40
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS
Bagi teknisi di bidang pengerjaan logam dan yang rumit. Pada tahun 1973, mesin CNC masih
mahasiswa pada jurusan teknik mesin, mesin bubut sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan
telah dikenal fungsi dan perannya untuk membuat yang mempunyai keberanian dalam mempelopori
komponen dari bermacam-macam mesin. Pada investasi dalam teknologi ini. Untuk
dasarnya setiap pekerjaan mesin mempunyai perkembangan selanjutnya otomatisasi pada proses
persyaratan kualitas permukaan (kekasaran produksi dengan mesin perkakas diawali
permukaan) yang berbeda-beda, tergantung dari pemanfaatan kontrol secara numerik. NC (Numerik
fungsinya. Kualitas permukaan hasil pembubutan Control) dan pada tahap berikutnya teknologi
dapat dilihat dari kekasaran permukaannya. Makin komputer digunakan sebagai sistem pengendali
halus permukaannya makin baik pula kualitasnya, data numerik yang dikenal dengan teknologi CNC
sehingga cukup beralasan juga apabila kekasaran (Computer Numerically Controlled). Dari tahun
permukaan hasil pembubutan diperhatikan dan 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang
dicari solusi untuk mendapatkan yang sehalus pesat. Perkembangan ini dipacu oleh
mungkin. perkembangan mikroprosesor, sehingga volume
unit pengendali dapat lebih ringkas.(Kuspriyanto,
Batasan Masalah 2011).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas
kekasaran permukaan pada pengerjaan logam CNC dapat dibagi menjadi 2 yaitu (Aditama,
dengan menggunakan mesin bubut, antara lain 2010) : Mesin CNC Training unit (TU), yaitu
kecepatan potong, ketebalan pemakanan, kondisi digunakan untuk sarana pendidikan dan mesin
mesin, bahan benda kerja, bentuk ujung pahat mata CNC Produktion Unit (PU), yaitu digunakan untuk
potong, pendinginan dan operator. Dalam hal ini memproduksi benda kerja/komponen .
saya akan mencoba melakukan penelitian dan uji Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat
coba terhadap tingkat kekasaran material pada dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: mesin CNC bubut
proses pembubutan dengan variasi putaran spindel dengan 2 axis, mesin frais CNC dengan 3 axis dan
(rpm) dan variasi gerak makan (feeding). Pada kombinasi keduanya.
penelitian ini keausan pahat/insert tidak
diperhitungkan. Adapun spesimen yang diproses Jenis Mesin CNC
adalah besi cor FCD 40 . Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2
(dua) macam, yaitu :mesin bubut CNC dan mesin
Tujuan Penelitian frais/milling CNC salah satu contoh mesin bubut
Dalam melakukan penelitian ini penulis CNC adalah Mazatrol Slant Turn 35 seperti pada
mempunyai tujuan yaitu : Untuk mengetahui Gambar 1.
seberapa besar pengaruh kecepatan putar spindel
(rpm) dan kecepatan pemakanan terhadap tingkat
kekasaran permukaan material FCD 40 serta
perbedaan bentuk geram pada proses pembubutan
CNC
Tinjauan Pustaka
Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
Awal lahirnya mesin CNC (Computer
Numerically Controlled) bermula dari 1952 yang
dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Gambar 2. Mesin Frais CNC Emco
Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan
Udara Amerika Serikat. Semula proyek tersebut
diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus
41
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS
Bagian Utama Mesin Bubut CNC Tabel 1. Standar Umum Vc (Kecepatan Potong/
Pada mesin bubut CNC mempunyai bagian Cutting Speed) dan Gerak Makan f (Tarmawan,
yang sama dengan mesin bubut konvensional baik 1999)
segi bentuk maupun fungsinya, hanya saja pada Vc (HSS) Vc (Carbida) Vc (Cooted
mesin bubut CNC pergerakan bagian mesin bisa Carbida)
10-25 m/min 75-150 m/min 150-250
dioperasikan secara manual juga bisa dengan m/min
program dan pergerakannya dapat dipantau lewat f (HSS) f (Carbida) f (Cooted
monitor. Berikut ini adalah bagian Utama mesin Carbida)
bubut diantaranya adalah berikut ini: Eretan 0,05-0,15 0,15-0,25 0,2-0,35
(Support), Rumah Alat Potong, Cekam (Chuck) mm/rev mm/rev mm/rev
Kepala Lepas (Tailstock), Meja Mesin (Sliding
Bed), Motor Penggerak Utama, Step Motor, dan Faktor - faktor yang mempengaruhi harga
Bagian Pengendali atau Kontrol kecepatan potong :
a. Bahan benda kerja atau raw material
Cara Mengoparasikan Mesin CNC b. Jenis alat potong
Secara garis besar dari karakteristik cara c. Kedalaman penyayatan
mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan d. Kecepatan penyayatan atau asutan
dengan dua macam cara, yaitu : Menurut Syamsir (1989) kualitas permukaan
potong tergantung pada kondisi pemotongan,
a. Sistem Absolut misalnya kecepatan potong rendah dengan feed dan
Pada sistem ini titik awal penempatan alat depth of cut yang besar akan menghasilkan
potong yang digunakan sebagai acuan adalah permukaan kasar (roughing) sebaliknya kecepatan
menetapkan titik referensi yang berlaku tetap potong tinggi dengan feed dan depth of cut kecil
selama proses operasi mesin berlangsung. menghasilkan permukaan yang halus. Adapun
b. Sistem Incremental kecepatan makan dapat dicari dengan
Pada sistem ini titik awal penempatan yang menggunakan Persamaan 2.3.
digunakan sebagai acuan adalah selalu berpindah
sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Vf = f x n ...............................(3)
Dimana :
Putaran Spindel dan Kecepatan Pemakanan Vf = kecepatan makan, mm/min
Menurut Amstead (1979) kecepatan potong f = gerak makan (feed) mm/ rev
dapat dicari dengan Persamaan (2.1) yaitu : n = putaran spindel rotasi/min (rpm)
π × Dc × n ..............(1) Proses Pembubutan
Cs =
1000
Dalam proses pembubutan terlebih dahulu
Dimana : kita persiapkan rencana gambar lengkap dengan
Cs = cutting speed m/min dimensi spesimen/materialnya. Untuk selanjutnya
n = revolution/min (RPM) lebih jelas proses pengerjaannya akan dibagi
Dc = diameter mm menjadi 2 bagian proses pengerjaan yaitu proses
Sementara itu dengan cara yang sama untuk operasi I (OP I) untuk variasi feeding rpm tetap
mencari kecepatan putar spindel dapat dicari dan proses operasi II (OP II) variasi rpm feeding
dengan Persamaan 2.2. yaitu: tetap seperti dapat dilihat pada Gambar 3.
Cs × 1000 ............(2)
n=
π × Dc
OP I
Cs = cutting speed m/min
OP II
n = revolution/min (rpm)
Dc = diameter mm
Pada pahat karbida mempunyai standar umum
dengan kecepatan potong Vc 75-150 m/min dan
gerak makan f (feeding) 0,15-0,25 mm/rev seperti Gambar 3. Pembagian Proses Pengerjaan
dapat dilihat pada Tabel 1.
42
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS
Tabel 2. Kelas dan Kekuatan Tarik Besi Cor Gambar 4. Profil Kekasaran Permukaan
Nodular /(Ductile Cast Iron) (Sularso, Sebuah Benda (Jamari, 2006)
1979) Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa jarum
Kelas Simbol Kekuatan tarik stylus tidak dapat menjangkau lembah terdalam
(kg/mm2) dari permukaan sebuah benda.
1 FCD 40 40
2 FCD 45 45
3 FCD 50 50
4 FCD 60 60
5 FCD 70 70
43
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS
Khusus untuk pemotongan normal dan serong, 7 (Rochim, 2001). Kedalaman Kekasaran rata-rata
garis hasil pemotongannya disebut profil, lihat dilambangkan dengan Rt.
Gambar 6. Pada saat ini teknologi pemeriksaan
permukaan benda kerja/ komponen mesin telah
ditemukan beberapa cara untuk mengetahui tingkat
kekasaran permukaan komponen. Beberapa
metode pengukuran yang dapat digunakan
(Ristanto, 2006) adalah sebagai berikut :
1. Inspection by touch comparation.
2. Magnifer with illuminator,
3. The interference microscope,
4. With profilometer,
Pada metode penelitian ini alat ukur yang
Gambar 6. Orerintasi Bidang Potong terhadap digunakan adalah surfacetester dengan
Permukaan dengan Geometrik Ideal yang menggunakan jarum stylus sebagai media peraba
Digunakan untuk Menganalisis sebagai contoh secara mekanis dapat dilihat pada
Permukaan (Rochim, 2001) Gambar 2.8.
Parameter Kekasaran Permukaan
Pada Gambar 7 dengan penambahan
keterangan mengenai beberapa istilah profil yang
penting yaitu:
1. Profil geometrik ideal (geometrically ideal
profile)
2. Profil terukur (measured profile)
3. Profil referensi/ acuan/ puncak (reference
profile) Profil akar/ alas (root profile). Gambar 8. Ketepatan Stylus ketika Melakukan
4. Profil tengah (center profile) Pengukuran pada Posisi Vertikal (Anonymous,
1996)
Metodologi Penelitian
Gambar 7. Posisi Profil Referensi/Acuan/ Metode penelitian merupakan suatu cara yang
Puncak, Profil Tengah dan Profil Akar/Alas digunakan dalam penelitian sehingga pelaksanaan
terhadap Profil Terukur, untuk Satu Panjang dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan
Sampel (Rochim, 2001). secara ilmiah.
material sudah memenuhi standar proses Dimensi Benda Kerja dan Pahat Bubut
selanjutnya adalah memepersiapkan meterial untuk Untuk operasi I kita buat 5 spesimen
diproses pembubutan baik dengan variasi feeding dengan variasi feeding yaitu dimulai dari 0,05; 0,1;
dengan rpm tetap maupun dengan variasi rpm 0,15; 0,20; 0,25; dengan kecepatan putar 1000 rpm
dengan feeding tetap dan kemudian baru proses tetap Kemudian untuk operasi II membuat 5
pengambilan data dengan mengukur tingkat spesimen dengan variasi kecepatan putar 700, 800,
kekasaran permukaan. 900, 1000, 1100, dan feeding tetap, pahat yang
digunakan insert CNMG120408N-UX seperti
Mulai
Gambar 10, alat ukur yang digunakan surface
tester TR 100
Besi cor FCD 40
Uji komposisi dan
kekuatan material
a b
Desain spesimen, tool, alat uji
Proses permbubutan
meliputi uji kekerasan (Hardness), uji tekan/tarik Actual 146-156 43,11 29.84 22
45
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS
Tabel 4. Hasil Data Rata-Rata Pengukuran Dari Tabel 5. dapat dibuat sebuah grafik garis
Kekasaran Permukaanpada 5 Spesimen dengan perbandingan antara kekasaran permukaan Ra dan
Variasi Feeding dan Rpm Tetap Rz seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12.
Feeding Rz dimana ¡ menunjukkan harga Ra dan
(mm/rev) Ra (μm) (μm) menunjukkan harga Rz.
F = 0,05 2,33 18,1
25
F = 0,10 2,47 21,1
Rz seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. n = 700 n = 800 n = 900 n = 1000 n = 1100
Kecepatan Putar (Rpm)
dimana ¡ menunjukkan harga Ra dan
menunjukkan harga Rz. Gambar 12. Grafik Rata-Rata Ra dan Rz
25
Pada Variasi Rpm dengan Feeding Tetap.
Kekasaran Permukaan (µm)
20
Pada Gambar 12. menunjukkan grafik garis
15 Ra perbandingan antara variasi harga kekasaran
10
Rz
permukaan Ra dan Rz pada hasil penelitian 5
5
spesimen dengan variasi kecepatan putar (rpm) dan
feeding tetap
0
F = 0,05 F = 0,10 F = 0,15 F = 0,20 F = 0,25
Feeding (mm/rev) Bentuk Geram
Gambar 11. Grafik Rata-Rata Ra dan Rz Ketika kita melakukan pengerjaan permesinan
pada Variasi Feeding dengan Rpm Tetap sebuah material baik pada proses turning (bubut),
milling, skrap, maupun drilling pasti akan
Pada Gambar 11 harga Rz/Rt mengalami menghasilkan geram. Geram yang dihasilkan akan
variasi penyimpangan yaitu tidak lebih 5% dari Rz berbeda satu dengan yang lainnya dari masing-
rata-rata yang disebabkan efek geram material masing proses, hal ini terjadi karena bentuk mata
tidak bisa lepas secara sempurna karena pahat aus. potong pahat, jenis material, kecepatan potong,
kedalaman potong (deep of cut), kecepatan makan,
Pembubutan Spesimen dengan Feeding 0,15 putaran spindel berbada, dan masih banyak lagi
mm/rev dan Variasi Rpm faktor yang menyebabkan geram yang dihasilkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berbeda lihat Gambar 13 dan 14, dalam hal ini
yaitu pembubutan spesimen dengan feeding 0,15 penulis hanya membatasi dua faktor yaitu bentuk
mm/rev (tetap) dengan variasi kecepatan putar geram yang dihasilkan karena perbedaan variasi
didapat data rata-rata harga kekasaran permukaan pemakanan (feeding) dan perbedaan kecepatan
baik Ra maupun Rz seperti yang dapat dilihat pada putar spindel (rpm) sedangkan material yang
Tabel 5. Pada penelitian jarak interfal kecepatan kerjakan, kedalaman pemakanan, dan pahat yang
putar adalah 100 rpm yang dimulai dengan digunakan sama.
kecepatan terendah adalah 700 rpm sedangkan
n= 1000 rpm a n= 1000 rpm b
kecepatan putar tertinggi adalah 1100 rpm. F= 0.25mm/rev F= 0.05mm/rev
/ i
Tabel 5. Hasil Data Rata-Rata Pengukuran
Gambar 13. Perbedaan bentuk dan UkuranGeram
Kekasaran Permukaan pada 5 Spesimen dengan
KarenaBeda Kecepatan Pemakanan (a)
Variasi Rpm dan Feeding Tetap
Kecepatan Putar
F=0,25mm/rev (b) F=0,05mm/rev
(Rpm) Ra (μm) Rz (μm) n= 700 rpm n= 1100 rpm
n = 700 3,19 23,7 F= 0.15 mm/rev F= 0.15 mm/rev
n = 800 3,24 23,6
n = 900 2,83 20,0 Gambar 14. Bentuk Geram Variasi Kecepatan
n = 1000 2,97 22,0 Putar dengan Feeding Tetap
n = 1100 2,87 19,7
46
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS
Pada Gambar 13. dapat diamati bahwa jelas Untuk lebih lanjut penelitian ini dapat
terjadi perbedaan yang menyolok baik dari besar dilanjutkan dengan menggunakan pahat yang
atau panjang geram yang dihasilkan . berbeda radiusnya, atau dengan memberikan
variasi kedalaman potong dan memakai pendingin
Bentuk dan Ukuran Geram pada Variasi sehingga akan didapatkan hasil yang dapat
Gerak makan (Feeding) dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
Pada proses pembubutan yang telah dilakukan Daftar Pustaka
penulis ketika dilakukan penambahan harga Amstead, B.H., 1981, Teknologi Mekanik,
feeding dengan kecepatan putar (rpm) tetap didapat Erlangga, Jakarta
beberapa bentuk geram yang berberda baik dari Anonymous, 1996b, Tencor P-12 Disk Profiler
segi bentuk maupun ukuran. Untuk feeding 0,25 Reference, Tencor Instruments, Milpitas, CA.
rev/min mempuyai ukuran panjang dan lebar yang Bhushan, 2001, Surface Roughness Analysis and
lebih besar dibandingkan geram dengan feeding Measurement Techniques, The Ohio State
0,05 rev/min, hal ini terjadi karena feeding rendah, University
lebar dan tebal geram lebih tipis sehingga General Catologue, 2008, Performance Cutting
dimungkinkan geram lebih cepat patah lihat Tool ‘at the cutting edge’, Sumitomo Hard
Gambar 13. Metal, Japan.
Jamari. (2006), Running-in of Rolling Contacts,
Bentuk dan Ukuran Geram pada Variasi PhD Thesis, University of Twente, Enschede,
Kecepatan Putar (rpm) The Netherlands.
Seperti pada proses pembubutan dengan Jonoadji, N., Dewanto, J., 1999, Pengaruh
variasi feeding, perlakuan perbedaan kecepatan Parameter Potong dan Geometri Pahat
putar dengan feeding tetap juga terjadi perbedaan Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses
bentuk dan ukuran, dengan menaikkan 100 rpm Bubut, Jurnal, Fakultas Teknik, Jurusan
setiap proses, geram yang dihasilkan semakin kecil Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra.
hal ini terjadi karena geram banyak yang patah Kuspriyanto, 2011, Mesin Cnc, Jurnal Departmen
lihat Gambar 14. Teknologi Elektro Fakultas Teknonogi
Industri, Institut Teknologi Bandung.
Penutup kuspriyanto@yahoo.com.
Kesimpulan Nur, I., Andriyanto., 2009, Pengaruh Variabel
Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan: Pemotongan Terhadap Kualitas Permukaan
1. Harga feeding berpengaruh pada tingkat Produk dalam Meningkatkan Produktifitas,
kekasaran permukaan, semakin besar harga Jurnal, Jurusan Teknik Mesin Politeknik
feeding semakin besar tingkat kekasarannya. Negeri Padang.
2. Kecepatan putar juga mempengaruhi tingkat Rochim, T., 2001, Spesifikasi, Metrologi, Dan
kekasaran semakin cepat putarannya maka Kontrol Kualitas Geometri, Itb, Bandung.
semakin rendah tingkat kekasarannya Shigley, J.E., 1999, Perencanaan Teknik Mesin,
3. Harga feeding mempengaruhi ukuran geram Erlangga, Jakarta.
semakin besar harga feeding maka geram Sularso, 1979, Dasar Perencanaan Mesin Dan
yang dihasilkan semakin besar. Kecepatan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita,
putar mempengaruhi ukuran geram semakin Jakarta.
cepat putarannya dengan feeding tetap maka Syamsir, 1986, Dasar-dasar Perencanaan
geram yang dihasilkan semakin kecil . Perkakas. Rajawali Mas, Jakarta.
Tarmawan, 1999, Buku Panduan Operator
Saran Machining, Departement Of Training, PT
Untuk mendapatkan hasil permukaan yang Texmaco Perkasa Engineering kaliwungu,
halus pada pengerjaan pembubutan maka harga Kendal
feeding diperkecil, dalam hal ini untuk memakai Turning Productivity Wiper Tool Sandvik
harga feeding antara 0,15 mm/rev sampai 0,20 Coromant, Sweden Sanvikens Tryckeri,
mm/rev , radius pahat diperkecil sedangkan Sweden.
kecepatan putar antara 900 rpm sampai 1100 rpm Wahyuono, E., 2004, Pengaruh Inokulasi
atau disesuaikan dengan tingkat kecepatan potong Terhadap Ketangguhan Besi Cor Nodular,
pahat, serta perhatikan keausan pahat. Skripsi, Teknik Mesin, Fakutas Teknik,
Unwahas, Semarang.
47