PRAKTIKUM ANALISIS
SENSORIS
UJI DESKRIPTIF
Dari tiga sampel yang dicoba, dua sampel memiliki tekstur yang
relatif halus. Kedua sampel tersebut adalah sampel 214 dan
Tekstur
198. Sampel 863 memiliki tekstur yang paling kasar di mulut.
c. Kesimpulan apa yang anda dapatkan dari hasil pengujian deskriptif produk jus diatas?
Pada praktikum uji deskriptif ini, yang diujikan ada 3 sampel jus jambu (198, 214,
863) dengan merk berbeda. Adapun karakteristik yang diujikan adalah kekentalan,
aroma, rasa, warna, tekstur. Ketiga sampel ini berbeda nyata dalam setiap
karakteristiknya. Dari segi kekentalan, sampel 863 memiliki viskositas paling tinggi dari
sampel lainnya. Untuk segi aroma, ketiganya memiliki aroma yang beragam. Sampel
214 dan 198 beraroma jambu yang tipis, sampel 863 beraroma paling menyengat.Pada
segi rasa, yang memiliki tingkat keasaman tertinggi adalah sampel 214. Segi warna,
sampel 214 dan 198 memiliki warna pink yang cerah, sedangkan pada sampel 863
memiliki warna yang paling pekat. Pada teksturnya, sampel 214 dan 198 memiliki
tekstur yang relative halus, sedangkan pada sampel 863 memiliki tekstur paling kasar
dimulut. Uji deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur sifat-sifat sensori
suatu produk, serta untuk mendeskripsikan karakteristik sensori yang penting pada
suatu produk dan memberi derajat atau intensitas karakteristik tersebut (Ora,2015).
d. Pada penilaian rasa asam, konversikan intensitas pada garis skala tidak terstruktur ke
dalam angka secara manual. Tabulasikan data dari kelompokanda.
Anggota/Panelis 214 198 863
1 9 8 6
2 9 10 9
3 7 9 8
4 9 10 7
5 8 6 5
6 8 2 5
7 10 4 3
8 9 7 6
9 9 10 8
10 10 7 5
11 11 4 7
12 8 6 9
13 9 7 4
14 7 5 9
15 9 10 5
16 9 10 5
17 12 10 2
18 9 5 7
19 9 10 8
20 10 7 4
21 9 10 7
22 6 3 2
23 8 10 4
24 10 7 5
25 10 6 7
26 9 7 8
27 9 8 5
28 8 6 5
29 7 6 5
30 7 10 8
31 9 8 5
32 3 3 4
33 9 6 4
34 9 7 6
35 9 6 5
36 2 6 9
37 8 9 7
38 10 8 6
39 8 10 7
Rerata 8,487179487 7,256410256 5,923076923
e. Bandingkan skor yang diperoleh antar panelis. Analisis data yang ada dengan
menggunakan Minitab 17. Apakah ada perbedaan nyata antar panelis?Mengapa?
Analisis data menggunakan minitab diperoleh hasil bahwa sampel berbeda nyata.
Dikarenakan dilihat dari nilai p value sampel bernilai 0.000 (< 0.05) (Cleophas,et
al.,2010). Pada sampel juga diperoleh hasil analisis yang berbeda nyata sehingga
dilakukan uji lanjutan. Kemudian diperoleh grouping yang berbeda dari ketiga sampel
yaitu sampel 214 ‘A’, sampel 863 ‘B’, dan sampel 198 ‘C’. Perbedaan simbol grouping
ini menandakan bahwa ketiganya berbeda nyata dari tingkat keasamannya
(Nollet,2010). Terdapat perbedaan nyata pada panelis, hal ini dapat disebabkan
beberapa faktor, yakni kemampuan indera pencicip panelis yang berbeda dalam menilai
skala intensitas keasaman setiap sampel. Karena hasil analisis menggunakan ANOVA
terhadap panelis dan sampel diperoleh hasil berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut
Tukey test.
Praktikum uji deskriptif ini dari 39 panelis memiliki performansi yang tidak/kurang
baik dalam menentukan intensitas rasa asam dari ketiga produk jus. Dari analisis
minitab diperoleh grouping yang sama pada uji lanjutannya (Indriyani,dkk.2013). Tetapi
panelis tetap tidak terkelompok sehingga perbedaan dalam menentukan intensitas rasa
asam produk tidak ditemukan kesamaan pada beberapa panelis.
g. Apakah ada perbedaan nyata antar produk?Jelaskan!
Dari analisis tabulasi kosa kata secara deskripsi terhadap 5 atribut, diperoleh hasil
yaitu pada atribut kekentalan diketahui bahwa yang memiliki viskositas tertinggi dari
ketiganya adalah sampel 863. Terdapat perbedaan nyata antara ketiga produk jus yang
diujikan pada praktikum uji deskriptif ini. Lalu untuk atribut aroma diperoleh hasil bahwa
sampel 214 dan 198 memiliki aroma jambu yang tipis, sedangkan sampel 863 memiliki
aroma yang paling menyengat. Kemudian berdasarkan atribut rasa yang diuji dari
keasamannya, sampel, sampel 214 memiliki tingkat keasaman tertinggi. Dari atribut
warna, dapat dideskripsikan bahwa sampel 214 dan 198 memiliki warna pink yang cerah
dan sampel 863 memiliki warna paling pekat. Kemudian berdasarkan atribut tekstur
diperoleh hasil bahwa sampel 214 dan 198 memiliki tekstur yang relative halus,
sedangkan sampel 863 memiliki tekstur yang palinh kasar dimulut.
Untuk membuktikan bahwa ketiga sampel berbeda nyata atau tidak, dilakukan
analisis menggunakan minitab. Analisis minitab ini dilakukan dengan menggunakan
tabel ANOVA. ANOVA atau Analysis of Variance bertujuan untuk mengindikasi apakah
ada perbedaan yang signifikan diantara sampel yang diuji. Jika pada sampel yang
diujikan diperoleh perbedaan yang nyata atau signifikan maka dilakukan uji lanjutan
dengan metode Tukey test untuk melihat perbandingan rata-rata perbedaan tersebut.
Pada pengujian menggunakan minitab tabel ANOVA diperoleh p value 0.000. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel berbeda nyata dikarenakan nilai p value sampel < 0.05.
Kemudian dilanjutkan analisis menggunakan tukey dan didapatkan hasil bahwa
performansi panelis tidak/kurang baik dalam menilai dikarenakan groping menunjukkan
symbol yang sama yaitu A (Nollet,2010).
P.38Kode
P.39 sampel
P.1 P.2
P.37 P.3
P.36 20 P.4
P.35 P.5
P.34 P.6
P.33 P.7
10
P.32 P.8
P.31 P.9
P.30 0 P.10
P.29 P.11
P.28 P.12
P.27 P.13
P.26 P.14
P.25 P.15
P.24 P.16
P.23 P.17
P.22P.21P.20P.19P.18
i. Kesimpulan apa yang anda dapatkan dari hasil skala intensitas tersebut?
Dari ketiga sampel produk jus jambu dengan nomor sampel 214 (ABC), 198 (Buavita),
dan 863 (Jungle Juice), diperoleh rata-rata tingkat keasaman masing-masing sampel
yaitu 8,487179487 untuk sampel 214, 7,256410256 untuk sampel 198, dan
5,923076923 untuk sampel 863. Dari rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa dari
ketiga produk jus tersebut, sampel 214 memiliki tingkat keasaman tertinggi dan yang
memiliki tingkat keasaman terendah adalah sampel 863. Kemudian pada analisis
menggunakan tabel ANOVA pada minitab, diperoleh p value sampel terhadap respon
keasamannya adalah 0.000. Nilai ini adalah menunjukkan bahwa ketiga sampel berbeda
nyata menurut tingkat keasamannya. Sesuai dengan literatur yang ada bahwa p value <
0.05 menunjukkan bahwa sampel berbeda nyata atau dapat dengan mudah dibedakan
(Cleophas,et al.,2010).
DAFTAR PUSTAKA
Cleophas, Ton J., A.H. Zwinderman, Toine F. Cleophas, Eugene P. Cleophas. 2010. Statistics
Applied to Clinical Trials. New York: Springer
Indriyani,Fajar., Nurhidajah, Agus Suyanto. 2013. Physical, Chemical and Organoleptic
Characteristics Of Brown Rice Flour Based On The Variation Of Drying Time. Jurnal
Pangan dan Gizi. 4(8): 27-34.
Nollet, Leo M.L. 2010. Handbook Of Food Analysis: Physical Characterization and Nutrient
Analysis. Basel: Marcel Dekker, Inc
Ora, Fellyanus Haba. 2015. Buku Ajar Struktur & Komponen Telur. Sleman: Deepublish
Setyaningsih,Dwi., Anton Apriyantono, Maya Puspita Sari. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Pangan dan Argo. Bogor: IPB Press
Lampiran Literatur
ACC 14/12/2020
DHP PRAKTIKUM UJI DESKRIPTIF
Kelas : D
DHP Atribut Sensoris Sampel Jus
Atribut sensoris Deskripsi
Pada tiga sampel yang dicoba, didapati bahwa dua
diantaranya memiliki aroma jambu yang tipis. Sampel
Aroma tersebut adalah 214 dan 198. Sampel yang memiliki aroma
yang paling menyengat adalah sampel 863