Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Publikasi Ilmiah Unwahas (Universitas Wahid Hasyim)

Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN


PUTAR DAN KECEPATAN PEMAKANAN
TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN
A. Zubaidi, MATERIAL FCD 40 PADA MESIN BUBUT
I. Syafa’at*), CNC
Darmanto Dengan perkembangannya teknologi CNC (Computer Numerical
Control), sebuah industri yang bergerak dibidang engineering yang
memerlukan tingkat kepresisian dimensi dengan toleransi yang kritis dalam
membuat sebuah produk, maka CNC lebih dipilih untuk mencapai maksud
dan tujuan tersebut karena CNC lebih mempunyai keunggulan daripada
mesin konvensional karena CNC tidak banyak seting, tool bergerak secara
otomatis ,pergerakan mesin dapat dimonitor, sehingga dalam pengerjaan
sebuah material dengan variasi kecepatan pemakanan dan variasi kecepatan
putar (rpm) dapat dikontrol melalui monitor.
Berkenaan dengan ini penulis mencoba melakukan analisis terhadap
Jurusan Teknik Mesin kekasaran permukaan material FCD 40 dengan melakukan pembubutan 5
Fakultas Teknik
spesimen dengan variasi feeding (0,05; 0,10; 0,10; 0,20 dan 0,25mm/rev)
Universitas Wahid Hasyim
Semarang dengan diameter 30 mm dan 5 spesimen dengan variasi rpm (700, 800, 900,
Jl Menoreh Tengah X/22 1000 dan 1100) dengan diameter 25 mm, sedangkan pahat yang digunakan
Semarang insert CNMG 120408N-UX tanpa pendingin.
Pengukuran kekasaran material menggunakan alat surface tester
*)
TR100 dengan mengambil 12 titik daerah pengecekan yang berbeda per
e-mail: spesimen, data yang didapat adalah hasil rata-rata dari harga Ra dan
i.syafaat@gmail.com
Rt/Rz.Kesimpulan yang didapat bahwa terjadi peningkatan harga Ra dan
Rt/Rz lebih dari 10% dengan penambahan 0.05rev/min pada variasi feeding,
sedangkan pada variasi rpm terjadi penurunan akan tetapi tidak lebih dari
10% per 100 rpm.

Kata kunci: kekasaran permukaan, feeding, FCD40

Pendahuluan dengan feeding (0,098; 0,112; dan 0,168 mm/rev).


Latar Belakang Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
Sebuah perusahan yang bergerak di bidang keunggulan CNC dibandingkan mesin
Engineering menyediakan mesin-mesin untuk konvensional diantaranya adalah: tidak banyak
proses produksi baik yang bekerja secara manual setting, tool berpindah secara otomatis sesuai
maupun CNC(Computer Numerical Control). program yang diminta, pada mesin bubut memakai
Karena suatu tuntutan yang harus dipenuhi dalam chuck hidrolik/pnumatis, pergerakan mesin dapat
bidang engineering seperti dimensi dengan dimonitor pada layar komputer, tingkat error kecil,
toleransi yang sangat kritis, maka mesin CNC dan efesiensi waktu.
banyak dipilih oleh perusahaan karena mempunyai
kelebihan dari pada mesin manual/ konvensional Rumusan Masalah
yaitu lebih teliti dan lebih cepat dalam proses Sejalan dengan perkembangan ilmu
permesinan baik dari segi kuantitas maupun pengetahuan dan teknologi, suatu hasil produksi
kualitas. harus diimbangi dengan peningkatan kualitas hasil
Penelitian dengan variasi feeding kecepatan produksi, khususnya pada proses produksi yang
putar sebelumnya telah dilakukan oleh Ninuk menggunakan mesin-mesin perkakas seperti mesin
Jonoadji dan Joni Dewanto (1999), dengan baja skrap, mesin frais (milling), mesin bubut (turning),
S45C dan kecepatan putar 50 – 4500 rpm, peneliti mesin bor (drilling) dan lain-lain. Adanya mesin
lain yaitu Ichlas Nur & Andriyanto (2009), perkakas CNC, pembuatan komponen mesin akan
material produk berbahan ST 37, adapun variasi semakin efesien dan dengan ketelitian yang tinggi.
kecepatn putarnya adalah (440, 560 dan 740 rpm)

40
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

Bagi teknisi di bidang pengerjaan logam dan yang rumit. Pada tahun 1973, mesin CNC masih
mahasiswa pada jurusan teknik mesin, mesin bubut sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan
telah dikenal fungsi dan perannya untuk membuat yang mempunyai keberanian dalam mempelopori
komponen dari bermacam-macam mesin. Pada investasi dalam teknologi ini. Untuk
dasarnya setiap pekerjaan mesin mempunyai perkembangan selanjutnya otomatisasi pada proses
persyaratan kualitas permukaan (kekasaran produksi dengan mesin perkakas diawali
permukaan) yang berbeda-beda, tergantung dari pemanfaatan kontrol secara numerik. NC (Numerik
fungsinya. Kualitas permukaan hasil pembubutan Control) dan pada tahap berikutnya teknologi
dapat dilihat dari kekasaran permukaannya. Makin komputer digunakan sebagai sistem pengendali
halus permukaannya makin baik pula kualitasnya, data numerik yang dikenal dengan teknologi CNC
sehingga cukup beralasan juga apabila kekasaran (Computer Numerically Controlled). Dari tahun
permukaan hasil pembubutan diperhatikan dan 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang
dicari solusi untuk mendapatkan yang sehalus pesat. Perkembangan ini dipacu oleh
mungkin. perkembangan mikroprosesor, sehingga volume
unit pengendali dapat lebih ringkas.(Kuspriyanto,
Batasan Masalah 2011).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas
kekasaran permukaan pada pengerjaan logam CNC dapat dibagi menjadi 2 yaitu (Aditama,
dengan menggunakan mesin bubut, antara lain 2010) : Mesin CNC Training unit (TU), yaitu
kecepatan potong, ketebalan pemakanan, kondisi digunakan untuk sarana pendidikan dan mesin
mesin, bahan benda kerja, bentuk ujung pahat mata CNC Produktion Unit (PU), yaitu digunakan untuk
potong, pendinginan dan operator. Dalam hal ini memproduksi benda kerja/komponen .
saya akan mencoba melakukan penelitian dan uji Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat
coba terhadap tingkat kekasaran material pada dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: mesin CNC bubut
proses pembubutan dengan variasi putaran spindel dengan 2 axis, mesin frais CNC dengan 3 axis dan
(rpm) dan variasi gerak makan (feeding). Pada kombinasi keduanya.
penelitian ini keausan pahat/insert tidak
diperhitungkan. Adapun spesimen yang diproses Jenis Mesin CNC
adalah besi cor FCD 40 . Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2
(dua) macam, yaitu :mesin bubut CNC dan mesin
Tujuan Penelitian frais/milling CNC salah satu contoh mesin bubut
Dalam melakukan penelitian ini penulis CNC adalah Mazatrol Slant Turn 35 seperti pada
mempunyai tujuan yaitu : Untuk mengetahui Gambar 1.
seberapa besar pengaruh kecepatan putar spindel
(rpm) dan kecepatan pemakanan terhadap tingkat
kekasaran permukaan material FCD 40 serta
perbedaan bentuk geram pada proses pembubutan
CNC

Manfaat Hasil Penelitian


Adapun dari hasil penelitian ini diharapkan Gambar 1. Mesin Bubut CNC Mazatrol ST 35
dapat memberikan manfaat bagi teman-teman Sedangkan untuk mesin milling/frais
mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya dalam contohnya adalah mesin frais Emco seperti pada
pembuatan komponen mesin dengan menggunakan Gambar 2.
jenis material FCD 40.

Tinjauan Pustaka
Mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
Awal lahirnya mesin CNC (Computer
Numerically Controlled) bermula dari 1952 yang
dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Gambar 2. Mesin Frais CNC Emco
Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan
Udara Amerika Serikat. Semula proyek tersebut
diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus
41
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

Bagian Utama Mesin Bubut CNC Tabel 1. Standar Umum Vc (Kecepatan Potong/
Pada mesin bubut CNC mempunyai bagian Cutting Speed) dan Gerak Makan f (Tarmawan,
yang sama dengan mesin bubut konvensional baik 1999)
segi bentuk maupun fungsinya, hanya saja pada Vc (HSS) Vc (Carbida) Vc (Cooted
mesin bubut CNC pergerakan bagian mesin bisa Carbida)
10-25 m/min 75-150 m/min 150-250
dioperasikan secara manual juga bisa dengan m/min
program dan pergerakannya dapat dipantau lewat f (HSS) f (Carbida) f (Cooted
monitor. Berikut ini adalah bagian Utama mesin Carbida)
bubut diantaranya adalah berikut ini: Eretan 0,05-0,15 0,15-0,25 0,2-0,35
(Support), Rumah Alat Potong, Cekam (Chuck) mm/rev mm/rev mm/rev
Kepala Lepas (Tailstock), Meja Mesin (Sliding
Bed), Motor Penggerak Utama, Step Motor, dan Faktor - faktor yang mempengaruhi harga
Bagian Pengendali atau Kontrol kecepatan potong :
a. Bahan benda kerja atau raw material
Cara Mengoparasikan Mesin CNC b. Jenis alat potong
Secara garis besar dari karakteristik cara c. Kedalaman penyayatan
mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan d. Kecepatan penyayatan atau asutan
dengan dua macam cara, yaitu : Menurut Syamsir (1989) kualitas permukaan
potong tergantung pada kondisi pemotongan,
a. Sistem Absolut misalnya kecepatan potong rendah dengan feed dan
Pada sistem ini titik awal penempatan alat depth of cut yang besar akan menghasilkan
potong yang digunakan sebagai acuan adalah permukaan kasar (roughing) sebaliknya kecepatan
menetapkan titik referensi yang berlaku tetap potong tinggi dengan feed dan depth of cut kecil
selama proses operasi mesin berlangsung. menghasilkan permukaan yang halus. Adapun
b. Sistem Incremental kecepatan makan dapat dicari dengan
Pada sistem ini titik awal penempatan yang menggunakan Persamaan 2.3.
digunakan sebagai acuan adalah selalu berpindah
sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Vf = f x n ...............................(3)
Dimana :
Putaran Spindel dan Kecepatan Pemakanan Vf = kecepatan makan, mm/min
Menurut Amstead (1979) kecepatan potong f = gerak makan (feed) mm/ rev
dapat dicari dengan Persamaan (2.1) yaitu : n = putaran spindel rotasi/min (rpm)
π × Dc × n ..............(1) Proses Pembubutan
Cs =
1000
Dalam proses pembubutan terlebih dahulu
Dimana : kita persiapkan rencana gambar lengkap dengan
Cs = cutting speed m/min dimensi spesimen/materialnya. Untuk selanjutnya
n = revolution/min (RPM) lebih jelas proses pengerjaannya akan dibagi
Dc = diameter mm menjadi 2 bagian proses pengerjaan yaitu proses
Sementara itu dengan cara yang sama untuk operasi I (OP I) untuk variasi feeding rpm tetap
mencari kecepatan putar spindel dapat dicari dan proses operasi II (OP II) variasi rpm feeding
dengan Persamaan 2.2. yaitu: tetap seperti dapat dilihat pada Gambar 3.
Cs × 1000 ............(2)
n=
π × Dc
OP I
Cs = cutting speed m/min
OP II
n = revolution/min (rpm)
Dc = diameter mm
Pada pahat karbida mempunyai standar umum
dengan kecepatan potong Vc 75-150 m/min dan
gerak makan f (feeding) 0,15-0,25 mm/rev seperti Gambar 3. Pembagian Proses Pengerjaan
dapat dilihat pada Tabel 1.

42
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

Besi Cor/ tuang Tabel 3. Komposisi Unsur Besi Cor Noduler/


Daktil (Ductile Cast Iron ) (Wiryosumarto, 1996)
Berdasarkan kandungan karbonnya, besi
dibedakan menjadi (Wahyuono, 2004) : Jenis unsur Prosentase %
1. besi baja yaitu besi yang mengandung unsur Karbon 3,3-3,9
karbon (C) kurang dari 2%. Silisium 2,2- 2,9
2. besi cor/ tuang yaitu besi dengan kandungan Mangan 0,2- 0,6
unsur karbon (C) antara 2%-4% atau lebih. Fosfor 0,02-0,1
Belerang 0,0- 0,015
Struktur dasar Besi cor terdiri dari: grafit,
ferit, sementit dan perlit. Struktur utamanya Kekasaran Permukaan dan Pengukuran
disebut matriks, dan struktur dasar matriks terdiri Yang dimaksud dengan “permukaan” adalah
dari ferit, sementit, dan perlit. Ferit dalam besi cor batas yang memisahkan benda padat dengan
adalah ferit-silisium yang mempunyai sifat liat. sekelilngnya (Rochim, 2001). Jika ditinjau dengan
Sementit bersifat sangat keras dan tahan aus. Perlit skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan
adalah struktur yang berbentuk lapisan ferit dan suatu elemen mesin (produk) juga merupakan
sementit sehingga sifat perlit adalah ulet sekaligus suatu karakteristik geometrik, yang dalam hal ini
tahan aus. Grafit adalah satu bentuk kristal karbon termasuk golongan mikrogeometrik. Sementara itu,
yang lunak dan rapuh. Dalam struktur besi cor yang tergolong makrogeometri adalah permukaan
85% kandungan karbonnya berupa grafit. Grafit secara keseluruhan yang membuat bentuk atau
tersebut mempunyai bentuk dan ukuran potongan rupa yang spesifik misalnya permukaan: poros,
yang bermacam-macam, yaitu halus dan besar, lubang, sisi, dan sebagainya.
serpih serta bergumpal atau bulat. Keadaan
potongan-potongan grafit inilah yang memberi Permukaan dan Profil
pengaruh besar terhadap sifat mekanis besi cor Permukaan sebuah benda jika diamati
(Wahyuono, 2004). dengan mikroskop dengan pembesaran lebih dari
Menurut (Shigley, 1999) Beri cor/ tuang yang 1000 kali, maka akan tampak bahwa permukaan
daktil (ductile cast iron) dan berbintik (nodular sebuah benda mempunyai profil seperti pada
cast iron) pada dasarnya adalah sama dengan Gambar 2.4.
dengan besi tuang yang tahan tempa, karena
keduanya mengandung grafit dalam bentuk butir
asperity
bulat. Begitu pula besi tuang dalam kondisi
penuangan menunjukkan sifat yang sangat dekat
dengan besi tuang yang bisa ditempa, dan
berdasarkan standar JIS G 5502 besi cor Nodular
mempunyai kekuatan tarik seperti dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Kelas dan Kekuatan Tarik Besi Cor Gambar 4. Profil Kekasaran Permukaan
Nodular /(Ductile Cast Iron) (Sularso, Sebuah Benda (Jamari, 2006)
1979) Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa jarum
Kelas Simbol Kekuatan tarik stylus tidak dapat menjangkau lembah terdalam
(kg/mm2) dari permukaan sebuah benda.
1 FCD 40 40
2 FCD 45 45
3 FCD 50 50
4 FCD 60 60
5 FCD 70 70

Adapun prosentase komposisi besi daktil seperti


dapat dilhat pada Tabel 3.
Gambar 5. Keterbatasan stylus Menjangkau
LembahTerdalam (Bhushan, 2001)

43
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

Khusus untuk pemotongan normal dan serong, 7 (Rochim, 2001). Kedalaman Kekasaran rata-rata
garis hasil pemotongannya disebut profil, lihat dilambangkan dengan Rt.
Gambar 6. Pada saat ini teknologi pemeriksaan
permukaan benda kerja/ komponen mesin telah
ditemukan beberapa cara untuk mengetahui tingkat
kekasaran permukaan komponen. Beberapa
metode pengukuran yang dapat digunakan
(Ristanto, 2006) adalah sebagai berikut :
1. Inspection by touch comparation.
2. Magnifer with illuminator,
3. The interference microscope,
4. With profilometer,
Pada metode penelitian ini alat ukur yang
Gambar 6. Orerintasi Bidang Potong terhadap digunakan adalah surfacetester dengan
Permukaan dengan Geometrik Ideal yang menggunakan jarum stylus sebagai media peraba
Digunakan untuk Menganalisis sebagai contoh secara mekanis dapat dilihat pada
Permukaan (Rochim, 2001) Gambar 2.8.
Parameter Kekasaran Permukaan
Pada Gambar 7 dengan penambahan
keterangan mengenai beberapa istilah profil yang
penting yaitu:
1. Profil geometrik ideal (geometrically ideal
profile)
2. Profil terukur (measured profile)
3. Profil referensi/ acuan/ puncak (reference
profile) Profil akar/ alas (root profile). Gambar 8. Ketepatan Stylus ketika Melakukan
4. Profil tengah (center profile) Pengukuran pada Posisi Vertikal (Anonymous,
1996)

Pada Gambar 8 menunjukkan sebuah


konstruksi alat ukur kekasaran permukaan dimana
ujung stylus mempunyai dimensi yang tidak
mungkin menjangkau dasar lembah

Metodologi Penelitian
Gambar 7. Posisi Profil Referensi/Acuan/ Metode penelitian merupakan suatu cara yang
Puncak, Profil Tengah dan Profil Akar/Alas digunakan dalam penelitian sehingga pelaksanaan
terhadap Profil Terukur, untuk Satu Panjang dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan
Sampel (Rochim, 2001). secara ilmiah.

Kedalaman kekasaran tunggal (Single Desain Eksperimen


Roughness depth Rz1) adalah jarak vertikal diantara Desain eksperimen merupakan langkah-
puncak tertinggi dan lembah paling dalam dalam langkah yang perlu diambil sebelum eksperimen
sampling panjang. Kedalaman kekasaran rata-rata dilakukan agar data yang diperlukan dapat
Rz (Mean Roughness depth) adalah perhitungan diperoleh sehingga akan membawa hasil dan
harga rata-rata kedalaman kekasaran tunggal (Rz) kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang
secara berderet dari sempel panjang Kekasaran akan dibahas. Adapun langkah-langkahnya seperti
rata-rata Ra (Roughness average) adalah pada Gambar 9. Diagram Alir (Flow Chart).
perhitungan rata-rata nilai mutlak kekasaran Penelitian ini dimulai dengan pengecoran
penampang ordinat (DIN ISO 4287, ASME B46.1) material FCD 40 dan diambil sempel untuk diuji di
Keterangan : Pada standar DIN ISO 4287, laboratorium untuk mengetahui komposisi diuji
ASME B46.1 Kedalaman kekasaran rata-rata tarik diuji kekerasannya dengan memakai uji
dilambangkan dengan Rz sedangkan pada Gambar kekerasan. Setelah proses pengujian selesai dan
44
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

material sudah memenuhi standar proses Dimensi Benda Kerja dan Pahat Bubut
selanjutnya adalah memepersiapkan meterial untuk Untuk operasi I kita buat 5 spesimen
diproses pembubutan baik dengan variasi feeding dengan variasi feeding yaitu dimulai dari 0,05; 0,1;
dengan rpm tetap maupun dengan variasi rpm 0,15; 0,20; 0,25; dengan kecepatan putar 1000 rpm
dengan feeding tetap dan kemudian baru proses tetap Kemudian untuk operasi II membuat 5
pengambilan data dengan mengukur tingkat spesimen dengan variasi kecepatan putar 700, 800,
kekasaran permukaan. 900, 1000, 1100, dan feeding tetap, pahat yang
digunakan insert CNMG120408N-UX seperti
Mulai
Gambar 10, alat ukur yang digunakan surface
tester TR 100
Besi cor FCD 40
Uji komposisi dan
kekuatan material
a b
Desain spesimen, tool, alat uji

Proses permbubutan

Gambar 10. (a) Tool Holder dan Insert, (b)


Insert/Bahan Pahat Bubut (General Catologue
Variasi rpm dengan
Variasi feeding
dengan rpm tetap feeding tetap
Sumitomo, 2008) .

Metode Pengambilan Data


Pengujian kekasaran dengan Metode pengambilan data yang digunakan
Surface tester
dalam penelitian ini adalah metode observasi
dengan melakukan proses pengujian langkah-
Analisis hasil pegujian
dan pembahasan langkahnya sebagai berikut: Persiapan alat dan
bahan, pengujian, pembuatan spesimen,
Kesimpulan dan pengujian.
saran

Hasil dan Pembahasan


Selesai
Hasil pengujian spesimen
Spesimen yang akan dibuat penelitian
Gambar 9. Flow Chart Proses Eksperimen sebelumnya telah dilakukan pengujian baik dari
Spesimen FCD 40 segi kimia maupun mekanik lihat Tabel 3.
Spesimen yang akan dibuat adalah besi cor Tabel 3. Hasil Pengujian Mekanik Material FCD
daktil (FCD 40) yang diambil dari hasil 40
pengecoran yang sebelumnya telah dilakukan Specifikation Hardness Tensile Yield Elongati
pengujian komposisi material melalui alat Specimen (HB) (Kg/mm2) (Kg/mm
2
an %
spektrometer, pengujian secara mekanik yang FCD 40 )

meliputi uji kekerasan (Hardness), uji tekan/tarik Actual 146-156 43,11 29.84 22

dan lain lain. Material yang diuji adalah material


konsumen yang mempunyai nomor kode B2A8D4, Hasil Pengujian Variasi Kecepatan Putar
Hal ini setara dengan setandar ASTM A-536 (Rpm) dan Variasi Feeding
(Ductile Iron Cast) Tensile 60 Mpa, Yield 40 Mpa, Dari hasil pengujian yang telah dilakukan
Elongation 18% dan setara dengan JIS FCD 40. dengan menggunakan alat surface tester TR 100
didapat data seperti pada tabel 4.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah besi tuang/cor jenis FCD 40
dengan ukuran awal diameter 40 mm, panjang 65
mm berjumlah 5 batang, kemudisn diproses seperti
Gambar 3.

45
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

Tabel 4. Hasil Data Rata-Rata Pengukuran Dari Tabel 5. dapat dibuat sebuah grafik garis
Kekasaran Permukaanpada 5 Spesimen dengan perbandingan antara kekasaran permukaan Ra dan
Variasi Feeding dan Rpm Tetap Rz seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12.
Feeding Rz dimana ¡ menunjukkan harga Ra dan
(mm/rev) Ra (μm) (μm)  menunjukkan harga Rz.
F = 0,05 2,33 18,1
25
F = 0,10 2,47 21,1

Kekasaran Permukaan (µm)


20
F = 0,15 2,61 18,5
F = 0,20 2,68 18,1 15
Ra
Rz
F = 0,25 3,65 22,0 10

Dari Tabel 4. dapat dibuat sebuah grafik garis 5

perbandingan antara kekasaran permukaan Ra dan 0

Rz seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. n = 700 n = 800 n = 900 n = 1000 n = 1100
Kecepatan Putar (Rpm)
dimana ¡ menunjukkan harga Ra dan
 menunjukkan harga Rz. Gambar 12. Grafik Rata-Rata Ra dan Rz
25
Pada Variasi Rpm dengan Feeding Tetap.
Kekasaran Permukaan (µm)

20
Pada Gambar 12. menunjukkan grafik garis
15 Ra perbandingan antara variasi harga kekasaran
10
Rz
permukaan Ra dan Rz pada hasil penelitian 5
5
spesimen dengan variasi kecepatan putar (rpm) dan
feeding tetap
0
F = 0,05 F = 0,10 F = 0,15 F = 0,20 F = 0,25
Feeding (mm/rev) Bentuk Geram
Gambar 11. Grafik Rata-Rata Ra dan Rz Ketika kita melakukan pengerjaan permesinan
pada Variasi Feeding dengan Rpm Tetap sebuah material baik pada proses turning (bubut),
milling, skrap, maupun drilling pasti akan
Pada Gambar 11 harga Rz/Rt mengalami menghasilkan geram. Geram yang dihasilkan akan
variasi penyimpangan yaitu tidak lebih 5% dari Rz berbeda satu dengan yang lainnya dari masing-
rata-rata yang disebabkan efek geram material masing proses, hal ini terjadi karena bentuk mata
tidak bisa lepas secara sempurna karena pahat aus. potong pahat, jenis material, kecepatan potong,
kedalaman potong (deep of cut), kecepatan makan,
Pembubutan Spesimen dengan Feeding 0,15 putaran spindel berbada, dan masih banyak lagi
mm/rev dan Variasi Rpm faktor yang menyebabkan geram yang dihasilkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berbeda lihat Gambar 13 dan 14, dalam hal ini
yaitu pembubutan spesimen dengan feeding 0,15 penulis hanya membatasi dua faktor yaitu bentuk
mm/rev (tetap) dengan variasi kecepatan putar geram yang dihasilkan karena perbedaan variasi
didapat data rata-rata harga kekasaran permukaan pemakanan (feeding) dan perbedaan kecepatan
baik Ra maupun Rz seperti yang dapat dilihat pada putar spindel (rpm) sedangkan material yang
Tabel 5. Pada penelitian jarak interfal kecepatan kerjakan, kedalaman pemakanan, dan pahat yang
putar adalah 100 rpm yang dimulai dengan digunakan sama.
kecepatan terendah adalah 700 rpm sedangkan
n= 1000 rpm a n= 1000 rpm b
kecepatan putar tertinggi adalah 1100 rpm. F= 0.25mm/rev F= 0.05mm/rev
/ i
Tabel 5. Hasil Data Rata-Rata Pengukuran
Gambar 13. Perbedaan bentuk dan UkuranGeram
Kekasaran Permukaan pada 5 Spesimen dengan
KarenaBeda Kecepatan Pemakanan (a)
Variasi Rpm dan Feeding Tetap
Kecepatan Putar
F=0,25mm/rev (b) F=0,05mm/rev
(Rpm) Ra (μm) Rz (μm) n= 700 rpm n= 1100 rpm
n = 700 3,19 23,7 F= 0.15 mm/rev F= 0.15 mm/rev
n = 800 3,24 23,6
n = 900 2,83 20,0 Gambar 14. Bentuk Geram Variasi Kecepatan
n = 1000 2,97 22,0 Putar dengan Feeding Tetap
n = 1100 2,87 19,7

46
Momentum, Vol. 8, No. 1, April 2012 : 40- 47 ft-UNWAHAS

Pada Gambar 13. dapat diamati bahwa jelas Untuk lebih lanjut penelitian ini dapat
terjadi perbedaan yang menyolok baik dari besar dilanjutkan dengan menggunakan pahat yang
atau panjang geram yang dihasilkan . berbeda radiusnya, atau dengan memberikan
variasi kedalaman potong dan memakai pendingin
Bentuk dan Ukuran Geram pada Variasi sehingga akan didapatkan hasil yang dapat
Gerak makan (Feeding) dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
Pada proses pembubutan yang telah dilakukan Daftar Pustaka
penulis ketika dilakukan penambahan harga Amstead, B.H., 1981, Teknologi Mekanik,
feeding dengan kecepatan putar (rpm) tetap didapat Erlangga, Jakarta
beberapa bentuk geram yang berberda baik dari Anonymous, 1996b, Tencor P-12 Disk Profiler
segi bentuk maupun ukuran. Untuk feeding 0,25 Reference, Tencor Instruments, Milpitas, CA.
rev/min mempuyai ukuran panjang dan lebar yang Bhushan, 2001, Surface Roughness Analysis and
lebih besar dibandingkan geram dengan feeding Measurement Techniques, The Ohio State
0,05 rev/min, hal ini terjadi karena feeding rendah, University
lebar dan tebal geram lebih tipis sehingga General Catologue, 2008, Performance Cutting
dimungkinkan geram lebih cepat patah lihat Tool ‘at the cutting edge’, Sumitomo Hard
Gambar 13. Metal, Japan.
Jamari. (2006), Running-in of Rolling Contacts,
Bentuk dan Ukuran Geram pada Variasi PhD Thesis, University of Twente, Enschede,
Kecepatan Putar (rpm) The Netherlands.
Seperti pada proses pembubutan dengan Jonoadji, N., Dewanto, J., 1999, Pengaruh
variasi feeding, perlakuan perbedaan kecepatan Parameter Potong dan Geometri Pahat
putar dengan feeding tetap juga terjadi perbedaan Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses
bentuk dan ukuran, dengan menaikkan 100 rpm Bubut, Jurnal, Fakultas Teknik, Jurusan
setiap proses, geram yang dihasilkan semakin kecil Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra.
hal ini terjadi karena geram banyak yang patah Kuspriyanto, 2011, Mesin Cnc, Jurnal Departmen
lihat Gambar 14. Teknologi Elektro Fakultas Teknonogi
Industri, Institut Teknologi Bandung.
Penutup kuspriyanto@yahoo.com.
Kesimpulan Nur, I., Andriyanto., 2009, Pengaruh Variabel
Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan: Pemotongan Terhadap Kualitas Permukaan
1. Harga feeding berpengaruh pada tingkat Produk dalam Meningkatkan Produktifitas,
kekasaran permukaan, semakin besar harga Jurnal, Jurusan Teknik Mesin Politeknik
feeding semakin besar tingkat kekasarannya. Negeri Padang.
2. Kecepatan putar juga mempengaruhi tingkat Rochim, T., 2001, Spesifikasi, Metrologi, Dan
kekasaran semakin cepat putarannya maka Kontrol Kualitas Geometri, Itb, Bandung.
semakin rendah tingkat kekasarannya Shigley, J.E., 1999, Perencanaan Teknik Mesin,
3. Harga feeding mempengaruhi ukuran geram Erlangga, Jakarta.
semakin besar harga feeding maka geram Sularso, 1979, Dasar Perencanaan Mesin Dan
yang dihasilkan semakin besar. Kecepatan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita,
putar mempengaruhi ukuran geram semakin Jakarta.
cepat putarannya dengan feeding tetap maka Syamsir, 1986, Dasar-dasar Perencanaan
geram yang dihasilkan semakin kecil . Perkakas. Rajawali Mas, Jakarta.
Tarmawan, 1999, Buku Panduan Operator
Saran Machining, Departement Of Training, PT
Untuk mendapatkan hasil permukaan yang Texmaco Perkasa Engineering kaliwungu,
halus pada pengerjaan pembubutan maka harga Kendal
feeding diperkecil, dalam hal ini untuk memakai Turning Productivity Wiper Tool Sandvik
harga feeding antara 0,15 mm/rev sampai 0,20 Coromant, Sweden Sanvikens Tryckeri,
mm/rev , radius pahat diperkecil sedangkan Sweden.
kecepatan putar antara 900 rpm sampai 1100 rpm Wahyuono, E., 2004, Pengaruh Inokulasi
atau disesuaikan dengan tingkat kecepatan potong Terhadap Ketangguhan Besi Cor Nodular,
pahat, serta perhatikan keausan pahat. Skripsi, Teknik Mesin, Fakutas Teknik,
Unwahas, Semarang.
47

Anda mungkin juga menyukai