Anda di halaman 1dari 50

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................... i
DFTAR GAMBAR................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 1
1.3 Kompetensi ........................................................................... 1
1.4 Mata Kuliah Terkait .............................................................. 1
BAB II PENELUSURAN PUSTAKA ................................................. 2
2.1 Rumusan Matematik Persamaan Keadaan ........................... 2
2.2 Persamaan Keadaan Menggunakan Matlab .......................... 4
2.3 Contoh Pemecahan Masalah Teknik Kimia
Menggunakan Matlab………………………………………..6
2.4 Persamaan Keadaan menggunakan Hysys ................................. 10
BAB III PEMODELAN MATEMATIK............................................. 20
3.1 Parameter dan Variable......................................................... 20
3.2 Pemograman Yang Dibangun ............................................... 20
3.3 Tahapan Kerja ....................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 46
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 46
5.2 Saran ..................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor kompresibility untuk n-buatane ………………………..10


Gambar 2.2 Case (Main)…………………………………………………….13
Gambar 2.3 Enviromen Case (main)………………………………………...14
Gambar 2.4 Workbook (Case Main)………………………………………...14
Gambar 2.5 Work book Tabs………………………………………………..15
Gambar 2.6 Select Variabel (S) Formain……………………………………15
Gambar 2.7 Workbook case………………………………………………..16
Gambar 2.8 simulation………………………………………………………16
Gambar 2.9 Variabel Navigator……………………………………………..17
Gambar 2.10 Variabel Navigator……………………………………………17
Gambar 2.11 Data Book…………………………………………………….18
Gambar 2.12 Data Book Variabel…………………………………………..18
Gambar 2.13 Case Studies setup-main……………………………………..19
Gambar 2.14 Case Studies – Main…………………………………….…....19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan persamaan SRK dengan PR pada Hysys…………11


Tabel 2.2 Fluid Pakage……………………………………………………..12
Tabel 2.3 nilai yang harus diisi pada aliran yang ditambahkan…………….13

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelesaian menggunakan persamaan keadaan dapat digunakan untuk
menentukan volume spesifik campuran gas kimia pada suhu dan tekanan tertentu.
Tampa menggunakan persamaan keadaan hampir tidak mungkin untuk
merancang pabrik kimia. Volume spesifik dapat menentukan diameter pipa, daya
compressor dam pompa, diameter kolom destilasi, dan reaktor kimia. Penentuan
volume spesifik merupakan langkah pertama untuk menghitung entalpi dan sifat-
sifat campuran Uap- Cair. Perhitungan entalpi sangat penting untuk menentukan
neraca energi yang berguna mengurangi penggunaan energi yang digunakan.
Penyelesaian persamaan keadaan dapat diselesaikan dengan menggunakan
software Matlab, Hysis dan Superpro.

1.2 Tujuan
1. Mampu mendefenisikan volume spresifik dan pada suhu dan tekanan
tertentu untuk komponen murni dan campuran dengan menggunakan
penyelesaian State Equation (Peng Robinson dan SRK) menggunakan
Matlab
2. Mampu membandingkan hasil yang diperoleh dengan perangkat Hysis

1.3 Kompetensi
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk membuat pemodelan matematik
berhubungan dengan persamaan keadaan pada bidang teknik kimia untuk
diselesaikan menggunakan peragkat Matlab, serta membandingkannya dengan
Hysis.

1.4 Mata Kuliah Terkait


Proses Industri kimia, Matematika, Matematika Teknik Kimia,
Termodinamika I dan II, Perancangan Alat Proses dan Pengendalian Proses.

1
2

BAB II
PENELUSURAN PUSTAKA

2.1 Rumusan Matematik Persamaan Keadaan


Persamaan keadaan utuk gas ideal berhubungan dengan tekanan, suhu dan
volum spesifik yang dinyatakan oleh:

≡ ≡ ̅= (6.1)

Dimana,
= tekanan absolute
= volume
= jumlah mol
= konstantan gas
= suhu absolute.
Persamaan keadaan telah dikembangkan, biasanya bersaman dengan proses
simulasi untuk menentukan proses kimia pada tekanan tinggi.
a. persamaan Van Der Waals
= − (6.2)

b. Persamaaan Redlich - Kwong


= − ( )
(6.3)

= 0.42748 , = 0.08664

Dan

= , = . (6.4)

Dimana,
= suhu kritik (dalam bentuk absolute),
= tekanan kritik
= penurun suhu (suhu absolute dibagi suhu kritik)

2
3

= koreksi persamaaan keadaan Redlich – Kwong.


Persamaaan Redlich – Kwong dimodifikasi oleh Soave menghasilkan
persamaan Redlich – Kwong-Soave (pada Aspen Plus dikenal dengan RK-
Soave),umumnya dalam proses simulator adalah:
= − ( )
(6.5)

Untuk nilai diberikakan dalam bentuk yang berbeda.

.
= [1 + (1 − )] , = 0.480 + 1.57 + 0.17 (6.6)

Dimana,
= faktor acentric, yang jumlahnya ditabulasikan untuk banyak
senyawa kimia. Nilai dapat dihitung tiap-tiap senyawa kimia
dan suhu reduced.

c. Persamaan Peng-Robinson
= − ( ) ( )
(6.7)

Untuk seluruh persamaan dapat disusun kembali dalam fungsi kubik volume
spesifik. Bentuk persamaan Redlich – Kwong dan Redlich – Kwong- Soave
adalah:

̿ ( )− ̿ ( ) + ̿( − − )− =0 (6.8)

Untuk komponen murni, parameter dan ditentukan dari suhu dan tekanan
kritikal, dan mungkin dari faktor acentric. Semua ini jumlahnya ditabulasikan,
contoh; bentuknya dikorelasikan dengan tekanan uap dan titik didih normal.
Untuk campuran , diperlukan kombinasi nilai dan untuk tiap-tiap komponen
menurut komposisi campuran gas. Umumnya aturan pencampuran tersebut
ditunjukkan persamaan berikut di mana adalah fraksi mol tiap-tiap senyawa
kimia dalam fasa uap.

.
= 0.42748 , =
,
4

Atau

. . .
= ∑ ∑ , = ∑
(6.9)

= 0.08664 , =

∑ (6.10)

Dimana,

1
= . ( Redlich – Kwong )

Atau,

.
= 1+ 1− ( Redlich – Kwong − Soave)
(6.11)

Permasalahanya adalah hanya perbedaan antara kompenen murni dan campuran


yang dievaluasi untuk parameter dan .

2.2. Persaman Keadaan Menggunakan Matlab


2.2.1. Penyelesaian Persamaan Keadaan Menggunakan Matlab
Persamaan aljabar non linier dapat diselesaikan menggunakan Matlab.
Pertama mesti dilakukan pendefenisian masalah untuk menyelesaikan masalah
dengan menulisnya di m-file, lalu memeriksanya, terakhir persoalan tersebut
diperintahkan untuk diselesaikan.

Tahapan I : defenisikan fungsi yang dibuat menggunakan m-file, di sini disebut


f.m.

(6.12)
Ganti aliran directori dalam Matlab ( pada atas command windows) ke direktori
yang anda kehendaki untuk menyimpan kerja dan simpan sebagai f.m.
5

Tahap 2: periksa fungsi, Command yang dikeluarkan

(6.13)

Untuk mendapatkan hasilnya:

(6.14)

Persamaan (6.12) dapat dengan mudah dilakukan, jika x=2 nilai fungsinya adalah
-8.

Tahap 3: Untuk menemukan nilai yang memuat ( ) = 0 dalam Matlab,


gunakan fungsi ‘fzero’ . dalam Command window, issue command mengikuti:

(6.15)

(6.16)

Penyeleaian command masalah untuk mengikuti:

( )=0 (6.17)

Memulai dari perkiraan mula-mula 0, kadang-kadang fungsi akan mempunyai


lebih dari satu solusi, dan bisa dihitung hanya dengan menggunakan command
dengan perbedaan 0.

Anda dapat menguji dengan menyatakan:

(6.18)

Rangkuman tahapan yang dilakukan: tahapan 1 mendefenisikan masalah yang


diinginkan untuk diselesaikan, tahap 2 memeriksa pemprograman, tahap 3
menginstruksikan Matlab untuk menyelesaikan masalah. Jika mencoba untuk
mengabaikan tahap kedua , maka periksa pemograman anda tapi harus diingat
jika pemograman salah maka akan menghasilkan masalah yang salah.
6

Ketika pengujian command ‘fzero(‘f’, 0) dalam Matlab, mendefenisikan


masalah untuk diselesaikan, 0 merupakan solusi perkiraan terbaik, dan fzero
mengenalkan Matlab untuk jenis yang dimulai dari 0 sampai adalah nol.

Untuk seluruh command dan m-file di atas, bisa diganti dengan yang lain
dikatakan ‘ prob1’ . harus diyakini bahwa pergantian tersebut pada tiga tempat :
filename of the m-file, first line of m-file ( tidak diperlukan sama sekali) dan
command. Penambahan bentuk command adalah:

(6.19)

Hasil contoh terakhir adalah memasukan dalam variabel . Pilihan vektor


memungkin anda untuk mengatur jumlah pasti. Untuk menuliskannya:

(6.20)

Untuk contoh yang ditunjukkan di atas, anda dapat menemukan akar lainnya
dengan menjalankan program dengan 0 = 3 dalam persamaan (6.15)

2.3 Contoh Pemecahan Masalah Teknik Kimia Menggunakan Matlab


Tentukan volume spesifik n-butane pada 500 K dan 18 atm menggunakan
persamaan Redlich-Kwong :

Tahap 1: diperlukan persiapan m-file untuk menghitung ( ), atau di sini ( ),


memberikan suhu, tekanan, sifat termodinamik . File tersebut ditunjukkan seperti
di bawah berikut:
7

(6.21)

Fungsi ini disebut ‘Specvol’ mendefeniskan masalah yang akan di pecahkan.

Tahap2 : uji fungsi ‘Specvol’

(6.22)

Fungsi feval menyebabkan Matlab untuk menghitung nilai (output didefinisikan


dalam specvol) menggunakan m-file dinamakan specvol ketika = 0.2. Out yang
diperoleh adalah:

(6.23)
8

Anda akan memeriksa hasil ini line by line , khususnya perhitungan


,

Tahap 3: Ketika menggunakan fzero, fungsi specvol akan dievaluasi oleh variasi
. Ini akan merepotkan untuk memperoleh print out yang konstan pada layar
setiap iterasi. Untuk menghindari hal ini, dapat mengganti fungsi specvol dengan
menambahkan semi-colon pada akhir setiap line, ‘;’. Ini akan menekan output.
Lakukan hal ini dan save m-file, specvol.

Tahap 4: selanjutnya issue command

(6.24)

Dalam feval. Nilai pada 0.2 digunakan untuk melakukan perhitungan,


sedangkan dengan fzero , mulanyanya diperkirakan jawapannya. Pemeriksaan
, dibuat evaluasi fungsi untuk menemukan bagaimana dekat dengan nol ( )
adalah

(6.25)

2.3.1 Contoh Lain Pemecahan Masalah Teknik Kimia Menggunakan


Matlab
Faktor compressibility dinyatakan oleh persamaan berikut:

= (6.26)

Untuk tekanan rendah, di mana untuk gas ideal faktor compressibility adalah
1. Nilainya akan berubah dengan naiknya tekanan. Ada dua keutamaan baru yang
diilustrasikan yaitu penggunaan global dan plotting.

Tahap 1: kode disebut ‘run_volpot’ menghitung volume spesifik dan tekanan dari
1 hingga 31 atm dan menghitung faktor compressibility. Pernyataan pertama
dalam ‘run_volpot’adalah global command. Variabelnya di identifikasi sebagai
9

, , dan seterusnya, dan kemudian nilai-nilai yang ditunjuk. Pada program lain
seperti ‘specvol, beberapa global command digunakan dan variabelnya dapat
diakses.

Prgram selanjutnya adalah loop dengan 31 tahap. Tekanan adalah perubahan dari
1, ke-2,3 4……..,31. Untuk tiap-tiap tekanan, dihitung konstantan dan ,
berturut turut sebagai dan . Kemudian panggil ‘specol’ untuk
menemukan volume spesifik untuk kondisi ini; jawaban di simpan dalam variabel
vol sebagai array atau vector. Faktor kompresibility dihitung dan disimpan dalam
vektor Z. Terakhir, memplot dengan menetapkan tekanan sebagai axis dan Z
sebagai ordinat, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 6.1.

(6.27)
10

Gambar 2.1 Faktor kompresibility untuk n-buatane

Tahap2: Specol m-file diganti menggunakan global command seperti yang


ditunjukkan oleh persamaan 6.28. Sekarang parameter tersedia untuk specol
karena didefinisikan sebagai variabel global dan di setting dalam program
‘run_volpot’

(6.27)

Tahap3: Karena telah dilakukan pemeriksaan program spcol, maka tidak


dibutuhkan pemeriksaan lagi. Diperlukan untuk memasukan semi-colons (;) pada
akhir lines pada specol karena tidak diperlukan hasil intermediate. Kemudian
dapat diperiksa dan untuk satu tekanan, untuk memastikanm maka
diperiksai dalam program run_valpot. Tapi pernyataan ini di copy dari langsung
dari specol, selanjutnya tidak diperlukan pemeriksaan lagi. Penggunaan vil(i),
Z(i) dan press(i) lebih mudah untuk pemerksaan dari garafik yang ditunjukkan
gambar 6,1
11

Tahap4: Cara alternatif untuk menghitung faktor kompresibility dengan


menggunakan command berikut setelah loop;

(6.28)

Command perhitungan untuk hal yang sama

(6.29)

2.4 Persamaan Keadaan menggunakan Hysys


Sebelum memulainya, maka diperlukan hal berilut ini:
 Memulai Hysys
 Memilih komponen
 Mendefenisikan dan memilih Fluid Pakage
 Menambah dan menetapkan aliran material
Berikut ini adalah perbandingan persamaan yang digunakan Hysys untuk
persamaan Soave-Redlich- Kwong (SRK) dan Peng-Robinson (PR) ditunjukkan
oleh Tabel 2.1

Tabel 2.1 Perbandingan persamaan SRK dengan PR pada Hysys


Soave-Redlich-Kwong (SRK) Peng-Robinson (PR)

= − = −
̿− ̿( ̿ + ) ̿− ̿( ̿ + ) + ( ̿ − )
− +( − − ) − − (1 − )
=0 +( −2 −3 )
−( − − )
=0

Dimana

=
0.08664 0.077796
12

= . .
1 1−

− )

=
0.42748 0.457235

. . .
1+ 1− 1+ 1−
=

= 0.48 + 1,57 − 0.176 0.37464 + 1.54226


− 0.26992

=
( ) ( )

2.4.1 Contoh simulasi menggunakan Hysys


Tentukan volume spesifik n-butane pada 500K dan 18 atm menggunakan
persamaan SRK dan PR.
 Memulai Hysys:
- Klik Start menu
- Pilih Program pada Hysys
 Buka kasus baru menggunakan salah satu berikut ini:
- Pergi ke file menu, pilih New, menyusul case atau
- Tekan ctrl N, atau
- Pilih icon New pada toolbar
 Mendefinisikan basis simulasi
1) Enter nilai berikut untuk menetapkan fluid pakage
Fluid pakage dapat di lihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Fluid Pakage
13

2) Klil enter simulation environment ketika memulai membangun simulasi


 Menginstal aliran
Terdapat beberapa cara untuk menambahkan aliran:
- Menekan F11. Atau
- Dauble klik icon Stream dalam object Palette
 Mendefenisikan aliran yang diperlukan
Tambahkan aliran dengan mengikuti nilai berikut
Untuk menambahkan aliran inilah aliran-aliran yang harus diisi pada aliran
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 nilai yang harus diisi pada aliran yang ditambahkan

 Penyimpanan
- Pergi ke File menu
- Pilih Save As

- Berikan file Hysys dengan nama EOS SRK laku tekan OK

Gambar 2.2 Case (Main)

 Petunjuk hasil menggunakan Workbook


- Pergi ke menu Tools dan pilih Workbook atau klik Ctrl + W
seperti yang ditunjukkan Gambar 2.2
14

- Selanjutnya, pilih View dan Bookwork pada Gambar 2.3


-

Gambar 2.3 Enviromen Case (main)

Gambar 2.4 Workbook (Case Main)

- Volume spesifik pada Hysys di definisikan sebagai Volume Molar.


Gambar 2.4 tidak menunjukan volume molar dalam Workbook.
Supaya menunjukan nilai Volume Molar maka ditambahkan ke dalam
Workbook.
- Untuk menambahkan Volume Molar atau variabel lainnya. Pergi ke
menu Workbook dan klik Setup. Hal ini ditunjukkan Gambar 2.5
15

Gambar 2.5 Work book Tabs

- Dalam Variables, pilih Add pada sisi kanan window


- Pemilihan variabel ditunjukkan oleh Gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.6 Select Variabel (S) Formain

- Selanjutnya pada Variable temukan Molar Volume dan klik OK.


Tutup Setup windows dengan cara klik red X pada sisi atas sudut
kanan
- Nilai Molar Volume pada Workbook yang ditunjukkan Gambar 2.7
berikut:
16

Gambar 2.7 Workbook case

 Analisa Sifat Menggunakan Studi Kasus


Pada bagian ini kita menganalisa volume spesifik n-butane ketika suhu
berubah. Langkah analisa adalah sebagai berikut:
- Pergi ke menu Tools dan pilih Databook atau klik Ctrl+D seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 2.8 berikut.

Gambar 2.8 simulation


17

- Selanjutnya, klik Insert kemudian Variable Navigator yang ditunjukkan


oleh Gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Variabel Navigator

- Dalam kolom Object, pilih aliran 1 dan dalam kolom Variable


pilih Molar Volum, lalu klik OK.

Gambar 2.10 Variabel Navigator

- Ulangi tahapan di atas untuk memasukan Temperature. Databook


diprbaharui seperti yang ditunjukkan Gambar 2.11berikut:
18

Gambar 2.11 Data Book

- Ganti ke Case Studied tab, ditunjukkan oleh gambar berikut:

Gambar 2.12 Data Book Variabel


19

- Klik View ditujukan oleh Gambar 2.13 berikut:

Gambar 2.13 Case Studies setup-main

- Untuk memulai analisis klik Start, ditunjukkan Gambar 2.14


berikut:

Gambar 2.14 Case Studies - Main


20

BAB III
PEMODELAN MATEMATIK

3.1 Parameter dan Variabel


1. Persamaan SRK (Soave Redlich Kwong)
2. Persamaan Peng Robinson
3. Persamaan Redlich Kwong
4. Persamaan Keadaan
5. Persamaan Vanderwals
6. Persamaan Gas Ideal
7. Persamaan Lee Kesler
8. Persamaan virial

3.2 Pemograman yang dibangun


Pemograman yang dibangun dengan menggunakan Matlab dan Hysys dalam
menyelesaikan Persamaan Keadaan

3.3 Tahapan Kerja


3.3.1 Persamaan SRK (Soave Redlich Kwong)
1. Dibuka File >New>Function
2. Dimasukkan parameter yang diketahui dan masukkan rumus
3. Rumus untuk SRK
( )
P= − . ( )

a = 0.42748 x (CR x TC/PC)^2


b = 0.08664 x (R X TC/PC)
4. Setelah semua data lengkap dimasukkan dan dipinggir M-File
menunjukkan warna hijau atau orange yang menandakan data di M-file
sudah benar. Kemudian disave diberi nama vol methanol.
5. Untuk menampilkan hasil tulis dicommand window
>> feval (‘volmethanol 2; 0.2)

20
21

>> ans = vomethanol 2 (0.2)


Issue command
>> clear
>> clc
>> v = Fzero (‘Volmethanol 2’, 0.2)
>> ans = volmethanol (v)
3.3.2 Persamaan Redlich Kwong
1. Dibuka File >New>Function
2. Ditulis persamaan dan parameter yang diketahui
3. Dimasukkan parameter yang diketahui dan masukkan rumus
4. Dimasukkan rumus Redlich Kwong
P= − . ( )

Untuk nilai a
ai = 0.42748 x (CR x TC/PC)^2
a = sum (ccc ai*^0.5); (yi))X x^2
bi = 0.08664 x (R X TC/PC)
b = sum (bi. X cyi)
5. Save data
6. Untuk menampilkan hasil sama dengan persamaan sebelumnya sesuai
dengan nama file yang disimpan
3.3.3 Persamaan Peng Robinson
1. Dibuka File >New>Function
2. Dimasukkan parameter yang diketahui dan masukkan rumus
3. Rumus untuk Peng Robinson
( )
P= − ( ) ( )

4. Apabila dipinggir M-File menunjukkan warna hijau atau orage berarti


data sebuah sudah benar kemudian disave
5. Untuk menampilkan hasil dicommand windows sama dengan yang
diatas.
22

3.3.4 Persamaan Keadaan (Matriks)


1. Dibuka File >New>Function
2. Dimasukkan parameter yang diketahui dan masukkan rumus
3. Untuk menampilkan Matriks ditulis M-file [22, b2, c2, d2]= ode
2[wn,damping];
printsys (a2, b2, c2, d2)
4. Disave data jika telah benar yang ditunjukkan dipinggir M-file bewarna
orange/hijau
5. Untuk menampilkan hasil tulis di command Windows nama file yang
tersimpan.
3.3.5 Persamaan Keadaan (Vanderwals)
1. Dibuka File >New>Function
2. Ditulis persamaan dan parameter yang diketahui
3. Disave data jika telah benar yang ditunjukkan dipinggir M-file bewarna
orange/hijau
4. Untuk menampilkan hasil tulis di command Windows sama caranya
dengan persamaan no 3.3.3
3.3.6 Persamaan Keadaan Gas Ideal
1. Dibuka File >New>Function
2. Ditulis persamaan dan parameter yang diketahui
3. Dimasukkan Rumus Gas ideal dengan persamaan
P=

4. Disave data jika telah menunjukkan warna orange atau hijau yang
menandakan data yang dibuat sudah benar
5. Untuk menampilkan hasil tulis di command Windows sama caranya
dengan persamaan yang diatas.
3.3.7 Persamaan Keadaan Lee Kesler
1. Dibuka File >New>Function
2. Ditulis persamaan dan parameter yang diketahui
23

3. Dimasukkan Rumus Lee Kesler dengan persamaan


. .
Zo = 1 + .

.
Z1 = 0.139 − .

4. Disave data jika telah menunjukkan warna orange atau hijau yang
menandakan data yang dibuat sudah benar
5. Untuk menampilkan hasil tulis di command windows sesuai dengan
File yang tersimpan.

3.3.8 Persamaan Keadaan Virial


1. Dibuka File >New>Function
2. Ditulis semua persamaan dan parameter yang diketahui
3. Dimasukkan Rumus Virial dengan persamaan

b = 0.08664

B=

y= +

4. Disave data jika telah menunjukkan warna orange atau hijau yang
menandakan data yang dibuat sudah benar
5. Untuk menampilkan hasil di command windows ditulis :
>> Feval (‘Virial; 0.2) ;
>>ans= Virial (0.2)
Issue Command
>> clear
>> clc
>> V= Fzero (‘virial; 0.2)
>> ans = Virial (V)
24

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tentukan volume spesifik n-hexane pada 1000 K dan 10 atm menggunakan


persamaan Peng Robinson dan SRK. Tentukan faktor kompresibili`S4E4tas n-
hexane kemudian plot grafik menggunakan matlab dan hysys.
Jawab:

Tampilan M-File:
%SRK
function y = volhexane2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =507.6 K
Tc=507.6-273; %C
%Pc =30.25 bar
Pc=30.25*0.98692; %atm
%T = 1000 K
T=1000-273; %C
P = 10;%atm
R = 0.08206;Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,0);
m=subs(f(w));
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end

Hasil uji specvol

>> feval ('volhexane2',0.2);


>> ans=volhexane2(0.2)
ans =
41.0439

24
25

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volhexane2',0.2)
v=
0.0559
>> ans=volhexane2(v)
ans =
1.3227e+016

Tampilan M-File
%persamaan peng-robinson untuk pure kompenen
function y=volhexanePR2(v)
%Tc =507.6 K
Tc=507.6-273; %C
%Pc =30.25 bar
Pc=30.25*0.98692; %atm
%T = 1000 K
T=1000-273; %C
P = 10;%atm
R = 0.08206;
Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,1);
m=subs(f(w));
a=(1+m.*(1-Tr.^0.5)).^2;
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)./((v-b).*P)-(a./(v.*(v+b)+b.*(v-b).*P));
end

Hasil uji volhexanePR2

feval ('volhexanePR2',0.2);
ans=volhexanePR2 (0.2)
ans =
33.7981
26

Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volhexanePR2',0.2)
v=
0.0445
>> ans=volhexanePR2(v)
ans =
-1.1369e-013

Hysys :
Grafik SRK

Grafik Pengrobinson
27

2. Tentukan volume spesifik n-pentane pada 750 K dan 25 atm menggunakan


persamaan Peng Robinson dan SRK. Tentukan faktor kompresibilitas n-pentane
kemudian plot grafik menggunakan matlab dan hysys.
Jawab:
Tampilan M-File:
%SRK
function y = volpentane2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =469.7 K
Tc=469.7-273; %C
%Pc =33.70 bar
Pc=33.70.*0.98692; %atm
%T = 750 K
T=750-273; %C
P = 25;%atm
R = 0.08206;
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end

Hasil uji specvol


>> feval ('volpentane2',0.2);
>> ans=volpentane2(0.2)
ans =
9.8293
Issue command
>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volpentane2',0.2)
v=
0.0420
>> ans=volpentane2(v)
ans =
-2.4263e+015
28

Tampilan M-File:

%Pengrobinson
function y = volpentanePR2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =469.7 K
Tc=469.7-273; %C
%Pc =33.70 bar
Pc=33.70.*0.98692; %atm
%T = 750 K
T=750-273; %C
P = 25;%atm
R = 0.08206;
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end

Hasil uji volpentanePR

feval ('volpentanePR2',0.2);
ans=volpentanePR2 (0.2)
ans =
9.8293

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volpentanePR2',0.2)
v=
0.0420
>> ans=volpentanePR2(v)
ans =
-2.4263e+015
29

Hysys:
SRK

Pengrobinson

3. Suatu system proses memiliki nilai frekuensi natural n= 10 rad/s; dan nilai
damping ratio ()=1. Tentukan matriks bentuk persamaan kedaan.
Jawab:

Tampilan M-File :
%matrik Persamaan keadaan
wn=10; %rad/s
damping=1;
[a2,b2,c2,d2]=ord2(wn,damping);
printsys(a2,b2,c2,d2)
30

Commond Window

a=
x1 x2
x1 0 1.00000
x2 -100.00000 -20.00000
b=
u1
x1 0
x2 1.00000
c=
x1 x2
y1 1.00000 0
d=
u1
y1 0

4. Tentukan volume molar methanol pada 100 atm dan 300 0C menggunakan
persamaan Peng-Robinson. bandingkan volume molar ketika menggunakan
persamaan Soave-Redlich-Kwong (SRK).
Jawab
Tampilan M-File:

%SRK
function y = volmethanol2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =512.6 K
Tc=512.6-273; %C
%Pc =80.97 bar
Pc=80.97*0.98692; %atm
T=300; %C
P = 100;%atm
R = 0.08206;
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end
31

Hasil uji specvol

>> feval ('volmethanol2',0.2);


>> ans=volmethanol2(0.2)
ans =
1.3719

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volmethanol2',0.2)
v=
0.0213

>> ans=volmethanol2 (v)


ans =
-4.6076e+014

Tampilan M-File:
%Pengrobinson
function y = volmethanolPR2(v)
%parameter yang diketahui
%Tc dan Pc apendik B book smith vanness
%Tc =507.6 K
Tc=507.6-273; %C
%Pc =30.25 bar
Pc=30.25*0.98692; %atm
%T = 1000 K
T=1000-273; %C
P = 10;%atm
R = 0.08206;
aPR = 0.457235*(R*Tc)^2/Pc;
bPR = 0.077796*(R*Tc/Pc);
y=(R*T/(v-bPR))-(aPR/((v^2)+(2*v*bPR)-(bPR^2)))-P;
end
32

Hasil uji specvol


>> feval ('volmethanolPR2',0.2);
>> ans=volmethanolPR2 (0.2)
ans =
33.7981

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('volmethanolPR2',0.2)
v=
0.0445
>> ans=volmethanolPR2 (v)
ans =
-1.1369e-013

5.Tentukan volume molar dari etilen pada suhu 2500C dan tekanan 3 atm
menggunakan persamaan gas ideal, generalized EOS, lee kesler dan persamaan
virial.
Jawaban

Tampilan M-File:
%persamaan soave redlich kwong untuk pure komponen
function y=srk(v)
R=0.082057338;
P=3; %atm
T=523; %kelvin
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692 ; %atm
Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,0);
m=subs(f(w));
a=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)/((v-b).*P)-(a/((v*(v+b))*P));
end
33

Hasil uji specvol


>> feval ('srk',0.2);
>> ans=srk (0.2)
ans =
88.9609

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('srk',0.2)
v=
0.0403

>> ans= srk (v)


ans =
-4.3864e+016

Tampilan M-File:
%persamaan peng-robinson untuk pure kompenen
function y=peng(v)
R=0.08208;
P=3; %atm
T=523; %kelvin
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
Tr=T/Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,1);
m=subs(f(w));
a=(1+m.*(1-Tr.^0.5)).^2;
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
y=(R.*T)./((v-b).*P)-(a./(v.*(v+b)+b.*(v-b).*P));
end

Hasil uji specvol


>> feval ('peng',0.2);
>> ans=peng(0.2)
ans =
74.7983
34

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('peng',0.2)
v=
0.0404
>> ans=peng(v)
ans =
2.6104e+016

Tampilan M-File:
%Persamaan redlich kwong
function y=srk3(v)
R=0.082057338;
P=3; %atm
T=523 ; %kelvin
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
x=sum([1130 630 189 63]);
yi=[1130 630 189 63]./x;
Tr=T./Tc;
f=inline('0.48+1.57*w+0.17*w.^2');
w=fzero(f,1);
m=subs(f(w));
ai=0.42748.*((R.*Tc./Pc).^2);
a=sum((((ai.^0.5).*(yi)).^2));
bi=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
b=sum(bi.*(yi));
y=(((R.*T)./(v-b)).*P)-((a./((v.*(v+b))))./P);
end

Hasil uji specvol


>> feval ('srk3',0.2);
>> ans=srk3(0.2)
ans =
806.1624
35

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('srk3',0.2)
v=
0.0403

>> ans= srk3 (v)


ans =
3.2552e+017

Tampilan M-File:
%vanderwals.m
function y=vander(v)
T=523 ;
P=3 ;
Tc=282.3;
Pc=50.40.*0.98692;
R=0.08206;
a=(27/64)*(R^2*Tc^2/Pc);
b=(R*Tc)/(8*Pc);
y=(R.*T/(v-b))./P-((a./v)./P);

Hasil uji specvol


>> feval ('vander',0.2);
>> ans= vander (0.2)
ans =
93.3124

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('vander',0.2)
v=
0.0582
>> ans= vander(v)
ans =
5.5721e+016
36

Tampilan M-File:
%gas ideal
function y=gi(v)
T=523;
P=3;
R=0.08206;
y=R.*T./(P.*v);
end

Hasil uji specvol


>> feval ('gi',0.2);
>> ans=gi (0.2)
ans =
71.5290

Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('gi',0.2)
v=
7.8746e-016

>> ans= gi(v)


ans =
1.8167e+016

Tampilan M-File:

%persamaan Lee kesler


w=0.087;
T=523;
P=3;
R=0.08206;
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
Tr=T./Tc;
Pr=P./Pc;

zo=1+(0.083-0.422./(Tr.^1.6)).*(Pr./Tr);
z1=(0.139-(0.172./(Tr.^4.2))).*(Pr./Tr);

z=zo+w.*z1
37

Command Window
>> kasler
z=
0.9979

Tampilan M-File:
%persamaan virial
function y=virial(v)
T=523;
P=3;
R=0.08206;
Tc=282.3; %kelvin
Pc=50.40.*0.98692; %atm
b=0.08664.*(R.*Tc./Pc);
B=b.*P./(R.*T);
y=(R.*T./(P.*v))+B./v;
end

Hasil uji specvol


>> feval ('virial’,0.2);
>> ans=virial (0.2)
ans =
71.5431
Issue command

>>Clear
>>Clc
>> v=fzero('virial',0.2)
v=
7.8746e-016
>> ans= virial (v)
ans =
1.8171e+016
6. Persamaan Keadaan untuk MIMO sistem (Multi Input Multi Output)
Sintaks: [n,d] = ss2tf(A,B,C,D,iu)
Dimana iu merupakan masukan yang lebih dari satu.
Misalkan diberikan sistem sebagai berikut :
A=[0 1;-9 -4];
B=[1 1;0 1];
C=[1 0;0 1];
38

D=[0 0;0 0];


Tentukan fungsi alih system dari matriks bentuk persamaan kedaannya.
Dalam hal ini fungsi alih yang terbentuk adalah:
Y1 ( s ) s4 Y1 ( s ) s5
  2
U 1 (s) s 2  4s  9 U 2 (s) s  4s  9
Y2 ( s ) 9 Y2 ( s ) s9
  2
U 1 (s) s 2  4s  9 U 2 (s) s  4s  9
 Penyelesaian dengan Matlab :
Tampilan M-file :
%persamaan keadaan untuk MIMO sistem
A = [0 1;-9 -4]
B = [1 1; 0 1]
C = [1 0; 0 1]
D = [0 0;0 0]
% Masukan perintah transformasi terhadap masukan pertama
[n,d]=ss2tf(A,B,C,D,1)
% Masukan perintah transformasi terhadap masukan kedua
[n,d]=ss2tf(A,B,C,D,2)

Tampilan workspace :

A=
0 1
-9 -4
B=
1 1
0 1
C=
1 0
0 1
D=
0 0
0 0
n=
0 1.0000 4.0000
0 0 -9.0000
39

d=
1.0000 4.0000 9.0000
n=
0 1.0000 5.0000
0 1.0000 -9.0000
d=

1.0000 4.0000 9.0000

7. Dengan menggunakan Matlab carilah respon waktu untuk fungsi alih berikut
ini:
( s  2)
G (s) 
2 s  3s  4
2

dengan masukan :
a. Unit step
b. Unit impulse

Penyelesaian :
Tampilan M-FILE :
a. Unit step

%unit step
num=[1 2];den=[2 3 4];
Gs=tf(num,den); %pembuat fungsi alih
step(num,den);
title('Step Respon');grid;
xlabel('waktu (dtk)');
ylabel('amplitudo');
40

Grafik yang diperoleh :


Step Respon

0.7

0.6

0.5
amplitudo

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 1 2 3 w aktu (dtk)
4 (sec) 5 6 7 8

b. Unit impulse
%unit impulse
num=[1 2];den=[2 3 4];
Gs=tf(num,den); %pembuat fungsi alih
impulse (num,den);
title('Impulse Respon');grid;
xlabel('waktu(dtk)');
ylabel('amplitudo');

Grafik yang diperoleh :


Impulse Respon
0.6

0.5

0.4

0.3
amplitudo

0.2

0.1

-0.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
w aktu(dtk) (sec)
41

8. Soal

nilai x(t) dan y(t) jika r(t)fungsi step


3

2.5

1.5

0.5

-0.5

-1

-1.5

-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
W aktu - detik

9. Soal
42

 Penyelesaian dengan Matlab :


. tampilan M-file :
% soal nomor 11
num = [0 0 0 0 30];
den = [1 12 49 78 40];
% Fungsi Alih Lingkar Terbuka
disp('Fungsi Alih Lingkar Terbuka')
sys1 = tf(num,den)
% Fungsi Alih Lingkar Tertutup
disp('Fungsi Alih Lingkar Tertutup')
T = feedback(sys1,1)
% Akar - Akar Persamaan Karakteristik
disp('Akar - Akar Persamaan Karakteristik')
damp(T)
% Posisi Akar - Akar Persamaan Karakteristik
sgrid
pzmap(T)
grid on

Hasil pada workspace :

Fungsi Alih Lingkar Terbuka


Transfer function:
30
---------------------------------
s^4 + 12 s^3 + 49 s^2 + 78 s + 40
Fungsi Alih Lingkar Tertutup
Transfer function:
30
---------------------------------
s^4 + 12 s^3 + 49 s^2 + 78 s + 70

Akar - Akar Persamaan Karakteristik

Eigenvalue Damping Freq. (rad/s)

-9.59e-001 + 1.29e+000i 5.96e-001 1.61e+000


-9.59e-001 - 1.29e+000i 5.96e-001 1.61e+000
-5.04e+000 + 1.29e+000i 9.69e-001 5.20e+000
-5.04e+000 - 1.29e+000i 9.69e-001 5.20e+000
43

Grafik yang dihasilkan :

Pole-Zero Map
1.5
0.96 0.92 0.86 0.76 0.58 0.35

0.984
1

0.5 0.996
Imaginary Axis

6 5 4 3 2 1
0

-0.5 0.996

-1
0.984

0.96 0.92 0.86 0.76 0.58 0.35


-1.5
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0
Real Axis

10. Soal
44

 Penyelesaian dengan Matlab :


tampilan M-file :

% soal 12
disp('Persamaan Keadaan')
A = [ 0 1 0 0; 0 0 1 0; 0 0 0 1; -0.0069 -0.0789 -0.5784 -1.3852];
B = [ 0; 0; 0; 2];
C = [ 1 0 0 0];
D = [0];
sys = ss(A,B,C,D)
% Persamaan Polinomial
disp('Persamaan Polinomial')
P = poly(A)
% Akar - Akar Persamaan Karakteristik
disp('Akar - Akar Persamaan Karakteristik')
r = roots(P)

Tampilan workspace :

Persamaan Keadaan
a=
x1 x2 x3 x4
x1 0 1 0 0
x2 0 0 1 0
x3 0 0 0 1
x4 -0.0069 -0.0789 -0.5784 -1.385
b=
u1
x1 0
x2 0
x3 0
x4 2
c=
x1 x2 x3 x4
y1 1 0 0 0
d=
u1
y1 0
Continuous-time model.
Persamaan Polinomial

P=
1.0000 1.3852 0.5784 0.0789 0.0069
45

Akar - Akar Persamaan Karakteristik

r=
-0.6991
-0.5363
-0.0749 + 0.1131i
-0.0749 - 0.1131i
46

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.kesimpulan
kesimpulan dari Praktikum ini adalah :

1. Kasus persamaan keadaan dapat diselesaikan menggunakan matlab dan


Hysys
2. Rancangan suatu aliran dapat menggunakan Hysys dengan melihat grafik
yang dihasilkan
3. Dengan menggunakan Hysys dan matlab dapat dilihat perbandingan nilai
volume molar yang dihasilkan dan setelah dibandingkan memberikan hasil
yang sama

5.2 Saran
Saran terhadap praktikum ini adalah jika persamaan keadaan dibuat
dengan menggunakan matlab maka pengerjaan harus sangat teliti karena
Matlab sangat sensitif jika satu formula yang tidak dimasukkan

46
47

DAFTAR PUSTAKA

Sandinal. 2013 “persamaan keadaan”. http://www.sandrizal wordpress.com.


diakses pada tanggal 1 November 2016

Anandita. 2015. “Membuat grafik persamaan keadaan”. http://www.grafik


persamaan keadaan. Blogspot.co.id/2015/OB/grafik-persamaan-
keadaan.html. Diakses pada tanggal 1 November 2016.

Sarah, Diana. 2015. “Persamaan Keadaan menggunakan matlab”


http://www.persamaan keadaan. Blogspot.co.id/2015/07/persamaan-
keadaan-matlab.html diakses pada tanggal 1 November 2016.

47

Anda mungkin juga menyukai