Abstrak
Abstract
12. Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri 21. Tiasari N. 2016. Evaluasi Pelaksanaan
Kesehatan Republik Indonesia No. Cara Distribusi Obat yang Baik pada
1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi di Provinsi
Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: Daerah Istimewa Yogyakarta. Univ Sanata
Kementerian Kesehatan Republik Dharma.
Indonesia.Adriani dan Wirjatmadi.
Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. 22. WHO. 2010. Good Distribution Practices
2012. Kencana. Jakarta for Drug Products. Jenewa: Word Health
Organization.
13. Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 23. Wijaya M, Adek Chan, 2018. Evaluasi
1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Pelaksanaan Cara Distribusi Obat di PBF
Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: PT. Rajawali Nusindo. Fakultas Farmasi
Kementerian Kesehatan Republik dan Kesehatan Umum, Institut Kesehatan
Indonesia. Helvetia.
2.2 Personalia
2.2.1 Apakah penanggung jawab Ca
PBF sesuai dengan ketentuan
perundangan (Memiliki
SIPA/SIKA)?
2.2.2 Apakah penanggung jawab M
bekerja full time di PBF?
2.3 Pelatihan
2.3.1 Apakah memiliki program M
pelatihan personel yang
mencakup identifikasi
kebutuhan pelatihan dan
rencana pelaksanaanya?
2.3.2 Apakah personil (PJ, bagian m
gudang, administrasi
distribusi obat) pernah
mengikuti pelatihan yang
sesuai dengan tanggung
jawabnya?
2.3.3 Apakah pelatihan dievaluasi m
efektifitasnya dan
didokumentasikan?
2.4 Higiene
2.4.1 Apakah menerapkan sistem M
K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) ?
3 BANGUNAN DAN
PERALATAN
3.1 Apakah lokasi sesuai dengan Ca
Izin PBF (termasuk area PBF
yang disetujui)?
3.2 Apakah denah gudang / M
perubahan denah gudang
sesuai dengan persetujuan
instansi yang berwenang?
3.3 Apakah tersedia papan nama m
yang mencantumkan nama
PBF di depan lokasi kantor
dan gudang PBF?
3.4 Apakah tersedia area dan M
akses terpisah untuk
penerimaan dan pengeluaran
barang untuk meminimalisir
risiko campur baur obat dan
diversi obat?
3.5 Apakah tersedia POB yang m
mengatur akses personil
terhadap area penerimaan,
penyimpanan dan
pengiriman?
3.6 Apakah luas ruang M
penyimpanan memadai?
3.7 Apakah kebersihan dan m
kerapian bangunan dijaga
serta dipelihara sesuai POB?
3.8 Apakah gudang M
penyimpanan obat dapat
menjamin mutu obat (bebas
banjir, penerangan cukup,
suhu yang terkondisikan
sesuai persyaratan lain
penyimpanan obat)?
3.9 Apakah dilakukan pemetaan M
suhu di gudang
penyimpanan?
3.10 Apakah suhu dan M
kelembaban udara di ruang
penyimpanan dimonitor
sesuai dengan yang
dipersyaratkan masing-
masing produk menggunakan
alat ukur yang terkalibrasi?
3.11 Apakah mempunyai sistem M
pengendalian hama (pest
control) dan terdokumentasi?
3.12 Apakah tersedia palet atau M
peralatan lain yang menjamin
obat dan/atau bahan obat
tidak bersentuhan langsung
dengan lantai?
4. OPERASIONAL
4.1 Pengadaan
4.1.1 Apakah ada POB M
pengadaan?
4.1.2 Apakah dilakukan M
kualifikasi/rekualifikasi
pemasok (dokumen atau
audit lapangan sesuai dengan
analisis risiko)?
4.1.3 Apakah seluruh pengadaan C
dari sumber yang sah?
4.1.4 Apakah pengadaan M
berdasarkan surat pesanan?
(untuk pengadaan dari PBF
cabang ke Pusat, surat
pesanan dapat berupa surat
pesanan elektronik)
4.1.5 Apakah surat pesanan M
diverifikasi oleh penanggung
jawab, mencantumkan nama
jelas dan nomor SIK dan
distempel perusahaan atau
bagi PBF cabang
penanggung jawab memiliki
otoritas dalam melakukan
pesanan melalui elektronik?
4.1.6 Apakah memiliki sistem M
dokumentasi pengadaan yang
tervalidasi untuk mencegah
terjadinya pengadaan di luar
sistem yang ditetapkan, serta
mampu telusur ?
4.1.7 Apakah PBF melakukan N/A
impor obat dan/atau bahan
obat?
Jika ya lanjutkan dengan
4.1.8 s/d 4.1.9
4.1.8 Apakah setiap pemasukan C
obat dan/atau bahan obat
impor disertai Surat
Keterangan Impor/dokumen
resmi dari instansi yang
berwenang? (hanya untuk
PBF importir)
4.1.9 Apakah penyimpanan obat M
impor dilakukan sesuai
dengan surat kuasa impor
dari pemegang izin edar?
4.2 Penerimaan
4.2.1 Apakah ada POB M
penerimaan?
4.2.2 Apakah penanggung jawab M
atau tenaga kefarmasian yang
diberikan kuasa oleh
penanggung jawab
menandatangani faktur
pengadaan atau SPB pada
saat barang diterima?
4.2.3 Apakah setiap penerimaan M
obat dan/atau bahan obat
dilakukan pemeriksaan
kesesuaian antara fisik dan
dokumen (meliputi : item,
jumlah, nomor bets, tanggal
kedaluwarsa) serta
pemeriksaan kebenaran
label/kondisi kemasan?
4.2.4 Apakah setiap penerimaan M
obat dan/atau bahan obat
dicatat pada kartu stok
(secara manual atau
elektronik) yang sesuai
dengan ketentuan CDOB?
4.3 Penyimpanan
4.3.1 Apakah penyimpanan obat M
dilengkapi dengan catatan
stok baik manual maupun
elektronik dengan informasi
yang sesuai dan mampu
telusur?
4.3.2 Apakah mempunyai sistem M
yang menjamin first in first
out / first exp first out ?
4.3.3 Apakah obat dan/atau bahan M
obat disimpan pada kondisi
sesuai dengan yang
tercantum pada kemasan?
4.3.4 Apakah penyimpanan obat m
dan/atau bahan obat terpisah
dari komoditi lain selain obat
dan/atau bahan obat?
4.3.5 Apakah sistem penyimpanan M
obat dan/atau bahan obat
mampu jaga mutu dan
keamanannya (Sesuai bentuk
sediaan, sesuai risiko
kemananan seperti sitostatik,
psikotropik dll)?
4.4 Pemisahan Obat dan/atau
Bahan Obat
Keterangan :
Tingkat Kekritisan
C = Kritis
M = Berdampak Besar
m = Berdampak Kecil
N/A =
Ca = Tindakan Korektif