Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK TEROWONGAN

N.A.T.M (New Austrian Tunneling Methode)

MAKALAH
INDIVIDU

Disusun Oleh :

Nama : Evon Seplika Kadang


Nim : 1609055030
Prodi : S1 T.Pertambangan

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Atas
segala kemudahan, kesempatan, fasilitas, pengetahuan baru, dukungan doa, motivasi,
sehingga tersusunnya makalah ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah, ibu dan adik – adik saya yang selalu mendoakan serta mendukung
penulisan serta pembuatan makalah ini.
2. Abang – abang dan Mbak – mbak alumni Teknik Pertambangan Universitas
Mulawarman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang sudah sangat
banyak membantu penulis membuat makalah dengan memberikan soft copy
data-data teknik terowongan
3. Saudara dan Saudari seperjuangan Teknik Pertambangan Universitas
Mulawarman Angkatan 2012 (HMDTP), yang tak henti – hentinya memberikan
dukungan selama pembuatan makalah demi menyelesaikan Ahli Jenjang.

Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kesalahan yang tidak di sengaja untuk ditulis. Laporan ini jauh dari sempurna, karena
itu mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang bersifat membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan di makalah. Penulis berharap dengan adanya laporan ini
semoga dapat membagikan pengalaman dan pengetahuan, serta menjadi bisa bermanfaat
bagi pembacanya.

Sanggata, 22 November 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan salah satu penyumbang devisa bagi Negara yang tak
lepas dari resiko besar. Sistem penambangan secara tambang bawah tanah secara garis
besar juga mempunyai resiko besar, salah satunya adalah masalah kestabilan
terowongan. Terowongan yang tidak stabil biasanya disebabkan oleh adanya gangguan-
gangguan seperti gejala-gejala geologi, pelapukan, swelling batuan, tekanan dan aliran
air tanah yang berlebihan serta tegangan yang berada disekitar terowongan.

Pembuatan lubang bukaan bawah tanah akan mengakibatkan perubahan distribusi


tegangan terutama pada daerah sekitar lubang bukaan dan dapat mengakibatkan lubang
bukaan tidak stabil. Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk
menjamin transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya
menembus rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan dibuat menembus
gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya. Berguna
untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan
lain-lain. Dalam rangka itulah, maka selaku mahasiswa akan mencoba menjelaskan
analisis N.A.T.M (New Austrian Tunneling Methode) pada mata kuliah Teknik
Terowongan.

1.2 Tujuan

a) Mengetahui Metode konstruksi yang digunakan dalam pembuatan terowongan


b) Mengetahui penjelasan tentang New Austrian Tunneling Methode
c) Mengetahui pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan (tunnel)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terowongan

Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar
penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%.
Terowongan umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka
pada lingkungan luar.

Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan
sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah.
Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain :
Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling Bor Machine
(TBM), New Austrian Tunneling Method (NATM), dan Immersed-Tube Tunneling
System.

Menurut Paulus P Raharjo (2004) bahwa terowongan transportasi bawah kota


merupakan grup tersendiri diantara terowongan lalu –lintas, dapat berupa terowongan
kereta api maupun terowongan jalan raya. Dalam tahap konstruksinya, terowongan
memerlukan pengawasan yang lebih, karena adanya sedikit kesalahan metode atau
sequence of work dapat mengakibatkan keruntuhan tunnel. Pelaksanaan galian
terowongan dapat dikerjakan dengan bantuan alat-alat berat (excavator dengan
perlengkapan-perlengkapan clampshell, backhoe, shovel, dan juga crawler loader),
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu relatif cepat dan memperkecil
kemungkinan runtuh

2.2 Sejarah New Austrian Tunneling Method (NATM)


Ruang bawah tanah terus meningkat diciptakan untuk menemui kebutuhan struktur
bawah tanah yang bergelombang di dalam kedua area yang pedesaan dan berkenaan
dengan kota. Dalam menciptakan suatu ruang bawah tanah, merupakan salah satu
ukuran paling utama untuk mengembangkan kapasitas yang memuat perlindungan
maksimum menyangkut dinding untuk menyediakan stabilitas menyangkut ruang yang
digali itu. prinsip atau Filosofi ini adalah inti dari New Metoda Pembangunan Terowong
Dari Austria ( NATM). Dalam rangka membuat filosofi ini ke dalam pemakaian praktek,
semua tersedia yang memungkinkan untuk digunakan ( Sauer, 1990), terutama di dalam
landasan yang kuat, untuk membuat penakanan di dalam batu yang baik serta seimbang
dapat ditinjau kembali di sekitar area yang digali seperti diuraikan oleh Müller dan
Fecher ( 1978) ( Sauer dan Gold 1989). Praktek ini tersiratkan dengan kemampuan
aplikasi NATM yang bisa menyediakan fleksibilitas terhadap penggalian struktur bawah
tanah yang efektif (Sauer, 1990), terutama untuk struktur bawah tanah dengan potongan
melintang berbeda atau struktur yang digali oleh bor untuk diledakkan. Di Cina, bor dan
peledakan memiliki suatu peran dominan di konstruksi terowongan.

Kemampuan aplikasi NATM member prinsip pemboran dan peledakan memberikan


suatu kesempatan baik menjadi berharga dan konstruksi memeriksa prosedur efektif.
Sebagai negara sedang berkembang, dengan tingkat tarif yang tinggi dan terus
meningkat yang ekonomis, situasi ini akan cukup untuk suatu periode lama dalam
kaitan dengan tenaga kerja yang sangat besar tetapi juga kondisi-kondisi berhubungan
geologi berbeda di Negeri China. Umumnya konstruksi terowongan yang diterima itu
tergantung pada kooperasi efektif antar pekerjaan dilibatkan. Pemakaian NATM
merupakan prinsip efektif yang mungkin menyediakan basis yang umum, pada pekerja
yang dilibatkan bekerja sama secara efektif di dalam konstruksi terowongan. Konsep
NATM telah secara luas diterima dalam bidang struktur bawah tanah dan terowongan
yang didesain dan konstruksi di Negeri China sejak 1980. Dengan cara yang sama di
dunia, ada beberapa penjelasan dan definisi di dalam pasar konstruksi dan akademi.
Dalam Praktek, ada pada umumnya suatu gap besar antar pekerja dilibatkan dalam
pemahaman arti dari NATM. Dalam kontribusi ini, konsep NATM di Negeri China
adalah pertama ditinjau. Pengaruh menyangkut konsep NATM pada analisa kuantitaif
pada desain terowongan dan konstruksi dengan singkat diuraikan dalam kaitan dengan
FEM. yang didasarkan pada Situasi praktis di Negeri China, diskusi memusat pada
kerugian NATM aplikasi. Yang menjadi penyebab utama adalah dalam kaitan dengan
maksud/arti berbeda dalam prakteknya. Usul diusulkan kepada pendidik yang sedang
menghamburkan konsep NATM. Dalam industri pertambangan konsep ini tentu sangat
berguna khususnya pada tambang bawah tanah (underground mining). Karena pada
konsep ini sudah dijelaskan metode-metode tentang bagaimana hubungan antara
kekuatan batuan pendukung terhadap terowongan yang akan dibuat sehingga
terowongan pada tambang bawah tanah nantinya akan lebih kuat untuk menopang tanah
diatas selama umur tambang tersebut. Selain itu konsep ini juga men jelaskan hubungan
antara pembuatan terowongan dengan tata cara peledakan bawah tanah, sehingga
ledakan yang ada efektif dan tidak merusak dan dapat merugikan.

2.3 Pengertian New Austrian Tunneling Method (NATM)

New Austrian Tunneling Methode adalah suatu system pembuatan tunnel dengan
menggunakan shotcrete ( beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan rock bolt
sebagai penyangga sementara tunnel sebelum diberi lapisan concrete (lining Concrete).
Sebelum ditemukannya metode NATM ini, digunakan kayu dan rangka baja sebagai
konstruksi penyangga sementara. Kelemahan dari Konstruksi kayu ini menurut Prof.
LV. Rabcewicz dalam bukunya NATM adalah kayu khususnya dalam keadaan lembab
akan sangat mudah mengalami keruntuhan, meskipun baja mempunyai sifat fisik yang
lebih baik, efisiensi kerja busur baja sangat tergantung dari kualitas pengganjalan
(kontak baja dan batuan), sementara diketahui bahwa akibat merenggangnya batuan
pada waktu penggalian sering kali menyebabkan penurunan bagian atas terowongan.

2.3.1 Pengaruh tekanan akibat Stress Rearrangement

Menurut Prof. LV. Rabcewicz, apabila sebuah rongga digali maka pola distribusi
tegangan akan berubah. Pada suatu saat, suatu tegangan yang baru akan terjadi di sekitar
rongga dan keseimbangan akan tercapai dengan atau tanpa bantuan suatu lapisan
(tergantung dari kekuatan geser batuan, terlampui atau tidak). Stress Rearrangement ini
umumnya terjadi dalam 3 tahap:
a) Wedge Shape Bodies
Wedge shape bodies pada kedua sisi bergeser Pada permukaan MOHR kea rah
rongga. Arah pergerakan tegak lurus terhadap arah Main Pressure (MP)

Pada pertambahan bentang; selanjutnya atap dan lantai untuk mengalami


Konvergensi

b) Konvergensi
Pada tahap berikutnya gerakan bertambah. Batuan menekuk di bawah pengaruh
tekanan lateral dan dapat tersembul kea arah rongga.Pada pemakaian cara
penerowongan konvensional efek tekanan akibat stress rearrangement tidak
diketahui dengan baik, sehingga sering kali terjadi terowongan runtuh sebelum
diberi lining concrete.

2.3.2 Shotcrete sebagai penyangga sementara

Suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan


(loosening) haruslah dapat memikul beban yang relative besar dalam tempo yang relatif
singkat, cukup kaku dan tidak runtuh. Selama beberapa dekaade yang lampau, telah
diperkenalkan rock bolting dan shotcreating dalam pembuatan terowongan. Melihat
hasil-hasil yang ada; pengenalan metode penyangga dan perlindungan permukaan
(support dan surface protection) tersebut di atas dapat dianggap sebagai peristiwa
penting, khususnya pada batuan lunak dan tanah. Kelebihan metode ini dapat ditunjukan
dengan membandinkan mekanika batuan ynag dilapis dengan shotcrete. Penyangga
sementara yang lain (kayu/baja) cenderung mengakibatkan loosening dan voids yang
timbul karean kerusakan bagian – bagian tertentu. Akan tetapi suatu lapisan tipis
shotcrete yang bekerja sama dengan sistem rock bolt yang dipasang segera setelah
penggalian, sepenuhnya mencegah “loosening” dan mengubah batuan sekeliling
menjadi seperti self supporting arch. Menurut pengamatan, suatu lapisan shotcrete
setebal 15 cm yang dipakai pada terowongan berdiameter 10 meter dapat dengan aman
menahan beban sampai 45 ton/m2, sedang apabila dipakai baja tipe WF-200 yang
dipasang jarak 1 m, hanya mampu menahan ± 65% dari kekuatan shotcrete tersebut.
Kelebihan lain dari shotcrete adalah interaksinya dengan batuan sekelilingnya. Suatu
lapisan shotcrete yang “ditembakkan” pada permukaan batuan yang baru saja digali
akan membentuk permukaan keras dengan demikian batuan yang kurang keras
diransformasikan menjadi permukaan yang stabil dank keras.

Shotcrete menyerap tegangan-tegangan tangensial yang terjadi dan berharga maksimum


di permukaan terowongan stelah diproses penggalian. Dalam hal ini tegangan tarik
akibat lentur mengecil dan tegangan tekan diserap oleh batuan sekeliling. Kemampuan
shotcrete memperoleh kekuatannya dalam tempo yang singkat sangat menguntungkan,
terutama karena kekuatan tarik lenturnya akan mencapai kira-kira 30% s/d 50% dari
compressive strength setelah 1 s/d 2 hari.

2.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan

Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan (tunnel) meliputi


pekerjaan:

 Persiapan
 Penggalian (Excavation)
 Pembetonan (Concrete Lining)

2.3.3.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan di sini meliputi perencanaan dan pembuatan fasilitas-fasilitas


sementara (temporary facilities) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
terowongan. Fasilitas-fasilitas diperlukan antara lain adalah :

a) Penyediaan Air ( Water Supply)


Penyediaan air diperlukan untuk peralatan pada waktu melakukan penggalian
terowongan dan pada waktu pembetonan. Dari hasil perhitungan perencanaan
akan diperoleh jumlah kapasitas dan spesifikasi pompa air dan pemipaannya
yang diperlukan.

b) Penyediaan Udara (Air Supply)


Penyediaan Udara diperlukaan didalam terowongan untuk peralatan dan pekerja.
Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh jenis, kapasitas dan
spesifikasi Compressor dan pemipaan yang diperlukan.

c) Penyediaan Tenaga Listrik (Power Supply)


Penyediaan listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik baik bagi peralatan
maupun untuk penerangan dengan memperhitungkan cadangan yang diperlukan
apabila listrik dari PLN mati. Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh
kapasistas dan spesifikasi Generator Cadangan dan instalasi listrik yang
diperlukan.

d) Pembuatan Saluran Pembuang (Drainage)


Untuk pembuangan air kerja maupun air tanah keluar dari dalam terowongan.
Dari hasil perhitungan perencanaan diperoleh pompa Submersible dan pipa
drainage atau parit pembuangan air yang diperlukan.

e) Pembuatan Ventilasi (Ventilation)


Yang dimaksud di sini adalah pemberian udara segar ke dalam terowongan,
sehingga pekerja tidak kekurangan oksigen/udara bersih, mengingat pekerjaan
yang dilakukan di dalam terowongan bisa menimbulkan gas yang kadang –
kadang berbahaya buat kesehatan pekerja. Dalam hal ini mengacu kepada
syarat-syarat yang dikeluarkan. Depnaker dan ketentuan dari ACGIH
(American Conference of Government Industrial Hygienist).

2.3.3.2 Pekerjaan penggalian (Excavation)


Pekerjaan Penggalian Terowongan meliputi pekerjaan:

a) Pekerjaan persiapan/surveying; meliputi pekerjaan marking dan pengukuran,


pemanasan alat-alat, pembagian tugas pekerja, dll.

b) Drilling
Adalah pembuatan lubang untuk diisi dinamit dan dilaksanakan menurut pola
yang sudah ditentukan

c) Charging
Adalah pengisian dinamit dalam lubang bor dengan alat stick kayu d= 30 mm.

d) Blasting
merupakan proses peledakan dinamit yang telah terpasang sesuai pola drilling
yang ada, menggunakan Blasting Machine.

e) Ventilating
Adalah penghembusan udara segar dari blower setelah selesai blasting, untuk
membersihkan udara dari asap dan gas yang ditimbulkan oleh peledakan.

f) Mucking
Adalah pekerjaan pembuangan material hasil blasting keluar tunnel,
menggunakan alat-alat angkut seperti wheel loader, dump truck atau dengan lori
maupun conveyor, tergantung kondisi setempat.

g) Stealling
Yaitu Pekerjaan membongkar batu-batu yang masih tersedia pada permukaan
galian setelah blasting, yang dapat membahayakan. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat backhoe dan dump truck.

h) Shotcreting
Dikerjakan setelah scalling sebagai konstruksi penyangga sementara
terowongan, menggunakan alat khusus yang di sebut juga Robot Shotcrete atau
Alivia Shotcrete Placer.

i) Rock Bolting
Pemasangan rock Bolt sebagai konstruksi penyangga sementara di samping shotcrete.
Pemasangannya adalah dengan alat bor. Pada Uraian selanjutnya proses penggalian ini
disajikan dalam bentuk rangkaian gambar-gambar ilustrasi.

2.3.3.3 Pekerjaan Pembetonan

Setelah galian terowongan selesai digali dan telah diberi lapisan shotcrete maka tahap
berikutnya adalah pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan:

• Pembesian
• Pemasangan Bekisting
• Pengecoran Beton

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi dalam keadaan dua bagian yaitu bagian
bawah dan bagian atas atau disebut juga dengan half face tunnel. Pembetonan dimulai
pada bagian bawah dan selanjutnya bagian atas. Menggunakan alat-alat tackle untuk
mengangkat, menyetel, dan membongkar bekisting setelah dicor untuk bagian bawah,
sedangkan untuk pembetonan bagian atas menggunakan alat traveler.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara


lain : Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling
Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling Method (NATM), dan Immersed-
Tube Tunneling System.

B. New Austrian Tunneling Methode adalah suatu system pembuatan tunnel dengan
menggunakan shotcrete ( beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan
rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel sebelum diberi lapisan concrete
(lining Concrete). Sebelum ditemukannya metode NATM ini.

C. Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan (tunnel)


meliputi pekerjaan:

 Persiapan
 Penggalian (Excavation)
 Pembetonan (Concrete Lining)

DAFTAR PUSTAKA
1. http://kodokngesoot.blogspot.co.id/2012/08/new-austrian-tunnel-method-natm-

rock.html
2. https://www.scribd.com/doc/229377680/Tugas-Terowongan-SBP-New-Austrian-

Tunnelling-Method
3. https://fileq.wordpress.com/tag/new-austrian-tunneling-method/
4. http://dokumen.tips/documents/pengertian-terowongan-56dd8a3e4afe4.html
5. http://www.rockmass.net/ap/45_Barton-et-al_on_Design_tunnel_support.pdf

Anda mungkin juga menyukai