Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN MAHASISWA REFLEKSI I

Nama kegiatan Kebhinekaan I: Pengenalan Secara Umum Jambi di


Tengah-Tengah Budaya Nusantara

Kebhinnekaan 2: Masjid Agung Al-Falah Jambi Masjid


Seribu Tiang Kebanggaan Masyarakat Jambi

Tujuan kegiatan Mengenalkan mengenai kebudayaan jambi dan Masjid


Agung Al-Falah Jambi kepada peserta Pertukaran
Mahasiswa Merdeka MBKM yang berasal dari seluruh
penjuru nusantara

Tanggal kegiatan 11 September 2021

Tempat Zoom Meeting & Spada Dikti

Deskripsi singkat hasil pelaksanaan Dahulu Provinsi Jambi adalah pusat kebudayaan. Ada
kegiatan dua kerajaan besar yang pernah berkembang di wilayah
ini, yaitu Kerajaan Melayu dan Jambi. Tiap-tiap
kerajaan menghasilkan kebudayaan sendiri-sendiri.
Ada beberapa bentuk peninggalan yang membuktikan
hal tersebut seperti Situs Karang Berahi, candi Muaro
Jambi, makam raja-raja, dan bentuk stupa Buddha.
Jauh sebelum zaman kerajaan ini, wilayah Jambi telah
dihuni oleh manusia prasejarah. Beberapa bentuk
peninggalannya dapat ditemukan di wilayah ini, seperti
batu megalitik di sekitar Danau Kerinci dan gua purba.
Suku-suku bangsa asli Jambi juga memiliki budaya
yang khas dan indah. Sampai saat ini
kebudayaan kebudayaan itu ada yang hidup
terpelihara di tengah-tengah masyarakat. Sebagian lagi
kebudayaan-kebudayaan itu sudah langka ditemui.
Pengaruh budaya Melayu sangat terasa dalam budaya
Jambi. Hal ini disebabkan latar belakang sebagian
besar suku asli Jambi berasal dari suku bangsa Melayu.
Mayoritas suku bangsa Melayu menganut agama
Islam. Oleh sebab itu, pengaruh budaya Islam sangat
terlihat pada kebudayaan suku-suku bangsa di Jambi.
Ada juga pengaruh agama agama lain seperti Hindu
dan Buddha. Pemberian sesaji, membakar kemenyan,
bentuk stupa candi, dan berbagai bentuk upacara adat
yang mempercayai adanya dewa adalah bukti pengaruh
tersebut. Khusus pada masyarakat Kerinci,
kebudayaannya dipengaruhi oleh budaya
Minangkabau.

Masjid Agung Al Falah merupakan yang terbesar di


Provinsi Jambi. Sementara banyak masjid
menampilkan keindahan melalui bentuk bangunan
megah dengan banyak detail ornamen sebagai
penghias, daya tarik terbesar Masjid Agung Al Falah
justru pada sisi kesederhanaannya.

Bentuk tiang pun beragam. Dari luar terlihat seperti


umumnya tiang biasa dan berwarna putih polos.
Namun, saat memasuki bagian tengah masjid akan
terlihat jajaran 40 tiang bergaris tengah lebih besar
daripada tiang di luar. Bagian bawah tiang di tengah ini
dihiasi ornamen ukiran kayu. Bagian tubuh tiang
terbuat dari tembaga kuningan yang didatangkan dari
Jepara, Jawa Tengah.

Keindahan bagian dalam masjid semakin terlihat dari


bentuk mihrab yang terletak di dinding bagian barat
yang merupakan satu-satunya dinding di masjid ini.
Mihrab dihiasi ukiran dan kaligrafi dari kuningan dan
tembaga.

Di sisi kanan mihrab terdapat kaligrafi bertuliskan


asma Allah Swt., sedangkan di kirinya tertulis kaligrafi
Nabi Muhammad Saw. Selain itu, di sebelah kanan dan
kiri mihrab terdapat dinding berhiaskan ukiran. Di
tengahnya tertulis nama-nama khulafaurrasyidin
(empat khalifah), yakni Abu Bakar Ash Sidiq, Umar
bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Kubah besar yang hanya disapu cat putih di luar


ternyata memiliki kejutan jika dilihat dari dalam.
Bagian dalam kubah ini dihiasi aksen hiasan geometris
dengan beragam warna, putih, hijau muda, hijau tua,
merah muda, dan biru. Kubah ini semakin indah
dengan adanya kaligrafi terbuat dari kaca yang
bertuliskan nama-nama Allah.

Tantangan dan tindak lanjut Dari berbagai unsur inilah terbentuk kebudayaan
Provinsi Jambi yang khas dan unik. Kebudayaan ini
bernilai seni tinggi. Ada yang sudah terkenal sampai di
luar Provinsi Jambi. Ada juga yang masih tersimpan di
tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
kearifan tersendiri agar kebudayaan ini tidak hilang
tergerus budaya asing yang belum tentu baik bagi
masyarakat Provinsi Jambi.

Pemberian nama Al-Falah yang berarti kemenangan


pada masjid yang menampilkan banyak kejutan di
bagian dalam ini bukan tanpa alasan. Dari segi Islami,
Al-Falah bermakna bahwa kehidupan manusia di dunia
haruslah memperoleh kemenangan dengan
mempertebal keimanan dan ketakwaan, Adapun dari
tinjauan sejarah, masjid ini berlokasi di Tanah Pilih
Seseko Betuah, yaitu tanah milik Kerajaan Melayu
Jambi yang pada tahun 1855 dikuasai oleh pemerintah
Belanda (Benteng Belanda). Namun, berkat perjuangan
yang gigih, akhirnya lokasi itu dapat dikuasai oleh
pemerintah Melayu Jambi.

Kesan dan Pesan Setelah mengikuti kegiatan ini menjadi lebih tahu
mengenai kebudayaan jambi dan masjid agung Al-
Falah yang ada di provinsi jambi
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai