Bahan PPT R & D
Bahan PPT R & D
PENGEMBANGAN
Secara teoritis dan atau aplikatif, pada dasarnya tidak ada satu pun model Penelitian
dan Pengembangan pendidikan yang dapat disebut paling baik atau paling tidak baik untuk
mengambangkan produk pendidikan (Saryono, LP2-UM). Semua model dapat digunakan
dengan kelebihan dan kelemahan masing masing, oleh karena itu dapat dikatakan ketiga
model Penelitian dan Pengembangan pendidikan tersebut sama-sama layak dan dapat
digunakan untuk mengembangkan berbagai kreativitas dan inovasi bidang pendidikan.
Model Kemp
Model kemp ditemukan oleh jerrod kemp, G.R. Morisson, dan S.M Ross berlangsung
dari berbagai titik siklus, yang tidak memiliki titik awal yang mengharuskan pengembangan
melalui aktifitas pengembangan. Semua aktivitas pengembangan saling berhubungan secara
langsung dengan aktifitas revisi produk yang dikembangkan. Aktivitas
pengembangan Model Kemp ini terdiri atas sepuluh langkah yang lentur dan saling
bergantung. Maksudnya, Keputusan yang dikenakan pada satu langkah dapat memengaruhi
langkah lainnya pada satu sisi dan pada sisi lain langkah-langkah yang dilakukan dapat maju
mundur berdasarkan langkah awal pengembangan.
Menurut Kemp, sepuluh langkah pengembangan yang lentur dan saling bergantung
itu adalah (1) identifikasi kebutuhan belajar, (2) pemilihan topik atau tugas, (3) identifikasi
karakteristik pembelajar, (4) identifikasi isi dan analisis tugas, (5) perumusan tujuan
pembelajaran, (6) perancangan kegiatan belajar-mengajar, (7) pemilihan sumber-sumber
belajar, (8) penetapan faktor pendukung, (9) evaluasi belajar, dan (10) prates (Trianto,
2012:82-89).
Model Dick dan Carey
Model pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carey (1990)
memandang aktivitas pengembangan sebagai salah satu komponen sistem
pengajaran yang terkait langsung dengan komponen sistem pengajaran lainnya
(Saryono, LP2-UM). Aktivitas pengembangan itu merupakan langkah sistemis dan
terorganisasi secara ketat yang menggambarkan urutan prosedur pengembangan
dan hubungan antar-komponen secara serial.
Menurut Dick dan Carey dalam Saryono (LP2-UM), prosedur pengembangan
dan hubungan antar-komponen tampak pada sepuluh langkah pengembangan, yaitu
(1) analisis kebutuhan belajar, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis karakteristik
pembelajar dan konteksnya, (4) perumusan tujuan umum dan khusus pembelajaran,
(5) pengembangan instrument asesmen, (6) pengembangan strategi pembelajaran,
(7) pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, (8) perancangan dan
pelaksanaan penilaian formatif, (9) pelaksanaan revisi bahan pembelajaran, dan (10)
perancangan dan penilaian sumatif. Kesepuluh langkah tersebut mengikuti alur
berurutan secara prosedural, tidak dapat diacak langkah-langkahnya (Trianto,
2012:89-92). Urutan perencananya dapat dilihant pada gambar 1.
Model R2D2
Model R2D2 (Reflective, Recursive Design and Development Model) yang
dikemukakan oleh Willis (1995) dalam Saryono (LP2-UM) merupakan model
konstruktivis-interpretivis, kolaboratif, dan non-linier yang (a) bersifat mengulang-
ulang (recursive) dan perenungan (reflective). Di samping itu, model R2D2 (b)
melibatkan pengguna secara kolaboratif dalam pengembangan produk sehingga
pengguna berpartisipasi, (c) tidak menempatkan tujuan sebagai pemandu
pengembangan, melainkan ditentukan bertahap selama proses pengembangan, (d)
meyakini perencanaan terus- menerus berkembang, (e) melakukan strategi evaluasi
proses secara otentik, dan (f) menggunakan data subjektif kualitatif sebagai bahan
untuk merevisi produk yang dikembangkan. Sebagai pendekatan atau metode
kualitatif yang konstruktivis-interpretivis, model R2D2 tidak menguji efektivitas
produk yang dikembangkan, melainkan hanya menguji kelayakan atau akseptabilitas
produk secara kualitatif, yang oleh Willis disebut strategi evaluasi atau uji coba
produk secara kualitatif. Lebih lanjut, model R2D2 tidak berorientasi pada langkah
pengembangan secara berurutan dan prosedural, melainkan berorientasi pada fokus
pengembangan. Dalam model R2D2, fokus pengembangan yang terdiri atas
penetapan (define), penentuan desain dan pengembangan (design and develop), dan
penyebarluasan (dissemination) (Saryono, LP2-UM).
Model pengembangan R2D2 terdapat 4 (empat) prinsip yang lentur dan
terbuka, yaitu rekursi, refleksi, nonlinier, dan partisipatoris. Dengan prinsip rekursi
atau mengulang-ulang sesuai keperluan, pengembang dapat menetapkan keputusan
sementara dan setiap saat meninjau kembali keputusannya tentang model
penjaminan mutu akademik internal pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
aparatur pemerintah. Dengan prinsip refleksi, pengembang perlu merenungkan
secara jernih, memikirkan ulang secara sungguh-sungguh, mencari dan menemukan
berbagai balikan dan gagasan dari berbagai sumber selama proses pengembangan
untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Kemudian dengan prinsip
nonlinier, pengembang dapat memulai proses pengembangan secara bebas, tidak
secara berurutan. Di sini pengembang dapat melaksanakan aktivitas persiapan
serempak memulai aktivitas pengembangan produk awal; atau bisa juga memulai
kegiatan persiapan dahulu, baru kemudian kegiatan pengembangan produk awal.
Selama proses pengembangan, pengembang telah diperbolehkan melakukan
penilaian secara autentik dan berkelanjutan. Dalam hubungan ini temuan, masukan,
komentar, kritik, saran pandangan, tanggapan, penelaahan, dan penilaian dari tim
partisipatif atau kolaboratif selama proses pengembangan dapat digunakan sebagai
bahan revisi atau perbaikan produk secara berkelanjutan. Selanjutnya, dengan
prinsip partisipatoris pengembang dapat melibatkan partisipan atau melakukan
kolaborasi dengan pihak lain dalam beberapa atau semua proses
pengembangan(Saryono, LP2-UM).
Uraian ringkas berbagai model Penelitian dan Pengembangan tersebut dapat disajikan
dalam bentuk Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Perbandingan Model-Model Pengembangan
N KELEBIHAN DAN
MODEL KARAKTERISTIK
O KEKURANGAN
1 Kemp Pengembangan berlangsung dari Kelebihan: Model ini tergolong
berbagai titik siklus, yang tidak model konseptual yang
memiliki titik awal yang positivistik, lentur dan terbuka.
mengharuskan pengembang memulai
aktivitas pengembangan.
Kelemahan: Tetapi terlalu rumit
Semua aktivitas pengembangan saling
berhubungan secara langsung dengan
langkah-langkah
aktivitas revisi produk yang pengembangannya.
dikembangkan. Peran pengembang juga sangat
Aktivitas pengembangan model Kemp dominan, mengabaikan keberadaan
ini terdiri atas sepuluh langkah yang dan peran calon pengguna,
lentur dan saling bergantung.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
2 Dick dan Aktivitas pengembangan sebagai Kelebihan: Model ini tergolong
Carey salah satu komponen sistem model prosedural yang
pengajaran yang terkait langsung behavioristis dan sangat terperinci
dengan komponen sistem pengajaran jelas langkah- langkahnya,
lainnya.
Aktivitas pengembangan itu
merupakan langkah sistemis dan
Kelemahan: tetapi langkah-
terorganisasi secara ketat yang langkahnya terlalu rumit dan kaku
menggambarkan urutan prosedur satu arah. Demikian juga hanya
pengembangan dan hubungan antar- melibatkan pengembang, tidak
komponen secara serial yang sangat melihat keberadaan dan melibatkan
terperinci. calon pengguna.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
3 Smith dan Model ini merupakan model sistem Kelebihan: Model ini tergolong
Ragan pembelajaran mengacu pada proses model prosedural dan positivistik
sistematis dalam menerapkan prinsip- yang tahapan-tahapan
prinsip pembelajaran ke dalam pengembangannya terperinci,
perencanaan bahan dan aktivitas
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses
Kelemahan: tetapi sangat linier
penyajian informasi dan aktivitas sehingga terkesan kaku. Hanya
yang memberikan kemudahan dan melibatkan pengembang, calon
fasilitas bagi suatu pencapaian yang pengguna produk sama sekali tidak
diharapkan peserta didik berupa diperankan dalam proses
tujuan-tujuan pembelajaran. pengembangan.
Pembelajaran merupakan proses
pengondisian kegiatan-kegiatan yang
difokuskan pada belajar peserta didik.
Aktivitas pengembangan merupakan
tahapan- tahapan berurutan.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
4 4D Model ini merupakan model Kelebihan: Model ini tergolong
pengembangan perangkat model prosedural yang positivistik
pembelajaran. yang langkah-langkahnya
Model ini memiliki siklus sederhana,
N KELEBIHAN DAN
MODEL KARAKTERISTIK
O KEKURANGAN
pengembangan yang terdiri atas 4
(empat) tahapan pengembangan, yaitu Kelemahan: tetapi terkesan linier
pendefinisian, perancangan, dan kaku. Satu- satunya yang
pengembangan, dan penyebarluasan. berperan dalam pengembangan
Tahapan-tahapan pengembangan adalah pengembang. Calon
dalam model ini prosedural atau
pengguna tidak diperankan.
runtut berurutan.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
5 Borg dan Model Borg dan Gall (memaknai Kelebihan: Model ini tergolong
Gall Penelitian dan Pengembangan model prosedural yang positivistie
sebagai proses yang dipakai untuk yang langkah-langkahnya
mengembangkan dan memvalidasi terperinci dan runtut,
produk pendidikan dengan
mengikuti langkah-langkah siklus, Kelemahan: tetapi terkesan
prosedural, dan deskriptif. njelimet dan linier-kaku.
Penelitian dan Pengembangan Pengembangan hanya melibatkan
meliputi kajian produk yang pengembang, calon pengguna
dikembangkan, pengembangan sama sekali tidak diperankan dan
produk berdasarkan temuan dilibatkan.
tersebut, melakukan uji coba
lapangan sesuai dengan latar
penggunaan produk, dan revisi
produk berdasarkan hasil uji
lapangan. Secara rinci, prosedur
atau langkah pengembangan terdiri
atas 10 langkah.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
6 R-D-R Model ini merupakan model linier Kelebihan: Model ini tergolong
dan sirkuler yang melihat model prosedural yang sederhana
pengembangan sebagai tahap- langkah- langkahnya,
tahap menuju terwujudnya produk
pengembangan. Sesuai dengan Kelemahan: tetapi terkesan
namanya, model ini memiliki tiga positivistik, terlalu sederhana dan
kegiatan pokok pengembangan umum. Peran pengembang sangat
yang ringkas, yaitu melakukan dominan. Calon pengguna tidak
penelitian pendahuluan, dilibatkan dalam proses
mengembangkan perangkat pengembangan.
produk, dan melakukan uji
keefektifan produk. Penelitian
pendahuluan digunakan untuk
memperoleh informasi awal
kebutuhan, kondisi lapangan, dan
kelayakan pengembangan produk.
Hasil studi pendahuluan ini
digunakan untuk merancang dan
mengembangkan produk. Setelah
itu, rancangan produk diuji
N KELEBIHAN DAN
MODEL KARAKTERISTIK
O KEKURANGAN
keefektifannya. Uji efektivitas
produk selalu dilakukan atau
diperlukan.
7 R2D2 Model ini merupakan model Kelebihan: Model ini tergolong
konstruktivis- interpretivis, model konstruktivis-interpretif
kolaboratif, dan non-linier yang (a) yang lentur dan terbuka. Langkah-
bersifat mengulang-ulang (recursive) langkah pengembangannya
dan perenungan (reflective). tergolong sederhana dan mudah
Model ini melibatkan pengguna
diikuti. Model ini melibatkan
secara kolaboratif dalam
pengembangan produk sehingga berbagai pihak dalam keseluruhan
pengguna berpartisipasi. proses pengembangan, antara lain
Model ini tidak menempatkan tujuan calon pengguna produk. Peran
sebagai pemandu pengembangan, pengembangan tidak sangat
melainkan ditentukan bertahap selama dominan.
proses pengembangan.
Model ini meyakini perencanaan
terus-menerus berkembang,
melakukan strategi evaluasi proses
secara autentik, dan (menggunakan
data subjektif kualitatif sebagai bahan
untuk merevisi produk yang
dikembangkan.
Sebagai pendekatan atau metode
kualitatif yang konstruktivis-
interpretivis, model ini tidak menguji
efektivitas produk yang
dikembangkan, melainkan hanya
menguji kelayakan atau akseptabilitas
produk secara kualitatif.
Model ini tidak berorientasi pada
langkah pengembangan secara
berurutan dan prosedural, melainkan
berorientasi pada fokus
pengembangan.
Uji efektivitas produk tidak dilakukan
atau tidak diperlukan. Cukup
dilakukan atau diperlukan uji
kelayakan secara kualitatif.
(Sumber Saryono, LP2-UM)
Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa berbagai model Penelitian
dan Pengembangan yang ada memiliki atau mengandung tiga komponen utama, yaitu (1)
pengkajian pendahuluan atau pra-pengembangan, (2) proses pengembangan, dan (3) pasca-
pengembangan. Sesuai yang di jelaskan Sukmadinata, dkk (2015:184) secara garis besar
langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan yang dikembangkan terdiri atas tiga tahapan,
yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model, dan (3) uji model. hal ini perlu diberi
3 (tiga) catatan pokok.
Pertama, ketiga komponen utama tersebut tidak selalu berurutan, linier, prosedural,
dan gradual dalam arti bahwa pertama-tama harus dilakukan pengkajian pendahuluan,
barulah kemudian dilakukan proses pengembangan, dan selanjutnya diakhiri dengan pasca-
pengembangan. Dapat saja pengkajian pendahuluan dan proses pengembangan dilakukan
secara serempak, siklis atau sirkular atau proses pengembangan dan pasca-pengembangan
dilakukan secara siklis atau sirkuler. Hal tersebut sangat bergantung pada model penelitian
dan pengembangan: Model Borg dan Gall atau R-D-R tentu saja harus mengikuti langkah
linier, prosedural, dan gradual, tetapi Model R2D2 mengikuti prinsip siklis dan sirkuler.
Kedua, ketiga komponen utama Penelitian dan Pengembangan mengandung atau
memiliki berbagai aktivitas yang bermacam-macam dan bisa berbeda-beda dengan nama
berbeda pula. Misalnya, pengkajian pendahuluan atau pra-pengembangan dalam Model Borg
dan Gall dengan pra-pengembangan dalam Model R2D2 berisi kegiatan yang berbeda-beda
dengan nama berbeda pula.
Selanjutnya ketiga, proses pengembangan dalam Penelitian dan Pengembangan ada
yang mengharuskan uji coba dengan desain uji coba tertentu, namun ada juga yang tidak
mengharuskan uji coba. Misalnya, Model R-D-R dan Model Borg dan Gall mengharuskan
adanya proses uji coba dengan desain uji coba tertentu (bisa desain eksperimental,
eksperimental-semu, dan deskriptif), namun Model R2D2 tidak mengharuskan uji coba
karena sejak awal pengembangan sudah melibatkan semua pihak yang berkepentingan
dengan penelitian dan pengembangan. Biasanya Model R2D2 dimodifikasi dengan ditambah
uji coba karena berbagai pertimbangan.