DAFTAR ISI.......................................................................................... i
DFTAR GAMBAR................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 1
1.3 Kompetensi ........................................................................... 1
1.4 Mata Kuliah Terkait .............................................................. 1
BAB II PENELUSURAN PUSTAKA ................................................. 2
2.1 Rumusan Matematik Persamaan Keadaan ........................... 2
2.2 Persamaan Keadaan Menggunakan Matlab .......................... 4
2.3 Contoh Pemecahan Masalah Teknik Kimia
Menggunakan Matlab………………………………………..6
2.4 Persamaan Keadaan menggunakan Hysys ................................. 10
BAB III PEMODELAN MATEMATIK............................................. 20
3.1 Parameter dan Variable......................................................... 20
3.2 Pemograman Yang Dibangun ............................................... 20
3.3 Tahapan Kerja ....................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 46
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 46
5.2 Saran ..................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelesaian menggunakan persamaan keadaan dapat digunakan untuk
menentukan volume spesifik campuran gas kimia pada suhu dan tekanan tertentu.
Tampa menggunakan persamaan keadaan hampir tidak mungkin untuk
merancang pabrik kimia. Volume spesifik dapat menentukan diameter pipa, daya
compressor dam pompa, diameter kolom destilasi, dan reaktor kimia. Penentuan
volume spesifik merupakan langkah pertama untuk menghitung entalpi dan sifat-
sifat campuran Uap- Cair. Perhitungan entalpi sangat penting untuk menentukan
neraca energi yang berguna mengurangi penggunaan energi yang digunakan.
Penyelesaian persamaan keadaan dapat diselesaikan dengan menggunakan
software Matlab, Hysis dan Superpro.
1.2 Tujuan
1. Mampu mendefenisikan volume spresifik dan pada suhu dan tekanan
tertentu untuk komponen murni dan campuran dengan menggunakan
penyelesaian State Equation (Peng Robinson dan SRK) menggunakan
Matlab
2. Mampu membandingkan hasil yang diperoleh dengan perangkat Hysis
1.3 Kompetensi
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk membuat pemodelan matematik
berhubungan dengan persamaan keadaan pada bidang teknik kimia untuk
diselesaikan menggunakan peragkat Matlab, serta membandingkannya dengan
Hysis.
1
2
BAB II
PENELUSURAN PUSTAKA
≡ ≡ ̅= (6.1)
Dimana,
= tekanan absolute
= volume
= jumlah mol
= konstantan gas
= suhu absolute.
Persamaan keadaan telah dikembangkan, biasanya bersaman dengan proses
simulasi untuk menentukan proses kimia pada tekanan tinggi.
a. persamaan Van Der Waals
= − (6.2)
= 0.42748 , = 0.08664
Dan
= , = . (6.4)
Dimana,
= suhu kritik (dalam bentuk absolute),
= tekanan kritik
= penurun suhu (suhu absolute dibagi suhu kritik)
2
3
.
= [1 + (1 − )] , = 0.480 + 1.57 + 0.17 (6.6)
Dimana,
= faktor acentric, yang jumlahnya ditabulasikan untuk banyak
senyawa kimia. Nilai dapat dihitung tiap-tiap senyawa kimia
dan suhu reduced.
c. Persamaan Peng-Robinson
= − ( ) ( )
(6.7)
Untuk seluruh persamaan dapat disusun kembali dalam fungsi kubik volume
spesifik. Bentuk persamaan Redlich – Kwong dan Redlich – Kwong- Soave
adalah:
̿ ( )− ̿ ( ) + ̿( − − )− =0 (6.8)
Untuk komponen murni, parameter dan ditentukan dari suhu dan tekanan
kritikal, dan mungkin dari faktor acentric. Semua ini jumlahnya ditabulasikan,
contoh; bentuknya dikorelasikan dengan tekanan uap dan titik didih normal.
Untuk campuran , diperlukan kombinasi nilai dan untuk tiap-tiap komponen
menurut komposisi campuran gas. Umumnya aturan pencampuran tersebut
ditunjukkan persamaan berikut di mana adalah fraksi mol tiap-tiap senyawa
kimia dalam fasa uap.
.
= 0.42748 , =
,
4
Atau
. . .
= ∑ ∑ , = ∑
(6.9)
= 0.08664 , =
∑ (6.10)
Dimana,
1
= . ( Redlich – Kwong )
Atau,
.
= 1+ 1− ( Redlich – Kwong − Soave)
(6.11)
(6.12)
Ganti aliran directori dalam Matlab ( pada atas command windows) ke direktori
yang anda kehendaki untuk menyimpan kerja dan simpan sebagai f.m.
5
(6.13)
(6.14)
Persamaan (6.12) dapat dengan mudah dilakukan, jika x=2 nilai fungsinya adalah
-8.
(6.15)
(6.16)
( )=0 (6.17)
(6.18)
Untuk seluruh command dan m-file di atas, bisa diganti dengan yang lain
dikatakan ‘ prob1’ . harus diyakini bahwa pergantian tersebut pada tiga tempat :
filename of the m-file, first line of m-file ( tidak diperlukan sama sekali) dan
command. Penambahan bentuk command adalah:
(6.19)
(6.20)
Untuk contoh yang ditunjukkan di atas, anda dapat menemukan akar lainnya
dengan menjalankan program dengan 0 = 3 dalam persamaan (6.15)
(6.21)
(6.22)
(6.23)
8
Tahap 3: Ketika menggunakan fzero, fungsi specvol akan dievaluasi oleh variasi
. Ini akan merepotkan untuk memperoleh print out yang konstan pada layar
setiap iterasi. Untuk menghindari hal ini, dapat mengganti fungsi specvol dengan
menambahkan semi-colon pada akhir setiap line, ‘;’. Ini akan menekan output.
Lakukan hal ini dan save m-file, specvol.
(6.24)
(6.25)
= (6.26)
Untuk tekanan rendah, di mana untuk gas ideal faktor compressibility adalah
1. Nilainya akan berubah dengan naiknya tekanan. Ada dua keutamaan baru yang
diilustrasikan yaitu penggunaan global dan plotting.
Tahap 1: kode disebut ‘run_volpot’ menghitung volume spesifik dan tekanan dari
1 hingga 31 atm dan menghitung faktor compressibility. Pernyataan pertama
dalam ‘run_volpot’adalah global command. Variabelnya di identifikasi sebagai
9
, , dan seterusnya, dan kemudian nilai-nilai yang ditunjuk. Pada program lain
seperti ‘specvol, beberapa global command digunakan dan variabelnya dapat
diakses.
Prgram selanjutnya adalah loop dengan 31 tahap. Tekanan adalah perubahan dari
1, ke-2,3 4……..,31. Untuk tiap-tiap tekanan, dihitung konstantan dan ,
berturut turut sebagai dan . Kemudian panggil ‘specol’ untuk
menemukan volume spesifik untuk kondisi ini; jawaban di simpan dalam variabel
vol sebagai array atau vector. Faktor kompresibility dihitung dan disimpan dalam
vektor Z. Terakhir, memplot dengan menetapkan tekanan sebagai axis dan Z
sebagai ordinat, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 6.1.
(6.27)
10
(6.27)
(6.28)
(6.29)
= − = −
̿− ̿( ̿ + ) ̿− ̿( ̿ + ) + ( ̿ − )
− +( − − ) − − (1 − )
=0 +( −2 −3 )
−( − − )
=0
Dimana
=
0.08664 0.077796
12
= . .
1 1−
− )
=
0.42748 0.457235
. . .
1+ 1− 1+ 1−
=
=
( ) ( )
Tabel 2.3 nilai yang harus diisi pada aliran yang ditambahkan
Penyimpanan
- Pergi ke File menu
- Pilih Save As
BAB III
PEMODELAN MATEMATIK
20
21
Untuk nilai a
ai = 0.42748 x (CR x TC/PC)^2
a = sum (ccc ai*^0.5); (yi))X x^2
bi = 0.08664 x (R X TC/PC)
b = sum (bi. X cyi)
5. Save data
6. Untuk menampilkan hasil sama dengan persamaan sebelumnya sesuai
dengan nama file yang disimpan
3.3.3 Persamaan Peng Robinson
1. Dibuka File >New>Function
2. Dimasukkan parameter yang diketahui dan masukkan rumus
3. Rumus untuk Peng Robinson
( )
P= − ( ) ( )
4. Disave data jika telah menunjukkan warna orange atau hijau yang
menandakan data yang dibuat sudah benar
5. Untuk menampilkan hasil tulis di command Windows sama caranya
dengan persamaan yang diatas.
3.3.7 Persamaan Keadaan Lee Kesler
1. Dibuka File >New>Function
2. Ditulis persamaan dan parameter yang diketahui
23
.
Z1 = 0.139 − .
4. Disave data jika telah menunjukkan warna orange atau hijau yang
menandakan data yang dibuat sudah benar
5. Untuk menampilkan hasil tulis di command windows sesuai dengan
File yang tersimpan.
b = 0.08664
B=
y= +
4. Disave data jika telah menunjukkan warna orange atau hijau yang
menandakan data yang dibuat sudah benar
5. Untuk menampilkan hasil di command windows ditulis :
>> Feval (‘Virial; 0.2) ;
>>ans= Virial (0.2)
Issue Command
>> clear
>> clc
>> V= Fzero (‘virial; 0.2)
>> ans = Virial (V)
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tampilan M-File:
%SRK
function y = volhexane2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =507.6 K
Tc=507.6-273; %C
%Pc =30.25 bar
Pc=30.25*0.98692; %atm
%T = 1000 K
T=1000-273; %C
P = 10;%atm
R = 0.08206;Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,0);
m=subs(f(w));
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end
24
25
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volhexane2',0.2)
v=
0.0559
>> ans=volhexane2(v)
ans =
1.3227e+016
Tampilan M-File
%persamaan peng-robinson untuk pure kompenen
function y=volhexanePR2(v)
%Tc =507.6 K
Tc=507.6-273; %C
%Pc =30.25 bar
Pc=30.25*0.98692; %atm
%T = 1000 K
T=1000-273; %C
P = 10;%atm
R = 0.08206;
Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,1);
m=subs(f(w));
a=(1+m.*(1-Tr.^0.5)).^2;
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)./((v-b).*P)-(a./(v.*(v+b)+b.*(v-b).*P));
end
feval ('volhexanePR2',0.2);
ans=volhexanePR2 (0.2)
ans =
33.7981
26
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volhexanePR2',0.2)
v=
0.0445
>> ans=volhexanePR2(v)
ans =
-1.1369e-013
Hysys :
Grafik SRK
Grafik Pengrobinson
27
Tampilan M-File:
%Pengrobinson
function y = volpentanePR2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =469.7 K
Tc=469.7-273; %C
%Pc =33.70 bar
Pc=33.70.*0.98692; %atm
%T = 750 K
T=750-273; %C
P = 25;%atm
R = 0.08206;
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end
feval ('volpentanePR2',0.2);
ans=volpentanePR2 (0.2)
ans =
9.8293
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volpentanePR2',0.2)
v=
0.0420
>> ans=volpentanePR2(v)
ans =
-2.4263e+015
29
Hysys:
SRK
Pengrobinson
3. Suatu system proses memiliki nilai frekuensi natural n= 10 rad/s; dan nilai
damping ratio ()=1. Tentukan matriks bentuk persamaan kedaan.
Jawab:
Tampilan M-File :
%matrik Persamaan keadaan
wn=10; %rad/s
damping=1;
[a2,b2,c2,d2]=ord2(wn,damping);
printsys(a2,b2,c2,d2)
30
Commond Window
a=
x1 x2
x1 0 1.00000
x2 -100.00000 -20.00000
b=
u1
x1 0
x2 1.00000
c=
x1 x2
y1 1.00000 0
d=
u1
y1 0
4. Tentukan volume molar methanol pada 100 atm dan 300 0C menggunakan
persamaan Peng-Robinson. bandingkan volume molar ketika menggunakan
persamaan Soave-Redlich-Kwong (SRK).
Jawab
Tampilan M-File:
%SRK
function y = volmethanol2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =512.6 K
Tc=512.6-273; %C
%Pc =80.97 bar
Pc=80.97*0.98692; %atm
T=300; %C
P = 100;%atm
R = 0.08206;
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end
31
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volmethanol2',0.2)
v=
0.0213
Tampilan M-File:
%Pengrobinson
function y = volmethanolPR2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =507.6 K
Tc=507.6-273; %C
%Pc =30.25 bar
Pc=30.25*0.98692; %atm
%T = 1000 K
T=1000-273; %C
P = 10;%atm
R = 0.08206;
aPR = 0.457235*(R*Tc)^2/Pc;
bPR = 0.077796*(R*Tc/Pc);
y=(R*T/(v-bPR))-(aPR/((v^2)+(2*v*bPR)-(bPR^2)))-P;
end
32
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volmethanolPR2',0.2)
v=
0.0445
>> ans=volmethanolPR2 (v)
ans =
-1.1369e-013
5.Tentukan volume molar dari etilen pada suhu 2500C dan tekanan 3 atm
menggunakan persamaan gas ideal, generalized EOS, lee kesler dan persamaan
virial.
Jawaban
Tampilan M-File:
%persamaan soave redlich kwong untuk pure komponen
function y=srk(v)
R=0.082057338;
P=3; %atm
T=523; %kelvin
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692 ; %atm
Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,0);
m=subs(f(w));
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end
33
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('srk',0.2)
v=
0.0403
Tampilan M-File:
%persamaan peng-robinson untuk pure kompenen
function y=peng(v)
R=0.08208;
P=3; %atm
T=523; %kelvin
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,1);
m=subs(f(w));
a=(1+m.*(1-Tr.^0.5)).^2;
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)./((v-b).*P)-(a./(v.*(v+b)+b.*(v-b).*P));
end
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('peng',0.2)
v=
0.0404
>> ans=peng(v)
ans =
2.6104e+016
Tampilan M-File:
%Persamaan redlich kwong
function y=srk3(v)
R=0.082057338;
P=3; %atm
T=523 ; %kelvin
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
x=sum([1130 630 189 63]);
yi=[1130 630 189 63]./x;
Tr=T./Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,1);
m=subs(f(w));
ai=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
a=sum((((ai.^0.5).*(yi)).^2));
bi=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
b=sum(bi.*(yi));
y=(((R.*T)./(v-b)).*P)-((a./((v.*(v+b))))./P);
end
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('srk3',0.2)
v=
0.0403
Tampilan M-File:
%vanderwals.m
function y=vander(v)
T=523 ;
P=3 ;
Tc=282.3;
Pc=50.40.*0.98692;
R=0.08206;
a=(27/64)*(R^2*Tc^2/Pc);
b=(R*Tc)/(8*Pc);
y=(R.*T/(v-b))./P-((a./v)./P);
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('vander',0.2)
v=
0.0582
>> ans= vander(v)
ans =
5.5721e+016
36
Tampilan M-File:
%gas ideal
function y=gi(v)
T=523;
P=3;
R=0.08206;
y=R.*T./(P.*v);
end
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('gi',0.2)
v=
7.8746e-016
Tampilan M-File:
zo=1+(0.083-0.422./(Tr.^1.6)).*(Pr./Tr);
z1=(0.139-(0.172./(Tr.^4.2))).*(Pr./Tr);
z=zo+w.*z1
37
Command Window
>> kasler
z=
0.9979
Tampilan M-File:
%persamaan virial
function y=virial(v)
T=523;
P=3;
R=0.08206;
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
B=b.*P./(R.*T);
y=(R.*T./(P.*v))+B./v;
end
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('virial',0.2)
v=
7.8746e-016
>> ans= virial (v)
ans =
1.8171e+016
6. Persamaan Keadaan untuk MIMO sistem (Multi Input Multi Output)
Sintaks: [n,d] = ss2tf(A,B,C,D,iu)
Dimana iu merupakan masukan yang lebih dari satu.
Misalkan diberikan sistem sebagai berikut :
A=[0 1;-9 -4];
B=[1 1;0 1];
C=[1 0;0 1];
38
Tampilan workspace :
A=
0 1
-9 -4
B=
1 1
0 1
C=
1 0
0 1
D=
0 0
0 0
n=
0 1.0000 4.0000
0 0 -9.0000
39
d=
1.0000 4.0000 9.0000
n=
0 1.0000 5.0000
0 1.0000 -9.0000
d=
7. Dengan menggunakan Matlab carilah respon waktu untuk fungsi alih berikut
ini:
( s 2)
G (s)
2 s 3s 4
2
dengan masukan :
a. Unit step
b. Unit impulse
Penyelesaian :
Tampilan M-FILE :
a. Unit step
%unit step
num=[1 2];den=[2 3 4];
Gs=tf(num,den); %pembuat fungsi alih
step(num,den);
title('Step Respon');grid;
xlabel('waktu (dtk)');
ylabel('amplitudo');
40
0.7
0.6
0.5
amplitudo
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 w aktu (dtk)
4 (sec) 5 6 7 8
b. Unit impulse
%unit impulse
num=[1 2];den=[2 3 4];
Gs=tf(num,den); %pembuat fungsi alih
impulse (num,den);
title('Impulse Respon');grid;
xlabel('waktu(dtk)');
ylabel('amplitudo');
0.5
0.4
0.3
amplitudo
0.2
0.1
-0.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
w aktu(dtk) (sec)
41
8. Soal
2.5
1.5
0.5
-0.5
-1
-1.5
-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
W aktu - detik
9. Soal
42
Pole-Zero Map
1.5
0.96 0.92 0.86 0.76 0.58 0.35
0.984
1
0.5 0.996
Imaginary Axis
6 5 4 3 2 1
0
-0.5 0.996
-1
0.984
10. Soal
44
% soal 12
disp('Persamaan Keadaan')
A = [ 0 1 0 0; 0 0 1 0; 0 0 0 1; -0.0069 -0.0789 -0.5784 -1.3852];
B = [ 0; 0; 0; 2];
C = [ 1 0 0 0];
D = [0];
sys = ss(A,B,C,D)
% Persamaan Polinomial
disp('Persamaan Polinomial')
P = poly(A)
% Akar - Akar Persamaan Karakteristik
disp('Akar - Akar Persamaan Karakteristik')
r = roots(P)
Tampilan workspace :
Persamaan Keadaan
a=
x1 x2 x3 x4
x1 0 1 0 0
x2 0 0 1 0
x3 0 0 0 1
x4 -0.0069 -0.0789 -0.5784 -1.385
b=
u1
x1 0
x2 0
x3 0
x4 2
c=
x1 x2 x3 x4
y1 1 0 0 0
d=
u1
y1 0
Continuous-time model.
Persamaan Polinomial
P=
1.0000 1.3852 0.5784 0.0789 0.0069
45
r=
-0.6991
-0.5363
-0.0749 + 0.1131i
-0.0749 - 0.1131i
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.kesimpulan
kesimpulan dari Praktikum ini adalah :
5.2 Saran
Saran terhadap praktikum ini adalah jika persamaan keadaan dibuat
dengan menggunakan matlab maka pengerjaan harus sangat teliti karena
Matlab sangat sensitif jika satu formula yang tidak dimasukkan
46
47
DAFTAR PUSTAKA
47