Anda di halaman 1dari 1

SOAL UJIAN

Mata Kuliah : Arsitektur Islam


Dosen Pengasuh : Dr. Zuber Angkasa, IAI
Waktu Ujian : Daring 15 Juli 2021

Soal:
1) Mengapa masjid di Indonesia menggunakan tajug dengan jumlah ganjil? Apakah ada contoh
masjid dengan tajug genap? Jika ada mengapa?
2) Masyarakat muslim mencoba memberikan identitas lokal pada masjid sehingga masjid yang
dihasilkan memiliki model campuran antara budaya umum (berkubah dan menara) dengan
budaya lokal. Apakah hal ini berlaku pada semua budaya di dunia? Adakah satu budaya
lokal di dunia ini yang mustahil dipadukan dengan arsitektur Islam umum. Jelaskan
pendapatmu.
3) Apakah masjid berbentuk gereja, wihara, pura, sinagog, atau rumah ibadah agama lain
dibolehkan? Berikan contoh yang boleh dan yang tidak boleh.
4) Menurut pemahamanmu mengenai budaya Melayu, mengapa Masjid Raya Sultan Riau
terangkat dari tanah hingga memerlukan tangga panjang untuk masuk?
5) Di tengah gurun di Timur Tengah, kabilah yang melintas biasa membangun masjid primitif
yang sangat sederhana. Masjid ini dapat bertahan cukup lama sehingga dapat dipakai
beberapa kali oleh kabilah-kabilah lain yang mungkin melintasi di tempat tersebut. Apakah
masjid primitif mungkin dibuat di Indonesia yang memiliki iklim tropis dan tidak memiliki
gurun? Jika mungkin, jelaskan desainnya atau berikan contoh jika memang ada. Jika tidak
mungkin, jelaskan apa alasannya.

Kirim jawaban anda di Group WA, pada hari Jum’at 16 Juli 2021 paling lambat pukul 11.00
WIB dalam Format PDF kertas A4, tidak perlu mencotek jawaban temannya, karena anda
sudah tau resikonya.

Anda mungkin juga menyukai