Anda di halaman 1dari 14

No.

Dok : P/SOP/K3/003
PROSEDUR BEKERJA DI KETINGGIAN Terbit : 01 Januari 2016
No. Rev : 0
Tgl Rev : -

I. RUANG LINGKUP

Panduan ini merupakan suatu pedoman umum untuk seluruh kegiatan pekerjaan di ketinggian.

Panduan ini berlaku untuk seluruh pekerja PT. Pelita Kencana Mandiri dan juga pekerja kontraktor

yang memiliki ikatan kontrak dengan PT. Pelita Kencana Mandiri. Panduan ini berlaku dilokasi

pekerjaan PT. AMSAK BANGUN PERSADA maupun Operasi Kantor.

II. DEFINISI

Bekerja di ketinggian memiliki resiko tinggi yang menimbulkan terjadinya bahaya disekitar Kita dan

menjadi salah satu penyebab terbesar kematian dan luka berat, tetapi hingga saat ini masih banyak

pekerja dan pengusaha yang kurang peduli dengan keselamatan diri mereka saat bekerja padahal

bahaya selalu mengintai mereka setiap saat.

A. Pengertian Bekerja Diketinggian

1. Menurut OHSA Standar

Melakukan pekerjaan atau kegiatan yang lokasinya setinggi 6 feet ( 1,8 meter ) atau lebih

2. Menurut Permenaker No. 09 Thn 2016

Kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat Kerja

dipermukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi

jatuh yang menyebabkan Tenaga Kerja atau orang lain yang berada di Tempat Kerja cedera

atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda

Bekerja pada ketinggian dapat diartikan Kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga

kerja pada tempat kerja yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang

menyebabkan tenaga kerja atau orang lain cidera atau kematian dan menimbulkan kerugian.

B. Alat Pelindung Diri (APD)

adalah peralatan yang dirancang dan digunakan pekerja untuk melindungi diri dari bahaya
keselamatan dan kesehatan yang berasal dari pekerjaan maupun tempat kerja

C. Job Safety Analysis / JSA

adalah evaluasi risiko lanjutan yang dilakukan lebih detail dalam langkah-langkah suatu

pekerjaan atau tugas.

D. Lantai kerja (working platform)

adalah semua permukaan yang digunakan sebagai tempat untuk bekerja atau sebagai jalan

masuk-ke atau jalan-keluar-dari suatu tempat kerja. Termasuk di dalamnnya adalah

perancah, gondola / perancah- tergantung (suspended scaffold), kredel (cradle), lantai kerja

bergerak yang dapat ditinggikan (Mobile Elevating Working Platform / MEWP), penopang

(trestle), jalan- kecil penghubung (gangway), atau tangga-berundak (stairway).

E. Sertifikat (Izin Kerja)

adalah lembar persyaratan kerja yang harus dipenuhi sebagai salah satu persyaratan kerja

sebelum dilakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya tertentu. Sertifikat bukanlah Izin

Kerja namun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Izin Kerja apabila

dipersyaratkan.

F. Sistem / perangkat perlindungan jatuh perorangan

adalah rangkaian peralatan dan teknik keselamatan yang melindungi pekerja saat bekerja

pada ketinggian, yang meliputi pengaman jatuh (fall protection), penghindar jatuh (work

restraint), pemosisi kerja (work positioning), penahan jatuh (fall arrester), pertolongan pada
ketinggian (vertical rescue) serta teknik akses tali atau pengaturan posisi.

G. Sistem / perangkat perlindungan jatuh kolektif

adalah rangkaian peralatan keselamatan yang bertujuan melindungi sekelompok pekerja

serta peralatan yang digunakannya saat bekerja pada ketinggian, yang meliputi antara lain

pagar kaki (toe board), jaring, kantong-udara, matras atau sistem jatuh-lunak lain, pagar

penjaga (guard rail), pegangan tangan (hand railing), jalur pengaman (life lines), angkur atau

penambat (anchorage), tangga yang dapat dipindah-posisikan atau terpasang permanen

(fixed atau portable ladder) dan langkah-langkah dokumentasi administratif (documented

administrative measures) yang dipasang secara permanen atau temporer yang dirancang
untuk menahan/ mencegah jatuh.

III. DASAR HUKUM


1. Permenakertrans No.08 Thn 2010
Pasal 2
- Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.
- APD harus sesuai SNI atau standar yang berlaku.
- APD wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-Cuma
Pasal 3 Ayat (1)
- pelindung mata dan muka;
- pelindung telinga;
- pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
- pelindung tangan; dan/ataupelindung kaki.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Thn 2016
Pasal 2 :
Pengusaha dan/atau Pengurus wajib Menerapkan K3 dalam bekerja pada ketinggian.

IV. TUJUAN
Panduan ini bertujuan untuk memberikan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pekerjaan
di ketinggian yang memenuhi semua jenis pekerjaan di ketinggian yang harus menggunakan
persyaratan dan peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Berdasarkan penjelasan di
atas maka tujuan utama dari Panduan ini adalah untuk memastikan bahwa “tidak ada orang jatuh”
dan untuk memberikan penurunan yang sangat signifikan terhadap risiko bekerja di ketinggian yaitu
dengan :
- Memberikan ekspektasi minimum terhadap praktek dan perilaku yang aman.
- Meningkatkan kesadaran terhadap bahaya bekerja di ketinggian dan cara-cara pengendaliannya.
- Menerapkan sistem Safety dengan pengendalian yang cukup dan berimbang.
- Menggunakan sistem pengendalian yang tepat untuk memeriksa apakah perilaku yang diharapkan, praktek, dan
sistem sudah diikuti.
Tujuan dan fungsi dari panduan bekerja di ketinggian ini secara rinci adalah sebagai
berikut:
- Memastikan setiap pekerja Tahu Pekerjaannya, Tahu Bahayanya, Tahu
- Mengendalikan Risikonya.
- Mengembangkan panduan praktis agar dapat bekerja dengan aman di ketinggian.
- Mengurangi jumlah kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian.
- Memastikan Penilaian Risiko / Risk Assessment dan tindakan pencegahan dilakukan
sebelum pekerjaan di ketinggian dimulai.
- Menjelaskan proses-proses yang harus dilakukan sebelum bekerja di ketinggian.
- Menjelaskan proses verifikasi terhadap kompetensi dan kemampuan pekerja yang akan
melakukan pekerjaan di ketinggian.
- Memudahkan pemilihan peralatan keselamatan untuk bekerja di ketinggian yang harus
dipergunakan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Memastikan pemakaian peralatan keselamatan untuk bekerja di ketinggian sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan serta tata cara yang merujuk pada standard pemakaian.
- Memastikan inspeksi dan memantau pemakaian peralatan keselamatan untuk bekerja di
ketinggian dilakukan.
- Membantu management mengenai tugas dan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
keselamatan bekerja di ketinggian.
V. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Direktur
- Memastikan dokumen panduan bekerja di ketinggian ini diimplementasikan
- Menyetujui dokumen panduan bekerja di ketinggian ini dan menyetujui alokasi
sumberdaya yang tepat untuk pelaksanaan bekerja di ketinggian.
- Memastikan bahwa semua divisi melaksanakan tanggung jawabnya sesuai panduan
bekerja di ketinggian ini.

B. Project Manager / Penanggung Jawab Operasi di lapangan


- Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pekerjaan di ketinggian di lapangan.
- Memastikan pekerjaan di ketinggian dilakukan sesuai dengan rencana eksekusi
pekerjaan.
- Memastikan sumber daya yang mendukung pekerjaan di ketinggian tersedia di lapangan
seperti peralatan, pelatihan, personil yang berkompeten, sertifikasi dan lain-lain.
- Memastikan seluruh pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA dan pekerja kontraktor yang
berada dalam lingkup daerah kerjanya telah dilatih dan kompeten sesuai dengan
ketentuan bekerja di ketinggian, dan juga telah dilengkapi dan dilatih untuk menggunakan
alat pelindung jatuh ataupun APD.
- Memastikan izin kerja sudah disiapkan dan persyaratannya telah dilengkapi seperti
sertifikat, pemeriksaan kesehatan, JSA, prosedur dan lain-lain.
- Memberikan persetujuan atas izin kerja untuk bekerja di ketinggian yang sudah lengkap

C. HSE Coordinator
- Bertanggung jawab untuk membantu penanggung jawab operasi lapangan / Operation
Manager dalam memantau dan mengawasi kepatuhan terhadap aturan-aturan bekerja di
ketinggian.
- Menyediakan dan memberikan keahlian teknis, membantu, melatih dan memberi
masukan kepada penanggung jawab operasi lapangan / Project Manager dan tim kerja
terhadap aturan bekerja di ketinggian (pelatihan, sertifikasi peralatan, perawatan dan
lain-lain).
- Memastikan aturan bekerja di ketinggian telah menjadi bagian dari Program Safety
Lapangan dan menjadi unsur yang utama dalam membangun budaya safety (safety
culture) di lapangan.
- Mengingatkan pekerja ketika melihat perilaku yang tidak sesuai dengan aturan bekerja di
ketinggian.
- Melakukan review atas penilaian risiko pekerjaan untuk identifikasi bahaya dan
menentukan peralatan keselamatan untuk bekerja diketinggian serta APD yang sesuai,
bersama dengan kepala masing masing seksi.
- Secara independen melakukan identifikasi permasalahan yang ada, langkah- langkah
perbaikan yang diperlukan dan peluang-peluang peningkatan mengenai bekerja di
ketinggian serta memberikan masukan kepada penanggung jawab operasi
lapangan/Project Manager.
D. Supervisor
- Memahami rencana dan prosedur kerja atau Standard Operating Procedure / SOP.
- Menyiapkan dan / atau melakukan review Job Safety Analysis / JSA.
- Menyiapkan dan melakukan review terhadap izin kerja (Permit to Work).
- Bertanggung jawab atas kepatuhan terhadap seluruh ketentuan dan persyaratan bekerja
di ketinggian.
- Memastikan pelaksana pekerjaan telah mendapatkan pelatihan dan memiliki kompetensi
dalam hal penggunaan alat keselamatan bekerja di ketinggian.
- Memastikan seluruh pekerja yang terlibat telah memahami rencana dan prosedur kerja
atau Standard Operating Procedure / SOP, JSA dan prosedur tanggap darurat sebelum
suatu pekerjaan pada ketinggian mulai dilakukan.
- Mengawasi secara langsung pekerjaan di ketinggian dan / atau mendelegasikannya
kepada personil yang berkompeten.
- Memastikan lokasi kerja dan lantai kerja aman untuk dilakukan pekerjaan di ketinggian.
- Mengingatkan pekerja ketika melihat perilaku yang tidak sesuai dengan standar bekerja
di ketinggian.
- Mendistribusikan dan memastikan kelengkapan peralatan keselamatan untuk bekerja
diketinggian dan APD ke pekerja
- Melaksanakan dan memastikan semua pekerja yang menjadi bawahannya mendapatkan
pelatihan mengenai pemilihan, penggunaan, perawatan dan penggantian peralatan
keselamatan untuk bekerja di ketinggian yang sesuai.
- Memeriksa semua pekerja menggunakan peralatan keselamatan untuk bekerja
diketinggian yang sesuai sebelum memulai pekerjaan.
- Memeriksa peralatan keselamatan untuk bekerja di ketinggian yang digunakan pekerja
sesuai dan layak pakai.
- Menjelaskan konsekuensi / akibat dari setiap pelanggaran mengenai peralatan
keselamatan untuk bekerja diketinggian yang berdasarkan kebijakan perusahaan.
- Memastikan semua pihak yang terlibat dalam setiap aktifitas, termasuk dalam
mengorganisir, merencanakan atau mengawasi pekerjaan pada ketinggian atau peralatan
kerja yang akan digunakan pada ketinggian, adalah orang yang kompeten untuk
melakukan hal tersebut.
- Memastikan pekerja memiliki tingkat kompetensi yang sesuai berdasarkan tingkat risiko
dan kompleksitas kerja pada ketinggian.
- Melaporkan kepada atasan jika ditemukan masalah atau hal-hal khusus yang terjadi pada
saat bekerja di ketinggian tidak dapat segera diselesaikan sehingga langkah langkah
korektif dapat segera dilakukan.
E. Pekerja
- Memahami seluruh rangkaian rencana dan prosedur kerja.
- Memahami seluruh risiko bahaya yang teridentifikasi dalam JSA dan mengetahui cara
pengendaliannya.
- Mematuhi seluruh ketentuan dan persyaratan bekerja di ketinggian.
- Memastikan dirinya telah mendapatkan pelatihan dan memiliki kompetensi dalam
mengidentifikasi bahaya-bahaya yang berhubungan dengan bekerja diketinggian.
- Memastikan dirinya telah mendapatkan pelatihan dan memiliki kompetensi dalam hal
penggunaan alat pelindung jatuh termasuk pemeriksaan sebelum digunakan dan
pengidentifikasian peralatan yang rusak/cacat.
- Memastikan seluruh peralatan pelindung jatuh dalam keadaan baik, tidak ada bagian yang
rusak, cacat, atau dimodifikasi.
- Mengingatkan pekerja ketika melihat perilaku yang tidak sesuai dengan standar bekerja
di ketinggian.
- Berhak menolak memulai pekerjaan bila belum atau tidak memperoleh peralatan
keselamatan untuk bekerja diketinggian yang sesuai dengan pekerjaan di ketinggian yang
akan dilaksanakan dan dalam kondisi layak pakai.

VI. PANDUAN BEKERJA DI KETINGGIAN

A. PERSIAPAN
1. Sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian maka hal-hal sederhana ini sangat penting
diperhatikan sebelum bekerja, yaitu :
- Hindari semaksimal mungkin pekerjaan di ketinggian atau sebisa mungkin kurangi jumlah
pekerjaan di ketinggian.
- Jika pekerjaan ketinggian tidak bisa dihindari, maka cegahlah bahaya jatuh baik itu dengan
menyediakan tempat bekerja yang aman atau dengan menggunakan peralatan yang
tepat.
- Minimalisasi jarak ketinggian dan konsekuensi lain dari bahaya jatuh dengan
menggunakan peralatan pelindung jatuh yang sesuai di tempat yang risiko jatuh tidak
dapat dihilangkan.
- Rencanakan dan pastikan seluruh langkah-langkah yang diperlukan telah diambil
untuk mencegah pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA dan pekerja Kontraktor dari bahaya
jatuh pada saat bekerja di ketinggian.
- Pastikan pekerjaan rutin sehari-hari dianalisa dan cara-cara pengendalian telah
diidentifikasi dengan tepat menggunakan Job Safety Analysis / JSA, ijin kerja yang sesuai
(Permit To Work / PTW) dan telah dilakukan pembahasan oleh seluruh pekerja yang
terlibat dalam toolbox meeting sebelum pekerjan dilakukan
2. Metode Pemilihan
a. Selama masih dalam tahap perencanaan, urut-urutan prioritas dalam memilih metode / cara
dalam bekerja di ketinggian haruslah :
- Mendiskusikan terlebih dahulu mengenai kebutuhan dan risiko bekerja di ketinggian
dengan mengusahakan penggunaan metode alternatif.
- Menggunakan platform permanen yang sudah ada dan sesuai / cocok penggunaannya.
- Menggunakan platform temporer yang stabil seperti perancah (scaffolding), hydraulic
platform, atau crane basket.
- Menggunakan peralatan pelindung jatuh.
- Menggunakan alat penangkap jatuh kolektif seperti safety net (jaring pengaman).
b. Ketika bekerja di ketinggian tidak dapat dihindari, maka suatu rancang bangun harus
memasukkan pertimbangan safety dan berbagai masukan untuk memfasilitasi kemudahan
dalam penggunaan scaffolding, pelindung jatuh, life lines, tangga permanen dan kokoh,
prosedur penyelamatan dan lain-lain.
3. Persiapan Pekerjaan / Tugas
Sebelum melakukan pekerjaan maka perencanaan dan persiapan yang matang
menjadi faktor utama agar dapat bekerja dengan aman, yaitu :
- Siapkan, pelajari dan pahami prosedur kerja (SOP).
- Buat dan kembangkan rencana eksekusi pekerjaaan atau Job Safety Analysis (JSA).
- Buat dan kembangkan rencana penyelamatan dari ketinggian,
- Periksa kondisi kesehatan pekerja ke Medical / klinik setempat.
- Buat izin kerja (Permit To Work) yang sesuai dan lengkapi seluruh persyaratannya.
- Komunikasikan pekerjaan yang dilakukan pada hari itu dan juga JSA kepada seluruh
pekerja yang terlibat.
- Periksa seluruh peralatan yang akan digunakan, akses menuju tempat bekerja begitu juga
dengan lokasi tempat bekerja.
- Tanda keselamatan atau safety sign dipasang dibawah area lokasi pekerja sedang bekerja
di ketinggian dan barrier tape dipasangkan disekitar lokasi yang berpotensi terdapat
kemungkinan benda jatuh sehingga tidak ada personil atau lalu lintas yang melewatinya.
- Buatlah rencana tanggap darurat dan penyelamatan dan jelaskan kepada seluruh pekerja
untuk memastikan semua mengerti dan memahami.
Beberapa pertimbangan harus diambil sebelum melakukan pekerjaan di ketinggian yaitu :
- Perhitungkan kondisi cuaca agar dapat bekerja secara aman.
- Periksa tempat dimana pekerjaan di ketinggian dilakukan (misal : di atap) telah aman.
Setiap tempat dimana pekerjaan di ketinggian dilakukan perlu dilakukan pengecekan
setiap saat sebelum digunakan.
- Cegah benda jatuh, atau jika secara praktek tidak dimungkinkan maka ambil langkahlangkah
yang paling cocok agar tidak ada yang terkena benda jatuh tersebut, seperti
menggunakan jaring atau membatasi akses di daerah berbahaya.
- Simpan material dan benda-benda lain di tempat yang aman sehingga menghindari
pekerja dari bahaya tersandung atau benda tersebut jatuh.
- Gunakan tas peralatan / tool bag atau kantong peralatan / tool pouches untuk membawa
peralatan apabila dalam pekerjaan Bekerja di Ketinggian memerlukan peralatan bantu
tambahan.
- Pastikan peralatan bantu untuk bekerja seperti obeng, pukul besi, dan sebagainya
tersambung dengan lanyard khusus untuk peralatan / tools lanyard guna menghindari
peralatan jatuh bebas.

B. Rencana Kerja dan / atau Job Safety Analysis (JSA)

Rencana pelaksanaan pekerjaan dan / atau JSA harus menjelaskan :


- Setiap detil langkah / aktifitas kerja yang akan dilaksanakan pada hari itu.
- Potensi bahaya jatuh yang teridentifikasi dari setiap langkah / aktifitas kerja.
- Menentukan sistem perlindungan bahaya jatuh atau sistem yang digunakan dalam setiap
langkah / aktifitas kerja.
- Prosedur untuk menyusun / memasang, merawat,memeriksa, menggunakan dan melepas
sistem pelindung jatuh.
- Pekerja yang berkompeten di lokasi dan mengetahui rencana perlindungan dari bahaya
jatuh.
- Pekerja yang memiliki tugas untuk menerapkan cara-cara pengendalian bahaya jatuh dan
bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan tersebut.

C. PELATIHAN / TRAINING

Seluruh pekerja yang terlibat dalam perencanaan maupun yang melakukan pekerjaan di
ketinggian wajib mengikuti atau mendapatkan pelatihan dan memiliki kompetensi terhadap
pekerjaan yang akan dilakukannya. Pemilihan peralatan yang tepat dan juga keterbatasan
peralatan yang ada wajib untuk dipahami / dimengerti agar sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilakukan. PT. Pelita Kencana Mandiri dan juga menyimpan catatan pelatihan pekerjanya
yang berisikan identitas personil yang mendapatkan pelatihan, tanggal pelatihan dan juga
jenis pelatihannya.
1. Prinsip-Prinsip Dasar Pelatihan
- PT. AMSAK BANGUN PERSADA wajib untuk memastikan pekerjanya telah mendapatkan
pelatihan yang dibutuhkan untuk bekerja di ketinggian.
- Pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA yang akan melakukan pekerjaan di ketinggian wajib
untuk diketahui kemampuannya dalam bekerja dengan menanyakan adanya bahaya di
ketinggian melalui wawancara tanya-jawab sebelum bekerja dan telah menyelesaikan
pelatihan yang dibutuhkan dengan menunjukkan kemampuannya dalam memilih tipe
peralatan safety yang sesuai dan / atau APD yang cocok untuk mengatasi bahaya ini.
2. Pelaksanaan Pelatihan
a. Pelatihan Dasar / Umum
Pelatihan dasar / umum diberikan kepada seluruh pekerja PT. PKM yang pekerjaannya
memiliki potensi untuk terlibat dalam pekerjaan di ketinggian untuk seluruh tingkat
bahaya yang berhubungan dengan bekerja di ketinggian.
b. Pelatihan Lanjutan / komprehensif
Pelatihan lanjutan adalah pelatihan mendalam dan menyeluruh yang diselenggarakan
untuk melatih pekerja yang memerlukan hal-hal detil untuk diketahui dalam melakukan
pekerjaan di ketinggian secara aman dan dengan menggunakan peralatan pelindung jatuh
seperti basket, perancah (scaffolding), tangga, APD dan lain-lain.
- Pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA yang akan bekerja di ketinggian wajib untuk dilatih
dalam hal pemilihan dan penggunaan peralatan pelindung jatuh.
- Pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA yang akan bekerja di ketinggian wajib untuk dilatih
untuk dapat memahami penggunaan perancah (scaffolding), tangga, sistem penahan
jatuh, sistem jaring pengaman (safety net), dan sebagainya dalam hal melakukan
tugasnya.
Pelatihan mengenai pemilihan peralatan harus termasuk penjelasan dan / atau
praktek hal-hal berikut :
- Penggunaan yang benar dari berbagai macam tipe peralatan pelindung jatuh seperti
bagaimana memilih sebuah titik tambat (anchor point) dan bagaimana bekerja secara
aman dengan sebuah full body harness.
- Keterbatasan dari setiap jenis peralatan seperti batas bobot / berat, tinggi yang
dibutuhkan, maksimum kemampuan beban, ukuran dan lain-lain.
- Syarat-syarat minimal yang harus dilakukan dalam mememeriksa secara visual suatu
peralatan untuk mengidentifikasi kebutuhan akan perbaikan atau penggantian
3. Kualifikasi personil yang berkompeten
Personil yang berkompeten adalah individu yang dengan cara pelatihan dan pengalaman
memiliki pengetahuan yang luas mengenai standar yang berlaku, mampu mengidentifikasi
bahaya-bahaya di tempat kerja dalam operasi atau aktifitas tertentu, yang ditunjuk oleh
perusahaan dan memiliki otoritas untuk mengambil tindakan-tindakan yang tepat.
D. PERALATAN

Jenis Alat Pelindung Diri / APD dan juga kondisi kerja yang membutuhkan APD wajib untuk
dipahami sepenuhnya. Peralatan seperti lifts, perancah (scaffolding) dan tangga yang dibutuhkan
ketika bekerja di ketinggian dan keterbatasan dari masing- masing peralatan wajib untuk
sepenuhnya dipahami. Sertifikasi peralatan, pemeriksaan / inspeksi dan perawatan wajib selalu
diperbaharui dan masih berlaku.
1. Pemilihan
a. Peralatan harus dipilih berdasarkan prinsip mencegah potensi jatuh daripada
melindungi dari konsekuensinya.
- Jika ada, maka gunakan lantai kerja (platform) permanen yang sudah ada yang cocok
penggunaannya untuk bekerja.
- Jika lantai kerja (platform) permanen tidak ada, maka gunakan lantai kerja (platform)
sementara (temporary platform) yang stabil yang cocok penggunaannya untuk pekerjaan
tersebut.
- Gunakan peralatan pelindung jatuh personal yang sudah disetujui.
b. Pastikan peralatan yang digunakan cocok kegunaannya dan digunakan dengan tepat.
c. Perancah (scaffolding) harus dibangun dan dioperasikan, jika dimungkinkan, oleh
orang-orang yang berkompeten dan sudah mendapat persetujuan layak pakai dari pihak
yang berwenang atau personil yang berkompeten sebagai inspektor.
d. Pastikan APD yang digunakan cocok dan tepat. Pertimbangkan juga masalah kenyamanan
dalam pemilihan peralatan.
e. Ketentuan dan keterangan tambahan mengenai jenis peralatan dan pemilihannya dapat
dilihat pada lembar Lampiran.
2. Sertifikasi
Bukti sertifikasi dari peralatan keselamatan bekerja di ketinggian seperti harness, lanyard,
Self Retracting Lanyard (SLR) dan lain-lain, jika dibutuhkan, wajib ada di lokasi pekerjaan.
Sertifikasi harus sesuai dengan standar yang diakui oleh peraturan perundangan yang berlaku
dan / atau Standar Internasional dan / atau rekomendasi dari pabrik pembuat (manufacturer).
3. Pemeriksaan / Inspeksi
- Seluruh perancah (scaffolding), tangga-tangga, Alat Pelindung Diri (APD) dan / atau
peralatan bekerja di ketinggian lainnya wajib diinspeksi oleh orang yang berkompeten
sebelum digunakan dan secara berkala sesudahnya.
- Peralatan bekerja di ketinggian yang tidak memenuhi spesifikasi dari pabrik pembuat
(manufacturer) wajib untuk disingkirkan dari penggunaan.
4. Perawatan
Perawatan yang benar wajib untuk dilakukan guna memastikan keefektifan dan
keutuhan / integritas dari peralatan bekerja di ketinggian. Perawatan harus termasuk
pemeriksaan, pemeliharaan, pembersihan, perbaikan dan penyimpanan peralatan yang
benar.
E. PERILAKU AMAN

Setiap pekerja memiliki tanggung jawab individu terhadap keselamatan dirinya sendiri dan
juga keselamatan orang lain di sekitarnya. Setiap pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA memiliki
tanggung jawab dan kewajiban untuk mencegah potensi jatuh, dan selanjutnya jika diperlukan
untuk melindungi dari konsekuensi yang mungkin timbul.
Pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA dilarang untuk bekerja sendirian pada saat
bekerja di ketinggian.
Setiap pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA yang bekerja di suatu tempat dengan ketinggian
tertentu yang memiliki risiko cedera akibat jatuh wajib menggunakan peralatan pelindung
jatuh yang disetujui dan diikat sempurna ke sebuah struktur/kerangka yang dapat menahan
ketika terjatuh.
Setiap Pekerja PT. AMSAK BANGUN PERSADA yang melakukan pengamatan terhadap pekerja yang
bekerja di ketinggian berhak untuk menghentikan pekerjaan dan mengingatkan dengan cara
yang baik jika melihat pekerja yang tidak berperilaku aman seperti tidak mengikat lanyard
atau tangga tidak diikat.
Berikut ini adalah contoh-contoh perilaku yang harus dilakukan sebelum melakukan
pekerjaan di ketinggian :
- Melihat dan memperkirakan kondisi cuaca sebelum bekerja. Memeriksa seluruh peralatan
yang akan digunakan.
- Menggunakan APD (untuk helm lengkap dengan chin strap) dan peralatan pelindung
jatuh.
- Memeriksa tangga / jalan masuk dari bahaya licin dan rapuh.
- Memastikan alas kaki / sepatu yang digunakan sudah bebas atau bersih dari material yang
licin seperti tanah, air, minyak dan pelumas / grease.
- Selalu mengikat lanyard baik pada saat naik maupun saat bekerja di ketinggian ditempat
yang tepat.
- Menempatkan material atau alat bekerja yang digunakan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari bahaya material jatuh ataupun bahaya tersandung.
- Jika lebih dari satu pekerja yang akan melakukan pekerjaan, maka Pekerja kedua hanya
boleh menaiki tangga jika Pekerja pertama sudah mencapai segmen (tidak berada di
tangga tersebut) atau lantai kerja (platform) yang diinginkan.

1. Perilaku yang harus dilakukan

Beberapa tindakan yang harus dilakukan ketika sebelum dan pada saat pekerja melakukan
pekerjaan diketinggian adalah sebagai berikut:
DILAKUKAN
- Lakukan penggunaan tali panjang untuk menambatkan lifeline, apabila pernah
dipergunakan hingga tarikan penuh yang diperbolehkan.
- Selalu periksa mekanisme indicator dari tanda-tanda akibat pernah menahan beban jatuh
pada penggunaan sebelumnya.
- Selalu pastikan pengait / hook menutup penuh.
- Lakukan pemeriksaan untuk memastikan harness yang akan digunakan pas sesuai.
- Lakukan pengaitan diatas kepala.
- Pastikan adanya jarak dengan dasar yang cukup apabila mengalami jatuh.
- Bila menggunakan wire rope lifeline atau Self-Retracting Lanyard (SRL) selalu
memasang tali webbing kecil sebagai tanda antaranya dengan harness yang
digunakan.

2. Perilaku yang dilarang dilakukan


DILARANG

- Dilarang menggunakan beban yang tidak semestinya pada bagian-bagian dari APD.
- Dilarang menarik lanyard yang terdapat dalam inertia reel terlalu sering.
- Dilarang memasang lanyard, antara lifeline pada inertia reel dan harness, melebihi
panjang 600 mm.
- Dilarang melepaskan lifeline secara bebas agar dapat tertarik atau tergulung kembali
dengan cepat.
- Dilarang menggunakan Self-Retracting Lanyard (SRL) sebagai winch beban / alat bantu
tarik beban untuk mengangkat orang atau material. Self-Retracting Lanyard (SRL) hanya
dapat digunakan sebagai alat bantu menarik kembali orang dalam keadaan darurat ketika
bekerja di ketinggian atau didalam ruang terbatas.
- Dilarang menggunakan inertia reel bila mekanisme indicator menunjukkan tanda pernah
untuk menahan beban jatuh sebelumnya.
- Dilarang membiarkan pengait / hook terbuka secara parsial.
- Dilarang membiarkan pengait / hook untuk mengangkat beban secara menyilang.
- Dilarang mengikatkan atau memasangkan sesuatu pada seluruh bagian dari
webbing atau lanyard tali.
- Dilarang menggabungkan atau mengikatkan beberapa lanyard
.
F. TANGGAP DARURAT

1. Rencana tanggap darurat dan penyelamatan di ketinggian adalah tanggung jawab bersama
antar PT. AMSAK BANGUN PERSADA dan Perusahaan sesuai dengan ruang lingkup kerjanya.
2. Rencana tanggap darurat dan penyelamatan termasuk bagian yang harus disiapkan dalam
bekerja di ketinggian.
3. Jenis pekerjaan di ketinggian menentukan jenis penyelamatan yang akan dilakukan. Personil
yang terlatih dan perlatan penyelamatan yang tepat harus tersedia di lokasi
kerja.
4. PT. AMSAK BANGUN PERSADA wajib memiliki rencana yang tersedia untuk penyelamatan di
ketinggian.
5. Perhatian lebih harus diberikan kepada pekerja yang mengalami Suspension Trauma, waktu
sangatlah kritikal dalam penyelamatan korban jatuh yang tertahan oleh lanyard.
6. Rencana tanggap darurat dan penyelamatan harus diketahui dan dimengerti oleh:
- Pekerja.
- Orang-orang yang terlibat dengan pekerjaan.
7. Rencana tanggap darurat sekurang-kurangnya memuat :
- Daftar pekerja yang terlibat pada pertolongan korban.
- Peralatan yang wajib disediakan untuk menangani kondisi darurat yang paling
mungkin terjadi.
- Kotak peralatan dan tas peralatan P3K berisi persediaan obat-obatan dan alat kesehatan
(responder bag), serta alat penopang leher.
- Kontak detil pihak-pihak yang akan terkait dengan penanganan tanggap darurat akibat
kecelakaan jatuh dari ketinggian.
- Denah lokasi dan rute evakuasi korban menuju rumah sakit untuk penanganan
lanjut.

G. PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN KETIKA BEKERJA DI KETINGGIAN

Rencana tanggap darurat sering tidak dipertimbangkan ketika rencana bekerja di ketinggian
disiapkan. Alasan utama perlunya menetapkan rencana pertolongan kecelakaan ketika
bekerja di ketinggian adalah sebagai berikut:
1. Regulasi untuk bekerja di ketinggian mempersyaratkan hal tersebut.
2. Korban memerlukan tindakan secepatnya.
Merupakan tanggung jawab bersama dan bukan perorangan atau organisasi tertentu
Pertimbangan-pertimbangan berikut ini perlu diperhatikan dalam persiapan menghadapi
kondisi darurat:

1. Keterampilan dalam menggunakan peralatan – penyelamatan yang memiliki risiko tinggi


ini membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi juga, seperti pertolongan pada korban
yang dalam posisi tergantung sehingga penyelamat harus turun ke posisi korban
tergantung. Pada penyelamatan ini, penyelamat harus mendekati korban dan terjadi
kontak fisik dengan korban ketika pertolongan dilakukan. Metode penyelamatan
mencakup mengangkat dan mengkaitkan korban pada peralatan penyelamatan sehingga
lanyard, penahan jatuh / fall arrest block atau Self-Retracting Lanyard (SRL) dapat dilepas,
kadang kala dengan cara memotong lanyard yang terkait pada korban dengan
menggunakan pisau.

2. Panik – kondisi bahaya dapat terjadi jika tingkat kesadaran korban menurun
sehinggakorban menjadi panik dan untuk mengurangi rasa sakitnya maka korban akan
mulaimeraih, memanjat dan memeluk penyelamat sehingga mempersulit untuk
dapatmemotong lanyard.

3. Cairan tubuh – dalam situasi traumatis apapun, adanya kontak terhadap cairan
tubuhdapat meningkatkan bahaya saling terkontaminasi oleh sebab itu maka
pelindungtubuh yang sesuai harus digunakan oleh penyelamat seperti sarung tangan,
pelindungpernafasan dan pelindung mata.

4. Tim yang ditugaskan – dengan pentingnya keberadaan tim penyelamat yang


dapatmelakukan penyelamatan dengan segera maka diperlukan personil yang
didedikasikansebagai tim penyelamat. Idealnya setiap personil yang melakukan pekerjaan
diketinggian harus mampu untuk melaksanakan penyelamatan.

5. Pemulihan Trauma - pelatihan pemulihan akibat Suspension Trauma perlu dilakukan pula
pada para petugas kesehatan, seperti tim medis karena tidak semua petugas kesehatan
tersebut terlatih dalam prosedur tersebut. Perlu diperhatikan bahwa meskipun peraturan
untuk bekerja di ketinggian mempersyaratkan adanya prosedur penyelamatan bukan
berarti tim penyelamat harus selalu dipanggil pada saat adanya pekerjaan di ketinggian,
oleh sebab itu maka suatu prosedur harus dibuat.
6. Pengawasan area – area dimana kejadian berlangsung harus diawasi dan dipastikan
aman. Area ini mencakup bagian atas dan bagian bawah lokasi penyelamatan. Pada
bagian bawah area lokasi penyelamatan perlu dilakukan pencegahan terhadap lalu lintas
orang maupun kendaraan. Area ini wajib dipasang barricade line / safety line. Sedangkan
pada bagian atas perlu dilakukan pencegahan terhadap orang atau personil yang ingin
melihat kejadian tersebut. Hal ini merupakan tindakan pengendalian risiko yang penting.
Pimpinan tim penyelamat dan wakil pimpinan harus ditentukan pada setiap shift sehingga
tidak ada kebingungan kemudian atas siapa yang memegang kendali ketika ada
pergantian shift.

7. Peralatan - apapun jenis peralatan penyelamatan yang dipilih, pertimbangkan untuk


kemudahan penggunaan (lebih sederhana dan lebih baik) termasuk beratnya
peralatannya.

8. Tempat - peralatan penyelamatan agar berada di dekat lokasi kerja atau tidak jauh dari
lokasi kerja sehingga dapat segera digunakan bila diperlukan.

9. Pelatihan - metode yang terbaik adalah dengan tidak mengandalkan adanya penyelamat
profesional. Sebaiknya semua orang yang bekerja di ketinggian perlu mendapat pelatihan
untuk penyelamatan di ketinggian atau dilatih untuk menjadi pelatih. Hal ini dapat
mengurangi ketergantungan akan adanya tim khusus untuk penyelamatan yang harus
siaga di lokasi kerja tersebut. Para pekerja dapat juga difungsikan sebagai tim penyelamat.
Latihan lapangan harus juga sering dilakukan sehingga tim penyelamat mahir dan mudah
dalam penggunaan peralatan. Dengan seringnya melakukan latihan dapat mengatasi
kepanikan bila terjadi kecelakaan ketika bekerja di ketinggian.

10. Komunikasi – merupakan hal penting dalam memfasilitasi seluruh tindakan koordinasi di
area kecelakaan, tindakan keselamatan yang diperlukan hingga mempersiapkan
ambulans bila diperlukan.

Langkah-langkah pertolongan pada kondisi darurat yang harus dilakukan adalah:


1. Pastikan area aman, misalnya telah terjadi keruntuhan struktural dan harus dilakukan
evakuasi.
2. Hubungi departemen Safety, Health and Environment (SHE) dan bagian medical untuk
mempersiapkan kendaraan ambulance.
3. Amankan bagian atas, jauhkan personil yang tidak berkepentingan dari lokasi penyelamatan.
4. Amankan bagian bawah dengan memasangkan barricade line / safety line, informasikan pihak
keamanan untuk menunjukkan petugas medis bila tiba dilokasi penyelamatan.
5. Jauhkan semua personil yang tidak diperlukan dari area jatuh dan lalu lintas dibawah area
jatuh diamankan.

Anda mungkin juga menyukai