19-32)
ISSN : 2580-6181 (Print), 2599-2481 (Online)
Available online at:
http://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/index
Abas Asyafah
Abstract. This article examines the learning model. This study departs from the fact that there are
some people who still need a reference to weigh a learning model. A common problem to be answered
through this study is how to weigh a learning model. This study uses a descriptive method because the
researcher is analyzing the current problem and uses a qualitative approach. Through library, the
author concludes that a good learning model must be assessed in terms of validity, practical use, and
effectiveness. In weighing a learning model, we must first understand the concepts / theories about the
learning model as a whole. If there is still a gap between the theory and the model, it means that the
learning model must be revised and developed again.
Abstrak. Artikel ini mengkaji tentang model pembelajaran. Kajian ini berangkat dari fakta
bahwa masih ada kalangan yang masih membutuhkan suatu acuan untuk menimbang suatu model
pembelajaran. Masalah umum yang ingin dijawab melalui kajian ini adalah bagaimana cara
menimbang suatu model pembelajaran?. Kajian ini menggunakan metode deskriptif karena peneliti
sedang menganalisis permasalahan yang sedang terjadi saat ini dan menggunakan pendekatan
kualitatif. Melalui studi kepustakaan (library research), penulis berkesimpulan bahwa sebuah
model pembelajaran yang baik harus dapat dinilai dari sisi validitas (kesahihan), keprak-
tisan/keterpakaian, dan efektivitasnya. Untuk menimbang sebuah model pembelajaran, kita
terlebih dahulu harus memahami konsep/teori tentang model pembelajaran secara utuh dan
lengkap. Bila masih ditemukan kesenjangan antara teori dengan model tersebut berarti model
pembelajaran tersebut masih harus direvisi dan dikembangkan lagi.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Menimbang Model Pembelajaran, dan Pendidikan Islam
hal. 456) mengartikan “konsep sebagai pembelajaran. Berikut ini uraian masing-
ide ataupun pengertian yang masing secara berurutan.
diabstrakkan dari peristiwa kongkret”.
Sedangkan Waney (1989, hal. 68-70) 1. Pengertian
mengungkapkan pula “makna konsep Secara etimologis model berarti pola
yaitu suatu istilah yang dipergunakan dari sesuatu yang akan dibuat atau
untuk mengelompokkan sejumlah objek, dihasilkan. Model dapat dipandang dari
peristiwa atau proses yang mempunyai ciri- tiga jenis kata yaitu: a) sebagai kata benda,
ciri sama”. Berdasarkan dua pengertian b) kata sifat, dan c) kata kerja. Sebagai
tersebut, maka Asyafah (2014, hal. 2) kata benda, model berarti representasi
menyatakan bahwa konsep itu dapat atau gambaran. Sebagai kata sifat model
diartikan sebagai gambaran atau abstraksi adalah ideal, contoh, dan teladan.
tentang sejumlah fenomena baik objek, Sebagai kata kerja model adalah
proses, atau apapun yang dibuat oleh memperagakan, memper-tunjukkan.
seseorang (pembuat konsep) pada waktu Dalam penelitian pengembangan model
tertentu dengan maksud membuat itu dirancang sebagai suatu
susunan, memberi makna atas penggambaran operasi dari prosedur
pengalamannya, yang mempunyai ciri-ciri penelitian pengembangan secara ideal
yang sama untuk memahami hal-hal lain. dengan tujuan untuk menjelaskan atau
Selanjutnya Asyafah (2014, hal. 3) menunjukkan alur kerja dan hubungan-
menjelaskan tingkat kompleksitas dari hubungan penting yang terkait dengan
setiap konsep, sangat tergantung dari penelitian.
banyaknya pengalaman dalam penciptaan Secara umum, model dipandang
konsep tersebut. Setiap konsep sebagai suatu representasi (baik visual
mengandung dua dimensi, yaitu 1) suatu maupun verbal) yang menyajikan
bentuk atau separangkat komponen isi, sesuatu atau informasi yang kompleks,
dan 2) struktur atau pola hubungan dari luas, panjang, dan lama menjadi sesuatu
komponen yang satu dengan yang gambaran yang lebih sederhana atau
lainnya dan hubungan secara mudah untuk dipahami. Dalam
keseluruhan. penelitian pengembangan model sengaja
Pembahasan kita dalam tulisan ini dibuat oleh peneliti sebagai bagian dari
merupakan upaya penelusuran penulis upaya pengembangan sesuai dengan
tentang konsep “Model Pembelajaran”. paradigma yang dianut oleh peneliti.
Upaya ini diharapkan sebagai dasar Bagi Dewey dalam Joice dan Weil
untuk untuk dapat menimbang suatu (2000, hal. 13) dinyatakan bahwa “the
model pembelajaran secara ilmiah. core of teaching process of invironments within
Keseluruhan konsep ini terdiri atas 1) which the students can interact and study how
pengertian model pembelajaran, 2) to learn”. Terkait dengan hal ini
landasan-landasan model pembelajaran, selanjutnya Joice & Weil mengatakan
3) fungsi model pembelajaran, 4) unsur- bahwa “A model of teaching is a description
unsur model pembelajaran, 5) ciri-ciri of a learning environment”. Sedangkan
model pembelajaran, 6) kriteria model pengertian model pembelajaran
pembelajaran, 7) jenis dan rumpun berdasarkan Permendikbud Nomor 103
model pembelajaran, 8) Cara memilih Tahun 2014 tentang “Pembelajaran
model pembelajaran, 9) cara menge- adalah kerangka konseptual dan
valuasi model pembelajaran, 10) dampak operasional pembelajaran yang memiliki
dari model pembelajaran, dan 11) nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan
keunggulan dan keterbatasan model budaya” (Anonim, 2018, hal. 3).
penting dalam menimbang suatu model model dan rasional yang membedakan
pembelajaran setidaknya meliputi: a) antara model pembelajaran yang satu
landasan filosofis, b) landasan teoretis, c) dengan model pembelajaran yang
landasan psikologis-pedagogis, dan d) lainnya. Jadi sintaks masing-masing
landasan sosiologis. Jika model itu model pembelajaran memiliki karak-
dikembangkan dari nilai-nilai religious, teristik masing-masing. Langkah-langkah
hendaknya ditambah dengan e) landasan pembelajaran secara umum dapat
religious. merujuk pada model (generik) Gleser
(Asyafah, 2016, hal. 85)yang terdiri atas
3. Fungsi empat langkah, yaitu Intruksional
Adapun fungsi model pembelajaran Objectives, Entering Behavior, dan
adalah: a) Pedoman bagi para perancang Performance. Kedua; The social
pembelajaran dan para pengajar dalam system.Yaknisuasana dan norma yang
merencanakan kegiatan pembelajaran. b) berlaku dalam pembelajaran. Dalam
Pedoman bagi dosen/ guru dalam langkah ini ditunjukkan peran, aktivitas,
melaksanakan pembelajaran sehingga dan hubungan dosen/guru dengan
dosen/guru dapat menentukan langkah peserta didik serta lingkungan belajarnya.
dan segala sesuatu yang dibutuhkan Dalam hal ini peran dosen/guru bisa
dalam pembelajaran tersebut. c) bervariasi pada satu model dengan
Memudahkan para dosen/ guru dalam model lainnya. Pada satu model, guru
membelajarkan para muridnya guna berperan sebagai fasilitator namun pada
mencapai tujuan yang ditetapkannya. d) model yang lain guru berperan sebagai
Membantu peserta didik memperoleh sumber ilmu pengetahuan, sebagai
informasi, ide, ketrampilan, nilai-nilai, pengarah, dan lain-lain. Ketiga; Principles
cara berfikir, dan belajar bagaimana of reaction. Prinsip reaksi yang
belajar untuk mencapai tujuan menunjukkan bagaimana dosen/guru
pembelajaran. memperlakukan peserta didik dan
bagaimana pula ia merespon terhadap
4. Unsur-unsur apa yang dilakukan peserta didiknya.
Menurut Joyce dan Weil (2000, hal. Keempat; Support system. Sistem
14) bahwa unsur-unsur yang harus ada pendukung yang menunjukkan segala
dalam suatu model pembelajaran ada sarana, bahan, dan alat yang dapat
empat unsur, yaitu: 1) Syntax, 2) The social digunakan untuk mendukung
system, 3) Principles of reactio, dan 4)Support keberhasilan menggunakan model
system. Di samping empat unsur di atas tersebut. Kelima; Instructionaland
dalam buku “Model-Model nurturant effects. Dampak intruksional
Pembelajaran” yang dikeluarkan oleh merupakan hasil belajar yang diperoleh
Direktorat Pembinaan SMA Kementrian secara langsung berdasarkan tujuan yang
Pendidikan dan Kebudayaan RI (2018, ditetapkan (instructional effects) dan hasil
hal. 3)(2017) ditambah saru unsur lagi, belajar di luar yang ditetapkan disebut
yakni instructional dan nurturant effects. dengan dampak penyerta (nurturant
Pertama; Sintaks (syntax). Ia effects).
merupakan langkah-langkah operasional
pembelajaran yang menjelaskan pelak- 5. Ciri-Ciri
sanaannya secara nyata. Di dalamnya Model pembelajaran mempunyai
dimuat tahapan perbuatan/ kegiatan empat ciri khusus yang tidak dimiliki
dosen/guru dan peserta didik. Secara oleh strategi, metode, atau prosedur.
implisit, di balik tahapan tersebut Dalam wikipedia.org dikemukakan ciri-
terdapat karakteristik lainnya dari sebuah ciri tersebut antara lain: a) Rasional
model pembelajaran yang tepat yang meliputi setiap langkah yang dilakukan
akan digunakan dalam pembelajaran. Di dosen/guru dan peserta didik, dan (c)
samping itu boleh jadi dalam penerapan Melakukan pascates sesudah
model pembelajaran tidak berhasil, pembelajaran berakhir yang berbasis
padahal saat uji coba implementasi pada tujuan pembelanaran. Pengukuran
model sangat berhasil. Hal ini terkait dan penilaian ini untuk mengevaluasi
banyakvariabel yang harus diper- hasil pembelajaran. (3) Inventori
hitungkan oleh dosen/ guru/ peneliti. pendapat, tanggapan, atau respons
Secara umum, hal-hal yang dapat peserta didik terkait model pembelajaran
dipertimbangkan dalam memilih yang dipilih dan digunakan dalam
menentukan model pembelajaran adalah pembelajaran.Dalam hal ini peserta didik
kesesuaian antara “model pembelajaran” memberikan masukan sebagai refleksi
dengan hal-hal berikut. terhadap kegiatan pembelajaran dan
a. Karakteristik tujuan (kompetensi) model pembelajaran yang digunakan.
yang ditetapkan.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi/ 10. Dampak
IPK yang dikembangkan. Ada dua kategori dampak, yaitu
c. Tujua-n pembelajaran yang spesifik instructional effects dan nurturant effects.
dalam mengembangkan potensi dan Dampak intruksional merupakan hasil
kompetensi. belajar yang diperoleh secara langsung
d. Kemampuan dosen/guru dalam berdasarkan tujuan yang ditetapkan
menggunakan model pembelajaran (instructional effects) dan hasil belajar di luar
yang dipilih. yang ditetapkan sebagai dampak
e. Karakteristik dan modalitas peserta penyerta/pengiring(nurturant
didik. effects).Misalnya, pada pembelajaran
f. Lingkungan belajar dan sarana dengan menggunakan teknik pem-
pendukung belajar lainnya. belajaran examples non examples dampak
g. Kesesuaian dengan pendekatan, instruksionalnya adalah:1) siswa menjadi
metoda, strategi, dan teknik yang lebih aktif, 2) siswa berani
digunakan. mengemukakan pendapat atau gaga-
h. Tuntutan dimensi tertentu, misalnya sannya sendiri, 3) siswa aktif berdiskusi,
untuk menyingkap sesuatu konsep. 4) siswa dapat belajar dari pengamatan
i. Jenis penilaian hasil belajar yang akan sendiri. Sedangkan dampak pengiringnya
digunakan. adalah: a) siswa mampu meningkatkan
kerjasama secara kooperatif untuk materi
9. Evaluasi yang ditugaskan, b) siswa memiliki sikap
Untuk mengevaluasi (mengukur dan bertanggung jawab, c) siswa berusaha
menilai) suatu model pembelajaran guna memahami materi dengan baik, dan d)
mengetahui kelayakannya, efektivitas, meningkatkan kemampuan siswa dalam
dan efesien-sinya dilakukan dengan memecahkan masalah.
beberapa cara, yaitu: (1) Penilaian para
ahli/pakar terkait dengan “model 11. Keunggulan dan Kelemahan
hipotetik” yang dikembangkan dan harus Suatu model yang digunakan dalam
berbasis pada teori-teori yang digunakan, pembelajaran tertentu atau topik terntetu
(2) Melalui uji eksperimen dengan pasti memiliki beberapa keunggulan dan
langkah-langkah (a) Melakukan prates keterbatansannya. Suatu disain model
sebelum pembelajaran dimulai untuk pembelajaran hendaknya secara definitif
mengetahui konsisi awal, (b) Melakukan dijelaskan sisi-sisi keunggulan dan
observasi dan penilaian proses yang kelemahannya. Hal ini penting sebagai
Bila terdapat perbedaan pengaruh dan Y2), pada variabel terikat (O1, O2, O3,
model pembelajaran baru (X) terhadap dan O4).
kepuasan mahasiswa antara kelompok Mencermati gambaran di atas,
pria dan wanita, maka penyebab variabel atribut lebih berfungsi sebagai
utamanya adalah bukan karena treatment variabel kontrol. Disain ini dapat melihat
yang diberikan (karena treatment yang dan menganalisis efek utama kedua jenis
diberikan sama), tetapi karena adanya variabel bebas dan interaksi antara
variabel moderator, yang dalam hal ini perlakuan variabel bebas.Disain faktorial
adalah jenis kelamin, Pria dan wanita seperti ini disebut disain faktorial
menggunakan model pembelajaran X sederhana dua kali atau 2 x 2, sebab
yang sama, tempat pembelajaran mengandung dua variabel bebas yang
diusahakan sama nyamannya, luasnya dll. masing-masing variabel bebas
tetapi pada umumnya, kelompok wanita mempunyai dua kategori atau dua nilai.
lebih ramah lebih halus dalam Dua variabel yang dimanipulasi
berkomunikasi, sehingga dapat berfungsi sebagai variabel eksperimen
meningkatkan kepuasan bagi mereka dan dua variabel bebas lainnya
(mahasiswa). berfungsisebagai variabel kontrol. Efek
2) Faktorial Kategori 2 pada variabel terikat dari variabel
Disain kategori 2 digambarkan eksperimen dinilai pada setiap variabel
sebagai berikut: kontrol.
Dari disain dan contoh hasil
observasi atau pascates di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Efek utama variabel bebas yang
dimanipulasi, yakni (X1) dan (X2) pada
hasil belajar. Skor rata-rata hasil
Keterangan:
belajar dari kedua perlakuan tanpa
X1 = Tadabur Qurani (misal)
mempertimbangkan perbedaan jenis
X2 = Tadzkirah (misal)
Y1 = Laki-lakiI
kelamin untuk sebagai berikut:
Y2 = Perempuan
O1, O2, O3, dan O4 = Hasil belajar
a. Penggunaan 70 + 66 = 68
masing-masing
model 2
sel MSI(X1)
Pada disain faktorial kategori 2 ini b. Penggunaan 80 + 60 = 70
ada dua variabel bebas utama yang model PBL 2
dimanipulasi (diberikan perlakuan) (X2)
misalnya Tadabur Qurani(X1) dan model
pembelajaran lain misalnya model Perbedaan skor dari kedua metode
pembelajaran Tadzkirah(X2) secara pengajaran di atas, yakni 70 - 68 = 2.
bersamaan dengan memperhitungkan Secara sederhana ada perbedaan
variabel atribut jenis kelamin (Y1 = laki- antara efek dari kedua model
laki dan Y2 = perempuan). Peneliti pembelajaran tersebut, model MSI(X1)
hendak melihat efek dari masing-masing lebih efektif dibanding model PBL
variabel bebas utama (X1 dan X2), baik (X2). Artinya, ada efek dari model
secara terpisah maupun secara bersama- pembelajaran pada hasil belajar.
sama tentang efek variabel atributnya b. Efek dari perbedaan jenis kelamin
(Y1 dan Y2), dan interaksi variabel bebas pada hasil belajar tanpa
(X1 dan X2) dengan variabel atribut (Y1 memperhitungkan perlakuan, yakni
rata-rata skor hasil belajar untuk