Anda di halaman 1dari 7

MENJADI MANUSIA SECARA UTUH

Samsul Huda, S.Pd

A. Konsep
Sekolah dan Pendidikan merupakan bekal bagi anak
didik kita dalam meraih masa depan. Berbagai hal dapat
kita lakukan setiap hari di ruang kelas maupun di luar
ruang kelas, untuk memberi bekal bagi siswa. Ibarat
smartphone, maka kita, bapak dan ibu guru menjadi
charger pengisi daya agar tidak lobet. Lantas, bagaimana
bisa kita "Mengisi daya" pada siswa, jika smartphone dan
charger tidak sinkron?.
Pemahaman tentang pengertian pendidikan dan
pengajaran yang digabungkan, malah dapat mengaburkan
pengertian yang sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu
cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-
anak secara lahir maupun batin. Sehingga, pengajaran
merupakan salah bagian dari pendidikan. Sementara
pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih
kebudayaan yang hidup dalam masyarakat, sekaligus
sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban.

B. Karakteristik
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah
tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak didik. Dengan
demikian, mendidik adalah menuntun segala kodrat yang
ada pada murid, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Anak didik tercipta sebagai makhluk yang memiliki
kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Artinya, guru
sebagai pendidik tidak dapat menentukan dan
berkehendak akan hidup tumbuhnya siswa sesuai
kemauan guru.
Maka, yang dapat kita lakukan sebagai pendidik
adalah menuntun tumbuh atau hidupnya potensi yang
dimiliki siswa. Guru dapat mengerahkan segala daya dan
upaya yang dimiliki agar siswa tumbuh kembang siswa
secara maksimal. Namun jangan lupa, ada juga siswa
yang tidak dapat tumbuh dan berkembang karena adanya
pengaruh-pengaruh yang membatasinya.
Sebagai guru, kita dapat berupaya membangun dan
menjaga agar suasana lingkungan kondusif, sehingga
setiap anak didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kodratnya. Jika kita mampu menuntun siswa,
maka akal budi mereka akan berkembang, sehingga
terciptalah kebudayaan bangsa. Kelak, kebudayaan
bangsa yang tercipta akan menjadi ciri khas dan dasar
perubahan zaman, yang membedakan bangs akita dari
bangsa-bangsa lainnya.
Bagaimana caranya agar budaya bangsa tidak
tergerus oleh zaman?. Jawabannya terletak pada peran
guru yang dengan memberikan praktik pembelajaran
yang mengembangkan kerjasama, empati, menghargai
sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama. Dengan
demikian, maka budaya bangsa tetap terjaga, terawat,
tidak akan hilang digerus zaman, karena anak didik kita
akan memiliki akar budaya yang kuat. Kelak, anak didik
kita akan dewasa, maka tiba masanya mereka akan
terbantu dalam menghadapi berbagai tantangan.
C. Implementasi
Ada dua kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan
lahir (Jasmani) dan batin (Rohani). Manusia diberi akal
yang digunakan untuk berpikir, merasa, dan berkarya.
Jika pikiran, perasaan, dan kehendak berpadu, maka
timbullah daya dan budi pekerti, sebagai ciri khas
manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia
yang dapat memerintah dan menguasai dirinya secara
mandiri, dan inilah yang disebut dengan kodrat sebagai
manusia.
Bagaimana cara agar siswa dapat mengetahui
kebutuhan lahir dan batinnya sendiri, maka pendidik
berperan membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
Tujuannya adalah agar tercapai keseimbangan dalam
menjalani kehidupan, tidak berat sebelah. Untuk itulah
maka pendidikan seyogyanya mampu memberi "Didikan
lahir" maupun "Didikan batin". Kebudayaan merupakan
hasil budi manusia secara lahir dan batin. Pengembangan
budi pekerti berupa pikiran/olah cipta, karakter/olah rasa,
kemauan/olah karsa, dan jasmani/olahraga.
Sebagai pendidik, kita harus memandang siswa
sebagai manusia secara utuh dalam mendampingi mereka
menentukan tujuan belajarnya. Guru harus menentukan
rencana pembelajaran sesuai kebutuhan anak didik, yang
akan membantu mereka untuk mengembangkan kekuatan
lahir dan batin. Guru tidak cukup hanya membantu
memberikan Pendidikan yang berorientasi pada
kemampuan kognitif, tetapi juga sisi kekuatan batinnya,
yaitu sosial, empati, emosi, dan lainnya.
Seyogyanya, siswa dilatih untuk mengembangkan
kebutuhan batin untuk menentukan tujuan
belajarnya.mengembangkan kerjasama, empati,
menghargai sesame, refleksi untuk mengembangkan diri,
serta berkontribusi di lingkungan sosial. Apakah kita
sudah menjadikan anak didik manusia seutuhnya?,
apakah kita sudah membantu memberi nutrisi bagi
kebutuhan lahir dan batinnya?. Bagaimana cara kita
mendampingi untuk mengasah keterampilan bernalar
siswa dengan sebaik-baiknya?.
Jika ternyata menjadi guru, sebagai pendidik dan
pengajar sudah menjadi pilihan hidup, maka
bersyukurlah. Sebab kita berada di garda terdepan untuk
mengawal generasi pemilik negeri, yang meneruskan
perjuangan kita di masa depan. Salam literasi dari bumi
Kualuh, basimpul kuat babontuk elok.

D. Distorsi
proses pembelajaran kepada murid tidak harus
dimulai pada tingkat kognitif atau ketrampilan berfikir
yang mengingat Tapi dapat juga diterapkan pembelajaran
yang terintegrasi dengan urutan level kognitif atau
ketrampilan berfikir yang cocok digunakan dalam
pembelajaran. Maka Tujuan Pendidikan untuk mengasah
nalar murid dapat terwujud sebagai bekal pengembangan
Pendidikan budi pekerti murid Mari kita renungkan
bersama Apakah kita sudah menjadikan murid murid kita
manusia seutuhnya Apakah kita sudah membantu
memberikan asupan kebutuhan lahir dan batin murid Dan
bagaimana cara kita mendampingi untuk mengasah
keterampilan bernalar mirip dengan sebaik baiknya

E. Daftar Pustaka

Setiawan, Hendro. 2014. “MANUSIA UTUH


(Sebuah kajian atas pemikiran Abraham
Maslow).”Yogyakarta : PT. Kanisius

https://www.kompasiana.com/
masitahnainggolan2921/62e9558d3555e467
3330e0d4/mendidikdan-mengajar-menjadi-
manusia-secara-utuh
PROFIL PENULIS

Penulis lahir di Sidoarjo tanggal


15 Maret 1989 Sekolah pertama
di TK Dharmawanita lulus
tahun 1995 Sekolah selanjutnya
diselesaikan di SDN
Sambungrejo I, SMPN 2
Sukodono, SMK
Muhammadiyah 2 Taman,
Tertarik pada pendidikan sejak
berkuliah di Universitas Negeri
Surabayapada Prodi Pendidikan
Teknik Mesin. Karier pertama
pendidikan di SMK
Muhammadiyah 2 Taman sejak
tahun 2012 sebagai guru mata
pelajaran Teknik Pemesinan
Kini mendapat tugas tambahan
sebagai Kepala Konsentrasi
Keahlian Teknik Pemesinan.

Untuk memperluas komunikasi


dan kolaborasi penulis dapat
dihubungi pada
WA 087853231266
FB Huda Sang’Inspirator
IG Abrisams.huda

Anda mungkin juga menyukai