Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Jalan Jenderal Sudirman Gedung E Lantai 5 Komplek Kemdikbud Senayan, Jakarta 10270
Telepon/Faksimile (021) 5725610
Laman: www.dikdasmen.kemdikbud.go.id

SALINAN
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NOMOR : 097/D/HK/2019
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN FORMAL

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
20 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Penguatan
Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal
perlu menerbitkan pedoman teknis penyelenggaraan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada satuan
pendidikan formal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud pada
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah tentang Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
-2-

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 195);
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058);
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
pada Satuan Pendidikan Formal (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 782);
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN
PENDIDIKAN FORMAL.

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab
satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah
raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
2. Satuan Pendidikan Formal, yang selanjutnya disebut Sekolah
adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan formal, terstruktur dan berjenjang, terdiri atas
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan satuan
pendidikan jenjang pendidikan menengah yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan masyarakat.

Pasal 2
(1) PPK dilaksanakan dengan menerapkan lima nilai utama
yang saling berkaitan yaitu religiositas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas yang terintegrasi
dalam pelaksanaan pembelajaran.
(2) Lima nilai utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diwujudkan melalui pembiasaan, keteladanan, dan
komitmen.
(3) Pembiasaan, keteladanan, dan komitmen sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diwujudkan oleh kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah dalam
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.
-4-

Pasal 3
Penyelenggaraan PPK di Sekolah diimplementasikan melalui
Manajemen Berbasis Sekolah dengan memberikan kewenangan
dan tanggung jawab kepada kepala sekolah, guru, dan
pengawas sekolah serta tenaga kependidikan lainnya bersama
Komite Sekolah sesuai dengan kebutuhan dan konteks satuan
pendidikan.

Pasal 4
(1) Dalam rangka pelaksanaan kewenangan dan tanggung
jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, kepala sekolah
berperan sebagai:
a. inovator;
b. motivator; dan
c. kolaborator.
(2) Peran kepala sekolah sebagai inovator sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu melakukan
pengembangan, terobosan, dan/atau pembaharuan gagasan
dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
PPK disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks Sekolah.
(3) Peran kepala sekolah sebagai motivator sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu memberikan
semangat, dorongan positif, dan/atau keteladanan dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi PPK
disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks Sekolah.
(4) Peran kepala sekolah sebagai kolaborator sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu membangun kerja
sama, sinergitas, dan/atau jejaring dengan pihak internal
maupun eksternal Sekolah dalam kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi PPK disesuaikan dengan
kebutuhan dan konteks Sekolah.

Pasal 5
(1) Dalam rangka pelaksanaan kewenangan dan tanggung
jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, guru berperan
antara lain sebagai:
-5-

a. penghubung sumber belajar;


b. pelindung;
c. fasilitator; dan
d. katalisator.
(2) Peran guru sebagai penghubung sumber belajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu guru
harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar sesuai dengan
kebutuhan dan konteks Sekolah, untuk mendorong peserta
didik menerapkan nilai-nilai utama PPK.
(3) Peran guru sebagai pelindung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b yaitu guru harus mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, nyaman,
menyenangkan, dan aman dari bahaya NAPZA, kekerasan,
pornografi/pornoaksi, radikalisme, sehingga peserta didik
aktif mengembangkan nilai-nilai karakter secara mandiri.
(4) Peran guru sebagai fasilitator sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c yaitu Guru mampu memfasilitasi kegiatan
pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai PPK dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
(5) Peran guru sebagai katalisator sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d yaitu mempercepat implementasi nilai-nilai
PPK dalam proses pembelajaran.

Pasal 6
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, pengawas sekolah
melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan
tugas guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan PPK sesuai
dengan Peraturan ini.

Pasal 7
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, tenaga kependidikan
lainnya membantu guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan
PPK.
-6-

Pasal 8
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, komite sekolah
mendukung dan memperkuat program PPK di sekolah dalam
bentuk pikiran, tenaga, dan penggalangan dana secara kreatif
dan inovatif sesuai dengan tugas dan fungsi komite sekolah.

Pasal 9
(1) PPK pada Satuan Pendidikan Formal diselenggarakan
dengan mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat
pendidikan yang meliputi:
a. Sekolah;
b. keluarga; dan
c. masyarakat.
(2) Penyelenggaraan PPK yang mengoptimalkan fungsi
kemitraan tripusat pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan pendekatan berbasis:
a. kelas;
b. budaya sekolah; dan
c. masyarakat.

Pasal 10
(1) Penyelenggaraan PPK dapat dilakukan melalui kerja sama:
a. antar Satuan Pendidikan Formal;
b. antara Satuan Pendidikan Formal dengan Satuan
Pendidikan Nonformal; dan
c. antara Satuan Pendidikan Formal dengan lembaga
keagamaan/lembaga lain yang terkait.
(2) Lembaga lain yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c paling sedikit meliputi lembaga pemerintahan,
lembaga kursus dan pelatihan, sanggar,
perkumpulan/organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha/dunia industri, dan/atau organisasi profesi terkait.
(3) Satuan Pendidikan Nonformal, lembaga keagamaan atau
lembaga lain yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dan huruf c harus mendapat rekomendasi dari
kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang agama setempat, dinas terkait,
atau pejabat yang berwenang.
-7-

Pasal 11
(1) Kerja sama dalam pelaksanaan PPK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) dan (2) dituangkan dalam bentuk
tertulis dan ditandatangani oleh para pihak serta sekurang-
kurangnya memuat:
a. Bentuk kegiatan PPK yang dikerjasamakan;
b. Jangka waktu pelaksanaan;
c. Tugas dan tanggungjawab para pihak; dan
d. Tempat pelaksanaan PPK.
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(3) dituangkan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani
oleh pihak yang berwenang, yang berisi persetujuan
dan/atau dukungan terhadap lembaga dimaksud untuk
bekerja sama dengan sekolah dalam pelaksanaan PPK.

Pasal 12
Dalam pelaksanaan PPK, Sekolah berkewajiban untuk:
a. melaksanakan PPK melalui program intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
b. memasukkan hasil pelaksanaan PPK setiap peserta didik
dalam laporan hasil pencapaian kompetensi peserta didik.

Pasal 13
(1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan
koordinasi dalam mengevaluasi pelaksanaan PPK paling
sedikit satu kali dalam satu tahun pada Sekolah di bawah
pembinaannya.
(2) LPMP melakukan pemetaan dan fasilitasi pelaksanaan PPK
melalui sistem penjaminan mutu pendidikan pada Sekolah
di wilayah kerjanya.
(3) Dinas pendidikan membina, memantau, mengevaluasi, dan
melaporkan pelaksanaan PPK di Sekolah paling sedikit satu
kali dalam satu tahun kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
-8-

Pasal 14
(1) Pedoman teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
(2) Sekolah dapat melakukan pengembangan kegiatan PPK
selain contoh sebagaimana terlampir dalam lampiran
peraturan ini.

Pasal 15
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada 18 Januari 2019

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

HAMID MUHAMMAD
NIP195905121983111001

Salinan sesuai dengan aslinya


Kasubbag Hukum
Ditjen Dikdasmen,

Any Sayekti, SH, MA


NIP 198005232005012001

Anda mungkin juga menyukai