Anda di halaman 1dari 12

No Dok : KZI/SOP/KTG/004

STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021


BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 1/12

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN

Disiapkan Oleh Disahkan Oleh

Jabatan: HSE Jabatan: Project Coordinator


Tanggal: 20/08/2021 tanggal: 20/08/2021

SEJARAH REVISI

Re
Keteranga
v Tanggal Bagian yang Direvisi Disiapkan Diperiksa Disetujui
n
No
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 2/12

1.0 Tujuan
Sesuai dengan sasaran kami dalam prosedur perlindungan terhadap
bahaya jatuh, PT. KAZAKON INDONESIA memandang perlu untuk mempunyai
prosedur ini dan merupakan panduan bagi karyawan dalam melindungi diri
dari bahaya jatuh di tempat ketinggian > 1.8 meter di tempat kerja masing-
masing.

2.0 Ruang Lingkup


Semua pegawai harus mengerti dan melaksanakannya di dalam daerah
kerja PT. KAZAKON INDONESIA atau bekerja untuk kepentingan PT. KAZAKON
INDONESIA di luar daerah kerja.

3.0 Dokumentasi Atau Referensi Yang Berhubungan


a. Permenaker No 9 Tahun 2016 tentang K3 Pekerjaan pada
ketinggian
b. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep.45/DJPPK/IX/2008 tentang
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja Pada Ketinggian
Dengan Menggunakan Akses Tali yang telah di perbaharui dengan
Permenaker No.9 tahun 2016 Tentang K3 Pekerjaan Pada Ketinggian.

4.0 TANGGUNG JAWAB


4.1 Kepala Bagian Personalia dan Administrasi
Kedua kepala bagian tersebut bertanggung jawab secara
menyeluruh untuk menjaga agar semua kegiatan yang dilakukan
oleh semua pekerja di dalam daerah kerja PT. KAZAKON
INDONESIA dengan mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh
Perusahaan.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 3/12

4.2 Semua Karyawan


Semua karyawan wajib bertanggung jawab menjalankan
prosedur ini secara menyeluruh untuk menjaga agar semua
kegiatan yang dilakukan di dalam daerah kerja PT. KAZAKON
INDONESIA sesuai dengan standar K3LL.

5.0 Defenisi
K3 Bekerja Pada Ketinggian Working At Height – Adalah aktivitas yang
dilakukan oleh tenaga kerja pada tempat kerja di atas permukaan tanah atau perairan
yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan
tenaga kerja atau orang lain cedera atau meninggal dunia dan juga menyebabkan
kerusakan harta benda.

6.0 PROSEDUR
6.1 Tahapan Persiapan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pastikan anda telah melakukan analisa


resiko terhadap lokasi dan pekerjaan yang anda lakukan.
2. Pastikan anda menggunakan APD berupa full body harness double lanyard
untuk bekerja di ketinggian.
3. Periksa kesehatan anda dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja
diketinggian.
4. Pastikan scaffolding yang anda gunakan dalam bekerja diketinggian dalam
kondisi aman dan telah di inspeksi oleh HSE.
5. Jika anda menggunakan scaffolding, berikut panduan  bekerja yang aman:
 Pastikan pipa dama flatform scaffolding dalam kondisi baik, dan
tidak retak atau bengkok.
 Pastikan scaffolding didirikan pada lantai atau tanah yang stabil.
 Pastikan sambungan, ikatan, kuncian scaffolding telah kuat.
 Pastikan terpasang tangga dan handrail.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 4/12

6. Pastikan anda memberi tanda atau informasi bahwa anda sedang ada
pekerjaan di atas.

6.2 Ketika Bekerja

1. Ketika bekerja di ketinggian, pastikan anda mengaitkan full body harness


anda pada media yang kokoh.
2. Sisihkan semua peralatan atau material apapun yang menghalangi akses
bekerja.
3. Jika terjadi gerimis dan atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera
turun dan berlindung.
4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika baik dan turun tangga.

6.3 Setelah Bekerja


1. Ketika selesai bekerja, pastikan lokasi telah bersih dan rapi kembali.
2. Jika memakai perancah segera dibongkar kembali.
3. Jangan lupa untuk melakukan penutupan ijin kerja.

6.4 Alat Pelindung Diri

1. Full body harness double book.


2. Hand Gloves
3. Coverall
4. Safety Shoes
5. Safety Glasses
6. Safety Helmet
Demikian Panduan Aman Bekerja di ketinggian, semoga bermanfaat.

Kami membuat panduan aman bekerja di ketinggian ini dalam bentuk leaflet/ poster
seperti dibawah ini:
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 5/12

yang bisa dikunci yang boleh digunakan pada tali keselamatan.

Sistem pencegah kejatuhan personil harus diperiksa setiap kali sebelum


pemakaian untuk memeriksa aus, kerusakan, dan kondisi yang buruk. Setiap
komponen yang cacat harus disingkirkan dari pemakaian.
Untuk pekerjaan pada atap atau permukaan lain yang serupa dengan kemiringan
kurang dari 1 : 4 (vertical to horizontal) di mana sistem penambatan dan panjang
tali tidak akan memungkinkan kejatuhan vertikal, sabuk keselamatan mungkin
digunakan.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 6/12

Bekerja pada Ketinggian - Bekerja pada ketinggian 1.8 meter (6 kaki) atau
lebih di atas permukaan tanah tidak bisa dilakukan kecuali:

 Suatu anjungan yang kuat digunakan lengkap dengan pagar pengaman dan
pegangan tangan, yang diperiksa oleh personil yang berwenang .

 Digunakannya peralatan pencegah kejatuhan yang mampu menyangga beban


sekurang-kurangnya 2275 kg (5000 lbs) beban statis per orang dan mempunyai:

- Angkor penambatan yang tepat, lebih baik di atas


- Penyangga tubuh dengan double self locking snap hooks pada masing-masing
koneksi.
- Sabuk yang terbuat dari synthetic fiber
- Peredam kejut (shock absorber)
 Peralatan pencegah jatuh akan membatasi kejatuhan bebas setinggi 1.8
meter (6 kaki) atau kurang.

 Suatu inspeksi visual terhadap peralatan pencegah jatuh dan sistemnya


sudah dilakukan dan setiap peralatan yang rusak atau yang sudah diaktifkan
dibuang.

 Personil mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan.

.Bekerja pada ketinggian mempunya potensi bahaya yang besar. Ada beberapa metode
bekerja di ketinggian seperti menggunakan perancah, tangga, gondola dan system akses tali
(Rape Access System). Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan serta
risiko yang berbeda-beda. Oleh karena itu sebagai seorang Ahli K3 berkewajiban unutk
kolaborasi dengan pengurus perusahaan atau pun manajemen untuk mempertimbangkan
dalam penggunaan metode dengan memperhatikan aspek efektifitas dan risiko baik yang
bersifat finansial maupun non finansial.
Aspek risiko akan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi perhatian
utama semua pihak di tempat kerja. Hal ini selain untuk memberikan jaminan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, juga sangat membantu di dalam
keselamatan asset produksi.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 7/12

6.5 KRITERIA PEMILIHAN SISTEM AKSES


System keselamatan bekerja pada ketinggian dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu
system keselamatan aktif dan system keselamatan pasif. Masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan yang harus disesuaikan dengan sifat pekerjaan. Suatu pekerja mungkin saja
memakai kombinasi kedua system ataupun salah satu saja. Keputusan untuk menggunakan
system tesebut ada pada pengurus setalah dilakukan penilaian resiko.

6.6 KATAGORI SISTEM BEKERJA PADA KETINGGIAN


a. SISTEM PASIF
Adalah system dimana pada saat bekerja melalui suatu struktur permanen
maupun struktur yang tidak permanen, tidak mensyaratkan perlunya penggunaan
peralatan pelindung diri (Fall Protection Device) karena telah terdapat system pengaman
kolektif (Collective Protection System). Pada system ini perlu ada supervisi dan
peralatan dasar.

Metode Pekerjaannya adalah sebagai berikut :

 Bekerja pada permukaan seperti lantai kamar, balkon dan jalan.


 Struktrur/area kerja (platform) yang dipasang secara permanen dan pelengkapannya.
 Bekerja di dalam ruang yang terdapat jendela yang terbuka dengan ukuran dan
konfigurasinya dapat melindungi orang dari terjatuh.

b. SISTEM AKTIF
Adalah suatu system dimana ada pekerja yang naik dan turun (lifting/lowering),
maupun berpindah tempat (traverse) dengan menggunakan peralatan untuk mengakses
atau mencapai suatu titik kerja karena tidak terdapat system pengaman kolektif.
System ini mensyaratkan adanya pengawasanm pelatihan dan pelayanan operasional
yang baik.

Metode Pekerjaannya adalah sebagai berikut :


No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 8/12

 Unit perawatan gedung yang dipasang permanen, contohnya gondola.


 Perancah (scaffolding).
 Struktur/area kerja untuk pemanjatan sepeti tangga pada menara.
 Struktur/area kerja mengangkat (elevating work platform) seperti hoistcrane, lift
crane, mobil pernacah.
 Struktur sementara seperti panggung pertunjukan.
 Tangga berpindah (poertable ladder).
 System akses tali (rope access).

6.7 PERSYARATAN PENGGUNAAN SISTEM AKSES TALI, yaitu :

 Terdapat tali kerja (working line) dan tali pengaman (safety line).
 Terdapar dua penambat (anchorage).
 Perlengkapan alat bantu (tools) dan alat pelindung diri.
 Terdapat personil yang kompeten.
 Pengawasan yang ketat.

Contoh – contoh Aplikasi Akses Tali (rope access) seperti :

 Pekerjaan naik turun di sisi-sisi gedung (facade), atria gedung, menara (tower),
jembatan dan banyak struktur lainnya.
 Pekerjaan pada ketinggian secara horizontal seperti di jembatan, atap bangunan dan
lain-lain.
 Pekerjaan di ruang terbatas (confines spaces) seperti bejana, silo dan lain-lain.
 Pekerjaan pemanjatan pohon, tebing, gua, out bound dan lain lain.

7.0 PEMASANGAN DAN PERALATAN SISTEM AKSES TALI

PERSYARATAN PEMASANGAN

 Saat working rope dan safety rope ditambatkan pada struktur yang merupakan bagian
dari gedung atau struktur sementara yang didirikan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
 Titik Angkor dan struktur bangunan harus mempu menahan beban maksimum dari
beban working rope dan safety rope setidak tidaknya 1200kg dalam arah jatuhan
beban.
 Bangunan atau struktur dan patok tambat harus dinilai dan diuji oleh pengawas.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 9/12

 Salinan dokumentasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dengan
system alsel tali harus disimpan ditempat kerja saat system ini digunakan. Document
tersebut antara lain : Standar Prosedur Kerja, Penilaian Resiko, Rigging Plan, Site
CheckingList, Asuransi, Lembar Data Keselamatan Kimia (SDS), Nomor Telepon
Darurat, Laporan Hasil Perawatan Dan Perbaikan Instalasi Patok Tambat.
 Telah dilakukan pemeriksaan pertama dan berkala terhadap struktur dan titik patok
tambat oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli K3 yang memiliki akses
di bidang akses tali dan dikeluarkan ijin pengesahan pemakaian. Pemeriksaan
dilakukan khususnya terhadap kemungkinan factor korosi terhadap struktur maupun
patok tambat dan factor lainnya yang mungkin menyebabkan tidak aman saat
pemakaian system dan perlatannya.
 Bila patok tambat terletak diluar gedung dan terpapar oleh cuaca dalam waktu lama,
maka harus dipastikan bahwa patok tambat tersebut aman dipasang untuk segala
keadaan/cuaca. Lubang patok tambat harus dilindungi dengan baik untuk
menghindari kelembapan.
 Bila patok tambat diletakkan permanen di luar gesung, maka penempatannya harus
diletakkan setidak-tidaknya 2 meter dari tepi bangunan.
 Setiap system patok tambat permanen diikuti dengan instalassinya dan harus
dilengkapi dengan dokumentasi yang harus tersedia ditempatkerja (building
management) dan harus selalu tersedia bila dibutuhkan oleh teknisi akses tali sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Document tersebut harus memuat setidak-tidaknya informasi
mengenai :
 Perusahaan/orang yang memasang, tanggal pemasangan dan petunjuk lengkap
pemakaian system Angkor.
 Penilaian resiko awal (initial risk assessment).

8.0 PERSYARATAN PERLATAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

 Peralatan yang digunakan harus dipilih yang telah memenuhi standar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan yang sesuai dengan tujuan penggunaan.
 Apabila meragukan standart yang dipakai dalam pembuatan peralatan dan
penggunaannya, maka dangat disarankan untuk menghubungi pabrikan pembuat.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 10/12

 Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kecicikan dengan peralatan lain dan


fungi keamanan peralatan tidak terganggu atau mengganggu system lain.
 Pabrikan peralatan harus menyediakan informasi mengenai produk.
 Informasi ini harus dibaca dan dimengerti oleh pekerja sebelum menggunakan
peralatan.
 Peralatan harus diperiksa secara visual sebelum penggunaan untuk memastikan
bahwa peralatan tersebut dalam kondisi aman dan dapat bekerja dengan benar.
 Prosedur harus diterapkan pada pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan.
 Daftar pencatatan pemeliharaan keseluruhan harus disimpan dengan baik.
 Dilarang melakukan modifikasi atau perubahan atas spesifikasi peralatan tanpa
mendapatkan izin dari pengawas atau pabrikan pembuat karena dapat mengakibatkan
perubahan kinerja peralatan. Setiap perubahan atau modifikasi harus dicatat dan
peralatan diberi label khusus.
 Perlengkapan dan APD yang harus dipakai dalam bekerja yang disesuaikan dengan
lingkungan kerja adalah :
 Pakain kerja yang menyati dari bagian tangan, pundak, bahu, badan sampai kebagian
pinggul dan kaki. Pakaian jenis ini biasanya disebut “wearpack” atau “overall”.
Pakaian ini pada bagian kantongnya harus diberi penutup berupa ritselting (zip) dan
tidak berupa pengancing biasa (button).
 Full body harness harus nyaman dipakai dan tidak mengganggu gerak pada saat
bekerja, mudah di setel untuk menyesuaikan ukuran.
 Sepatu (safety shoes/protective footwear) dengan kontruksi yang kuat dan terdapat
pelindung jari kaki dari logam (steel toe cap) dan juga nyaman dipakai serta mampu
melindungi dari air/basah.
 Sarung tangan (gloves), untuk melindungi jari tangan dan kulit dari cuaca ekstrim,
bahan berbahaya dan alat bantu yang digunakan.
 Kacamat (eye protection.google) untuk melindungi mata dari debu, partikel
berbahaya, sinar matahari/ultraviolet, bahan kimia, material hasil peledakan dan
potensi bahaya lain yang dapat mengakibatkan iritasi serta kerusakan pada mata.
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 11/12

 Alat pelindung pernapasan (respiratory protective equipment) perlatan ini harus


dikenakan pada lingkungan kerja yang mempunyai resiko kesulitan bernafas
disebabkan oleh bahan kimia, debu, atau partikel berbahaya.
 Alat pelindung pendengaran (hearing protection) alat ini digunakan ketika tingkat
bunyi (sound level) sudah diatas nilai ambang batas (NAB).
 Jaket penyelamat (life jacket) atau pengapung (buoyancy) digunakan pekerja yang
dilakukan di atas pemukaan air misalnya pada struktur pengeboran minyak lepas
pantai (offshore platform). Peralatan ini harus mempunyai design yang
tidakmengganggu peralatan akses tali terutama pada saat turun atau naik.

Tali yang akan digunakan terdiri dari 2 karakteristik yaitu elastisitas kecil (static) dan tali
dengn elastisitas besar (dinakik). Tali yang digunakan untuk system tali harus dipastikan :

– Harus tali untuk kerja dan tali pengaman harus mempunyai diameter yang sama.

– Tali dengan elastisitas kecil dan tali daya elastisitas besar yang digunakan dalam system
tali harus memenuhi standart.
 Tali koneksi (cow’s tail/lanyard), merupakan tali pendek yang menghubungkan
anatra sabuk pengaman tubuh (full body harness) dengan tali kerja, tali pengaman,
patok pengaman, serta peralatan dan perlengkapan pengaman lainnya dan harus
diperhatikan bahwa tali koneksi yang digunakan berdasarkan standar.
PELINDUNG KEPALA
 Pelindung kepala wajib dikenakan dengan benar oleh setiap pekerja yang terlibat
dalam pekerjaan di ketinggian.
 Pekerja wajib menggunakan pelindung kepala sesuai standar.
 Pelindung kepala yang digunakan oleh teknisi akses tali memiliki sedikitnya tiga
tempat berbeda yang berhubungan dengan cangkang helm dan termasuk tali penahan
dibagian dagu.
SABUK PENGAMAN TUBUH (FULL BODY HARNESS)
Sabuk pengaman harus diperhatikan bahwa yang digunakan pada pekerja akses tali telah
sesuai dengan standar.
ALAT PENJEPIT TALI (ROPE CLAMP)
No Dok : KZI/SOP/KTG/004
STANDARD OPERATING PROCEDURE Terbit : 20/08/2021
BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
PT. KAZAKON INDONESIA Tgl Rev : -
Hal : 12/12

Harus diperhatikan bahwa alat penejpit tali yang digunakan pada system akses tali sesuai
dengan standar.
ALAT PENAHAN HATUH BERGERAK (MOBILE FALL ARRESTER)
Diperhatikan bahwa alat jatuh bergerak yang digunakan pada system akses tali telah sesia
dengan standar.
Perlengkapan dan APD harus dipastikan telah sesuai dengan standar di bawah ini, yaitu :
 Standar Nasional Indonesia (SNI)
 Standar Uji Labolatorium
 Standar Uji Internasional yang independen seperti British Standar, American
National Standar atau badan standar uni internasional lainnya.
MASA AKTIF/USIA PERALATAN DAN APD
 Usia masa pakai peralatan dan APD yang terbuat dari kain/textile sintetik adalah
sebagai berikut :
 Tidak pernah digunakan selama masa aktifnya 1o tahun.
 Digunakan 2 kali setahun masa aktifnya 7 tahun.
 Digunakan sekali dalam 1 bulan masa aktifnya 5 tahun.
 Digunakan dalam 2 minggu sekali masa aktifnya 3 tahun.
 Digunakan setiap seminggi sekali masa aktifnya 1 tahun.
 Digunakan hamper setiap hari masa ahtifnya kurang dari 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai