1634
Jurnal Produksi Tanaman
Vol. 7 No. 9, September 2019: 1634–1643
ISSN: 2527-8452
2019. The design used was factorial tanaman agar ketersediannya mampu
randomized group design (RAKF). In the memenuhi permintaan masyarakat.
factor of cutting material consists of five Perbanyakan tanaman peperomia
levels of handling, namely A1: Intact leaves watermelon dapat dilakukan dengan cara
with stalks, A2: Intact leaves, A3: Lower part generatif dan vegetatif. Perbanyakan
of leaves, A4: Middle part of leaves, A5: Top dengan cara generatif ialah dengan
of leaves. Then the factor of synthetic ZPT menggunakan biji. Kelemahan perbanyakan
(Rootone-F) consists of two levels of dengan menggunakan biji ialah biji sangat
agreement, namely B0: without Rootone-F sulit didapatkan dan memerlukan waktu
and B1: Giving Rootone-F 0.4 g / cuttings. yang lebih lama. Sedangkan, perbanyakan
Repeat 3 times and then continued using dengan cara vegetatif adalah dengan stek
BNT 5%. Interaction between the origin of daun. Penggunaan stek daun dalam
the ingredients and the administration of perbanyakan tanaman lebih meng-
Rootone-F were available at the time of untungkan karena dapat menghemat bahan
shoot emergence, number of shoots per stek yaitu dengan menggunakan potongan-
plant, shoot length, number of leaves, leaf potongan daun. Namun, permasalahan
area, root length, total plant number and yang ada untuk perbanyakan tanaman
total plant dry weight. The A2B1 treatment secara stek adalah sulitnya stek berakar
(whole leaves and providing Rootone-F 0.4 dan stek mudah membusuk (Arinasa, 2014).
g / cuttings) can produce the number of Solusi lain yang dapat dilakukan
shoots, length of shoots, number of leaves, untuk mempercepat pertumbuhan pada stek
and leaf area to produce all other daun tanaman peperomia watermelon, yaitu
assistance. dengan pemberian zat pengatur tumbuh
(ZPT). ZPT yang dapat mempercepat
Keywords: Leaf cuttings, Peperomia pertumbuhan akar tanaman ialah Rootone-
watermelon, Rootone-F, Synthetic Plant F. Berdasarkan penelitian Sulistyana
Growth Regulator. (2013), menunjukan penggunaan Rootone-
F pada stek daun tanaman Sansevieria
PENDAHULUAN mampu memberikan respon terhadap
pertumbuhan stek daun pada dosis 0.4
Peperomia watermelon (Peperomia g/stek.
argyreia) merupakan tanaman hias yang
termasuk dalam jenis famili Piperaceae atau BAHAN DAN METODE PENELITIAN
sirih-sirihan. Tanaman ini cocok ditanam
dengan sinar matahari rendah dan di Penelitian ini dilaksanakan pada
letakan di dalam ruangan (Rogantini, 2007). bulan November 2018 hingga Januari 2019
Berdasarkan pendapat Dirjen Pertanian, di CV. Bunga Melati Nursery and
(2016) permintaan konsumen terhadap Landscaping Kota Batu, Jawa Timur. Lokasi
tanaman hias mengalami kenaikan setiap ini memiliki ketinggian ± 900 mdpl, dengan
tahun, pada tahun 2006 hingga 2010, curah hujan rata-rata 875 – 3000 mm per-
tanaman hias memiliki konstribusi tahun dan suhu rata-rata harian 25⁰C.
peingkatan PDB nasional, yaitu 4.374 milyar Pengamatan laboratorium dilaksanakan di
rupiah pada tahun 2006 menjadi 6.174 laboratorium SDL, Jurusan Budidaya
milyar rupiah pada tahun 2010. Peningkatan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
ini disebabkan karena banyaknya kantor Brawijaya, Malang. Alat yang digunakan
dan hotel yang menggunakan tanaman hias yaitu penggaris, gunting, meteran, cutter,
sebagai komponen dekorasi ruangan, papan perlakuan, timbangan analitik,
sehingga hal tersebut mampu kalkuator, dan kamera. Bahan yang
mempengaruhi permintaan konsumen digunakan dalam penelitian ini ialah stek
terhadap tanaman peperomia watermelon. daun dari tanaman Peperomia watermelon,
Peningkatan yang banyak mendorong perlu ZPT Sintetik (Rootone-F), media tanam
dilakukannya pengoptimalan perbanyakan yang terdiri atas campuran tanah, arang
sekam, dan cocopeat dengan perbandingan
1636
1:1:1, pot berdiameter 10 cm, dan air. Tabel 1 Rerata Jumlah Persentase Stek
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Hidup pada Umur Pengamatan
yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial 30 hst Akibat Perlakuan Bahan
(RAKF). Faktor I adalah asal bahan stek Stek dan Pemberian ZPT
dan faktor II adalah pemberian ZPT sintetik Rootone-F
(Rootone-F). Pada faktor I terdiri atas lima P Persentase Stek Hidup
taraf yaitu A1: Daun utuh dengan tangkai, Perlakuan (%)
A2: Daun utuh, A3: Bagian bawah daun, A4:
30 hst
Bagian tengah daun, A5: Bagian atas daun,
A1 91
dan Faktor II terdiri atas dua taraf yaitu B0:
A2 89
tanpa Rootone-F, B1: pemberian 0.4 g/stek
A3 76
Rootone-F. Dari kedua perlakuan tersebut 76
A4
didapatkan 10 perlakuan. Kombinasi
A5 81
perlakuan sebagai berikut: A1B0: Daun utuh
BNT 5% tn
dengan tangkai daun + tanpa pemberian
B0 81
Rootone-F, A1B1: Daun utuh dengan
B1 84
tangkai daun + pemberian Rootone-F,
BNT 5% tn
A2B0: Daun utuh + tanpa pemberian
Rootone-F, A2B1: Daun utuh + pemberian Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
Rootone-F, A3B0: Bagian bawah daun + huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji lanjut BNT
tanpa pemberian Rootone-F, A3B1: Bagian
5%. HST=hari setelah tanam,
bawah daun + pemberian Rootone-F, A4B0: tn=tidak nyata. A1= Daun utuh
Bagian tengah daun + tanpa pemberian dengan tangkai, A2= Daun utuh,
Rootone-F, A4B1: Bagian tengah daun + A3= Bagian bawah daun, A4=
pemberian Rootone-F, A5B0: Bagian atas Bagian tengah daun, A5= Bagian
daun + tanpa pemberian Rootone-F, A5B1: atas daun, B0= Tanpa Rootone-F,
Bagian atas daun + pemberian Rootone-F. B1= Rootone-F 0.4g/stek.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali,
sehingga terdapat 30 satuan kombinasi bahan stek dan pemberian ZPT Rootone-F.
perlakuan. Setiap satuan percobaan terdiri Parameter pengamatan persentase stek
atas 9 tanaman sehingga didapatkan total hidup dilakukan pada umur pengamatan 30
tanaman sebesar 270 tanaman. hst.
Pengambilan sampel dilakukan Hasil penelitian menunjukkan pada
dengan metode destruktif dan non parameter persentase stek hidup,
destruktif. Pengamatan destruktif terdiri atas didapatkan hasil tidak ada interaksi antara
parameter presentase stek hidup, waktu perlakuan asal bahan stek dan pemberian
muncul tunas, presentase stek bertunas, ZPT Rootone-F (Tabel 1). Hal ini
jumlah tunas per tanaman, panjang tunas, dikarenakan tanaman mampu hidup dengan
dan jumlah daun, dan utuk pengamatan non kondisi perlakuan maupun tidak diberi
destruktif terdiri atas parameter luas daun, perlakuan. Menurut pendapat Ningsih dan
panjang akar, bobot basah total tanaman, Warsidi, (2013) tanaman memiliki daya
bobot kering total tanaman. Serta dilakukan regenerasi yang tinggi, sehingga walaupun
analisa usahatani. Data yang diperoleh tanpa pemberian hormon, daun mampu
dianalisis dengan menggunakan uji beda berakar dan menjadi individu baru. Namun
nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5% untuk pada parameter persentase stek hidup,
mengetahui perbedaan diantara perlakuan. perlakuan bahan stek yang mampu
menghasilkan bahan tanam baru dan dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN hidup terbanyak terdapat pada perlakuan
daun utuh dengan tangkai yaitu sebesar
Presentase Stek Hidup 91%. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hasil analisis ragam menunjukkan Suprapto, (2004) pendapat stek daun yang
bahwa pada parameter persentase stek disertai dengan dengan sedikit bagian dari
hidup tidak terjadi interaksi antara perlakuan tangkai dan batang memiliki kemampuan
1637
lebih cepat berakar. Sehingga kondisi stek kandungan karbohidrat didalamnya tinggi
lebih kuat, berbeda dengan kondisi bahan yang terdapat pada ujung tangkai,
stek yang lain, yang kecepatan berakarnya kandungan karbohidrat yang tinggi mampu
lambat dan mampu berpengaruh terhadap mempengaruhi pertumbuhan akar dan
presentase stek hidup tanaman. tunas tanaman (Gunamanta, et al, 2017),
kemudian pada perlakuan A4B1 ruas daun
Waktu Muncul Tunas didalamnya lebih banyak sehingga hal
Hasil analisis ragam menunjukkan tersebut memicu pertumbuhan akar yang
bahwa perlakuan bahan stek dan cepat dan kemudian mampu menumbuhkan
pemberian ZPT Rootone-F tidak terjadi tunas.
interaksi pada pengamatan waktu mucul
tunas pada tanaman Peperomia Presentase Stek Bertunas
watermelon. Pengamatan waktu muncul Hasil analisis ragam menunjukkan
tunas diamati saat umur tanaman 30 hst bahwa pada umur pengamatan 50 hst
hingga 90 hst. hingga 90 hst tidak terdapat perbedaan
nyata antara perlakuan asal bahan stek dan
Tabel 2 Rerata Waktu Muncul Tunas pemberian ZPT Rootone-F terhadap
Tanaman Akibat Interkasi persentase stek bertunas tanaman
Perlakuan Kombinasi Bahan Peperomia watermelon. Persentase stek
Stek dan Pemberian ZPT bertunas diamati selama lima kali yaitu pada
Rootone-F Pada Umur umur tanaman 50 hst, 60 hst, 70 hst, 80 hst
Pengamatan 30-90 hst dan 90 hst.
Waktu Muncul Tunas
Perlakuan (hst) Tabel 3 Rerata Jumlah Persentase Stek
B0 B1 Bertunas Akibat Perlakuan Bahan
A1 49,00 f 43,67 d Stek dan Pemberian ZPT
A2 43,33 d 40,33 c Rootone-F pada Berbagai Umur
A3 35,00 b 31,33 a Pengamatan
A4 47,33 e 32,33 a Per- Persentase Stek Bertunas
A5 57,67 g 59,67 g
laku (%)/hst
BNT 5% 2,06
an 50 60 70 80 90
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
A1 0a 17 a 24 a 31 a 44 a
huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji lanjut BNT A2 24 c 52 b 59 b 67 b 74 b
5%. HST=hari setelah tanam, A3 28 c 43 b 56 b 57 b 63 ab
tn=tidak nyata. A1= Daun utuh A4 11 b 24 a 35 ab 44 ab 52 ab
dengan tangkai, A2= Daun utuh, A5 0a 13 a 26 a 37 ab 46 a
A3= Bagian bawah daun, A4= BNT 10 19 22 25 26
Bagian tengah daun, A5= Bagian 5%
atas daun, B0= Tanpa Rootone-F, B0 11 30 36 44 51
B1= Rootone-F 0.4g/stek. B1 14 29 44 50 61
BNT tn tn tn tn tn
Pada perlakuan waktu muncul tunas, 5%
perlakuan asal bahan stek dan pemberian Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
ZPT Rootone-F tidak terdapat perbedaan huruf yang sama menunjukkan tidak
nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbeda nyata pada uji lanjut BNT
pada perlakuan A3B1 (Bagian bawah daun 5%. HST=hari setelah tanam,
dan pemberian Rootone-F 0,4 g/stek) tn=tidak nyata.
memiliki waktu muncul tunas lebih cepat
dibanding dengan perlakuan lainya, Pada parameter persentase stek
walupun tidak berbeda nyata dengan bertunas tidak terdapat interaksi nyata
perlakuan A4B1 (Bagian tengah daun dan antara perlakuan asal bahan stek dan
pemberian Rootone-F 0,4 g/stek) (Tabel 2). pemberian ZPT Rootone-F (Tabel 3). Hasil
Hal ini dikarenakan pada perlakuan A3B1 presentase stek bertunas menunjukan
1638
Tabel 4 Rerata Jumlah Tunas Per Tanaman Akibat Interaksi Perlakuan Kombinasi Bahan Stek
dan Pemberian ZPT Rootone-F pada Berbagai Umur Pengamatan.
Jumlah Tunas Per Tanaman (tunas/tan) pada umur (hst)
Perlakuan
50 60 70 80 90
A1B0 0,00 a 0,11 ab 0,89 b 1,22 a 1,78 a
A1B1 0,00 a 0,23 b 0,56 ab 1,00 a 1,67 a
A2B0 0,55 b 0,78 c 1,78 c 2,00 b 2,44 b
A2B1 1,22 c 1,67 e 2,56 d 2,67 c 2,78 bc
A3B0 1,00 c 0,89 c 1,56 c 1,89 b 2,00 ab
A3B1 1,00 c 1,11 d 2,44 d 2,56 c 3,00 c
A4B0 0,00 a 0,11 ab 1,44 c 1,89 b 2,56 bc
A4B1 0,33 b 0,22 b 1,67 c 2,22 bc 2,67 bc
A5B0 0,00 a 0,00 a 0,22 a 1,34 a 2,78 bc
A5B1 0,00 a 0,11 ab 1,44 c 1,78 b 2,11 ab
BNT 5% 0,22 0,19 0,38 0,42 0,50
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
lanjut BNT 5%. HST=hari setelah tanam, tn=tidak nyata. A1= Daun utuh dengan tangkai, A2=
Daun utuh, A3= Bagian bawah daun, A4= Bagian tengah daun, A5= Bagian atas daun, B0=
Tanpa Rootone-F, B1= Rootone-F 0.4g/stek.
1639
Tabel 5 Rerata Panjang Tunas Tanaman Akibat Interkasi Perlakuan Kombinasi Bahan Stek dan
Pemberian ZPT Rootone-F Pada Berbagai Umur Pengamatan.
Panjang Tunas Tanaman (cm) pada umur (hst)
Perlakuan
50 60 70 80 90
A1B0 0,00 a 0,17 a 1,06 ab 3,22 a 4,74 b
A1B1 0,00 a 0,11 a 1,22 b 3,40 ab 5,32 b
A2B0 1,05 b 1,72 d 1,96 c 4,55 b 6,69 c
A2B1 2,00 d 2,11 e 3,00 d 6,26 c 7,83 d
A3B0 1,22 bc 1,41 c 1,72 c 3,92 b 6,74 cd
A3B1 1,50 c 1,89 de 1,85 c 4,13 b 7,12 cd
A4B0 0,00 a 0,06 a 1,05 ab 3,25 ab 4,59 ab
A4B1 1,22 bc 0,47 b 1,68 c 4,08 b 5,20 b
A5B0 0,00 a 0,00 a 0,67 a 3,07 a 4,59 ab
A5B1 0,00 a 0,06 a 0,89 ab 2,80 a 3,78 a
BNT 5% 0,29 0,27 0,41 0,67 0,84
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
lanjut BNT 5%. HST=hari setelah tanam, tn=tidak nyata. A1= Daun utuh dengan tangkai, A2=
Daun utuh, A3= Bagian bawah daun, A4= Bagian tengah daun, A5= Bagian atas daun, B0=
Tanpa Rootone-F, B1= Rootone-F 0.4g/stek.
Tabel 6 Rerata Jumlah Daun Tanaman Akibat Interkasi Perlakuan Kombinasi Bahan Stek dan
Pemberian ZPT Rootone-F Pada Berbagai Umur Pengamatan.
Jumlah daun (helai) pada umur (hst)
Perlakuan
50 60 70 80 90
A1B0 0,00 a 0,22 a 0,33 ab 0,67 ab 1,32 b
A1B1 0,00 a 0,22 a 0,44 ab 0,78 ab 1,11 ab
A2B0 0,44 bc 1,44 b 1,78 c 2,00 c 2,22 c
A2B1 0,89 d 2,00 c 2,22 d 2,45 d 2,78 d
A3B0 0,56 c 1,44 b 1,67 c 1,67 c 1,56 b
A3B1 0,67 c 1,56 b 1,78 c 1,78 c 2,11 c
A4B0 0,00 a 0,22 a 0,78 b 1,00 b 1,44 b
A4B1 0,33 b 0,22 a 0,56 b 0,89 ab 1,32 b
A5B0 0,00 a 0,00 a 0,22 a 0,56 a 0,78 a
A5B1 0,00 a 0,11 a 0,67 b 1,33 bc 1,32 b
BNT 5% 0.17 0.27 0.31 0,41 0,46
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
lanjut BNT 5%. HST=hari setelah tanam, tn=tidak nyata. A1= Daun utuh dengan tangkai, A2=
Daun utuh, A3= Bagian bawah daun, A4= Bagian tengah daun, A5= Bagian atas daun, B0=
Tanpa Rootone-F, B1= Rootone-F 0.4g/stek.
Pada parameter panjang tunas Syahkril, 2012). Selain itu pada perlakuan
terdapat perbedaan nyata antara perlakuan A2B1 memiliki luas daun yang lebar
asal bahan stek dan pemberian ZPT sehingga mampu mendukung laju
Rootone-F (Tabel 5). Perlakuan terbaik fotosintesis yang besar pula.
pada parameter panjang tunas terdapat
pada perlakuan A2B1 (Daun utuh dengan Jumlah Daun
pemberian Rootone-F 0,4 g/stek). Hal ini Hasil analisis ragam, menunjukkan
disebabkan kandungan zat perangsang bahwa terjadi interaksi nyata antara
tumbuh yang terdapat pada Rootone-F perlakuan bahan stek dan perlakuan
menyebabkan aktivitas pembelahan dan pemberian ZPT Rootone-F terhadap jumlah
pemanjangan sel, sehingga berpengaruh daun pada tanaman Peperomia
pada pemanjangan tunas (Rismawati dan watermelon.
1640