicari dalam bentuk
Karena garis singgung melalui titik (0, 2), maka persamaan di atas harus memenuhi
koordinat (0, 2), sehingga
Tetapi titik (x1, y1) berada pada ellips, akibatnya berlaku hubungan
4
yang memberikan penyelesaian untuk x1 = 5
9 . Dengan demikian juga diperoleh nilai
3
5 4 5 5
y1 = 1 . Jadi koordinat titik-titik singgungnya pada ellips adalah + ,1+
3 9 3
3
4 5 5
dan – ,1– . Selanjutnya dengan persamaan dapat diterapkan pada kasus ini
9 3
3
untuk mendapatkan persamaan garis singgung yang dicari atau mensubstitusikan nilai-nilai
(x1, y1) ke persamaan 1. Terdapat dua garis singgung yang dicari.
4 5 5
Pertama yang melalui titik + ,1 adalah
9 + 3
3
4 5
5 4 5 5
–9 + x + 4 1 y–9 +
– 9x + 1 +y–7=0
3
9 3
9 3 3
4 8
(13 + 5 )x – (5 + 5 )y + (10 + 5 )=0
3 3 3
4 5 5
Dan kedua yang melalui titik – ,1– adalah
9 3
3
4 5
4 5
5 5
–9 – x + 4 1 y–9 – – 9x + 1 +y–7=0
3
3
9 3 9 3
4 8
(13 – 5 )x + (5 – 5 )y – (10 – )=0
3 3 3 5
𝑟 = √𝑎
𝑟 = √25
𝑟 =5
Luas lingkaran titik kaki adalah
2
𝐿 = 𝜋𝑟
= 3.14(5)(5)
= 314
5. Focus elips 2
𝑐𝑚
𝑐 = √10 −
6
Koordinat-koordinat jajar genjang adalah
𝑐 = √4
𝑐=2
𝐴 = (0, 2.45)
Luas Jajar genjang adalah : 𝐵 = (0, −2.45)
𝐶 = (−2. 0)
𝐷 = (2, 0)
(𝑑1 ×𝑑2 )
𝐿= 2
4 × 4.9
𝐿 =
2
𝐿 = 9.8
40
Daftar Pustaka
Ahmad, K & Jain, P. (1996). Textbook of analytical geometry of two dimensions. New Delhi:
New Age Internasional Publisher.
Burdette, A. (1971). Analytic geometry. California: Academic Press.
Casey, J, (1893). A treatise on the analytical geometry of point, line, circle and conic section.
London: University Press.
Smith, P.F. (1905). Analytic geometry. Boston: Ginn and Company.
Sukirman. (2007). Geometri analitik bidang dan ruang. Jakarta: Universitas Terbuka
Yates, R. (1961). Analytic geometry with calculus. New Jersey: Prentice-Hall.
41