Anda di halaman 1dari 9

------------------------

EpisteDlologi
PancasUa

Ketua -Dewan Direktur CSIS, Anggotd DPA RI, Ketua Majelis Kebudayaan
Taman Siswa, ddn StafPengajar S2 Program Studi lImu Filsafdt UGM

Pancasila tidak lahir


sebagai sebuah sistem epistemoiogi.
Pancasila lahir se~agaidasar negara, merupakan
sebuah ideologi dan memuatsuatupandangatf hidup.
Dan itu terjadi pada tabun 1945.Epistemologi lahir jauh sebelum
abadke-20,jauh sebelum lahirnya PancasiIaDari catatan sejarah,
epistemologi telah-melintasi masaperkembangan yang sangat
lama, sejak usaba para Sophis pada jaman Yunani Kuno,
menjadibidang studi yang utamapadaJaman Kritik
(Descartes, Kant), sampai. perkembangan terkini
yangmenempatkan kajian epistemologis
menjadi amat terkait dengan struk-
tur, dengansistem, dan
dengankekuasaan

Sestm.gguhnya dewasa ini kita bangan ilmu-ilmu empms numerikal


berada di dalam situasi krisis epistemologi manunggal.dengan ekonomi dan teknologi,
secara mendasar, sebagai bagian dari krisis sebetulnya telah mellempatkan duniafal-
posisi filsafat yang. juga mempunyai sifat safah pada batas akhir dari eksistensinya.
mendasar. Positivisme, yang saat ini me- Positivisme seperti itumemang akan dapat
nemukan kekuataImya pada perkem- tumbuh menjadi merajalela, dan menjadi
sistem kekuasaan yang ~ <lapat me- Problem skeptisisme adalah problem
m8kan manusia dan kemanusiaan. Hanya mengenai eksistensi pengetahuan. Sebagai-
kebangkitan falsafah yang kuat dan seka- mana diketahui, masalah tersebut hanya
ligus memiliki kredibilitas dan" efektivitas dapat dipecahkan melalui argumentasi
akan dapat membawa situasipada garis atau 'retleksi melalui restorsi, yaitu yang
perkembangan yang diletakkan kembali meragukan pengetahuan pada hakikatnya
pada manusia sebagai akarkonvergensi mengakui adanya pengetahuan. Artinya
dan konsentrisitas-nya. skeptisisme "fundamental mengenai penge-
Di kalangan para ahli falsafah ka- tahuan mempunyai sifat self contradiction-
dang-kadang terdapat suatu permasa- ary, (karena saya mengetahui bahwa saya
lahan men-genai hubungan antara episte- tidak mengetahui', yang juga berarti (saya
mologi dan ontologi:. manakah yang lebih menget,ahui bahwa saya mengetahui.'
dahulu, manakah yang menjadi titik gravi- Sebetulnya pondasi inilah yang da-
tasi dari falsafah sebagai sistem. pat menjadi basis metodologi re:O.eksi selan-
Apabila falsafah adalah sebuah jutnya. Dan sebetulnya pada dasarnya
sistem pengetahuan, maka sudah barang memang hanya ada satu basis dasar yang
tentu epistemologi -- yang secara um:urn menjadi dasarnya segala pengetahuan,
dapat kita definisikan sebagai teori me- yaitu kesadaran bahwa saya mengetahui.
ngenai pengetahuan didasarkan atas re- Produk-produk refleksi selanjutnya sudah
fleksi yang radikal, komprehensi( dan in- merupakan proses tahap lebih lanjut.
tegralistik -- merupakan bagian dari lang- Dari analisa terhadap apa yang dise-
kah awal. Legitimasi falsafah - bahkan but oleh Marechal sebagai Ie point du de-
legitimasi ilmu, ideologi, teknologi, theologi part tersebut dapat diangkat terlebih da-
-- .menemukan· pondasinya pada episte- hulu beberapa dalil-dalil yang benar" dan
mologiitu. . pasti secara epistemologis, seperti misal-
Namun apabila kemudian berbicara nya: the principle of identity dan the princi-
mengenai sifat-sifat pengetahuan, dan ple ofnegative the principle of contradiction,
men-yaksikan kompleksitas masalah the principle of evolution, mengenai relasi
kriteria kebenaraIl dan kepastian, tak (hubungan), tentang potensialitas dan ak-
pelak lagi pengetahuan harus ditem- tualisasi, tentang finalitas, causalitas, ten-
patkan pada struktur dasar· ontologik yang tang reasoning sumber-sumber pengeta-
mendukungnya, sehingga dengan demikian huan dan lain sebagainya l&gi, yang se-
ontologi itulah akhirnya yang menentukan muanya juga memberi pondasi legitimasi
epistemologi. porsi pengetahuan manusia.
Di dalam medan permasalahan se- Atas temuan-temuan tersebut (yang
perti ini kiranya perlu sekali membedakan kadang-kadang dinamakan veritates prima-
antara falsafah dasar dan falsafah spesial, rise) kemudian OOpat memasuki refleksi
antara epistemologi dasar dan epistemologi lebih lanjut seperti misalnya mengenai
spesial. jenis-jenis pengetahuan (ada mitologi, fat.. .
Epistemologi· dasar berusaha mele- safah, theologi, ilmu, ideologi dan tekn-
takkan pondasi yang tak tergoyahkan bagi ologi), sehingga da-pat mengadakan re-
legiti-masifalsafah, bahkan legitimasi se- fleksi mengenaideduksi, induksi, me-
gala pengetahuan sistematik. Problem fun- todologi, yang mungkin menjadi makin her-
damental di dalam epistemologi dasar cabang-cabang dan menjadi makin bersifat
adalah problem skeptisme. Epistemologi dan berlingkup spesial.
dasar hams menjawab pola pikir skeptik Atas temuan-temuan tersebut pula
berkenaan dengan pengetahuan. (melalui retleksi phenomenologi dengan
memperbandingkan be:tbagai pengalaman mempunyai sifat kebersamaan (sosialitas).
dasar di dal.am proses'pengetahuan) se- KareI18 eksistensi dan koeksistensi itu
seorang dapat memasuki refleksi kritik berada di dalam struktur dan berada·. di
yaitu mempermasalahkan kriteria episte- dalam sistem eksistensi, maka pengeta-
mologi mengenai benar dan tidak benar, huan itu pun selalu bergerak melalui
kepastian dan lain sebagainya. Tidak struktur dan sistem, walaupun semna itu
jarang banyak wan yang pada dasarnya berada di .dalam gerak dan proses aktu-
menolak skeptisisme akan tetapi melalui alisasi eksistensi yang terus meneros. Ada
ajaran mereka mengenai kriteria tentang dialektika. Ada komunikasi.Di dalam
benar dan tidak henar, pasti dan tidak gerak seperti itu pengetahuan dapat dipen-
pasti, atau teori mengenai pengetahuan garuhi oleh komponen-komponen yang se-
yang mere.ka kemukakan, implikasinya cara konstitutif membentuk eksistensi
adalah jatuh ke dalam skeptisisme itu pula. manusia. Pengetahuan bergerak di dalam
Misalnya sajarelativisme dogmatisme, de- tegangan .antara dinamika dan keterba-
terminisme ekonomi, determinisme struk- taBan (waktu, tempat). Manusiadapat ke-
tural, determinisme sosiologis, determin- liru,. manusia dapat benar, kepastian dapat
isme sejarah, termasuk rationalisme, ideal- berkurang, kepastian ·dapat bertambah.
isme, positivisme. dan lain-lainnya. Perrenialitas dari sistem pengetahuan
Begitu pula halnya dengan ajaran- menjadi absurb dan·irrelevan.
ajaran .anti sistem, anti struktur, ataupun Di dalam perkembangan ·.ini maka
implikasi postmodernisme di dalam bidang sekal-sekat· struktural dogmatik yang padS.
epistemologi. / waktu-waktu lalu diciptakan manusia llD.-
Phenomenologi dan eksistensialisme, tuk membuatbataskedaulatansecara buta
yang kemudian diperkuat oleh personal- antara filsafat, ilmu, theologi, ideologi,
isme dan anthropologi kefilsafatan, ·.telah telmologi, telah mengalami perubahan dan
memberikan· sumbangan yang ·besar yaitu transformasi: manusiasekarang tidak
menempat-kan pengetahuan (dan segala berbicara ·1* mengenai· separasi antara
proses maupun produk. pengetahuan itu) di berba~ai jenispengetahuan tersehut·akan
dalam konteks eksistensi manusia. Maka tetapi mengenai diferensiasi·dan interaksi.
pengetahuan tidak hanya ditempatkan Dengan retleksi epistemologis dan
secara .deterministik pads ratio, ·empm, ontologis seperti itu makafalsafah akan
will power ataupun consciousness, akan dapat .ti-dak saja memberikan legitimasi
tetapi sebagai bagian dari evolusi dan· ak- terhadap jenis-jenis pengetahuan manusia
tualisasi eksistensi, denganberbagai di. lai.ru\va,akan tetapi juga dapat memberi-
mensi-dimensinya. Pendekatanesential- kan kerangka acuan pemahaman yang
istik (baik dari garis intelektualisme mau- radikal (yaitu menun-jukkan· akarnya)
pun voluntarisme) digantikan dengan komprehensif dan integral dari· berbagai
pendekatan eksistensialistik. Eksistensi jenis pengetahuan itu dan hubungan
manusia menjadi basis ontologisnya antara yang satu denganyang lain. Apalagi
perkembangan (dan karena itu juga evoll.L~ikesadaran pengetahuan manusia
pengembangan) pengetahuan, dalam. dewasa ini juga makin' bergerak. .ke depan,
~rbagaijenismaupun cakupannya. sehingga dimensi furutistik .menjadidi-
Karena .eksistensi itu menyejarah, mensi yang masuk. ke dalamrefleksi kefil-
Il1akapengetahuan manusia juga mempuD.- safatan, khususnya epistem.ologi.
yai sifat menyejarah (historisitas). Ada Melalui proses seperti.ini··maka·fal-
~volusi. Karena eksistensi itu selaluberupa safah dasar akan menjadi basisbagi falsa-
ko-eksistensi, maka pengetahuan manusia fah spesial, dan falsafah spesialakan
memberikan koroborsi komprehensif dan nya Pancasila itu memang tidak dikemu...
radikal tidak saja mengenai adanya jenis- kakan secara eksplisit. Pancasila pada
jenis pengetahuan, 8kan tetapi juga men- hakikatnya lebih merupakan dalil-dalil
jadi· proses refleksiradikal,komprehensif ontologik. Bangsa Indoenesia dapat me-
dan integral bagi berbagai cabang ilmu, ngadakan rekonstruksi proses epistemologi
baik itu natural sciences, social sciences, yang melahirkan Pancasila, Iota juga dapat
bahkan juga ideologi, theologi dan tek- mengadakan telaah epistemologis Wltuk
nologi. Ini semua tentusaja membawabe- mengungkapkan substansi ontologik yang
ban yang cukup besar bagi mereka yang terkandung eli dalam Pancasila itu.
ingin membangun dunia kefilsafatan,
karena pelaksanaan· tugas pendampingan BeberapaProblem Epistemolotrik
tersebut akan meminta pengetahuan yang mengenai Pancasila
cu-kup komprehensif dan integral pula dari
berbagai bidang ilmu yang akan menjadi Melalui penegasan tekad dan ke-
pusat perhatimmya. Sebab -hanya melalui mauan Wltuk melaksaQakan Pancasila
prosesseperti ini kredibilitas dan efektivi- secara murni dan konsekuen, maka Orde
tas pemikiran kefilsafatan .akan diakui
Barn dapat kita pandang sebagai sebuah
eksistensinya.
tahapan kritik di dalam pemikiran me-
ngenai Pancasila. Salah satu konsekuensi
Hubungan Antara Epistemologi dan
Pancasila dari kemauan seperti itu tentulah ditun-
tutnya kemampuan Wltuk menunjukkan
Ada dua macam hubungan sekurang- kriteria guna membedakan mana Pancasila
kurangnya antara epistemologi dan Pan- yang murni dan yang tidak murni, mana
casila: pertama, Pancasila berkedudukan pelaksanaan yang konsekuen dan tidak
sebagai .obyek epistemologi;kedua, Pan- konsekuen.
casila menjadi faktor yang memberi spesi- Walaupun demikian hal tersebut ti-
fikasi terhadap epistemologi (seperti orang daklah dapat diartikan ·bahwa sifat kritik
dapat berbicara tentang epistemologi Aris- di da-lam pemikiran mengefiai Pancasila
toteles, Skolastik, Kantian, Hegelian, belum terjadi sebelumnya. Bahkan peru-
Marxis dan lain sebagainya). musan Pancasila itu sendiri kiranya meru-
Yang jelas hubtmgan .antara Pan- pakan produk dari sebuah proses kritik,
casila dan epistemologi tidakIahtermasuk sekurang-kurangnya dengan mengadakan
ke dalam medan falsafah· dasaratau epis- komparasi dan ·analisa implikasidari. kon-
temologi dasar. Artinya orang yang membi- sep-konsep· yang didiskusikan pada waktu
carakan Pan-casila (baik yang ·negatif itu.
maupun yang positit) sudah mengandaikan Ada beberapa problematik episte-
bahwa· ia mengetahui. Ia tidak memper- mologik berkenaandengan Pancasila, di
masalahkan lagi problem de ezistentia cog- antaranya adalah :
nitionis et veritatis. 1. Masalah proses terjadinya. Pan-
Dengan kata lain, berbicara men- casila sebagai dasar negara, terutama dari
genai hubungan antara epistemologi dan pendekatan epistemologisnya; 2. Masalah.
Pancasila adalah berbicara di dalam.medan sumber; 3. Masalah Tafsir; 4. Masalah
epistemologi spesial. Pelaksanaan; 5. Masalah Peru~ 6.
Pancasila tentu saja merupakan pro- Masalah. Komparasi; 7. PO$isi Pa:D.CiISila
duk dan sebuah proses pengetahuan. Na- sebagai ideologi dan falsafah.
mUll proses pengetahuan di dalam ·terjadi-

• JJf.nta1 FilSafat, oesmtfJe, 1996


Masalah Proses me-mang dapat dan perlu, yaitu persatuan
Pada saat persiapan maupun penu- di dalam dasar-dasarnya.
angan dan penetapan Pancasila sebagai Dengan kata lain, metoda yang di-
dasar ne-gara, tidak ada satu pembahasan ikuti di dalam .proses ini adalahmetoda
pun yang mengetengahkan proses episte- membangun titik temu yang sifatnya men-
mologis yang ditempuh pada waktu ita dasar, yang dibangun atas dasarkemaje-
Orang tidak mulai dengan membicarakan mukan dan kompleksitas yang ada, yang
metoda ataupun kerangka teoritis. Namun mungkin dapat disebut sebagai metoda
jelas bahwa terjadinya Pancasila itu didu~ kritis selektif dialektif eksperimental. Se-
kung sebuah proses refleksi epistemologis betulnya ·pendekatan ini tidak lain adalah
yang sifatnya tidak eksplisit. Oleh brena pendekatan bhinneka tunggal ika. Atas
itu salah satu problem epis-temologik saat dasar itulah.lalu dibangun titik temu men-
ini kiranya adalah mengeksplisitkan proses dasar bagi terwujudnya In-donesia Mer~
kognitif intelektual yang mendukung deka, yang antara lain adalah. kebangsaan"
proses terjadinya Pancasila sebagai dasar kemanusiaan, kerakyatan,keadi-lan sosial
negara. dan Ketuhanan Yang Malta Esa, yang di-
Metodologi merupakan wahana tuangkan menjadi dasar negara .di. dalam
melalui. mana orang ingin memecahkan Pembukaan Konstitusi Bangsa Indonesia
masalah. Salah satu problem yang dihadapi menjadi: Ketuhanan Yang Malta Esa, Ke-
pada saat perjuangan mencapai Indonesia manusiaan yang adil dan beradal>,· Kerak~
Merdeka .adalah problem pluralisme dan yatan yangdipimpin olehhikmah kebijak-
kompleksitas. Ada banyak aspirasi, ada sanaan di dalam permusyawaratan per-
banyak· pendekatan, ada banyak cita-cita, wakilan, serta dengan mewujudkan
ada banyak kelompok. Semua ini membuat Keadilan Sosial bagi seluruh rakyatIndo-
perjalananmencapai .Indonesia Merdeka nesia.
itu nanti, kekuasaan ada di tangan siapa Bhinnekatunggalika menjadibasis
dan untuk siapa; legitimasi di· dalam Indo- ontologis .dan. sekaligus.·.· juga· menjadi/ pan-
nesia Merdeka ada di tangan siapa. duan·proses epistemologis yang melahirkan
Berdampingan dengan ·problem ke· Pancasila sebagai dasar negara.
majemukan· dan kompleksitas terdapat
keinginan dan kemauanakan satu Indo- Masalah Sumber
nesia Merdeka. Maka masalabnya adalah Masalah ini menjadi tajam pada
memecahkanproblema antara kemajemu- awal Orde Barn. Manakahsumber Pan~
kan dan kompleksitas di satu pihak dengan casila yang murni ? Ada kontroversi men-
persatuan di lain pihak. Pendekatan atau genai hal ini baik kontroversi. akademik
cara berpikir di dalam menghadapi maupun terutama kontroversi politik.. Pe~
masalah ini nampaknya bukan pendekatan mecahandi dalam hal inib~rpegang
dialektika negatif, akan tetapi pendekatan kepada konsep Pancasila seba-gai. ·dasar
dialektika positif, dalam· rangka memban- negara. Atasdasar inilah maka dikonsen-
gun persatuan uang kuat atas dasar kema- suskan bahwa sumber darimana kita <

jemukandan kompleksitas. Salah sa-tu dalil mengetahui..adanya Pancasila sebagai


didalam. memecahkan masalah tersebut dasar negara adalah Pembukaan UUD
adalah spa yang dikemukakan oleh Ki 1945. Hal ini antara lain tentusaja untuk
Hadjar, yang anatara lain mengatakan: mengatasi perbedaan pendapat: .ada yang
jangan .mempersatukan yang tidak. dapat mengatakan sumberPancasila adalah Pi-
disatukan, jangan mempersatukan.. yang dato Bung Karno.tanggall Juni 1945, ada
tidak periu dipersatukan: satukanlah yang pula yang mengemukakan sumbernya

18
adalah pidato Muh. Yam.ilt~~ atau pidato tasi adanya banyak tafsir mengenai Pan-
Supomo, ada pula Dekrit 5 Juli 1950 atau- casila walaupun pendekatan ini tentu juga
pun Piagam Jakarta. Penegasan bahwa tidak melarangadanya berbagai tafsir Pan-
sumber Pancasila dasar negara adalah casila di-lakukan oleh orang perorang
Pembukaan UUD 1945 memang tidak ataupun masyarakat. Nanl1.m hanya ada
periu diartikan untuk tidak mengakui satu tafsir yang mempunyai sifat kenega-
adanya pi-dato 1 JUDi. Dalam hal ini krite- raan, yang dilaksanakan dengan berpegang
rianya adalah dasar negara yang mengikat kepada konstitusi, demokrasi dan hukum.
seIuruh bangsa dan juga yang membentuk Ini berarti bahwa di luar itu tentu ada ba-
negara kesatuan Republik Indonesia. Pi- nyak. tafsir seperti misalnya tafsir Notona-
dato 1 JUDi memang historis ada. Namun goro, tafsir Dryarkara, tafsir Ki Hadjar
pidato itu belum atau tidak memuat Pan- Dewantara dan lain sebagainya lagi. Orang
casila sebagai dasar negara. tentu saja diperbolehkan untuk menerap-
kan prinsip hermeneutika di dalam
Masalah Tafsir melakukan tafsir Pancasila. Tafsir-tafsir di
Pancasila sebagai dasar negara luar yang konstitusional itu sifatnya ada-
harns ditafsirkan, apabila karena Pan- lab pribadi, walaupun tentu saja dapat di-
casila hanya memuat rumusan-rumusan pandang sebagai bagian dari proses mem-
yang singkat dan mendasar. Melalui tafsir bangun konsensus dalam rangka membuat
m.aka Pancasila selanjutnya akan dapat tafsir secara bersama.
dimengerti dan kemudian dilaksanakan.
Salah satu pertanyaan· adalah sia- Masalah Pelaksanaan
pakah yang' mempunyai hak menafsirkan Pancasila tidak .hanya harus ditaf~
Pancasila danbagaimanakah mekanis- sirkan akan tetapi harus dilaksanakan.
menya? Siapakah yang dapat menentukan Ideologi mengalami transformasi menjadi
kritena patokan apakah tafsir Pancasila ideopraksis. Praksis .ini menjadi amat
itu benar atau tidak? penting karena kredibilitas dan efektivitas
Pancasila tergelar dan terjadi di dalam
Dalam hal ini pembedaan seperti
praksis tersebut. Praksis ini tentu saja
halnya eli dalam. masalah sumber menjadi. haruslah ditentukan melalui mekanisme
smat penting. Sebagai dasar neg81'a, maka berdasar kepada konsti-tusi, demokrasi
hak menafsirkan Pancasila ada di tangan dan hukum. Batang Tubuh UUD tidak
seluruh rakyat, karena BangSa Indonesia hanya merupakan panduan bagi tafsir
menganut·paham demokrasi atau kedaula- akan tetapi terutama bagi pelaksanaan
tan rakyat. Namun kedaulatan rakyat itu Pancasila itu. Pelaksanaan Pancasila yang
hanya dapat berjalan melalui struktur dan dapat kita sebut sebagai aktualisasi kon-
organisasi. Da-Iam hal ini Bangsa Indone- tekstual Pancasila tentu saja memerlukan
sia mempunyai MPR, sebagai pemegang sistem dan organisasi, karena tidak hanya
kedaulatan tertinggi. Di dalam MPR ada menjadi tanggung jawab dan .kewenangan
terdapat Pemerintahan, Mahkamah Agung, pemerintah melainkan menjadi taIlggung
Dewan Perwakilan Rak-yat, DPA dan BPK. jawab dan kewenangan masyarakat, rak-
yat. Di sini mekanisme demokrasi menjadi
Tafsir Pancasila yang mempunyai sifat
makin penting, termasuk prinsip musya-
kenegaraan dan mengikat selu-ruh rakyat warah, dalam arti bersama-sama membi-
adalah tafsir yang dilaksanakan melalui carakan masalah-masalah berkenaan de-
jalur dan· mekanisme konstitusional, elise- ngan aktualisasi kontekstual Pancasila ini.
lenggarakan secara demokratis dan di~ Dalam lingkup ini maka metodologi aktu-
dasarkan atas hukum. alisasi Pancasila sebagai ideologi adalah
Hal tersebut adalah untuk menga- strategis.
Masalah Perubahan teoretik dan masalah politik. Secara teori-
Implementasi ~"Pancasila mungkin tis Pan-casila tentu saja dapat berubah,
lebih tepat ditempatkan di dalam dapat diganti. Namun diganti atau
pendekatan eksistensialistik daripada dirubahnya Pancasila ak.an berarti hapus-
essensial-istik. Artinya implementasi itu nya'eksitensi Negara Kesatuan R.I.,. ProJt.;.
merupakan gelar terus menerus dari ak- lamasi 17 Agustus 1945. Makasecara pOli-
tualisasi dai Pancasila yang dilaksanakan tis dijawab dengan kehendak untuk tidak
bersama oleh rakyat In-donesia. merubah Pancasila, dalam hal ini terutama
Pendekatan eksistensialistik juga merubah Pembukaan UUD 1945 (Doktrin'1
mengisyaratkan bahwa aktualisasi Notonagoro).
Pancasila .tersebut adalah proses yang Di dalam perkembangan yang makinj
bergerak terus, sejalandengan gerak be-
cepat geraknya dan jauh bentangannya
rubalmya alam dan jaman Masyarakat
dari ta-hun 1945, kiranya pendekatan poli-
bergerak.. Jaman berkembang. Pancasila
tis .itu periu pula didukung dengan
yang dituangkan di dalam. 'Pembukaan
pendekatan substansial, dengan mengkaji
pada tahun 1945 harus dilaksanakan, diak-
tualisasikan pada tahun-talllID berikutnya, dan menunjukan bahwa cita-cita dan dalil-
bahkan makin jauh· dari' tahun 1945 itu dalil yang ada di da-Iam Pembukaan itu
(misalnya tahun 1996sekarang ini). Di·sini memang masih tetap mempunyai relevansi,
kita mengha<lapi masalah : antaraorto- dan bahkan makin mempunyai relevansi.
doksi dan aktualisasi. Ortodoksi artinya
kits harus setia berpegang kepada Pan- Masalah Komparasi
casila murni. Aktualisasi artinya kita harus Sekarang dwlia dibentuk oleh cita-
menjabarkan Pancasila sesuai dengan tun- cita yang bermacam-macam.Karenanya
tutan kontekstual perkembangan alam. dan juga di-warnai oleh interaksinya berbagai
jaman. Maka. hams ada jembatan antara ideologi yang ada dimuka bumi ini. Di da-
ortodoksi dan·aktualisasi. Hams ada dialog lam interaksi tersebut <lapat terjadi ;proses
antar ortodoksi dan aktualisasi. Tafsir konfliktit: dapat terjadi proses iuxlapoaitif,
Pancasila harus selalu di.n.amis-kreatif. dan dapat terjadi proses asosiatif. Di' dalam
Pelaksanaan Pancasila· hams ditentukan perkembangan dwlia yang bergerak ·cepat,
melalui setrategi yang antisipasif dan fu- kompleks dan berdime:nsi· global, ada
turistik. ideologi yang sifatnya implisit ada ideologi
Mengenai hal ini konstitusi mem- yang sifatnya eksplisit. Perbandingan
berikan pedoman, dalam bentuk amanat ideologi menjadi makin terasa urgensinya.
bahwa MPH sekaIi dalam·5 tahun harus Oleh karena itu salah satu problem epis-
meneliti segala aliranyang ada, untuk ke- temologis saat ini
mudian menen-tukan haluanperjuangan dan masa mendatang' kiranya adalah
bangsa. Institusi MPH seperti' itu mengi- tumbuhnya studi' ideologi komparatif:
syaratkan betapa Konstitusi menghendaki Masalah ini tentu saja masalah kritik
adanya kehidupan bangsa dan negara yang ideologi yang mendasar,dan tmtuk itu
mempunyai daya dinamika yang tinggi, perlu makin dikemukakan kriteria ;atau
sebab basis dari MPR tidak lainadalah tolok ukurnya untuk mengadakan
rakyat, masyarakat. penilaian,yang kiranya' tidak .lain .adalah
Termasuk didalam problem initentu manusia dan kemimusiaan. Hal ini penting
sajaadalah masalah a.pakah Pancasila da- pula dalam kaitannya dengan ideologi ter-
patdirubah atau tidak membawa masalah tentu dwlia masa mendatang.

2.0
Pancasila sebagai IdeolOfit dan .Falsa- Epistemologi Pancasila
fah Kalau berbagai masalah di atas me-
Bangsa Indonesia tidak jarang nempatkan Pancasila sebagai obyek per-
menerima secara take for granted bahwa masalahan epistemologik, maka dalam
Pancasila adalah ideologi. Namun dibalik bagian ini kita akan membahas Pancasila
ungkapan seperti ini terkandung masalah sebagai faktor yang memberikan spesifi-
yang kompleks dan tidak sederhana, yang kasi kepada epistem.ologi. Sarna seperti
karenanya perlu dijernihkan pengertian halnya ada epistemologi Kant, epistemologi
Pancasila sebagai ideologi, dengan tentu Hegel, epistemologi Thomas Aquinas, epis-
saja membangun konsep yang jemih dan temologi Positivistik, dan lain sebagainya,
jelas mengenai ideologi itu sendiri. Di sini maka kita dapat pula berbicara mengenai
epistemologi menjadi penting, khususnya epistemologi sebagai konsekuensi dan
agar kita tidak sekedar ter-perangkap ke Pancasila sebagai pandangan kefilsafatan.
dalam definisi atau konsep ideologi ter- Dalam hal ini mungkin dapat dike-
tentu dan sempit, seperti misalnya konsep mukakan bahwa Pancasila dapat diklasifi-
ideologi versi Marx. Melalui epistemologi kasikan ke dalam bangunan falsafah yang
seseorang dapat menempatkan ideologi menempatkan eksistensi manusia sebagai
sebagai sebuah bagian dan evolusi penge- basisontologiknya. Manusia dengan segala
tahuan manusia, dan membedakannya dimensinya dan .dengan segala kemung-
dengan ilmu, theologi, falsafah serta kinan.proses aktualisasinya. Manusia yang
tehnologi namWl juga melihat hubungan mempWlyai tugas eksistensi untuk
antara satu dengan yang lainnya. mengembangkan dera-jat kemanusiaan
Begitu pula halnya dengan Pancasila melalui proses aktualisasi eksistensi di
sebagai falsafah. Kita tahu bahwa Pan- berbagai bidang kehidupan, termasuk ke-
casila tidak lahir sebagai sebuah falsafah bidupan bemegara. Manusia yang mem-
yang sistematik. Pancasila adalah dasar punyai sifat dialektis monodualis atau
negara yang mempunyai sifat filosofis, ar- bahkan monopluralis.
tinya memberikan landasan yang sifatnya Kalau manusia merupakan basis on-
mendasar. Pan-casila bukan atau belum tologis radikal, komprehensif dan integral
merupakan sebuah sistem falsafah. Untuk dan Pancasila, maka dengan···1iemikian hal
menjadi sistem falsafah tentulah ada tersebut juga mempunyai implikasi ter-
berbagai persyaratan yang masih hams hadap ban-gunan epistemologi, yang sesuai
dipenuhi. dengan Pancasila yaitu menempatkan epis-
temologi di dalam bangunan falsafah ke-
Pancasila sebagai Obyek Epistemologi manusiaan.
DaIam kaitan dengan adanya berba- Dengan kata lain, Pancasila meng-
gai jenis pengetahuan, maka Pancasila da- andaikan pengetahuan sebagai bagian dan
pat menjadi obyek dari refteksi episte- eksistensi dan koeksistensi manusia. Ke-
mologi baik melalui jenis pengetahuan benaran, kepastian merupakan bagian
ilmiah, melalui telaah kefilsafatan ataupun yang terbentuk di dalam proses aktualisasi
melalui refleksi theologis, disamping di eksistensi dan koeksistensi tersebut. Kalau
atas sudah kita bicarakan tentang berbagai manusia itu merupakan inti dari konsep
studi ideologi komparatif. Kita perlu meli- kebudayaan, maka epistemologi yang diji-
hat perbedaan antara. kegiatan yang satu wai oleh Pancasila adalah epistemologi
dengan yang lain, dan menyadari hubungan yang menempatkan pengetahuan sebagai
antara yang satu dengan yang lainnya. bagian dan perkembangan kebudayaan.
Epistemologi ~ancasilaadalah epis-
temologi yang menyad8ribhineka tunggal
ika se-bagaimetoda (kompleksitas dan
interdependensi) dan meneksDkan
dialektika positif walaupun menyadaripula
adanya dialektika negatifsebagaike-
mungkinsn di dalam proses aktualisasi
eksistensi.
Epistemologi ·Pancasila (dan tentu
saja jugaontologi Pancasila) merupakan
sebuah pilihan atau sebuah alternatif yang
dapadikemukakan sebagai sumbangan
kepada perkembangan episteDlologi de-
wasa .ini yang sedang mengalami krisis.
Epistemologi yang dijiwai Pancasila adalah
epistemologi yang di samping .dibangun
atas dasar epistemologi dasar juga hart1s
diperkokoh oleh sistemf8lsafah ke-
manusiaan yang jelas .dan kuat. NamUD.
semua ini tentuharus didukung oleh
kredibilitas Pancasila di .dalam tingkat
pelaksanaannya aktual.
BagaimanapunPancasila adalah se-
buah ideologi eksplisitasi dan sistematisasi
kefil-safatan mengenai Pancasila dapat
memperkaya dan memperkuat aktualisasi
Pancasila secara kritis reftektif terns
menerus.
Sebagai ideologi· yang harus diaktu-
alisasikan dan diimplementasikan, me-
todologinya adalah strategi.

Anda mungkin juga menyukai