Anda di halaman 1dari 50

STRATEGI MAINTENANCE PG

In House Training
PG BOMBANA
PT Prima Alam Gemilang (PAG)
Bombana, 20-22 Oktober 2021

Ir. Saptyaji Harnowo, M.Eng.


Sucrotech.com
BUSINESS DRIVER IMPACT - ISSUE

BUSINESS
SUGAR
MANUFACTURE/
REFINERY
SIKLUS HIDUP PABRIK/MESIN

maintenance

DOM FAKTOR
FAKTOR KUNCI KINERJA PABRIK - DOM

Customer Product

KINERJA PABRIK/PROSES
(OEE)

Value Chain &


Plant Partnership
KONDISI
ALAT

Design
Practice

Operation Maintenance
Practice Practice
BEST PRACTICE FOR DESIGN
• Ketersediaan rantai pasok yang memiliki kemampuan untuk
memproduksi bagian/komponen (bahan) dan layanan yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan akhir keandalan sebuah
alat/mesin/pabrik
• Memiliki tim engineering yang mampu melakukan
observasi/memetakan kerusakan pabrik : Failure Mode (terkait fungsi
& perilaku komponen), Failure Site, Failure Mechanism (terkait
kondisi fisik alat/komponen)
• Memastikan bahwa semua proses manufaktur dan perakitan mampu
menghasilkan sistem desain yang andal, melalui proses uji kualitas
dan teknik statistik yang dibutuhkan oleh desain. Karena variabilitas
dalam sifat dan karakteristik material dan proses manufaktur akan
mempengaruhi keandalan sistem

BRAND IMAGE - MERK


BEST PRACTICE FOR O & M
• Ketersediaan data terkait mesin down time, MTBF, Biaya alokasi parts,
Utilisasi Teknisi/Alat, Response perbaikan, Ketepatan waktu Repair/
Maintenance , average cost one hour breakdown
• Data operasional Pabrik : Melihat parameter kerja mesin, Catatan
ketidak normalan operasional, memetakan mesin dan spare alat/mesin
yang kritis, bagaimana availability pabrik dan bagaimana respone
terhadap kerusakan untuk menambah up time
• Perubahan dari perilaku maintenance reaktif ke PM Plan, untuk
alokasi Teknisi, permintaan parts pada waktu yang tepat
• Selanjutnya menuju PdM untuk sistem maintenance proactive

SUMBER REFERENCE MANUAL OPERATION & MAINTENANCE


(UP DATED AS HISTORY OF EQUIPMENT)
STARTING OF MAINTENANCE

Penghapusan aset legal

ASET/MESIN DISPOSAL
PERAN MAINTENANCE
TEKNIK MAINTENANCE

(Pd M)

tunda segera
SS-EN 13306, 2001
CORRECTIVE MAINTENANCE
(BREAKDOWN MAINTENANCE – RUN TO FAIL)

• Usaha maintenance yang dilakukan


setelah dikenalinya kerusakan untuk
maksud mengembalikan kondisi
mesin/alat kembali ke kondisi semula

REPAIR UNTUK ALAT YANG SUDAH RUSAK


(UN SCHEDULED)
TEKNIK CM/BM
• Alat alat non kritis dengan biaya murah
(mass product)
• Konsekuensi kerusakan kecil terhadap
produksi
• Identifikasi kerusakan cepat
• Perbaikan/penanganan cepat
• Safety risk kecil
PREVENTIVE MAINTENANCE
• Usaha untuk menjaga kinerja alat/mesin
sebelum alat rusak  teknik maintenance
yang komprehensif
• Meliputi aktivitas : I (Inspeksi), C(Clean), T
(Tighten) dan L( Lubricate)  Menjaga
mulai problem yang kecil sebelum alat
rusak
• Penggantian komponen yang pro active –
mengganti komponen sebelum rusak
PREDICTIVE MAINTENANCE

• Predictive Maintenance : sebuah teknik


rutin inspeksi sebelum rusak
menggunakan teknologi seperti vibrasi,
Thermal Imaging, Oil Analysis
• Maintenance Berbasis Kondisi : data riil
sesuai kondisi alat berdasarkan sensor
yang dipasang dalam sistem  alat
diagnostik
BENEFIT PdM
• Frekuensi time based PM dapat ditunda bila PdM
monitoring menunjukkan kondisi masih normal
• Memperbaiki MTTR, karena adanya prediksi terhadap
kemungkinan kerusakan
• Menurunkan biaya & memperbaiki reliabilitas alat/mesin
• Menekan tingkat inventory parts
• Menjaga produktivitas alat/Mesin

• Kelemahan :
• Tidak selalu dapat mendeteksi sebab utama masalah
• Tambah biaya investasi personil (training ) dan alat
diagnostic
• Potensi Penghematan tidak terlihat dengan cepat oleh
Managemen
MAINTENANCE (BS 3811: 2000)
Aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan (keep) dan
mengembalikan (restore) suatu fasilitas (alat/mesin/pabrik/sistem) ke level
standard yang dapat diterima (acceptable). Melibatkan unsur Aktivitas :
Manajemen,Engineering dan Cost

Aktivitas (Eng, Mgt, Cost) Information, Analysis, ICLT, Repair

Menjaga/Mempertahankan Kebijakan Melakukan Planned maintenance


(to keep) (Preventive, Predictive and Proactive) : Alat
kritis
Mengembalikan (To restore) Unplanned maintenance (Corrective or run to
failure ) : Alat non Kritis

Manajemen P – O – A – C & Strategi serta Administrasi nya

Standard HSE, working hours, Umur komponen, Jam


Berhenti, Biaya RM/ton sugar, OEE
MACHINERY/ASSET CONDITION BY TIME

TIME
Dasar Dasar Maintenance Operator

4 Point yang harus ditingkatkan dalam proses


maintenance:

1. Mengenali kondisi Mesin/Alat

2. Meningkatkan Sensitifitas :
Panca Indra

3. Mengetahui Batasan :
Mengetahui tindakan yang dapat dilakukan
sesuai kapasitas dan tanggung jawab sbg
operator & mengetahui kemampuan dasar mesin

4. Mengoperasikan Mesin secara Optimal


Dasar Preventif Maintenance Untuk Teknisi
INSPEKSI PERIODIK

1. Cleaning (Pembersihan)
Dalam proses pembersihan dilakukan juga proses pengecekan mesin

1. Pengecekan Saat Mesin Beroperasi.


Cek parameter operasional Mesin/Alat
Cek ketidak normalan : Pengecekan getaran, suara, bau dll

1. Pelumasan
a. Volume/aliran pelumas
b. Suhu pelumas
c. Kebocoran pelumas
d. Kualitas Pelumas

2. Kekencangan Baut
Pastikan kekencangan baut lihat tanda di mur atau dengan obeng torsi
MESIN KRITIS VS STRATEGI MAINTENANCE
DIMANA SISTEM MAINTENANCE KITA
Predictive

PM MAINTENANCE
IMPLEMENTASI BASIC
MAINTENANCE
FENOMENA MEKANIKAL
PENGUKURAN FISIK  MRO

Ciri besaran mekanikal:


Dimensi : Berhubungan dengan bentuk dan ada
ukurannya (P x L x T)
Proses manufakturing  desain, gambar,
manufakturing, Perakitan/Install  Assembly
menjadi sebuah Alat/Mesin /Piranti 
Bekerja/operasional

Dampak operasional : gesekan, beban, panas,


torsi, momen -gap/clearance, toleransi/suaian,
 Aus

Symptom/gejala/fenomena  PM & PdM


PENGUKURAN MEKANIS

berhimpit
0 cm 1 cm

0 5
Angka utama = 0,5
Angka Nonius = 0,01 x 3 = 0,03 +
Hasil pengukuran = 0,53 cm
2.
CONTOH

12 13

Angka utama = 12,6


Angka Nonius = 0,01 x 3 = 0,03 +
Hasil pengukuran = 12,63 cm
Bagian-bagian dari
mikrometer sekrup
CONTOH MICRO METER

0 1 2 3
25

20

Angka utama =3
Angka Nonius = 0,01 x 23 = 0,23 +
Hasil pengukuran = 3,23 mm
DIAL GAUGE
Fungsi :
Mengukur permukaan bid datar.
Mengukur kebulatan sebuah poros
Mengukur kerataan dinding silinder

Berdasarkan batas ukurnya :


Dial gauge ketelitian 0,01 mm  Batas ukur s/d = 10 mm
Dial gauge ketelitian 0,001 mm  Batas ukur s/d = 1 mm
Dial gauge ketelitian 0,0005 mm  Batas ukur s/d = 0,25
mm
BAGIAN- BAGIAN DIAL GAUGE

1. Jarum panjang
2. Jarum Pendek
3. Tanda Batas Toleransi
4. Bidang sentuh
MENGUKUR KERATAAN SEBUAH BIDANG

MENGUKUR KEBULATAN SEBUAH POROS


THERMAL EXPANSION
CARBON SEALING SYSTEM

Rotor ditumpu oleh bearing


2 bh journal bearing dan
1 bh antri friksi bearing

PLASTIC GAGE

Journal bearing
CONTOH PERIODIC MAINTENANCE
PREDICTIVE TEKNIK
PENYEBAB VIBRATION

 UNBALANCE

 MIS-ALIGNMENT

 LOOSENESS

 PIPE PULLS

 SHAFT CATENARY / BEARING LOADING

 RESONANCE

 UNEQUAL FLOW PATH CLEARANCES UNBALANCE

 RUBBING  UNBALANCE
DETEKSI VIBRATION ROTATING EQUIPMENT

RMS 0 - Peak
Average

Peak - Peak

RMS = 0.707 x (0-Peak)


Average = 0.637 x (0-Peak)
Peak to Peak = 2 x (0-Peak)
Trend tingkat Vibrasi
VIBRATION LEVEL
VIBRATION STANDARD VS CLASS MACHINE (mm/s)

Class I: Small machines; electric motors up to 15kW power.


Class II: Medium-size machines; electric motors of 15 to 300kW power.
Class III: Large prime-movers or machines on rigid foundations; electric motors of above 300kW power.
Class IV: Large prime-movers and other machines, Turbo Machines.
Accurate alignment is vital to the operating life of rotating
equipment. Bearings, mechanical seals, packing, and couplings
are all directly affected by the alignment of shaft center lines

ALIGNMENT – POROS/KOPLING

The two coupled shafts are considered


to be perfectly aligned when their center
lines are coaxial at the operating
condition.
Shaft alignment by Using Dial &
LASER Equipment Dial iNdicator

Lay out of Laser Alignment

Parallel or Lateral misalignment Angular misalignment


Alignment procedure by Laser

Aligning Motor to LASER Aligning Reading Shows


Pump Display Unit Angular & Parallel
Deviation
STANDARD ALIGNMENT
FLIR FOR Pd M
• Kamera FLIR membantu Anda menemukan masalah yang akan terjadi
sebelum melukai seseorang, mematikan segalanya atau membuang-buang
energi
APLIKASI FLIR

1 MILS = 1 IN/1000
= 0,001 IN
SPEKTRUM PEMELIHARAAN ALAT PROSES
PT SUKROSA TEKNOLOGI INDONESIA
Jalan Dokter Cipto No.20, Semarang Timur 50126,
Jawa Tengah, Indonesia
Telp.: +62 24 6581218 - Email:
mail.sucrotech@gmail.com

“Going Back To The Basics Strengthens Your Foundation”

Anda mungkin juga menyukai