Buku San1 SPALD Setempat
Buku San1 SPALD Setempat
Penyusun:
Eri Arianto
Adri Ruslan
Usniati Umayah
Alifah Lestari
Irwansyah Baharudin
Endro Adinugroho
Editor:
Lutz Kleeberg
Layout:
Prayatin Mulyo Santoso dan Endro Adinugroho
Foto:
Irwansyah, Adri Ruslan, Prayatin Mulyo Santoso
Kontributor:
Marshaulina, Meynar Manurung, Asri Indryani, Mirani Arlan, Lutvi Hastowo, Rizki Ibtida P,
Mitria Widianingtias, Vika Ekalestari (Dit.PPLP PUPR); Aldy Mardikanto (Bappenas); Susmono,
Handy B Legowo; Mirzal (Kemdagri); Yan Faisal (BTAMS I); Andre Sucipto, Ade Andriansyah,
Alwi M (UPTD PALD Kota Bekasi), Sofyan Iskandar, Imanuel Ginting, Achdiat Antono
(IUWASH).
Publikasi Terkait:
• Buku Lembar Balik/Flip Chart Pengelolaan Air Limbah Domestik Perkotaan;
• Buku Lembar Balik/Flip Chart Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Setempat, Tangki
Septik dengan Upflow Filter;
• Buku Saku Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Sistem Terpusat Skala Permukiman;
• Meningkatan Gaya Hidup dan Kesehatan, Sebuah Panduan Promosi Sanitasi Perkotaan.
PENGANTAR
| iii
referensi berdasarkan pengalaman implementasi lapangan, berupa, antara lain: 1) Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik, 2)
Flipchart dan Buku Saku Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat, 3) Flipchart dan
Buku Saku Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat - Skala Permukiman, 4) Panduan
Pengelolaan Air Limbah Domestik Perkotaan. Selain UPTD, materi ini dapat juga
dipergunakan oleh dinas terkait maupun pemangku kepentingan lainnya dalam
menyelenggarakan pengelolaan air limbah domestik masing-masing wilayah serta dapat
disesuikan dengan kondisi dan karekteristiknya daerah masing masing.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah
membantu menyusun materi ini. Semoga materi ini memberikan manfaat bagi peningkatan
kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
Terima kasih.
| iv
SAMBUTAN IUWASH
Untuk dapat menciptakan akses sanitasi yang baik dan layak, perlu dilakukan penyediaan
dan perbaikan sarana sanitasi. Penyediaan dan perbaikan sarana sanitasi dapat dilakukan
bekerja sama dengan berbagai mitra kerja. Khusus pada tingkat rumah tangga, perbaikan
sanitasi masih banyak yang bergantung pada jasa usaha-usaha skala kecil. Usaha ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya memperluas akses ke fasilitas sanitasi
yang layak. Para pengusaha di bidang ini dikenal sebagai "Pengusaha Sanitasi" dan biasanya
terlibat dalam pekerjaan:
• Promosi dan pemasaran sanitasi di tingkat rumah tangga;
• Survei, desain teknis, dan estimasi biaya;
• Penyediaan material dan peralatan konstruksi;
• Pekerjaan konstruksi seperti sarana prasarana sanitasi rumah tangga; dan
• Pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, Maret 2016
USAID IUWASH
|v
DAFTAR ISI
PENGANTAR iii
SAMBUTAN IUWASH v
DAFTAR ISI vi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Air Limbah Domestik 1
1.2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik - Setempat 2
1.3 Jamban Sehat Ramah Lingkungan 3
1.4 Jamban Sehat Responsif Gender 4
2 SISTEM PENGELOLAAN SETEMPAT 6
2.1 Pilihan Teknologi: Tangki Septik Dengan Up-flow Filter 6
2.2 Spesifikasi Teknis Tangki Septik Dengan Up-flow Filter 7
2.3 Proses Pengolahan Tangki Septik Dengan Up-flow Filter 9
3 PERSIAPAN PEMBANGUNAN 11
3.1 Survei 11
3.2 Pengamatan dan Alat Bantu Survei 12
3.3 Formulir Survei 14
3.4 Rencana Anggaran Biaya 16
4 PEMBANGUNAN KONSTRUKSI 18
4.1 Tahapan Pembangunan 18
4.2 Konstruksi Fisik 19
4.3 Ujicoba Tangki Septik dan Up-flow Filter 30
5 SERAH TERIMA PEKERJAAN 31
5.1 Pemeriksaan Pekerjaan 31
5.2 Lembar Serah Terima Pekerjaan 31
6 OPERASI DAN PEMELIHARAAN 33
6.1 Pra-Operasi 33
6.2 Operasi dan Pemeliharaan 33
7 LAMPIRAN 35
LAMPIRAN 1 Detail Cetakan Tangki Septik Bagian Luar 35
LAMPIRAN 2 Detail Cetakan Tangki Septik Bagian Dalam 36
LAMPIRAN 3 Detail Cetakan Plat Lantai, Tutup Tangki dan Tutup Lubang Kontrol 37
LAMPIRAN 4 Perhitungan Perencanaan 38
LAMPIRAN 5 Tangki Septik dengan Up Flow Filter pada 1 bangunan 39
vi |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
1 PENDAHULUAN
Air limbah domestik perlu ditampung dan diolah di suatu tempat. Pengolahan dapat
dilakukan dengan menggabungkan ke-2 sumber air limbah tersebut. Pengolahan air limbah
domestik sangat diperlukan karena dapat mencemari sebelum dibuang ke lingkungan atau
badan air penerima. Badan air penerima seperti air tanah, drainase, sungai, dan air laut.
Pengolahan air limbah domestik rumah tangga dapat dilakukan dengan berbagai sistem.
Salah satu diantaranya menggunakan sistem setempat. Pengolahan air limbah domestik
sistem setempat dapat diartikan bahwa pengolahan air limbah dilakukan pada lahan yang
tersedia di rumah tangga penghasil sumber air limbah tersebut. Teknologi yang digunakan
untuk sistem setempat individu umumnya berupa tangki septik.
Tangki septik yang digunakan harus memenuhi kriteria perencanaan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 03-2398-2002 tentang tata cara perencanaan tangki septik. Pada SNI
tersebut dijelaskan secara mendetail tata cara perencanaan tangki septik berbentuk segi
empat, namun tidak demikian untuk berbentuk bulat. Buku saku ini akan melengkapi
informasi mengenai tangki septik berbentuk bulat mengikuti standar acuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI).
|1
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Buku ini, hanya membahas komponen 1 dan komponen 2 dari 5 komponen sistem
pengelolaan air limbah domestik perkotaan – setempat. Komponen 1 menjelaskan air
2|
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
limbah domestik yang dibuang dari rumah tangga menggunakan sistem tercampur. Pada
sistem tercampur ini, semua sumber air limbah yang masuk ke tangki septik merupakan
campuran antara black water dan grey water. Komponen 2 menjelaskan sistem pengolahan
setempat menggunakan tangki septik dengan up-flow filter. Tangki septik dengan up-flow
filter merupakan tangki septik berbentuk bulat dan perencanaannya mengikuti SNI.
Jamban sehat:
1. Sarana pembuangan limbah (buang air besar dan buang air kecil) melalui closet
leher angsa (black water) menuju ke sistem pengolahan air limbah domestik.
2. Sarana pembuangan air limbah dari dapur, tempat cuci, dan kamar mandi (grey
water) menuju ke sistem pengolahan air limbah domestik.
Ramah Lingkungan:
1. Air limbah black water dan grey water, dialirkan melalui bak kontrol dan pipa PVC
yang tertutup menuju ke tangki septik dengan up-flow filter. Hasil pengolahan
memenuhi standar baku mutu dan aman diinfiltrasikan ke tanah atau dialirkan ke
lingkungan atau badan air (drainase, sungai, danau, laut).
2. Lumpur tinja yang berada di tangki septik perlu disedot secara berkala (2-3 tahun
sekali) menggunakan jasa penyedotan resmi (diakui/terdaftar pada pemerintah
stempat) dan diangkut ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk
mengalami pengolahan lanjutan sesuai dengan Standar Operasi Prosedur (SOP).
3. Biaya jasa penyedotan pada umumnya bervariasi tergantung kondisi dan regulasi
setempat untuk sekali sedot. Namun saat ini sedang dikembangkan sistem
penyedotan terjadwal dengan pembayaran bulanan (cicilan). Besarnya
pembayaran bulanan atau sekali sedot diatur oleh peraturan pemerintah
setempat.
|3
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
4|
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
kelompok pengguna, akan lebih baik bila sarana jamban sehat mempertimbangkan
beberapa kriteria tambahan sebagai berikut:
1. Membangun dinding WC yang menutupi jamban sehat yang dibangun (menjadi
sebuah ruangan tertutup atau kamar mandi) yang dilengkapi dengan ventilasi udara.
2. Jarak dan lokasi kamar mandi baik yang berada di dalam rumah ataupun di luar rumah,
harus mudah dijangkau oleh semua pengguna.
3. Ukuran bilik/ruangan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna sehingga memberikan
ruang gerak yang cukup untuk berkegiatan di dalam WC/kamar mandi.
4. Memasang kunci di pintu kamar mandi, kunci tersebut dalam kondisi darurat harus bisa
dibuka dari luar.
5. Lantai kamar mandi terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga aman untuk kondisi
yang selalu tersiram air.
6. Ukuran dan tinggi bak penampung air yang disesuaikan dengan kemudahan untuk
mengambil air setelah Buang Air Besar (BAB) dan untuk mencuci bak secara mudah.
7. Penempatan bak penampung air berada di sebelah kanan WC/kloset.
8. Menyediakan wastafel dan tempat sabun di sekitar jamban, untuk memudahkan
mencuci tangan dengan sabun setelah BAB.
9. Menyediakan gantungan baju dan gayung yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna didalam jamban.
10. Jika memungkinkan, memasang asesoris tambahan misalnya cermin dan tempat
sampah untuk membuang sampah padat dari kamar mandi (bungkus sabun mandi,
bungkus shampoo, puntung rokok, dll).
|5
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
2 SISTEM PENGELOLAAN
SETEMPAT
Mengacu dari SNI 03-2398-2002 tentang perencanaan tangki septik dengan sistem resapan,
maka pengertian tangki septik adalah suatu ruangan yang berfungsi untuk menampung
dan mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan air yang lambat, sehingga
memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat,
dan kesempatan untuk penguraian penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik
membentuk bahan-bahan larut air dan gas. Air limbah rumah tangga adalah semua jenis air
buangan rumah tangga yang berasal dari mandi, dapur, cuci dan kakus.
Perencanaan tangki septik yang akan dijelaskan lebih lanjut pada buku ini adalah tangki
septik berbentuk bulat dengan ukuran diameter minimal 120 cm dan ketinggian minimal
150 cm sesuai pada standar SNI.
6|
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Tangki septik berbentuk bulat yang menjadi pilihan, akan dilengkapi dengan up-flow filter
sebagai pengolahan lanjutan menggunakan agar menjamin air limbah yang diolah
mencapai batasan tingkat pencemaran yang diijinkan untuk dibuang ke lingkungan. Tangki
septik dengan up-flow filter ini telah di aplikasikan di daerah kerja IUWASH.
Spesifikasi teknis untuk tangki septik dengan up-flow filter yang digunakan sebagai berikut:
|7
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Untuk mendukung proses pengolahan pada tangki septik dengan up-flow filter maka
diperlukan bak kontrol. Bak kontrol diletakkan sebelum ke tangki septik. Bak kontrol
berfungsi sebagai tempat bercampurnya grey water dan black water, tempat untuk
memisahkan lemak, dan sebagai tempat belokan jalur pipa. Spesifikasi bak kontrol antara
lain:
1. Bangunan harus kedap;
2. Ukuran bak kontrol disesuaikan kebutuhan;
3. Memiliki lubang kontrol untuk pembersihan kotoran atau lemak;
4. Dilengkapi dengan water trap yang berfungsi seperti leher angsa untuk mencegah bau.
8|
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
|9
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
10 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
3 PERSIAPAN PEMBANGUNAN
3.1 Survei
Sebelum membangun pengolahan tangki septik dan up-flow filter, diperlukan survei untuk
menjamin sistem yang dibangun dapat berfungsi dengan baik. Survei dilakukan dengan
pengamatan, wawancara dan pengukuran langsung dilapangan. Survei sebaiknya
dilakukan pada waktu yang telah disepakati, sehingga dapat bertemu langsung dengan
pemilik rumah yang mengerti kondisi rumah, seperti mengetahui jalur pipa, lokasi tangki
septik/pembuangan tinja dan lain sebagainya.
| 11
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
2. Menggambarkan kondisi bangunan rumah yang akan dibangun tangki septik dengan
up-flow filter:
• Posisi jamban dalam rumah (di bagian depan, belakang, sisi kiri/kanan);
• Jalur yang memungkinkan untuk dilalui pipa dari arah lokasi tangki septik, karena
akan berkaitan dengan bongkaran dinding dan lantai yang harus dilakukan. Jalur
pipa dipilih dengan resiko bongkaran lantai/dinding yang minimum;
• Alternatif jalur yang terbaik diplotkan dalam gambar sketsa lokasi dan diplilih yang
paling minimum resikonya bagi pemilik rumah baik dari segi biaya maupun
kenyamanan.
Survei dilakukan setidaknya oleh 2 orang dan dilengkapi dengan identitas lengkap apabila
tidak dilakukan sendiri oleh wirausaha sanitasi atau pelaksana pekerjaan/tukang. Pelaksana
survei setidaknya sudah mengetahui proses pembangunan tangki septik dan up-flow filter.
Bila perlu dapat dilengkapi dengan berbagai penjelasan tambahan mengenai promosi
sanitasi berupa brosur atau lembar informasi lainnya dan dilengkapi dengan alat bantu
survei.
12 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
| 13
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
14 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Lembar 2 survei merupakan sketsa gambar dan kesepakatan harga. Gambaran denah rumah, lokasi tangki septik yang direncanakan
dan semua bangunan terkait seperti bak kontrol dan perpipaan akan diuraikan disini.
Gambar 6: Denah Lokasi Tangki Septik – Up-flow filter dan Kesepakatan Harga (Lembar 2).
| 15
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Pada lembar 2 ini, juga akan dijelaskan kebutuhan barang dan lahan yang akan dipakai
dalam pembangunan tangki septik dengan up-flow filter, antara lain:
1. Kebutuhan lahan untuk tangki septik dengan up-flow filter;
2. Luas bongkaran lantai dan dinding;
3. Jalur yang memungkinkan untuk dilalui pipa dari titik pembuangan air limbah ke arah
lokasi tangki septik (jarak dan beda tinggi);
4. Kebutuhan barang detail dapat dilihat pada lembar 3 yang merupakan rencana
anggaran biaya (RAB).
Lembar 2 ini menjelaskan waktu pekerjaan, cara pembayaran dan kesepakatan, antara lain:
1. Besarnya kesepakatan harga berdasarkan rencana anggaran biaya;
2. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) sebagai dasar perjanjian kerja (lembar 3);
3. Kesepakatan mekanisme pembayaran (tunai atau cicilan);
4. Membuat kesepakatan waktu konstruksi dari mulai pekerjaan sampai serah terima
prasarana.
Lembar 2 ini menjadi kesepakatan antara pihak yang akan melaksanakan pembangunan
tangki septik dengan up-flow filter dengan pemilik rumah. Lembar ini akan ditandatangi
oleh kedua belah pihak sebagai kesepakatan pekerjaan.
Tabel berikut adalah contoh hasil perhitungan kebutuhan material untuk kontruksi tangki
septik – up-flow filter dengan diameter 120 cm, tinggi 160 cm dan termasuk perpipaan, bak
control dan asesories penunjang.
16 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
| 17
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
4 PEMBANGUNAN KONSTRUKSI
Pengujian yang dimaksudkan adalah uji kelancaran alian dan uji kebocoran. Gambar berikut
memperlihatkan tahapan pembangunan tangki septik dengan up-flow filter secara lengkap.
18 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
A. Tahapan Persiapan
Beberapa hal yang termasuk dalam tahapan persiapan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi untuk lahan tangki septik dengan up-flow filter, bak kontrol, dan perpipaan
harus bersih dari sampah, tanaman dan material lain yang akan mengganggu
proses pembangunan.
2. Material dan peralatan kerja yang dibutuhkan
– Material, antara lain:
• Kerikil, pasir, semen, pipa, besi, kawat, paku, kayu bekisting, air, pelumas
cetakan, dan lain sebagainya sesuai dengan yang tertera di rencana
anggaran biaya.
– Peralatan kerja, antara lain:
• Alat ukur, seperti: meteran panjang, water pass, mistar, benang;
• Peralatan gali, seperti: cangkul, sekop, linggis;
• Perlengkapan pengecoran, seperti: molen, ember, tang/gegep;
• Peralatan tukang tembok, seperti: palu, sendok semen, kape;
• Molding atau cetakan tangki septik dengan up-flow filter;
• Perlengkapan pembuang air, seperti: ember, pompa listrik. Diperlukan bila
muka air tanah tinggi.
– Tukang dan pekerja yang sudah terampil dan berpengalaman dalam
pembuatan tangki septik dengan up-flow filter beserta perlengkapannya.
| 19
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
B. Tahapan Penggalian
Penggalian pipa:
1. Lakukan pengukuran jalur pipa yang akan digali. Pasang patok ukur dan penanda
ukuran.
2. Lakukan penggalian, perhatikan kemiringan pipa minimal 2 persen atau 2 cm beda
tinggi untuk 1 m panjang pipa.
3. Jika galian sudah selesai, padatkan dasar galian, dan isi dengan pasir.
20 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
4. Setelah semua pipa terpasang lakukan pengurugan kembali pipa, urugan pertama
dengan pasir sebagai pengaman pipa, setelah itu dilanjutkan dengan
menggunakan tanah.
Gambar 11: Tahapan Penggalian Pipa. Gambar 12: Tahapan Pembuatan Lantai Kerja.
| 21
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
6. Cetakan diletakan diatas lantai kerja, rata dan tegak lurus (menggunakan water
pass). Pastikan kedudukan cetakan luar tidak bergerak (kokoh), sehingga tidak
berubah.
7. Pada bagian atas cetakan dilengkapi besi strip “U“ sebagai alat untuk tempat
menggantung, dengan ukuran 5/7. Alat penggantung dapat berupa kayu atau besi
dengan ukuran 5/7.
8. Bagian dalam cetakan luar diberi pelumas, agar mudah saat proses pembukaan
cetakan.
9. Ukuran cetakan luar tangki septik: diameter 140 cm dengan tinggi 160 cm.
10. Cetakan up-flow filter menggunakan cetakan yang sama dengan tangki septik.
22 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
8. Cetakan up-flow filter menggunakan cetakan yang sama dengan tangki septik.
E. Tahapan Pengecoran
Pengadukan Beton:
1. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton kedap air dengan
perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
2. Pasir dan kerikil harus bebas dari kotoran seperti minyak, kayu, sampah, tanah dan
lumpur.
3. Perbandingan air dan semen yang digunakan untuk campuran beton adalah 0,60
artinya jumlah air adalah 60% dari volume semen yang digunakan. Bila terlalu
banyak air maka kekuatan beton akan berkurang dan mutu beton tidak tercapai.
4. Pengadukan harus sempurna dan merata.
Pengecoran Beton:
1. Pengecoran dilakukan secara perlahan-lahan dan merata. Pengecoran lantai
dilakukan terlebih dahulu.
2. Terdapat celah setinggi 10 cm pada bagian bawah cetakan luar dan cetakan dalam,
maka saat pengecoran dinding, adonan beton akan mengisi bagian lantai.
3. Lantai tangki diratakan dengan menggunakan tongkat diberi raaskam, pastikan
tidak ada adukan yang menutupi bibir bawah cetakan karena akan mempersulit
saat proses pembukaan cetakan.
4. Setelah pengecoran lantai selesai baru dilakukan pengecoran sekeliling dinding
cetakan dengan coran beton. Perhatikan bahwa pengecoran lantai dan dinding
harus menyatu sehingga harus dilakukan sekaligus.
| 23
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
5. Pada setiap lapisan coran diketok dengan tongkat secara perlahan-lahan untuk
memadatkan coran agar menjadi kedap. Dapat dibantu dengan mengetuk palu
karet pada dinding cetakan.
6. Haluskan permukaan bibir atas tangki setelah coran telah bagian atas cetakan
dengan menggunakan sendok semen.
24 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
| 25
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
26 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Gambar 20: Tahapan Pembuatan Penyangga Plat Filter Menggunakan Cetakan Melingkar
| 27
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Gambar 21: Tahapan Pembuatan Penyangga Plat Filter Menggunakan Kaki Penyangga.
28 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
| 29
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
30 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Apabila terdapat hal-hal yang belum benar dalam pembangunan tangki septik dengan up-
flow filter, maka pelaksana konstruksi/wirausaha sanitasi berkewajiban untuk
memperbaikinya. Pelaksana konstruksi/wirausaha sanitasi juga setidaknya dapat
memberikan jaminan terhadap kualitas pekerjaan yang telah dilakukan.
| 31
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
Gambar 25: Lembar Serah Terima Pekerjaan Tangki Septik dengan Up-flow Filter
32 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
6.1 Pra-Operasi
A. Penanaman Bakteri Pengurai
1. Lakukan proses start-up untuk penanaman bakteri dalam tangki septik dan upflow filte.
Isi tangki septik dengan up-flow filter dengan air dan masukan bakteri sesuai dengan
takaran yang disarankan pada label keterangan kemasan.
2. Kultur bakteri untuk start-up dapat dibeli di toko yang menjual alat sanitasi, dengan
berbagai merk dan kemasan, seperti IM4, startbio, bio2000, dan lain sebagainya.
3. Tangki septik dapat digunakan setelah proses penanaman bakteri selesai.
4. Proses pembentukan bakteri pengurai akan lebih cepat terbentuk.
| 33
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
4. Pemeriksaan kondisi air limbah di bak kontrol dengan membuka tutup bak kontrol dan
membersihkan sampah-sampah atau padatan sulit terurai yang tersumbat di bak
control.
5. Pemeriksaan kondisi air limbah di tangki septik dengan up-flow filter hanya
diperbolehkan melihat melalui lubang kontrol yang terdapat di tutup tangki.
34 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
7 LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Detail Cetakan Tangki Septik Bagian Luar
| 35
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
LAMPIRAN 2
Detail Cetakan Tangki Septik Bagian Dalam
36 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
LAMPIRAN 3
Detail Cetakan Plat Lantai, Tutup Tangki dan
Tutup Lubang Kontrol
| 37
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
LAMPIRAN 4
Perhitungan Perencanaan
Tangki Septik dengan Sistem tercampur.
Kriteria Perencanaan:
• Waktu Detensi (Td) : (2-3 hari), diambil 2 hari
• Banyaknya Lumpur : (20 – 40) l/org/thn, diambil 30L/org/thn
• Periode Pengurasan : (2-3) tahun diambil 2 tahun
• Pemakaian air : 150 L/og/hari
• Debit air limbah tercampur : 80% x 150 L/org/tahun = 120 L/org/hari
• Diameter tangki : 1,2 m
• Luas basah tangki : ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . (1,2)2 = 1,13 m2
• Tinggi tangki : 1,5 m
Untuk 1 KK = 5 org
Kapasitas tangki = Volume air + Volume lumpur
Volume air:
Volume air = debit air limbah tercampur . orang . Td
= 120 L/org/hari x 5 orang x 2 hari
= 1200 L = 1,2 m3
Tinggi air = Volume air / Luas basah tangki
= 1,2 m3 / 1,13 m2
= 1,06 m
Volume lumpur:
Volume lumpur = banyaknya lumpur . orang . periode pengurasan
= 30L/org/thn x 5 orang x 2 thn
= 300 L = 0,3 m3
Tinggi lumpur = Volume lumpur / Luas basah tangki
= 0,3 m3 / 1,13 m2
= 0,27 m
38 |
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK - SETEMPAT
TANGKI SEPTIK DENGAN UP-FLOW FILTER
LAMPIRAN 5
Tangki Septik dengan Up Flow Filter pada 1 bangunan
Pengembangan lain Tangki Septik dengan Up-Flow Filter dalam 1 bangunan:
1. Proses pembuatannya sama dengan pembuatan pada 2 bangunan.
2. Perbedaannya ada sekat untuk membagi fungsi tangki septik dan up-flow filter. 2/3 luas
area digunakan untuk tangki septik dan 1/3 area digunakan untuk up-flow filter.
3. Ketinggian plat up-flow filter dari dasar bak adalah sekitar 60 cm, sehingga aliran air yang
akan masuk ke biofilter tidak terganggu endapan lumpur.
| 39
CATATAN
CATATAN
CATATAN
CATATAN
CATATAN
CATATAN
CATATAN
CATATAN
CATATAN
INDONESIA URBAN WATER SANITATION AND HYGIENE
Mayapada Tower 10th floor
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 28
Jakarta 12920
www.iuwash.or.id