Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi

Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

POLA KONSUMSI MAKANAN PADA ANAK AUTISME

Ema Arum Rukmasari1, Gusgus Ghraha Ramdhani2


1
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
2
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Email: emaaroem@gmail.com

ABSTRAK

Saat ini prevalensi anak autisme meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 1987 jumlah anak autisme
diperkirakan 1:5000. Jumlah ini meningkat dengan pesat, pada tahun 2005 menjadi 1:160, dan tahun
2014 WHO mengidentifikasi 1 dari 68 anak mengalami autisme (1 dari 42 anak laki-laki dan 1 dari
189 anak perempuan). Kondisi yang sering terjadi pada anak autisme adalah gangguan pencernaan dan
penyimpangan metabolisme yang menyebabkan gluten dan kasein tidak bisa dicerna dan berubah
menjadi peptida yang bisa meracuni otak dan memberi efek pada gangguan fungsi otak, sehingga anak
menjadi hiperaktif. Terapi diit merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan di rumah dengan cara
menghindari berbagai jenis makanan yang mengandung gluten, kasein, jamur, dan makanan yang
mengandung zat aditif, sehingga pengaturan pola makan perlu mendapat perhatian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi makanan pada anak autisme di SLBN 1 Garut. Penelitian
ini menggunakan rancangan crossectional dengan sampel penelitian total populasi yaitu seluruh siswa
SLBN 1 Garut penyandang autisme. Pola konsumsi makanan dikumpulkan dengan metode food recall
dan food frekwensi yang diolah dengan program NutriSurvey dan dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan rata-rata asupan energi sebanyak 1673,863 Kcal, asupan protein 63,113 gram,
asupan lemak 61,100 gram, dan asupan karbohidrat sebanyak 255,250 gram. Sepuluh jenis makanan
yang paling banyak dikonsumsi anak autisme di SLB N 1 Garut adalah susu, es krim, nugget, sosis,
biskuit, mie instan, roti, keju, youghurt, dan jus buah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak
autisme di SLB Negri 1 Garut memiliki rata-rata asupan protein, lemak dan karbohidrat di bawah
kebutuhan yang seharusnya, dan mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten, kasein dan
jamur/fermentasi.
Disarankan orang tua untuk meningkatkan pemberian nutrisi dan membatasi pemberian makanan yang
mengandung gluten, kasein dan mengandung zat aditif, serta menggantinya dengan makanan yang
lebih sehat.

Kata Kunci : Autisme, Gluten, Kasein

Diterima: 27 Juli 2019 Direview: 31 Juli 2019 Diterbitkan: 1 Agustus 2019

FOOD CONSUMPTION PATTERN IN CHILDREN AUTISM

ABSTRACT

Currently the prevalence of autistic children was increased from year to year. In 1987 the number of
autistic childrens were estimated at 1: 5000. This number increased rapidly, in 2005 to 1: 160, and in
2014 the World Health Organization identified one of 68 children with autism (1 of 42 boys and 1 in
189 girls). Conditions that often occur of autistic children was digestive disorders and metabolic
aberrations so that caused gluten and casein can not be digested and turned into peptides that can
poison the brain and give effect to impaired brain function, so the child becomes hyperactive. Diet
therapy was one of the therapies that can be done at home by avoiding various types of foods that
contain gluten, casein, mushrooms, and foods that contain additives, so that dietary arrangements
need attention. This study aims to determine the pattern of food consumption in children with autism.
This study used a crossectional design with a total population sample of research, namely all students
of SLBN 1 Garut with autism. Pattern of food consumption was collected by the food recall method
and the food frequency were processed with the NutriSurvey program and analyzed descriptively. The
results showed an average energy intake of 1673,863 Kcal, protein intake of 63,113 grams, 61,100
grams of fat intake, and carbohydrate intake of 255,250 grams. Ten types of foods most consumed by
autistic children in SLB N 1 Garut were milk, ice cream, nuggets, sausages, biscuits, instant noodles,
bread, cheese, youghurt and fruit juices. The results of this study concluded that autistic children in
SLB Negri 1 Garut had an average intake of protein, fat and carbohydrate below the required
requirements, and consumed foods containing gluten, casein and mushrooms / fermentation. It is

276
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

suggested for parents to improve nutrition and limit the feeding of gluten, casein and contain
additivies, and replace them with healthier foods.
Keywords: Autism, Gluten, Casein

PENDAHULUAN di San Diego, jumlah individu autisme


Kehadiran anak merupakan anugerah yang pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000
dapat membawa kebahagiaan bagi seluruh anak. Jumlah ini meningkat dengan pesat,
keluarga. Memiliki anak yang normal baik dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160
fisik maupun mental merupakan dambaan anak (World Health Organization (WHO),
bagi semua orang tua, tetapi tidak semua 2013). Sementara itu Centers for Disease
pasangan keluarga dikaruniai anak yang Control and Prevention (CDC) (2014)
normal sesuai dengan harapan. Beberapa merilis data baru mengenai prevalensi
diantaranya ada yang memiliki anak yang autisme yang mengidentifikasi 1 dari 68
mengalami kecatatan dan gangguan anak mengalami autisme (1 dari 42 anak
perkembang an, seperti hiperaktif, laki-laki dan 1 dari 189 anak perempuan)
retardasi mental ataupun autisme. (WHO, 2017). Sedangkan prevalensi
Memiliki anak sebagai penyandang penyandang autisme di seluruh dunia
autisme memang berat. Anak penyandang menurut data UNESCO pada tahun 2011
autisme memiliki kehidupannya sendiri, ia adalah 6 di antara 1000 orang mengidap
tidak mampu membentuk hubungan sosial autisme. Data UNESCO pada 2011
dan mengembangkan komunikasi normal mencatat, sekitar 35 juta orang
dengan lingkungan, tidak mampu penyandang autisme di dunia. Itu berarti
mengendalikan emosinya, dan terkadang rata-rata 6 dari 1000 orang di dunia
marah yang tidak terkendali. Hal ini mengidap autisme (CDC, 2014).
menyebabkan anak penyandang autisme Di Indonesia tahun 2015 diperkirakan
sering mengalami stigma dan satu per 250 anak mengalami ganguan
diskriminasi, mereka seringkali menjadi spektrum Autis. Tahun 2015 diperkirakan
terisolasi dengan orang lain dan tenggelam terdapat kurang lebih 12.800 anak
dalam dunianya sendiri yang penyandang autisme dan 134.000
diekspresikan dengan kegiatan yang penyandang spektrum Autis di Indonesia
berulang-ulang. (Judarwanto, 2015).
Saat ini para pakar kesehatan di Kondisi umum yang sering terjadi
negara-negara besar semakin menaruh pada anak autisme adalah terjadinya
perhatian terhadap kelainan pada anak- gangguan pencernaan dan penyimpangan
anak autisme. Penelitian terhadap anak metabolisme akibat adanya gangguan
autisme semakin pesat dan berkembang, produksi enzim pencernaan yaitu fungsi
seiring dengan prevalensi anak autisme enzim sulfotransferase. Terganggunya
yang meningkat dari tahun ke tahun. fungsi enzim tersebut mengakibatkan
Menurut Autisme Research Institute (ARI) kebocoran dinding usus yang

277
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

menyebabkan proses pencernaan menjadi macaroni, spageti, tepung bumbu, dan


tidak sempurna sehingga mengakibatkan sebagainya. Sedangkan kasein adalah
protein-protein kompleks, yaitu gluten dan protein kompleks pada susu yang
kasein tidak dapat tercerna sempurna dan mempunyai sifat khas yaitu dapat
berubah menjadi peptida (Handoyo, menggumpal dan membentuk massa yang
2008). kompleks. Makanan sumber kasein yaitu
Gluten dan kasein merupakan peptida susu dan hasil olahnya misalnya, es krim,
yang mampu mempengaruhi keju, mentega, yogurt, dan makanan yang
neurotransmitter di susunan saraf pusat. menggunakan campuran susu.
Gluten dan kasein mampu menembus Terapi diit bebas gluten dan bebas
sawar darah akibat terabsorbsi dari usus kasein merupakan salah satu terapi yang
yang mengalami defisiensi enzim dapat dilakukan di rumah dengan cara
sulfotransfase. Gluten dan kasein yang menghindari jenis-jenis makanan yang
beredar di sirkulasi menduduki reseptor dilarang bagi penderita autisme. Peran
opioid, menyebabkan serabut saraf pusat serta orangtua dalam memberikan gizi
terganggu. Serabut saraf ini mengatur yang tepat pada anak autis sangatlah
fungsi persepsi, kogitif, emosi dan tingkah penting. Komitmen sangat dibutuhkan
laku, sehingga megakibatkan anak dengan dalam menjalankan diet bebas gluten dan
autisme akan mengalami hiperaktif bebas kasein pada anak autisme karena
(Ginting SA, Ariani A, Sembiring T, diet dilakukan di rumah, sekolah,
2004). Oleh karena itu untuk mengurangi dimanapun saat anak makan, tetapi banyak
bahkan menghilangkan tingkat hiperaktif orang tua dari anak autisme yang belum
pada anak autisme diperlukan diet bebas mengetahui dampak produk olahan
gluten dan kasein. berbahan dasar gluten dan kasein,
Berbagai jenis makanan yang ditambah lagi produk olahan dari gluten
mengandung gluten, casein, jamur, dan kasein banyak beredar dimasyarakat
ataupun makanan yang mengandung zat- dan sangat disukai oleh anak autisme.
zat aditif lainnya merupakan jenis Walaupun beberapa orang tua dari
makanan yang perlu dihindari bagi anak penderita autisme sudah mengetahui
autisme, sehingga pengaturan pola makan dampaknya, banyak yang tetap tidak
pada anak autisme perlu mendapat menghiraukan dampak produk olahan
perhatian. Gluten merupakan cadangan kasein dan gluten bagi anak mereka.
protein utama pada gandum dan sereal Alasan mereka yaitu karena mereka tidak
sejenis. Makanan yang mengandung mampu melarang konsumsi dari makanan
gluten, yaitu semua makanan dan yang disukai oleh anak mereka. Bahkan
minuman yang dibuat dari terigu, kebanyakan anak makan dengan
havermuth, dan oat misalnya roti, mie, sekehendak tanpa pengaturan sehingga
kue-kue, cake, biscuit, kue kering, pizza, membuat anak semakin sulit untuk

278
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

sembuh. Penelitian ini bertujuan untuk dikumpulkan selama satu minggu. Data
mengetahui pola konsumsi makanan pada konsumsi makanan kemudian diolah
anak autisme di SLBN1 Garut. dengan program Nutri Survey dan
dianalisis secara deskriptif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian HASIL
ini observasional dengan rancangan Setelah dilakukan penelitian,
penelitian crosssectional
crosssectional. Populasi diperoleh hasil sebagai
gai berikut :
penelitian adalah seluruh murid SLBN 1 a. Rata-rata
rata Asupan Zat Gizi
Garut yang menyandang autisme dengan Rata-rata
rata asupan energi pada anak
jumlah 8 orang dan merupakan total autisme di SLB Negeri 1 Garut
populasi. Tehnik pengumpulan data adalah sebanyak 1673,863 Kcal, rata
rata-
dilakukan melalui wawancara dan rata asupan protein sebanyak 63,113
menggunakan Form food recall dan food gram, rata-rata
rata asupan lemak 61,100
frekwensi yang digunakan untuk gram, dan rata
rata-rata asupan
mengumpulkan data tentang konsumsi karbohidrat sebanyak
yak 255,250 gram
makanan pada anak autisme yang (tabel 1).

Tabel 1 : Rata-rata Asupan Zat Gizi


Pada Anak Autisme Di SLB Negeri Garut

Asupan Zat Gizi Minimum Maximum Mean


Asupan Energi (Kcal) 707.0 2434.7 1673.863
Asupan Protein (gram) 29.0 100.4 63.113
Asupan Lemak (gram) 33.4 99.5 61.100
Asupan Karbohidrat (gram) 77.0 399.2 255.250

b. Pola Konsumsi Makanan Yang anak autisme mengkonsumsi


Mengandung Gluten makanan yang mengandung Gluten
Berdasarkan hasil penelitian (diagram 1)
menunjukkan bahwa seluruh anak-
anak

Diagram 1: Persentase jumlah anak autisme


yang mengkonsumsi makanan mengandung Gluten

Konsumsi
Gluten : 100%

279
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

Jenis makanan yang mengandung SLB Negri 1 Garut adalah biskuit,


glutein yang paling banyak kue kering, mie instan, kue
kue-kue, dll
dikonsumsi anak-anak
anak autisme di (diagram 2).

Diagram 2 : Sepuluh Jenis Makanan Mengandung


Gluten Yang Paling Banyak Dikonsumsi Anak Autisme

Kecap : 14% Spagheti : 3%


Sosis : 8% Roti : 12%
Makaroni : Mie : 13%
5%

Pizza : 5 % Kue-kue
kue :
13%
Kue kering:
13% Biskuit : 14%

c. Pola Konsumsi Makanan Yang makanan yang mengandung kasein


Mengandung Kasein (diagram 3).
Berdasarkan hasil penelitian, semua
anak autisme mengkonsumsi

Diagram 3: Persentase jumlah anak autisme


yang mengkonsumsi makanan mengandung Kasein

Konsumsi
Kasein : 100%

Sepuluh jenis makanan yang adalah susu, es krim, nugget, sosis,


mengandung kasein yang paling keju, youghurt, dll (diagram 4)
4).
banyak dikonsumsi anak autisme

280
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

Diagram 4 : Sepuluh Jenis Makanan Mengandung Casein


Yang Paling Banyak Dikonsumsi Anak Autisme
sarden : 6% daging asap
3%
Nugget : 16% Susu : 22%

kornet : 3%
Es krim : 16%

sosis: 13%
keju : 9%
youghurt : 6% Mentega : 6%

d. Pola Konsumsi Makanan Yang (25%) anak autisme di SLB Negeri


Mengandung Jamur/ Fermentasi Garut mengkonsumsi jenis makanan
Sementara itu, dari hasil penelitian yang difermentasikan/ mengandung
diketahui bahwa sebagian besar jamur (diagram 5).

Diagram 5: Persentase jumlah anak autisme yang


mengkonsumsi jenis makanan hasil
fermentasi/mengandung jamur

Tidak
mengkonsumsi
Mengkonsumsi : 25%
: 75%

Jenis makanan yang mengandung Negeri Garut adalah tempe, jus buah
buah-
jamur/ hasil fermentasi yang banyak buahan, sosis, jamur, dll (diagram 6).
dikonsumsi anak autisme di SLB

Diagram 6 : Sepuluh Jenis Makanan hasil fermentasi/


mengandung jamur yang banyak dikonsumsi anak autisme
Jus Buah :
15% Kornet: 3%

Saus: 8% Roti: 12%

Jamur: 5% Biskuit : 12%

Keju : 5% Sosis : 12%

Kecap : 13%
Tempe : 15%

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian


didapatkan jumlah energi pada anak

281
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

autisme di SLBN 1 Garut sebanyak memiliki berbagai fungsi yang sangat


1673,863 Kcal. Menurut angka kecukupan penting untuk mempertahankan tubuh
energi harian bagi seorang anak, rata-rata tetap sehat. Kebutuhan lemak harian untuk
asupan energi pada anak autisme masih orang Indonesia adalah sekitar 15% dari
dibawah kebutuhan normal. Angka kebutuhan energi total, sedangkan
kecukupan energi yang dianjurkan untuk menurut angka kecukupan gizi untuk
rata-rata anak usia sekolah sebanyak 2000 asupan lemak pada usia sekolah adalah
Kcal. Kalori sangat penting untuk 400 gram. Asupan lemak pada anak
mendukung sistem perkembangan tubuh. autisme di SLB Negri Garut rata-rata
Pada masa sekolah penggunaan kalori 61,100 gram, hal ini menunjukkan bahwa
tidak hanya untuk sumber tenaga tubuh asupan pada anak-anak tersebut masih
tapi juga untuk mendukung perkembangan kurang dari kebutuhan. Perlu dicermati
otak, paru-paru, jantung dan berbagai jenis dalam pemberian konsumsi makanan yang
organ lain. berasal dari lemak, dengan ,menghindari
Protein merupakan zat gizi utama bahan-bahan makanan yanng mengandung
dan sangat penting yang diperlukan oleh gluten dan kasein, menghaindari makanan
tubuh dalam melakukan aktivitas yang diawetkan dan mengandung zat
kehidupan. Angka kecukupan untuk aditif.
asupan protein yang dianjurkan pada anak Karbohidrat merupakan penyedia
usia sekolah adalah 45 gram, sedangkan sumber utama energi bagi tubuh agar
asupan rata-rata pada anak autisme adalah dapat bekerja secara optimal. Rata-rata
63 gram. Hal ini menunjukkan bahwa asupan karbohidrat yang dianjurkan untuk
anak autisme di SLB Negri Garut anak usia sekolah adalah 1400 gram,
memiliki rata-rata asupan protein di sementara asupan karbohidrat pada anak
bawah kebutuhan. Makanan sumber autisme di SLBN 1 Garut rata-rata hanya
protein yang harus diberikan pada anak 255 gram saja, hal ini tentu akan
autisme harus dipilih yang tidak menyebabkan gangguan kesehatan bila
mengandung kasein, misalnya susu terjadi dalam waktu yang cukup relatif
kedelai, daging, dan ikan segar (tidak lama. Pemberian makanan sumber
diawetkan), unggas, telur, udang, kerang, karbohidrat bagi anak autisme harus
cumi, tahu, kacang hijau, kacang merah, dipilih yang tidak mengandung gluten,
kacang tolo, kacang mede, kacang kapri misalnya beras, singkong, ubi, talas,
dan kacang-kacangan lainnya (Tuti jagung, tepung beras, tapioca, ararut,
Soenardi, Susirah Soetardjo, 2007). maizena, bihun, soun, dan sebagainya
Lemak merupakan salah satu zat (Tuti Soenardi, Susirah Soetardjo, 2007).
gizi makro yang memiliki peran penting Asupan gizi yang kurang dari
bagi tubuh untuk menyimpan kelebihan kebutuhan dalam jangka waktu yang lama
energi yang berasal dari makanan. Lemak tentu dapat menyebabkan gangguan

282
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

kesehatan dan mengganggu dalam proses menjalankan diet tersebut tidak ada
tumbuh kembang anak. Pada anak autisme kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok
di SLBN 1 Garut rata asupan gizinya dan anak dapat diberi makanan seperti
kurang dari kebutuhan. Malnutrisi pada sebelumnya.
anak autisme merupakan salah satu Selain diit bebas gluten dan bebas
komplikasi yang dapat terjadi, hal ini kasein, anak dengan autisme perlu
disebabkan karena penderita autisme tidak diberikan makanan yang bebas jamur dan
dapat makan makanan tertentu yang tidak bebas zat aditif. Diit bebas jamur
mengadung gluten dan kasein. bertujuan untuk mencegah timbulnya
Terapi diit untuk anak autisme kebali infeksi jamur dalam usus. Semua
adalah menghindari makanan dan jenis makanan yang diolah dengan proses
minuman yang mengandung gluten dan fermentasi merupakan makanan yang
kasein, mengandung zat aditif dan mengandung jamur, sehingga tidak boleh
makanan yang difermentasikan atau diberikan pada anak dengan autisme. Jenis
jamur. Pada orang sehat, mengonsumsi makanan tersebut seperti kecap, keju, kue
gluten dan kasein tidak akan yang dibuat dengan menggunakan soda
menyebabkan masalah yang pengembang, buah-buahan yang
serius/memicu timbulnya gejala. Pada dikeringkan ataupun makanan yang dibuat
umumnya, diet ini tidak sulit dilaksanakan melalui peragian harus dihindarkan (Tuti
karena makanan pokok orang Indonesia Soenardi, Susirah Soetardjo, 2007).
adalah nasi yang tidak mengandung Namun pada kenyataannya sebagian besar
gluten. Bila anak ternyata ada gangguan anak (75%) mengkonsumsi makanan yang
lain, maka tinggal menyesuaikan resep mengandung jamur/ hasil olahan
masakan tersebut dengan mengganti bahan fermentasi, dan hal ini tentu akan sangat
makanan yang dianjurkan. Diet bebas berpengaruh terhadap kondisi yang
gluten dan bebas kasein merupakan salah memperberat autisme.
satu terapi yang cukup efektif bagi Jangan memberikan makanan
perkembangan anak autis (Dewanti, dengan zat aditif atau makanan yang
Machfudz, 2014). mengandung campuran bahan-bahan
Perbaikan/penurunan gejala kimia seperti sosis, kornet, nuget, bakso
autisme dengan diet khusus biasanya atau olahan lainnya, tetapi gantilah
dapat dilihat dalam waktu antara 1-3 makanan tersebut dengan menggunakan
minggu. Terapi diet bebas gluten dan makanan yang dimasak secara alami.
bebas kasein pada anak dengan autisme Gunakan pengganti warna makanan
cenderung memiliki perkembangan yang dengan bahan-bahan alami seperti daun
lebih baik daripada anak autis tanpa diet pandan, daun suji, kunyit dan bit (Tuti
bebas gluten dan bebas kasein (Elizabeth Soenardi, Susirah Soetardjo, 2007).
S, 2009). Apabila setelah beberapa bulan Makanan yang mengandung zat aditif bagi
283
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

anak-anak autisme dapat menimbulkan Elizabeth S. Eating for Autism: The


gangguan pencernaan dan merupakan Revolutionary 10-Step Nutrition Plan
racun yang dapat menyebabkan gangguan to Help Treat Your Child's Autism,
dalam perilkau hiperaktif. Asperger's, or ADHD. Massachusetts:
Da Capo Press, 2009
SIMPULAN DAN SARAN
Ginting SA, Ariani A, Sembiring T.
Dari hasil penelitian dapat
Terapi diet pada autisme. Sari
disimpulkan bahwa anak autisme di SLB
Pediatri. 2004; 6(1):47-51.
Negri Garut memiliki rata-rata asupan
Handojo Y. 2008. Autisme. PT. Buana
protein, lemak dan karbohidrat masih di
Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
bawah kebutuhan yang seharusnya, dan
Jakarta
seluruh anak autisme di SLBN1 Garut
Judarwanto. Angka Kejadian Autis di
mengkonsumsi makanan yang
Indonesia dan di Berbagai Belahan
mengandung gluten, kasein dan
Dunia. Klinik Autis Online. (24 Maret
jamur/fermentasi. Disarankan pada
2015). https://klinikautis.com/
orangtua agar senantiasa memperhati kan
National Institute of Neurological
makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak
Disorder and Stroke (NINDS), 2017.
autisme, sebaiknya hindari makanan yang
Autism Spectrum Disorder.
mengandung gluten, kasein dan
https://www.ninds.nih.gov/Disorders/
jamur/fermentasi.
Patient-Caregiver-Education/Fact-
Sheets/Autism-Spectrum-Disorder-
DAFTAR PUSTAKA
Fact-Sheet
A.Wawan dan Dewi M. 2010. Teori &
Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku
Pengukuiran Pengetahuan, Sikap,
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
dan Perilaku Manusia. Nuha Medika.
Tuti Soenardi, Susirah Soetardjo. 2007.
Yogyakarta
Terapi Makanan Anak Dengan
Centre of Disease Control (CDC). 10
Gangguan Autisme. PT. Penerbitan
Maret 2017. Autism Spectrum
Sarana Bobo
Disorder (ASD).
World Health Organization (WHO) Media
https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/
centre. April 2017. Autism spectrum
data.html
disorders.
Dewanti, Machfudz. Pengaruh Diet Bebas
http://www.who.int/mediacentre/facts
Gluten dan Kasein terhadap
heets/autism-spectrum-disorders/
Perkembangan Anak Autis. Jurnal
World Health Organization (WHO). 2013.
Kedokteran dan Kesehatan
Autism spectrum disorders & other
Indonesia. Vol.6, No, 2, Mei-
developmental disorders
Agustus 201. DOI:
http://apps.who.int/iris/bitstream/106
https://doi.org/10.20885/JKKI.
65/103312/1/ 9789241506618

284

Anda mungkin juga menyukai