0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan1 halaman
Dokumen ini membahas dua kasus yang terjadi di apotek rumah sakit. Pertama, apoteker PIO mengeluhkan kinerjanya yang lambat karena tidak ada persetujuan untuk pengadaan software pencarian informasi obat. Kedua, apoteker depo renap sering terlambat masuk kerja. Solusi yang diberikan adalah agar apoteker PIO tetap bekerja profesional walaupun tidak ada software, dan agar apoteker depo renap menjadi lebih disiplin w
Dokumen ini membahas dua kasus yang terjadi di apotek rumah sakit. Pertama, apoteker PIO mengeluhkan kinerjanya yang lambat karena tidak ada persetujuan untuk pengadaan software pencarian informasi obat. Kedua, apoteker depo renap sering terlambat masuk kerja. Solusi yang diberikan adalah agar apoteker PIO tetap bekerja profesional walaupun tidak ada software, dan agar apoteker depo renap menjadi lebih disiplin w
Dokumen ini membahas dua kasus yang terjadi di apotek rumah sakit. Pertama, apoteker PIO mengeluhkan kinerjanya yang lambat karena tidak ada persetujuan untuk pengadaan software pencarian informasi obat. Kedua, apoteker depo renap sering terlambat masuk kerja. Solusi yang diberikan adalah agar apoteker PIO tetap bekerja profesional walaupun tidak ada software, dan agar apoteker depo renap menjadi lebih disiplin w
KASUS : 4. Apoteker Klinik di bangsal mengeluhkan kinerja apoteker PIO yang lambat, apoteker PIO menyalahkan fasilitas kerjanya yang minim karena pengadaan software pencarian informasi obat untuk PIO tidak disetujui oleh pimpinan. 5. TTK mengeluh apoteker penanggung jawab depo renap sering terlambat masuk kerja. JAWAB: 4. Menurut hasil diskusi kami mengenai kasus tersebut bahwa seorang apoteker yang bertanggung jawab pada pelayanan informasi obat atau biasa juga disebut PIO yang merupakan bagian dari pelayanan farmasi klinik. PIO merupakan kegiataan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit (Menurut PERMENKES 2014). Pada kasus tersebut kinerja apoteker PIO yang lambat karena pimpinannya tidak menyetuji adanya pengadaan software. Seorang apoteker tidak boleh bersikap seperti itu karena hanya tidak ada software pencarian informasi obat. Solusi dari kami untuk apoteker tersebut tetap kerja yang maksimal demi kenyamaan, keselamatan untuk pasien yang diberikan edukasi mengenai obat dan memberikan informasi kepada tenaga kesehatan lainnya. Kemudian berdiskusi kepada pimpinan untuk memberikan informasi mengenai keuntungan jika software PIO diadakan dan meyakinkan kepada pimpinan dampak positif selain dirasakan apoteker maupun tenaga kesehatan lainnya jika software PIO diadakan. 5. Menurut hasil diskusi kami mengenai kasus tersebut bahwa seorang apoteker yang sering terlambat pada depo renap seharusnya tidak melakukan hal itu karena berdampak pada pasien maupun kualitas profesi apoteker itu sendiri. Seorang apoteker merupakan profesi kesehatan yang telah melewati S1 farmasi dan telah disumpah apoteker untuk menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan dan bertanggung jawab. Apoteker tersebut seharusnya menjadi suatu profesi kesehatan yang disiplin, baik disiplin ilmu maupun waktu sehingga bisa menaikkan harkat dari profesi kita.