Anda di halaman 1dari 41

Sifat Fisik Fluida

TUJUAN

Mengenali Tekanan Dan Temperatur Kritik


Menentukan Tekanan Bubble Point
Cara Perhitungan
Cara Grafis
Menghitung Density dan Specific Gravity
Specific Gravity Minyak
Derajat API
Densitas Minyak
Metoda Standing Katz
Metoda Alani-Kennedy
Menentukan Viscositas
Solution Gas Oil Ratio
Korelasi Lasater
Korelasi Standing
Water Oil Ratio
Faktor Volume Formasi Minyak
Kompressibilitas Minyak
Kelarutan Gas Alam Di Dalam Air
Faktor Volume Formasi Air
Viskositas Air
Kompresibilitas Air

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 1


1. Penda
ahuluan
Sifatt-sifat fisik fluida reservoir yang penting diiperhatikan di dalam petroleum
engineeringg study melip puti :
¾ tekanaan Bubble Point
¾ Densitty/Spesific Gravity
G
¾ Viskossitas
¾ Solution Gas Oil Ratio
R
¾ Formaation Volume Factor (FVF)
¾ Isothe
ermal Comprressibility
Dataa-data tersebut ditentukan melalui pengukura an laboratorrium terhada
ap sample
fluida reservvoir. Namun apabila datta tersebut tidak tersedia
a, maka dibu
utuhkan sua
atu korelasi
empirik terssebut, ada dua
d besaran yang haruss diperhatika an, yakni Te
emperatur Psseudokritis
dan Tekanan n Pseudokrittis.
N

p = ∑ Yi Tci .............................................................................................................................. (1)


Tpc
i =1
N

p = ∑ Yi Tci
T pc ............................................................................................................................ (2)
1=1

Apabbila komposisi sistem ini tidak d diketahui, maka


m Gamba ar 1 sampa ai 3 dapat
digunakan untuk me emperkirakan n harga-haarga tersebbut di atass. Gambar 1 dapat
memperkira akan sifat-siffat tadi untuk minyak di atas bubble
e point padaa tekanan reservoirnya.
o
Spesific gravity minyakk yang dikorreksi terhadap temperatur 60 F harus diguna akan disini.
Gambar 2 digunakan
d unntuk minyakk pada kondisi tekanan buble
b point. Sedangkan Gambar 3
dipakai untu
uk fluida konndensat dan gas alam.

⇪ G
Gambar 1 Ko
orelasi Pseu
udo-Critical Properties,, Trube
⇪ Gambar 2 Korelasi Psseudo-Criticcal Tempera
ature, dari Trube
T

⇪ Gambar 3.
3 Korelasi Pseudo-Crit
P ical untuk Kondensate
K e dan Gas, dari Brown et.al.
e
Pseudo Te
ekanan dan Pseudo
P Temperatur ditentukan berd
dasarkan perrsamaan berikut :
P
Ppr = ................................................................................................................................................... (3)
Ppcc
T
T pr = ................................................................................................................................................. (4)
T pc
Contoh 1 :
Tentukan Tpc dan Ppc minyak di atas tekanan bubble point dengan gravity = 30
oAPI.

4 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


2. Tekanan Bubble Point
Tekanan Bubble Point (titik gelembung) suatu sistem hidrokarbon didefinisikan
sebagai tekanan tertinggi dimana gelembung gas mulai pertama kali terbebaskan dari
minyak. Harga ini ditentukan secara eksperimen terhadap minyak mentah dengan melakukan
test ekspansi constant- composition (test flash liberation).
Apabila pengukuran laboratorium tidak tersedia, untuk menentukan tekanan bubble
point ini, dapat digunakan korelasi Standing. Untuk itu dibutuhkan hargaharga Solution
GOR, Gas Gravity, Stock Tank Oil Gravity dan temperatur
reservoirnya. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 4.
Secara matematis, tekanan pada bubble point ini dapat pula ditentukan dengan
menggunakan persamaan :
Pb = 18.2 (Cpb − 1.4) ....................................................................................................... (5)
0.83
⎛R ⎞
C pb = ⎜⎜ s ⎟⎟ x 10(0.00091 T − 0.0125 API ) ............................................................................................. (6)
⎝ γg ⎠
Persamaan yang dikembangkan untuk solution gas - oil ratio, dapat juga digunakan
untuk memperkirakan tekanan bubble point. Atau, dengan kata lain, jika Rs diketahui, yang
mana dapat juga sebagai Rs yang terproduksi atau Rs formasi, tekanan pada titik dimana gas
menjadi larutan (tekanan bubble). Hubungannya ditunjukkan sebagai berikut:
Untuk API ≤ 30 :

⎛ Rs ⎞
Pb = ⎜⎜ ⎟0.9986
13.1405 API (T + 460 ) ⎟
⎝ 0.0598 x γ g corr
0.792
x 10 ⎠
Untuk API > 30 :

⎛ Rs ⎞
Pb = ⎜⎜ ⎟0.9143
11.289 API (T + 460 ) ⎟
⎝ 0.0315 x γ g corr
0.7587
x 10 ⎠

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 5


⇪ G
Gambar 4 Korelasi
K Pb dan
d Rs
Contoh 2 :
Ten
ntukan tekannan bubble point minya ak mentah yang
y memiliki GOR =35 50 SCF/STB
(ha
anya solution
n gas), Graviity gas = 0.7
75, Gravity minyak
m = 30 o API, dan temperatur
t
o
= 200
2 F.
3. Density dan Spesific Gravity
Density didefinisikan sebagai masa dari satuan volume suatu fluida (minyak) pada
kondisi tekanan dan temperatur tertentu. Biasanya dinyatakan dalam pounds per cubic feet.
Sedangkan specific grafity adalah merupakan perbandingan dari density suatu fluida
(minyak) terhadap density air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi
yang sama (60 o F dan tekanan atmosfir).
ρo
γo = ................................................................................................................................................. (7)
ρw
dimana :
γo = specific gravity minyak
ρo = density minyak mentah, lb/ft3
ρw = density air, lb/ft3
Densitas minyak untuk saturated crude oil adalah :
350.5 γo + γgd x 0.0764 Rs
ρo = (lbm / cuft )
5.614 Bo
Meskipun density ad specific gravity dipergunakan secara meluas dalam industri
perminyakan, namun API gravity merupakan skala gravity yang lebih sering dipakai. Gravity
ini merupakan specific gravity yang dinyatakan dengan rumus :
141.5
o
API = − 131.5 ....................................................................................................................... (8)
γo
o
API gravity dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 API untuk
minyak tingan sampai 10 oAPI untuk minyak berat.
Ada dua yang sering dipergunakan, dalam menentukan density hidrokarbon
berdasarkan komposisinya. Yakni metode Standing Katz (1942) dan Alani-Kennedy (1960).
WD Mc. Cain Jr (1989) mengembangkan metode yang sederhana.

3.1. Metode Standing Katz.


Standing Katz (1942) mengajukan korelasi secara grafis dalam menentukan
density dari campuran cairan hidrokarbon. Density sebagai fungsi tekanan dan
temperatur dapat dinyatakan sebagai :
ρo = ρsc + Δρp − ΔρT ............................................................................. (9)
dimana :
ρo = density minyak mentah pada T dan P, lb/ft3
ρsc = densiti minyak mentah pada kondisi standar (14-7 psia dan 60 oF),
lb/ft3.
Δρp = koreksi densty untuk kompresibility minyak, lb/ft3.
ΔρT = koreksi density untuk pengembangan panas minyak, lb/ft3.
Standing Katz menghubungkan secara grafik density cairan pada kondisi standar
dengan :
¾ Density fraksi prophane-plus ρc 3+ ρc 3+
¾ Persen berat dari methane dalam seluruh sistem (mc1)c1+

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 7


¾ Persen
n berat dari ethane dalam ethane-plus (mc2)c2+
+
Korelasi gra
afis tersebu
ut tertera p
pada gamba ar 5 . Berikkut adalah prosedure
Standin
ng dan Katzz dalam me enentukan ddensity caira
an pada tekkanan dan temperatur
t
tertentu
u.

⇪ Gamba
ar 5 Korelassi Density, dari
d Standing
Ste
ep 1.
Hittung berat total dan berat masing-masing komponen dalam satu lb-mole
cammpuran hidrokarbon den gunakan perrsamaan berikut :
ngan mengg
mi = Xi MWi ............................................................................................................ (10)
mt = Σ xI MW
Wi ........................................................................................................ (11)
dimana :
Mi = berat komp ponen di dallam campura an, lb/lb-moole
Xi = fraksi mole dari kompo onen i di dala
am campura an
MWi = berat molekul dari kom mponen i
mi = berat total dari satu lb--mole campu uran, lb/lb-m
mole
Ste
ep 2.
Hitung persen berat methane di dalam seluruh system dan persen berat ethane do
dalam ethane-plus.

⎡ ⎤
(mc1 )c1+ = ⎢ mc1 ⎥ 100 ........................................................................................................ (12}
⎣ mt ⎦
⎡ ⎤ ⎡ mc 2 ⎤
(mc 2 )c 2+ = ⎢ mc 2 ⎥ 100 = ⎢ ⎥ 100 ............................................................ (13)
⎣ mc 2 ⎦ ⎣ mt − mct ⎦
dimana :
(mc1)c1+ = % berat methane di dalam seluruh system
mc1 = berat methane di dalam satu lb-mole campuran
(mc2)c2+ = % berat ethane di dalam ethane plus
mc2 = berat ethane di dalam satu lb-mole campuran
Step 3.
Hitung density fraksi prophane plus pada kondisi standar dengan menggunakan
persamaan :
m3+
ρc 3+ = ...................................................................................................................................... (15)
Vc 3+
dengan :

mc 3+ = ∑ mi ............................................................................................................................... (16)
i =c 3

mi
Vc 3+ = ∑ Vi = ∑ ...................................................................................................... (17)
i =c 3 i =c 3 ρoi
dimana :
ρo3+ = density prophane dan komponen yang lebih berat, lb/ft3
mc3+ = berat prophane dan fraksi-plus, ft3/lb-mole
Vc3+ = volume fraksi prophane-plus, ft3/lb-mole
Vi = volume komponen i dalam satu lb-mole campuran
ρoi = density komponen i pada kondisi standar, lb/ft3
Harga density untuk komponen murni ditabulasikan pada tabel 1, tetapi density
plus harus diukur.
Step 4.
Gunakan Gambar 5, masukan harga ρ C3+ ke dalam ordinat kiri chart dan geser
secara horizontal ke garis (mc2)c2+. Selanjutnya turunkan secara veryikal ke garis
(mc1)c1+. Density minyak pada kondisi standar dibaca pada sisi kanan dari chart.

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 9


¯ Tabel 1 Sifat Fisik
k dan Komp
ponen Murn
ni
¯ Tabell 1 Sifat Fisik dan Komp
ponen Murn
ni(lanjutan))
¯ Tabel 1 Sifa
at Fisik dan Komponen
n Murni(lanjjutan)

Ste
ep 5.
Koreksi harga denstity pada
p kondissi standar ke tekanan n sebenarnyya dengan
me
embaca faktoor koreksi te
ekanan tamb
bahan, ..., darri Gambar 6.
⇪ Gamba
ar 6 Korelassi Densitas Minyak
M Fun
ngsi Tekanan
n
Step 6.
Kembalikkan harga density
d pada kondisi 60
6 oF dan ttekanan tersebut ke dalam
temperattur sebenarnya, dengan
n membaca koreksi pe
engembanga an panas, ΔρT,
Δ
dari Gam
mbar 7.
⇪ Gamba
ar 7 Korelassi Densitas Minyak Seca
ara Exspanssi Isotherma
al
Contoh 3 :
Suatu minyak metah dengan komposisi :
Komponen Xi
C1 0.45
C2 0.05
C3 0.05
C4 0.03
C5 0.01
C6 0.01
C7 0.040

Bila berat molekul dan SG dari C7+ masing-masing adalah 215 dan 0.87,tentukan
density minyak pada 4000 psi dan 160 oF, dengan metode Standing-Katz.

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 15


3.2. Metod
de Alani-Ke
ennedy.
Alani dan Kennedy
K (196
60) mengemmbangkan saatu persamaan untuk menentukan
molal volume
v bon murni. Persamaan tersebut selanjutnya
vairran Vm dari hidrokarb s
diadopssi ke minyaak mentah dengan hid drokarbon berat
b diekprresikan seba
agai fraksi
heptane
e-plus, C7+.

⎡ RT ⎤ ab
Vm3 − ⎢ + b ⎥ Vm2 + aV
a mp − = 0 ............................................................................... (18)
⎣ p ⎦ p
dimana :
R = konstanta gas, 10.73
1 3/lb-mole oR
psia ft3
T mperatur
= Tem
p = teka
anan , psia
Vm = mo olal volume, ft3/lb-mole
f
a,b = konstanta substtansi murni.
a = Ke n/T
n
b = mT + c
dim
mana :
K, n,
n m dan c merupakan
m k
konstanta un
ntuk masing--masing kom
mponen murrni.
Bessarnya harga
a-harga konsstanta terseb
but ditabulasikan pada T
Tabel 2.

¯ Tabel 2 Konsttanta Alani Kennedy


K

Sedangkan harga-harg
ga a dan b untuk hepthane
h p
plus (C7+) dihiotung
berdasa
arkan persam
maan :

⎛ MW ⎞
ln(ac 7 + ) = 3.8405985 10−3 (MW ( )
W )c 7 + − 9.5638281 10− 4 ⎜⎜ ( ) ⎟⎟
⎝ γ ⎠c 7 +
+
261.80818
T
+ 7.31044664 10− 6 (M
2
(
MW )c 7 + 10 )
0.753517 ........................................... (20)
bc7+ = 0.03499274 (MW)c7+ − 7.2725403 (γ)c7+ + 2.232395 (10−4)T
⎛ MW ⎞
− 0.016322572 ⎜⎜ ⎟⎟ + 6.2256545 ................................................................................... (21)
⎝ γ ⎠c 7 +
Untuk campuran hidrokarbon, harga-harga a dan b dihitung berdasarkan
persamaan :
c7 +
am = ∑ ai X i
i =1 ............................................................................................................................... (22)
c7+
bm = ∑ bi X i
i =1 ............................................................................................................................... (23)
dimana ai dan bi merujuk pada hidrokarbon murni pada temperatur saat itu dan Xi
merupakan fraksi mole-nya di dalam campuran. Harga-harga am dan bm
selanjutnya digunakan di dalam persamaan 18. untuk memecahkan harga Vm.
Density campuran pada kondisi tekanan dan temperatur saat itu, ditentukan
berdasarkan hubungan sebagai berikut :
MWa
ρo = ...................................................................................................................................... (24)
Vm
dimana :
ρo =density dari minyak mentah, lb/ft3
MWa = berat molekul
Vm = volume molal, ft3/lb-mole
Metoda Alani dan Kennedy tersebut diatas dapat disederhanakan menjadi beberapa
step sebagai berikut :
Step 1.
Hitung konstanta a dan b untuk masing-masing komponen murni dari persamaan
19
Step 2.
Tentukan ac7+ dan bc7+ dengan menggunakan persamaan 20 dan 21.
Step 3.
Cari harga am dan bm dari persamaan 22 dan 23
Step 4.
Hitung vm dengan menyelesaikan persamaan 18
Step 5.
Hitung Mwa
Step 6.
Tentukan density minyak mentah dengan menggunakan per samaan 24.
Secara sederhana, WD Mc. Cain Jr. menyatakan bahwa density minyak pada kondisi
reservoir dengan tekanan pada dan di bawah bubble point, dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan :
ρoR = (ρSTO + 0.0135 Rs γg) ⁄ Bo ......................................................................................... (25)

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 17


dim
mana ρoR adalah
a densiity fluida resservoir pada
a tekanan da
an temperattur saat Bo
dab
b Rs ditentukan.
Sed
dangkan γg
g dapat meru
upakan spessific gravity stock
s tank ga
as dan separrator.
Density minyakk pada kond
disi reservoirr di atas beb
bble point dapat
d dihitun
ng dengan
perrsamaan :
o = ρob exp
ρo p [Co (p − pb))] ............................................................................................ (26)
Kettika tekanan
n dan tempe
eratur campu
uran gas-oill berubah, kkomposisi tia
aptiap fasa
jug
ga berubah. Katz menyyatakan gam mbar beriku ut untuk m memperkirakan gravity
dissolved gas:

⇪ Gambar 7b. Prediksi


P Gass Gravity da
ari Kelarutan dan Graviity Minyak Mentah
M
(Afte
er Katz)
Battas yang prraktis ditem
mpatkan pad da harga dia
atas dimana a γg ≤ γg gd ≥ 0.56,
dim
mana 0.56 adalah
a spesific gravity methane.
m Grravity gas b
bebas (free gas)
g dapat
dih
hitung sebag
gai berikut
GOR . γg − Rs . γ gd
g
γ gf
g =
GOR
G − Rs
Battasan praktiss untuk γgff adalah γ g ≥ γ gf ≥ 0.5
56

4. Visco
ositas
Viskositas fluida adalaah merupaka an sifat fisik suatu fluida
a yang sanggat penting yang
y
mengendalikan dan mempen ngaruhi alira
an fluida di dalam
d media berpori maupun
m di dalam
pipa. Viskositas
V diidefinisikan sebagai
s keta
ahanan interrnal suatu flu uida untuk mengalir.
m
Viskositas minyak merrupakan funggsi dari temperatur, tekaanan, gravityy minyak, grravity
gas dan
d kelaruta
an gas (gas solubility)). Gambar 8 menunjukan pengarruh umum dari
perub
bahan parammeter-parameeter tersebutt terhadap viskositas
v minyak.

⇪ Gambar 8 V
Viskositas Fungsi
F dari o API
Viskositas minyak harrus ditentukkan melalui pengukuran
n laboratoriu
um pada kondisi
tekana
an dan tem mperatur resservoir. Padda umumnya viskositass minyak diilaporkan dalam
standa
ar PVT.
Apabila data-data
d la
aboratory tidak
t tersed
dia, maka harus dite
entukan den ngan
menggunakan ko orelasi-korela da, dimana keakuratann
asi yang ad nya berganttung pada data
ak mentah ya
minya ang tersedia.
Berdasark
kan pada te
ekanan rese
ervoir, visko
ositas minya
ak dapat dibagi menja
adi 3
katego
ori :
Dead Oil Viscosity, didefinisikan
d sebagai vs sikositas minnyak mentah pada teka anan
atmossfer (tidak ada
a gas dalam larutan)) dan tempe eratur sistem
m. Istilah de
ead oil visccosity
menyaatakan viskoositas gas-frree oil, dan live oil visco
osity menya atakan viskositas sistem
m gas
satura
ated oil.
6 x 108 x T−2.8177 (logAPI))5.7526 x log T −26..9718, cp
μod = 16
Live Oil Viscosity, Koorelasi live o
oil viscosity dikembanggkan dengan n memanfaa atkan
hubunga an linier anta
ara log10(μo od) dan log1 10(μol) untu
uk nilai gas terlarut
t terte
entu.
μod = a μ od b
μod = − 0.06821 + 0.9824 f + 0.0004034 f 2
dimana:
f = 0.2001 + 0.8428 x 10− 0.00845 x Rs x μod (0.43 + 0.5165 y)
y = 10 -0.00081 Rs
Saturated Oil Viscosity, didefinisikan sebagai viskositas minyak mentah pada tekanan
bubble point dan temperatur reservoir.
Undersaturated Oil Viscosity, didefinisikan sebagai vsikositas minyak mentah pada
tekanan di atas bubble point dan temperatur reservoir.
μo = 1.00081 μob +0.001127 (P − Pb) x (−0.006517 x μob 1.8148 + 0.038 x μob 1.59)
untuk minyak di bawah tekanan bubble point, viscositasnya dapat didekati dengan
korelasi Beal (Gambar 9) yang dikombinasikan dengan data dari Connaly (Gambar 10).
Adapun Viskositas minyak di atas bubble point, dapat dicari melalui gambar-gambar di atas
(9 dan 10) yang selanjutnya harus dikoreksi dengan menggunakan Gambar 11.

20 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


⇪ Gamb
bar 9 Viskossitas Minyak
k Tanpa Gass, Fungsi SG
G
Gambar 9 memberikan perkiraan harga viskoositas minyakk yang bebaas dari gas (d
dead
oil), μDD
μ Gambaar 10 mempperkirakan harga
h viskossitas minyakk yang tersa
aturasi gas, μob
Sedan ngkan Gambbar 11 mem
mberikan perrkiraan kenaaikan viskosiitas minyak di atas tekaanan
bubble point.
Dalam hal ini dibutuhkan
d d
data-data te
emperatur reservoir,
r gra
avity minyak, solution
GOR dan tekanan bubble point dan
n tekanan resservoir pada saat itu.
Mennurut Mc. Cain, perhitungan hargaa viscositas minyak pad
da kondisi tekanan
t di
bawah bubb
ble point dap
pat dilakukan dengan m
menyelesaikan persamaan
n melalui du
ua step.

⇪ Gambarr 10 Korelassi Minyak Te


ersaturasi G
Gas
⇪ Gamb
bar 11 Perta
ambahan Viskosity Min
nyak diatas Buble Poin
nt, dari Beal
Step 1.
Menentuukan viskositas minyakk tanpa gas terlarut (de
ead Oil Viscco sity), den
ngan
persamaa
an :
log log (m
muoD + 1) = 1.8653 − 0.0
025086γAP
PI − 0.5644 lo
ogT (2
27)
o
Persamaa
an 2.27 di da
asarkan data
a dengan ran API dan 60 - 175 oF.
nge 5 - 58 A
Step 2.
Menentu
ukan viskosittas minyak akibat pengaruh solution
n GOR, dengan persamaa
an :
μo = Aμ
μoD B ......................................................................................................................................... (28)
dimana :
15 (Rs + 100))−0.515 .................................................................................................................. (29)
A = 10.71
( + 150)−0.3338 ....................................................................................................................... (30)
B = 5.44 (Rs
Untuk menentukan
m viskositas m
minyak pada
a kondisi di atas bubblle point den
ngan
menggunnakan persamaan 27 sammpai 2.30
Step 3.
Menetukan viskositas pada tekanan yang lebih besar dengan menggunakan
persamaan :
μ = μob (p⁄pb) B ............................................................................................................................... (31)
B = C1 pc2 exp (C3 + C4p) ............................................................................................... (32)
dimana :
C1 = 2.6
C2 = 1.187
C3 = -11.513
C4 = 8.98 x 10-5

24 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


Contoh 4 :
Tentukan viskositas minyak di atas tekanan bubble point pada 5000 psia.
Tekanan bubble point = 1930 psia, solution GOR=350 SCF/STB, gravity minyak = 30
o
API dan suhu reservoir adalah 200 oF.

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 25


5. Solution Gas Oil Ratio (GOR)
GOR adalah perbandingan antara laju produksi gas (qg) dengan laju produksi minyak
(qo) yang mengalir di dalam formasi.
qg
GOR = ............................................................................................................................................ (33)
qo
Korelasi yang sering dipergunakan dalam menentukan Solution GOR ini
dikembangkan oleh LASATER dan Standing. Korelasi Lasater digunakan untuk minyak
dengan oAPI >15, sedangkan Korelasi Standing digunakan untuk minyak dengan oAPI <15.

5.1. Korelasi Lasater


Dasar korelasi ini adalah persamaan sebagai berikut :
γg
Pb = ≈ γg ........................................................................................................................................ (34)
T
dimana
γg = fraksi mol gas
Rs
γg = 379.3
Rs 350 γo
+
379.3 Mo ......................................................................................................................... (35)
141.5
γo = ............................................................................................................................(36)
131.5 + o API
dimana :
γg = fraksi mol gas
Mo = berat molekul efektif minyak di tank
pb = tekanan, psia
T = temperatur, oR
Rs = SCF/STBO
Mo dikorelasikan terhadap gravity oAPI dalam Gambar 12. Dan Korelasi empirik
Lasater ditunjukan pada Gambar 13. Prosedur penggunaan kedua gambar tersebut
adalah :
Pb γg sc
1. Hitung dimana pb adalah tekanan saturasi dan γg merupakan gravity
T
gas bebas total pada kondisi standar.
2. Tentukan harga yg dari gambar 13
3. Tentukan Mo dari Gambar 12
4. Hitung Rs dengan persamaan :
⎡ (379.3)(350)γosc ⎤⎛ γg ⎞
Rs = ⎢ ⎥⎜⎜ 1 − γg ⎟⎟ C ........................................................................................... (37)
⎣ Mo ⎦⎝ ⎠

26 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


⇪ Ga
ambar 12 o API Fungsi dari Berat Molekul

⇪ Gambar
G 13 Korelasi Bu
ubble-Point Pressure Fa
actor, dari Lasater
L
Koefissien C diusuulkan oleh C Chierici, dig
gunakan unttuk menyesuuaikan harga Rs
pada kondisi reservoir. Bila tidak tersedia data, C dapat diasu
umsikan bern
nilai 1.

5.2. Korelasi
K Sta
anding
Perhittungan Soluttion GOR se
ecara langsun
ng dengan kkorelasi ini dapat
d dinyatakan
dengan persa
amaan :
1
⎡ Pb 100.0125 ( API ) ⎤ 0.83
Rs = γ gscc C⎢ 0.0009 (T ) ⎥
..................................................................................................... (38)
⎣ 18 10 ⎦
Gambbar 14 dapatt digunakan n untuk men ncari harga solution
s GOOR pada teka anan
aturasinya berdasarkan korelasi terssebut. Untuk
sa k itu harus diketahui lebiih dahulu ha
arga-
harga tekanan bubble pooint, tempera atur reservoir, stock tank gravity minyak dan grravity
gas.
⇪ Gambarr 14 Chart Penentuan
P B
Bubble-Poin
nt Pressure dari Standin
ng
Sedangkan menurut Mc M Cain, sstock-tank GOR dapatt diramalkan dengan
menggunakan perssamaan seba
agai berikut :
g RST = A1+ A2logγo
log A + A3logγgSP
A + A4 log p SP
S + A5 log TSP
T ................................ (39)
dimana :
A1 = 0.3818
A2 = -5.506
A3 = 2.902
A4 = 1.327
A5 = -0.7355
Perrsamaan terssebut diguna a temperatur separator > 140 oF.
akan dimana
Selain itu terda
apat penentu
uan Solution
n Gas Oil Rattio berdasarkkan API.
Untuk API ≤ 30
0:
Rs = 0,05958 x γ g corr0.79772 x P1.0014 x 1013.1405 API ⁄ (T+460)
Untuk API > 30
0:
Rs = 0,0315 x γ g corr0.7587 x P1.0937 x 1011.289 API ⁄ (T++460)
dimana:
Rs = Solutio
on Gas - Oil ratio, scf/STBO
T = Tempe eratur, F
P = Tekana an, psi
6. Water Oil Ratio (WOR)
WOR adalah perbandingan antara laju produksi air (qw) terhadap laju produksi
minyak (qo) yang mengalir di dalam formasi.
qw
WOR =
qo
Dalam kondisi permukaan, karena sifat-sifat fisik minyak dan air terhadap perubahan
keadaan, maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai :
k rw μo
WOR = Bo ......................................................................................................................... (41)
k ro μw

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 29


7. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)didefinisikan sebagai volume minyak pada
tekanan dan temperatur reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak dan gas
dalam larutan. Harga ini selalu lebih besar atau sama dengan satu.
Untuk minyak tersaturasi, Standing membuat korelasi berdasarkan persamaan :
Bo = 0.972 + 0.000147 F1.175 + C ....................................................................................................(42)
0.5
⎛ γg ⎞
F = Rs ⎜⎜ ⎟⎟ + 1.25 T ............................................................................................... (43)
⎝ γo ⎠ sc
dimana :
Bo = bbl/STBO
T = oF
Rs = SCF/STBO
C = factor tambahan seperti pada perhitungan Rs
Gambar 15 menunjukan korelasi tersebut
Untuk itu perlu diketahui harga-harga Solution GOR, Gravity gas, stock tank gravity
minyak dan temperatur reservoir.
Penentuan FVF minyak pada atau di bawah tekanan bubble point dapat pula dibuat
dengan persamaan :
Bob = 0.9759 + 12 (10−5) C Bob 1.2 ...................................................................................................... (44)
0 .5
⎛ γg ⎞
C Bob = Rs ⎜⎜ ⎟⎟ + 1.25 T .......................................................................................... (45)
⎝ γo ⎠ sc
Oil formation volume factor diatas Pb adalah fungsi dari perubahan tekanan
reservoir, diatas Pb, dan isothermal compressibility oil, co. Untuk komposisi minyak yang
diberikan, didapat:
Bo = Bob . e co (P−Pb)
dimana Bob adalah formation volume factor pada tekanan buble yang dapat
diperkirakan dengan persamaan yang dikembangkan :
ck = 0.83415 + 0.5002 log (Rs) + 0.3613 (API) + 0.7606 (T) - 0.35505 log (γg)
kemudian :

10ck
co =
(P x 106 )
dimana :
co = isothermal compressibility oil
T = temperatur, F
γg = Gas Grafity
Rs = Solution Gas Oil Ratio, Scf/Stbo

30 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


⇪ Gambar 15
5 Bo dari Miinyak Tersatturasi
Contoh 5 :
Tentukann Bo pada tekanan bu ubble pointt pada rese ervoir dengan GOR = 350
SCF/STB, gravity gass = 0.75, sto avity minyakk = 30 oAPI dan temperatur
ock tank gra
reservoir = 200 oF.
8. Kompresibilitas Minyak
Koefisien kompresibilitas secara isothermal dari minyak, yang sering disebut sebagai
kompresibilitas minyak, untuk tekanan di atas bubble point, secara matematis didefinisikan
sebagai berikut :

⎛ 1 ⎞⎛ ∂V ⎞
Co = ⎜ ⎟⎜⎜ ⎟⎟ T .......................................................................................................................... (46a)
⎝ V ⎠⎝ ∂p ⎠
⎛ 1 ⎞⎛ ∂Bo ⎞
Co = ⎜ ⎟⎜⎜ ⎟⎟ T ....................................................................................................................... (46b)
⎝ Bo ⎠⎝ ∂p ⎠
⎛ 1 ⎞⎛ ∂ρo ⎞
Co = ⎜⎜ ⎟⎟⎜⎜ ⎟⎟ T ...................................................................................................................... (46c)
⎝ ρo ⎠⎝ ∂p ⎠
Pada kondisi tekanan di bawah buble point, Co didefinisikan sebagai :

1 ⎡⎛ ∂Bo ⎞ ⎛ ∂Rs ⎞ ⎤
Co = ⎢ ⎜ ⎟ − Bg ⎜⎜ ⎟⎟ T ⎥
Bo ⎣⎜⎝ ∂p ⎟⎠ ∂ ........................................................... (47)
T
⎝ p ⎠ ⎦
Trube membuat suatu korelasi untuk menentukan karga kompresibilitas minyak di
atas bubble point (Co). Korelasi tersebut dapat dilihat pada gambar 16.
Pada dasarnya 16 tersebut dapat digunakan berdasarkan diketahuinya tekanan dan
temperatur reservoirnya. Dari kedua besaran tersebut diperkirakan Tpc dan Ppc, juga Tpr dan
Ppr. Selanjutnya Co dapat ditentukan dengan persamaan :

C pr
Co = ........................................................................................................................................... (48)
Ppc

32 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


⇪ Gambarr 16 Korelassi Kompresiibilitas Miny
yak di atas Bubble Poin
nt dari Trub
ble
Kompresibbilitas minya ak pada ko ondisi di bawah
b bubbble point, akan
a cenderung
memb besar bila dibandingkan n dengan ha arga ketika di atas bubbble pointnyya. Hal ini dapat
d
terjadi karena dengan turunn nya tekanan, gas memb bebaskan dirri dari larutaan. Volume total
minyaak yang tertinggal seben narnya berku
urang denga an turunnya tekanan tersebut (meskkipun
sebennarnya densiity cairan ya gal agak berrkurang). Akkibatnya, volume fluida total
ang tertingg
yang terdiri dari minyak
m dan gas makin lama menja adi lebih bessar seiring dengan
d turunnya
harga tekanan. Ha al menyebabkan komprresibilitas sisstem menjad di lebih tinggi dibanding gkan
denga an kompresibilitas cairan
n minyaknya densiti. Dalam persama aan ini ditulisskan sebagaai :
1 ∂Bo Bg ∂Rs
R
Co = + ....................................................................................................................... (49)
Bo ∂P Bo ∂P
Persamaan
n 49 tersebut dapat diub
bah menjadi :
1 ∂Bo ∂Rs
Co = + ............................................................................................................................ (50)
o ∂P
Bo ∂P
1 ∂Rs ⎛ ∂Bo ⎞
Co = ⎜ Bg − ⎟ ............................................................................................................. (51)
Bo ∂P ⎝ ∂Rs ⎠
∂Rs
R ∂Bo
Harg
ga-harga dan dapat
d dicari dengan perrtolongan Ga
ambar 17 da
an 18.
∂P ∂Rs
Di dalam
d mencari harga Co ini, data-data yang harus diketa ahui adalah : tekanan
reservoir, so
olution GOR, Rs, specific gravity minyyak pada sto
ock tank, gra
avity gas, Bo dan Bg.
Bg dalam
d satuan
n RB/Scf, dap
pat dihitung dengan perrsamaan :
TZ
Bgg = 0.00504 .................................................................................................................................. (52)
p

⇪ Gam
mbar 17 Peru
ubahan Rs Fungsi
F dari Tekanan, dari Romey

⇪ Ga
ambar 18 Perubahan
P Bo, fungsi dari Rs, dari Ranndy
B
9. Kelarutan
K G Alam di
Gas d dalam Air
A
Kelarutan gas alan di dalam air dapat dipeerkirakan de
engan korelasi Dodson dan
Standing yang dip
perlihatkan pada
p Gambaar 19 dan 20
0. Gambar 19
9 memberikan kelarutan n gas
alam di dalam air
a murni se edangkan Gambar 20 merupakan
m korelasi kelarutan pada
a air
dengaan berbagai kadar garam
m.
Untuk me emperkiraka an kelarutan n ini diperrlukan data tekanan dan
d temperatur
reservvoirnya dan juga
j "total so
olid contentt" dari air.

⇪ Gam
mbar 19 Korrelasi Kelaru
utan Gas Da
alam Air Fun
ngsi dari Te
emperatur

⇪ Gam
mbar 20 Korelasi Kelarutan Gas Da erbagai Kadar Garam
alam Air Be
10. Fa
aktor volum
me Formasi Air.
Fakto
or volume Formasi
F Air (Bw) dapat diperkirakan dengan menggunaka
m an Gambar
21, disertai dengan Gammbar 19 dan 20. Untukk ini diperlukkan data-data yang sam
ma dengan
penentuan kelarutan
k gaas.

⇪ Gambar 21 Bw Fun
ngsi Tekanan
n, dari Dadsson
11. Viskositas
V Air
Gambar 22 (diambil dari Me etthews da an Russel), dapat digunakan untuku
memp perkirakan viskositas
v airr sebagai fu
ungsi dari temperatur
t adar garam dan
reservoir, ka
tekana
an reservoir..

⇪ Gambarr 22 Viskosittas Air Fung


gsi Salinitass dan Tempe
eratur, dari Mathews dan
d
Russell
12
2. Kompressibilitas Air
Kommpresibilitas air pada koondisi tekan
nan reservoir di atas tekanan bub
bble point,
dapat ditenntukan deng gan menggu unakan koreelasi yang dikembangk
d kan oleh Do
odson dan
Standing, se
eperti terliha
at pada Gambar 23 dan 2
24.

⇪ Gambar
G 23 Kompressib
K bilitas Air, Fungsi Temp
peratur

⇪ Gambar 24
2 Efek Gas Terlarut Pa
ada Kompre
essibilitas Air,
A dari Dod
dson
Seda
angkan untuuk menentuukan kompresibilitas airr pada kond
disi di bawah bubble
point, Rameey menurunkkan persama
aan :
1 ∂Bw
w Bg ∂Rsw
w
w=−
Cw + .............................................................................................................. (53)
Bw ∂P Bw ∂P
1 ∂Bw
Faktor − diten
ntukan deng
gan menggu
unakan Gam
mbar 25 untu
uk air murni dan
Bw ∂P
selanjutnya dikore
eksi dengan
n mengguna
akan Gamba
ar 20 apabila air tersebut mengand
dung
m.
garam

⇪ Gambar 25 Perubaha
an Kelarutan
n Gas Pada A
Air, dari Ranney
DAFTAR PUSTAKA

1. n. n. Gas Processing Supliers Associations (GPSA) 10th Edition January 1990.


2. Ken Arnold, Maurice Stewart Surface Production Operation, Volume 1 : Design of Oil-
Handling Systems and Facilities.
3. M. A. MIAN, Petroleum Engineering Handbook for the Practicing Engineer, Volume 2.
4. Chi U. Ikoku, "Natural Gas Reservoir Engineering", John Willey & Sons, New York, 1984.
5. Bradley "Petroleum Engineering Handbook", SPE Third Edition, Richardson, Texas, USA,
1992.
6. Mc. Cain, William D., "The Properties of Petroleum Fluids", Second Edition, Pennwell
Books, Tulsa, Oklahoma, 1990
7. Chi U. Ikoku, "Natural Gas Engineering : A System Aproach", Pennwell Publishing Co,
Tulsa Oklahoma, 1980

40 SURF-001 Sifat Fisik Fluida


DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

P = tekanan, psia, bara


Ppc = tekanan pseudo kritis
Pci = tekanan kritis komponen - i, psia
t = temperatur, oF atau oC
T = temperatur, oR atau oK
Tci = temperatur kritis komponen-i, oR atau oK
Tpc = temperatur pseudo kritis, oR atau oK
Tpr = tempertur pseudo reduce, oR atau oKd
ρo = densitas Minyak, lb/ft3 atau gr/cc
ρw = densitas Air, lb/ft3 atau gr/cc
γo = specific gravity minyak
γg = spesific grafity gas, Sg
Cw = kompresibilitas air, l/psi
o
API = spesific gravity minyak dalam satuan API
μo = viskositas minyak, cp
μw = viscositas air, cp
GOR = perbandingan volume gas dan minyak, SCF/BBL
Rs = perbandingan volume gas terlarut dalam minyak, SCF/BBL
Qg = laju produksi gas, SCF
Qo = laju produksi minyak, BBL
Qw = laju produksi air, BBL
WOR = perbandingan volume air dan minyak, BBL/BBL
Bo = faktor volume formasi minyak,BBL/STB
Bg = faktor volume formasi gas, SCF/CF
Co = compresibilitras minyak, l/psi

SURF-001 Sifat Fisik Fluida 41

Anda mungkin juga menyukai