Anda di halaman 1dari 13

MODEL-MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN

Mohammad Syamsul Anam


Jurusan Pendidikan Olahraga, Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
Email: Syamsulanam42@gmail.com

Abstrak: Menjelaskan konsep model penelitian dan pengembangan, menganalisis dan mengkaji model-model
penelitian dan pengembangan. Metode yang digunakan adalah (1) mengumpulkan model penelitian pengembangan,
(2) mengumpulkan data yang diperoleh dari laporan penelitian (tesis), (3) menganalisis dan membandingkan data
hasil analisis laporan penelitian dengan konsep model pengembangan. 2 contoh laporan penelitian tersebut sudah
sesuai dengan model pengembangan yang digunakan. Contoh penelitian pertama menggunakan model konseptual.
Contoh kedua mengacu pada model penelitian dan pengembangan (research and development) yang berupa model
prosedural.

Kata Kunci: Model-Model, R & D.

Penelitian dan Pengembangan adalah proses penelitian untuk menciptakan atau


memberaiki produk. “Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berupaya
mengembangkan produk tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Dalam
pendidikan jasmani, rancangan penelitian pengembangan dapat digunakan sebagai upaya
pencegahan masalah pendidikan dan pembelajaran” (Winarno, 2011:57).
Metode Penelitian dan Pengembangan (research and development) mulai diterapkan pada
dunia industri dan merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan poduk baru
yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya digunakan untuk Penelitian dan Pengembangan
dalam bidang industri, bahkan untuk bidang-bidang tertentu seperti computer dan farmasi yaitu
hampir melebihi 4% (Borg and Gall, 1983). Sedangkan dalam bidang sosial dan pendidikan,
peranan research and development masih sangat kecil dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan
secara keseluruhan. Hal ini dianggap sebagai salah satu alasan utama mengapa kemajuan dalam
bidang pendidikan agak tertinggal jika dibandingkan dengan bidang lain. Seperti yang
dikemukakan oleh Borg and Gall (1989:773), Unfortunately, R & D still plays a minor role in
education. Less than one percent of education expenditures are for this purpose. This is
probably one of the main reasons why progress in education has logged for behind progress in
other field.
Pendekatan Penelitian dan Pengembangan (research and development) merupakan
pendekatan penelitian untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan pengujian suatu produk.
Untuk menghasilkan produk-produk tertentu memerlukan penelitian yang bersifat dan
mendasarkan pada analisis kebutuhan. Selain itu, Penelitian dan Pengembangan dimaksudkan
untuk menguji keefektifan produk tersebut, supaya produk tersebut dapat berfungsi dan
bermanfaat bagi masyarakat.
Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan
produk, desain, dan proses. Di dalam dunia pendidikan dan pembelajaran khususnya, penelitian
pengembangan memfokuskan kajiannya pada bidang desain atau rancangan, berupa model
desain dan desain bahan ajar maupun produk seperti media dan proses pembelajaran. Penelitian
pengembangan sering dikenal dengan istilah Research and Development (R&D) ataupun dengan
istilah research-based development. Dalam dunia pendidikan, penelitian pengembangan ini
memang hadir belakangan dan merupakan tipe atau jenis penelitian yang relatif baru (Setyosari,
2015:276). Dalam dunia pendidikan, produk-produk hasil Penelitian dan Pengembangan yang
dimaksudkan sudah barang tentu berkaitan dengan komponen-komponen pendidikan.
Produk-produk tersebut dapat berupa: kebijakan, sistem, metode kerja, kurikulum, buku
ajar, media, model pembelajaran, alat-alat peraga, media pembelajaran, prototipe,
simulator, training/science kit, instrumen asesment, dan sebagainya. Sebelum pengembangan
produk atau produk yang ingin dihasilkan sesuai perlu dipahami mengenai model Penelitian Dan
Pengembangan yang akan digunakan.
Penelitian dan Pengembangan pendidikan memiliki berbagai model, yaitu gambaran
mentah tentang pendidikan yang membantu manusia untuk memahami pendidikan yang tidak
dapat dilihat dan atau dialami secara langsung (Saryono, LP2-UM). Artinnya model
pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model
pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model
teoretik (Universitas Negeri Malang, 46:2010). Penelitian dan Pengembangan dalam konteks
pendidikan, sampai sekarang berkembang berbagai model penelitian dan pengembangan, dikenal
bermacam-macam model Penelitian dan Pengembangan sistem, model, proses, bahan dan
ataupun perangkat pendidikan (Saryono, LP2-UM).
Melihat paparan singkat mengenai model Penelitian dan Pengembangan dalam bidang
pendidikan begitu rumitnya untuk dipahami, maka perlu sebelum seorang peneliti ingin meneliti
dan mengembangkan suatu produk pendidikan, perlu memahami terlebih dahulu mengenai
model Penelitian Dan Pengembangan, sebagai kerangka alur proses penelitian yang akan
dilakukan nantinya. Tujuan penulisan artikel ini adalah (1) menjelaskan konsep model penelitian
dan pengembangan, (2) menganalisis dan mengkaji model-model penelitian dan pengembangan.

Model Penelitian Pengembangan


Suatu model dapat diartikan sebagai representatif baik visual maupun verbal. Model
menyajikan sesuatu atau informasi yang komplek atau rumit menjadi sesuatu yang lebih
sederhana atau mudah (Setyosari, 2015:282). Dengan model, seseorang lebih memahami sesuatu
daripada melalui penjelasan-penjelasan panjang. Suatu model dalam penelitian pengembangan
dihadirkan dalam bagian prosedur pengembangan, yang biasanya mengikuti model
pengembangan yang dianut oleh peneliti. Model dapat juga memberikan kerangka kerja untuk
pengembangan teori dan penelitian. Dengan mengikuti sejumlah model tertentu yang dianut oleh
peneliti, maka akan diperoleh sejumlah masukan (input) guna dilakukan penyempurnaan produk
yang dihasilkan, apakah berupa bahan ajar, media atau produk-produk lainnya. Model
Pengembangan juga merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan.
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model
teoretik (Universitas Negeri Malang, 46:2010). Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara
singkat struktur model yang digunakan, sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model
yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka perlu dijelaskan alasan memilih
model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan serta kelemahan model dibanding
model aslinya. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu dipaparkan
mengenai komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan.
Model prosedural adalah model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-
langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan produk tertentu (Setyosari,
2015:284). Model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti
untuk menghasilkan produk. Model prosedural biasa dijumpai dalam model rancangan
pembelajaran, misalnya Dick & Carey, Model Borg & Gall, Dan Model Addie (Analysis,
Design, Development, Implementation, Evaluation) (Setyosari, 2015:284).
Model konseptual adalah model yang bersifat analistis yang menjelaskan komponen-
komponen produk yang akan dikembangkan dan berkaitan antar komponennya (UM,
2010:46). Model ini bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk,
menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan
dikembangkan, misalnya model R2D2 (UM, 2010:46). Model ini memperlihatkan hubungan
antar konsep dan tidak memperlihatkan urutan secara bertahap, urutan boleh diawali dari mana
saja.
Model teoretik yang menggambar kerangka berfikir yang didasarkan pada teori-teori
yang relevan dan didukung oleh data empirik. Model ini menampilkan hubungan bermacam-
macam komponen dalam suatu situasi atau peristiwa yang merupakan kuantifikasi dari berbaga
komponen yang mempengaruhi suatu produk pendidikan.
Secara ringkas ketiga model Penelitian dan Pengembangan dapat dikemukakan dalam
tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Perbandingan Model Prosedural, Konseptual dan Teoritik


N KLASIFIKASI KONSEPSI KARATERISTIK
O MODEL
1 Model Prosedural Menampilkan deskripsi langkah langkah yang deskriptif,
didasarkan pada pengetahuan tertentu untk posivistis
menghasilkan suatu produk pendidikan berurutan serial
sistematis
2 Model Konseptual Menampilkan deskriptif verbal sebuah pandangan atas teoritis-analitis
realitas yang tidak memberikan penjelaan secara penuh konstruktivistik
meskipun komponen yang relevan disajikan dan berulang reflektif
didefinisikan secara penuh sistematis
3 Model Menampilkan hubungan bermacam-macam komponen logis
Matematis/Teoritik dalam suatu situasi, yang merupakan kuantifikasi rasionalistis
berbagai komponen yang mempengaruhi suatu produk multi-hubungan
pendidikan (nonlinier)
kuantitatif
sistematis
(Sumber Saryono, LP2-UM)

Secara teoritis dan atau aplikatif, pada dasarnya tidak ada satu pun model Penelitian dan
Pengembangan pendidikan yang dapat disebut paling baik atau paling tidak baik untuk
mengambangkan produk pendidikan (Saryono, LP2-UM). Semua model dapat digunakan dengan
kelebihan dan kelemahan masing masing, oleh karena itu dapat dikatakan ketiga model
Penelitian dan Pengembangan pendidikan tersebut sama-sama layak dan dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai kreativitas dan inovasi bidang pendidikan.

Model-Model Pengembangan dalam Pendidikan


Penelitian Pengembangan dalam konteks pendidikan, sampai sekarang telah berkembang
berbagai model penelitian dan pengembangan, dikenal bermacam-macam model Penelitian dan
Pengembangan sistem, model, proses, bahan dan ataupun perangkat pendidikan (Saryono, LP2-
UM). Suryono juga menjabarkan model pengembangan yang populer sampai sekarang ada tujuh,
yaitu Model Kemp (1994), Model Sistem Dick Dan Carey (1990;2000), Model Smith Dan Ragan
(1993), Model 4 D (1974), Model Borg Dan Gall (1983/2003), Model R-D-R, Dan Model R2D2.
Penjabaran dari model pengembangan dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
Model Kemp
Model kemp ditemukan oleh jerrod kemp, G.R. Morisson, dan S.M Ross berlangsung
dari berbagai titik siklus, yang tidak memiliki titik awal yang mengharuskan pengembangan
melalui aktifitas pengembangan. Semua aktivitas pengembangan saling berhubungan secara
langsung dengan aktifitas revisi produk yang dikembangkan. Aktivitas
pengembangan Model Kemp ini terdiri atas sepuluh langkah yang lentur dan saling bergantung.
Maksudnya, Keputusan yang dikenakan pada satu langkah dapat memengaruhi langkah lainnya
pada satu sisi dan pada sisi lain langkah-langkah yang dilakukan dapat maju mundur berdasarkan
langkah awal pengembangan.
Menurut Kemp, sepuluh langkah pengembangan yang lentur dan saling bergantung itu
adalah (1) identifikasi kebutuhan belajar, (2) pemilihan topik atau tugas, (3) identifikasi
karakteristik pembelajar, (4) identifikasi isi dan analisis tugas, (5) perumusan tujuan
pembelajaran, (6) perancangan kegiatan belajar-mengajar, (7) pemilihan sumber-sumber belajar,
(8) penetapan faktor pendukung, (9) evaluasi belajar, dan (10) prates (Trianto, 2012:82-89).

Model Dick dan Carey


Model pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carey (1990)
memandang aktivitas pengembangan sebagai salah satu komponen sistem pengajaran
yang terkait langsung dengan komponen sistem pengajaran lainnya (Saryono, LP2-
UM). Aktivitas pengembangan itu merupakan langkah sistemis dan terorganisasi secara
ketat yang menggambarkan urutan prosedur pengembangan dan hubungan antar-
komponen secara serial.
Menurut Dick dan Carey dalam Saryono (LP2-UM), prosedur pengembangan dan
hubungan antar-komponen tampak pada sepuluh langkah pengembangan, yaitu (1)
analisis kebutuhan belajar, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis karakteristik
pembelajar dan konteksnya, (4) perumusan tujuan umum dan khusus pembelajaran, (5)
pengembangan instrument asesmen, (6) pengembangan strategi pembelajaran, (7)
pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, (8) perancangan dan pelaksanaan
penilaian formatif, (9) pelaksanaan revisi bahan pembelajaran, dan (10) perancangan
dan penilaian sumatif. Kesepuluh langkah tersebut mengikuti alur berurutan secara
prosedural, tidak dapat diacak langkah-langkahnya (Trianto, 2012:89-92). Urutan
perencananya dapat dilihant pada gambar 1.
Gambar 1 Model Perencanaan Dan Pengembangan Pengajaran Dick Dan Carey
Sumber (Trianto, 2012:92)

Model Smith dan Ragan


Model Smith dan Ragan (1993) yang merupakan model sistem pembelajaran
mengacu pada proses sistematis dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran ke
dalam perencanaan bahan dan aktivitas pembelajaran. Menurut Smith dan Ragan
dalam Saryono (LP2-UM), pembelajaran merupakan proses penyajian informasi dan
aktivitas yang memberikan kemudahan dan fasilitas bagi suatu pencapaian yang
diharapkan peserta didik berupa tujuan-tujuan pembelajaran. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan proses pengondisian kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada
belajar peserta didik. Dalam konteks penelitian dan pengembangan, pandangan Smith
dan Ragan ini tampak pada tahapan-tahapan pengembangan yang meliputi, (1) analisis
konteks pembelajaran yang mencakup analisis kebutuhan dan karakteristik lingkungan
pembelajaran, (2) analisis karakteristik pembelajar yang mencakup persamaan dan
perbedaan pembelajar, latar belakang kemampuan pembelajar, dan implikasi
karakteristik pembelajar terhadap desain pembelajaran, (3) analisis tugas pembelajaran
yang mencakup analisis tujuan pembelajaran, bentuk-bentuk tugas, strategi belajar dan
pembelajaran, dan perbedaan tipe-tipe pembelajaran, dan (4) penilaian kinerja
pembelajaran yang mencakup tujuan penilaian, desain penilaian, dan model penilaian
kemampuan belajar.
Model 4D
Model 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan Smmel (1974)
dalam Saryono (LP2-UM), merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran.
Model 4D ini memiliki siklus pengembangan yang terdiri atas 4 (empat) tahapan
pengembangan, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebarluasan.
Tahapan pendefinisian meliputi analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas,
analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran. Tahapan perancangan terdiri atas
penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format dan rancangan awal. Tahapan
pengembangan terdiri atas penilaian ahli dan uji coba terbatas. Kemudian tahapan
penyebarluasan terdiri atas uji validasi, pengemasan dan pengadopsian. Tahapan-
tahapan pengembangan dalam model 4D tersebut terfokus pada usaha
mengembangkan perangkat pembelajaran, bukan model sistem pembelajaran.

Model Borg dan Gall


Model Borg dan Gall memaknai Penelitian dan Pengembangan sebagai proses
yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dengan
mengikuti langkah-langkah siklus, prosedural, dan deskriptif. Penelitian dan
Pengembangan meliputi kajian produk yang dikembangkan, pengembangan produk
berdasarkan temuan tersebut melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar
penggunaan produk, dan revisi produk berdasarkan hasil uji lapangan.
Langkah-langkah model pengembangan (research and development) Borg and
Gall (1983:775) sebagai berikut: (1) Research and information collecting (Studi
pendahuluan), (2) Planning (Perencanaan), (3) Develop preliminary form of
product (Pengembangan rancangan produk awal), (4) Preliminary field testing (Uji
lapangan awal), (5) Main product revision (Revisi produk awal), (6) Main field
testing (Uji lapangan utama), (7) Operational product revision (Revisi produk kedua),
(8) Operational field testing ( Uji kelompok), (9) Final Product Revision (Revisi produk
akhir), (10) Dissemination and implementation (Diseminasi dan implementasi).

Mode Model R-D-R


Model R-D-R (Research-Development-Research) merupakan model linier dan
sirkuler yang melihat pengembangan sebagai tahap-tahap menuju terwujudnya produk
pengembangan. Sesuai dengan namanya model ini memiliki tiga kegiatan pokok
pengembangan yang ringkas, yaitu melakukan penelitian pendahuluan,
mengembangkan perangkat produk, dan melakukan uji keefektifan produk. Penelitian
pendahuluan digunakan untuk memperoleh informasi awal kebutuhan, kondisi
lapangan, dan kelayakan pengembangan produk. Hasil studi pendahuluan ini
digunakan untuk merancang dan mengembangkan produk. Setelah itu, rancangan
produk diuji keefektifannya. Dalam model R-D-R, uji keefektifan produk merupakan
kegiatan amat penting karena tujuan pokok pengembangan adalah mengembangkan
produk dan menguji keefektifan produk (Saryono, LP2-UM).

Model R2D2
Model R2D2 (Reflective, Recursive Design and Development Model) yang
dikemukakan oleh Willis (1995) dalam Saryono (LP2-UM) merupakan model
konstruktivis-interpretivis, kolaboratif, dan non-linier yang (a) bersifat mengulang-
ulang (recursive) dan perenungan (reflective). Di samping itu, model R2D2 (b)
melibatkan pengguna secara kolaboratif dalam pengembangan produk sehingga
pengguna berpartisipasi, (c) tidak menempatkan tujuan sebagai pemandu
pengembangan, melainkan ditentukan bertahap selama proses pengembangan, (d)
meyakini perencanaan terus- menerus berkembang, (e) melakukan strategi evaluasi
proses secara otentik, dan (f) menggunakan data subjektif kualitatif sebagai bahan
untuk merevisi produk yang dikembangkan. Sebagai pendekatan atau metode kualitatif
yang konstruktivis-interpretivis, model R2D2 tidak menguji efektivitas produk yang
dikembangkan, melainkan hanya menguji kelayakan atau akseptabilitas produk secara
kualitatif, yang oleh Willis disebut strategi evaluasi atau uji coba produk secara
kualitatif. Lebih lanjut, model R2D2 tidak berorientasi pada langkah pengembangan
secara berurutan dan prosedural, melainkan berorientasi pada fokus pengembangan.
Dalam model R2D2, fokus pengembangan yang terdiri atas
penetapan (define), penentuan desain dan pengembangan (design and develop), dan
penyebarluasan (dissemination) (Saryono, LP2-UM).
Model pengembangan R2D2 terdapat 4 (empat) prinsip yang lentur dan terbuka,
yaitu rekursi, refleksi, nonlinier, dan partisipatoris. Dengan prinsip rekursi atau
mengulang-ulang sesuai keperluan, pengembang dapat menetapkan keputusan
sementara dan setiap saat meninjau kembali keputusannya tentang model penjaminan
mutu akademik internal pendidikan dan pelatihan kepemimpinan aparatur pemerintah.
Dengan prinsip refleksi, pengembang perlu merenungkan secara jernih, memikirkan
ulang secara sungguh-sungguh, mencari dan menemukan berbagai balikan dan gagasan
dari berbagai sumber selama proses pengembangan untuk mengetahui kelayakan
produk yang dikembangkan. Kemudian dengan prinsip nonlinier, pengembang dapat
memulai proses pengembangan secara bebas, tidak secara berurutan. Di sini
pengembang dapat melaksanakan aktivitas persiapan serempak memulai aktivitas
pengembangan produk awal; atau bisa juga memulai kegiatan persiapan dahulu, baru
kemudian kegiatan pengembangan produk awal. Selama proses pengembangan,
pengembang telah diperbolehkan melakukan penilaian secara autentik dan
berkelanjutan. Dalam hubungan ini temuan, masukan, komentar, kritik, saran
pandangan, tanggapan, penelaahan, dan penilaian dari tim partisipatif atau kolaboratif
selama proses pengembangan dapat digunakan sebagai bahan revisi atau perbaikan
produk secara berkelanjutan. Selanjutnya, dengan prinsip partisipatoris pengembang
dapat melibatkan partisipan atau melakukan kolaborasi dengan pihak lain dalam
beberapa atau semua proses pengembangan(Saryono, LP2-UM).
Uraian ringkas berbagai model Penelitian dan Pengembangan tersebut dapat disajikan
dalam bentuk Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Perbandingan Model-Model Pengembangan


KELEBIHAN DAN
NO MODEL KARAKTERISTIK
KEKURANGAN
1 Kemp Pengembangan berlangsung dari Kelebihan: Model ini tergolong
berbagai titik siklus, yang tidak model konseptual yang positivistik,
memiliki titik awal yang lentur dan terbuka.
mengharuskan pengembang
memulai aktivitas pengembangan. Kelemahan: Tetapi terlalu rumit
Semua aktivitas pengembangan langkah-langkah pengembangannya.
saling berhubungan secara langsung Peran pengembang juga sangat
dengan aktivitas revisi produk yang
dominan, mengabaikan keberadaan
dikembangkan.
dan peran calon pengguna,
Aktivitas pengembangan model
Kemp ini terdiri atas sepuluh
langkah yang lentur dan saling
bergantung.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
2 Dick dan Aktivitas pengembangan sebagai Kelebihan: Model ini tergolong
Carey salah satu komponen sistem model prosedural yang behavioristis
pengajaran yang terkait langsung dan sangat terperinci jelas langkah-
dengan komponen sistem langkahnya,
pengajaran lainnya.
Aktivitas pengembangan itu Kelemahan: tetapi langkah-
merupakan langkah sistemis dan langkahnya terlalu rumit dan kaku
terorganisasi secara ketat yang
satu arah. Demikian juga hanya
menggambarkan urutan prosedur
melibatkan pengembang, tidak
pengembangan dan hubungan
antar-komponen secara serial yang melihat keberadaan dan melibatkan
sangat terperinci. calon pengguna.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
3 Smith dan Model ini merupakan model sistem Kelebihan: Model ini tergolong
Ragan pembelajaran mengacu pada proses model prosedural dan positivistik
sistematis dalam menerapkan yang tahapan-tahapan
prinsip-prinsip pembelajaran ke pengembangannya terperinci,
dalam perencanaan bahan dan
aktivitas pembelajaran. Kelemahan: tetapi sangat linier
Pembelajaran merupakan proses sehingga terkesan kaku. Hanya
penyajian informasi dan aktivitas
melibatkan pengembang, calon
yang memberikan kemudahan dan
pengguna produk sama sekali tidak
fasilitas bagi suatu pencapaian yang
diharapkan peserta didik berupa diperankan dalam proses
tujuan-tujuan pembelajaran. pengembangan.
Pembelajaran merupakan proses
pengondisian kegiatan-kegiatan
yang difokuskan pada belajar
peserta didik.
Aktivitas pengembangan
merupakan tahapan- tahapan
berurutan.
Uji efektivitas produk selalu
KELEBIHAN DAN
NO MODEL KARAKTERISTIK
KEKURANGAN
dilakukan atau diperlukan.
4 4D Model ini merupakan model Kelebihan: Model ini tergolong
pengembangan perangkat model prosedural yang positivistik
pembelajaran. yang langkah-langkahnya sederhana,
Model ini memiliki siklus
pengembangan yang terdiri atas 4 Kelemahan: tetapi terkesan linier dan
(empat) tahapan pengembangan, kaku. Satu- satunya yang berperan
yaitu pendefinisian, perancangan, dalam pengembangan adalah
pengembangan, dan
pengembang. Calon pengguna tidak
penyebarluasan.
diperankan.
Tahapan-tahapan pengembangan
dalam model ini prosedural atau
runtut berurutan.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
5 Borg dan Model Borg dan Gall (memaknai Kelebihan: Model ini tergolong
Gall Penelitian dan Pengembangan sebagai model prosedural yang positivistie
proses yang dipakai untuk yang langkah-langkahnya terperinci
mengembangkan dan memvalidasi dan runtut,
produk pendidikan dengan mengikuti
langkah-langkah siklus, prosedural, Kelemahan: tetapi terkesan njelimet
dan deskriptif. Penelitian dan dan linier-kaku. Pengembangan hanya
Pengembangan meliputi kajian melibatkan pengembang, calon
produk yang dikembangkan, pengguna sama sekali tidak
pengembangan produk berdasarkan diperankan dan dilibatkan.
temuan tersebut, melakukan uji coba
lapangan sesuai dengan latar
penggunaan produk, dan revisi produk
berdasarkan hasil uji lapangan. Secara
rinci, prosedur atau langkah
pengembangan terdiri atas 10
langkah.
Uji efektivitas produk selalu
dilakukan atau diperlukan.
6 R-D-R Model ini merupakan model linier dan Kelebihan: Model ini tergolong
sirkuler yang melihat pengembangan model prosedural yang sederhana
sebagai tahap-tahap menuju langkah- langkahnya,
terwujudnya produk pengembangan.
Sesuai dengan namanya, model ini Kelemahan: tetapi terkesan
memiliki tiga kegiatan pokok positivistik, terlalu sederhana dan
pengembangan yang ringkas, yaitu umum. Peran pengembang sangat
melakukan penelitian pendahuluan, dominan. Calon pengguna tidak
mengembangkan perangkat produk, dilibatkan dalam proses
dan melakukan uji keefektifan pengembangan.
produk. Penelitian pendahuluan
digunakan untuk memperoleh
informasi awal kebutuhan, kondisi
KELEBIHAN DAN
NO MODEL KARAKTERISTIK
KEKURANGAN
lapangan, dan kelayakan
pengembangan produk. Hasil studi
pendahuluan ini digunakan untuk
merancang dan mengembangkan
produk. Setelah itu, rancangan produk
diuji keefektifannya. Uji efektivitas
produk selalu dilakukan atau
diperlukan.
7 R2D2 Model ini merupakan model Kelebihan: Model ini tergolong
konstruktivis- interpretivis, model konstruktivis-interpretif yang
kolaboratif, dan non-linier yang (a) lentur dan terbuka. Langkah-langkah
bersifat mengulang-ulang pengembangannya tergolong
(recursive) dan perenungan sederhana dan mudah diikuti. Model
(reflective). ini melibatkan berbagai pihak dalam
Model ini melibatkan pengguna keseluruhan proses pengembangan,
secara kolaboratif dalam
antara lain calon pengguna produk.
pengembangan produk sehingga
Peran pengembangan tidak sangat
pengguna berpartisipasi.
Model ini tidak menempatkan dominan.
tujuan sebagai pemandu
pengembangan, melainkan
ditentukan bertahap selama proses
pengembangan.
Model ini meyakini perencanaan
terus-menerus berkembang,
melakukan strategi evaluasi proses
secara autentik, dan (menggunakan
data subjektif kualitatif sebagai
bahan untuk merevisi produk yang
dikembangkan.
Sebagai pendekatan atau metode
kualitatif yang konstruktivis-
interpretivis, model ini tidak
menguji efektivitas produk yang
dikembangkan, melainkan hanya
menguji kelayakan atau
akseptabilitas produk secara
kualitatif.
Model ini tidak berorientasi pada
langkah pengembangan secara
berurutan dan prosedural,
melainkan berorientasi pada fokus
pengembangan.
Uji efektivitas produk tidak
dilakukan atau tidak diperlukan.
Cukup dilakukan atau diperlukan
uji kelayakan secara kualitatif.
(Sumber Saryono, LP2-UM)
Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa berbagai model Penelitian
dan Pengembangan yang ada memiliki atau mengandung tiga komponen utama, yaitu (1)
pengkajian pendahuluan atau pra-pengembangan, (2) proses pengembangan, dan (3) pasca-
pengembangan. Sesuai yang di jelaskan Sukmadinata, dkk (2015:184) secara garis besar
langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan yang dikembangkan terdiri atas tiga tahapan,
yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model, dan (3) uji model. hal ini perlu diberi 3
(tiga) catatan pokok.
Pertama, ketiga komponen utama tersebut tidak selalu berurutan, linier, prosedural, dan
gradual dalam arti bahwa pertama-tama harus dilakukan pengkajian pendahuluan, barulah
kemudian dilakukan proses pengembangan, dan selanjutnya diakhiri dengan pasca-
pengembangan. Dapat saja pengkajian pendahuluan dan proses pengembangan dilakukan secara
serempak, siklis atau sirkular atau proses pengembangan dan pasca-pengembangan dilakukan
secara siklis atau sirkuler. Hal tersebut sangat bergantung pada model penelitian dan
pengembangan: Model Borg dan Gall atau R-D-R tentu saja harus mengikuti langkah linier,
prosedural, dan gradual, tetapi Model R2D2 mengikuti prinsip siklis dan sirkuler.
Kedua, ketiga komponen utama Penelitian dan Pengembangan mengandung atau
memiliki berbagai aktivitas yang bermacam-macam dan bisa berbeda-beda dengan nama berbeda
pula. Misalnya, pengkajian pendahuluan atau pra-pengembangan dalam Model Borg dan Gall
dengan pra-pengembangan dalam Model R2D2 berisi kegiatan yang berbeda-beda dengan nama
berbeda pula.
Selanjutnya ketiga, proses pengembangan dalam Penelitian dan Pengembangan ada
yang mengharuskan uji coba dengan desain uji coba tertentu, namun ada juga yang tidak
mengharuskan uji coba. Misalnya, Model R-D-R dan Model Borg dan Gall mengharuskan
adanya proses uji coba dengan desain uji coba tertentu (bisa desain eksperimental,
eksperimental-semu, dan deskriptif), namun Model R2D2 tidak mengharuskan uji coba karena
sejak awal pengembangan sudah melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan penelitian
dan pengembangan. Biasanya Model R2D2 dimodifikasi dengan ditambah uji coba karena
berbagai pertimbangan.
METODE
Metode yang digunakan adalah (1) mengumpulkan model penelitian pengembangan, (2)
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari laporan penelitian (tesis). Data yang diambil
adalah data mengenai model pengembangan yang digunakan peneliti untuk mengembangkan
produk penelitiannya, (3) menganalisis dan membandingkan data hasil analisis laporan penelitian
dengan konsep model pengembangan.

HASIL
Laporan tesis 1 berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan (PJOK) Kelas X1 Semester Gasal, Tesis tersebut
menggunakan model Penelitian dan Pengembangan (research and development) dari Suryabrata.
Model pengembangan suryabrata tersebut termasuk model pengembangan konseptual.
Laporan tesis 2 berjudul Pengembangan Model Latihan Beban Untuk Meningkatkan
Kemampuan Fisik Pemain Bolavoli” (Studi Pengembangan Pada Pemain Bolavoli Putra Tingkat
Intermediet Di Surakarta. Model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model
pengembangan (research and development) Borg and Gall. Model pengembangan Borg & Gall
termasuk model pengembangan prosedural.
PEMBAHASAN
Pengembangan instrumen penilaian pengetahuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, Dan Kesehatan (PJOK) kelas X1 semester gasal. Tesis tersebut menggunakan model
Penelitian dan Pengembangan (research and development) dari Suryabrata (2000:68) yang
merumuskan sepuluh tahap dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, yaitu: (1)
Pengembangan Spesifikasi Tes, Spesifikasi yang akan dibuat harus menyeluruh, lengkap, dan
spesifik menunjuk pada spesifikasi tes yang akan disusun. (2) Penulisan soal, setelah tahap
spesifikasi tes maka selanjutnya adalah penyususnan soal. (3) Penelaahan soal, setelah soal-soal
selesai ditulis maka selanjutnya soal-soal tersebut diuji kualitasnya secara teoritis. (4) Perakitan
soal, soal-soal yang sudah ditelaah maka selanjutnya soal di rakit dengan cara memilah soal
yang perlu dan tidak. (5) Uji-coba tes, pengumpulan data empiris melalui uji-coba sebagai dasar
perbaikan soal. (6) Analisis butir soal, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta tes.
(7) Seleksi dan perakitan soal (bentuk akhir), melakukan pemilihan soal mana soal-soal yang
akan dimasukkan ke dalam perangkat tes bentuk akhir. (8) Pencetakan tes, menampilkan tes
tersebut dengan cara yang baik. (9) Administrasi tes bentuk akhir, tes dan kondisi
penyelenggaraan testing perlu dibakukan. (10) Penyusunan skala dan norma, menyusun skala
dan norma tes. Kemudian langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut di
modifikasinya menjadi 9 tahap.
Produk yang dihasilkan dari proses pengembangan ini adalah instrumen penilaian
pengetahuan PJOK kelas XI semester gasal. Model penelitian dan pengembangan yang
digunakan di dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan (research
and development) yang berupa model konseptual. Modifikasi yang dilakukan peneliti adalah
kegiatan yang wajar. Menurut UM (2010:46) model ini memperlihatkan hubungan antar konsep
dan tidak memperlihatkan urutan secara bertahap, urutan boleh diawali dari mana saja.
Pengembangan model latihan beban untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain
Bolavoli” (studi pengembangan pada pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta).
Model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model pengembangan (research and
development) Borg and Gall (1983:775). Adapun langkah-langkahnya yaitu: (1) Research and
information collecting (Studi pendahuluan), (2) Planning (Perencanaan), (3) Develop
preliminary form of product (Pengembangan rancangan produk awal), (4) Preliminary field
testing (Uji lapangan awal), (5) Main product revision (Revisi produk awal), (6) Main field
testing (Uji lapangan utama), (7) Operational product revision ( Revisi produk kedua),
(8) Operational field testing ( Uji kelompok), (9) Final Product Revision ( Revisi produk akhir),
(10) Dissemination and implementation (Diseminasi dan implementasi).
10 langkah pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall semuanya dilaksanakan
oleh peneliti, dengan pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya untuk menghasilkan produk
pengembangan model latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet bolavoli putra tingkat
intermediet. Untuk mengetahui peningkatan dari hasil penerapan pengembangan produk, peneliti
melakukan eksperimen terhadap produk model latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik
atlet bolavoli putra tingkat intermediet.
Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah model latihan beban pada pemain
Bolavoli putra tingkat Intermediet di Surakarta. Model penelitian dan pengembangan yang
digunakan di dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan (research
and development) yang berupa model prosedural. Model prosedural ini merujuk pada model
yang bersifat deskriptif, posivistis berurutan serial, sistematis. Untuk pelaksanaan proses
pengembangannya memang sudah sesuai dengan Model Borg dan Gall yaitu: Penelitian dan
Pengembangan sebagai proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan dengan mengikuti langkah-langkah siklus, prosedural, dan deskriptif. Penelitian dan
Pengembangan meliputi kajian produk yang dikembangkan, pengembangan produk berdasarkan
temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar penggunaan produk, dan revisi
produk berdasarkan hasil uji lapangan. Secara rinci, prosedur terdiri atas 10 langkah. Uji
efektivitas produk juga dilakukan dengan metode eksperimen.

KESIMPULAN
Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan
dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa (1) model prosedural, (2) model konseptual, (3)
model teoritis.
2 contoh laporan penelitian tersebut sudah sesuai dengan model pengembangan yang
digunakan. Contoh pertama Pengembangan instrumen penilaian pengetahuan mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan (PJOK) kelas X1 semester gasal menggunakan
model konseptual. Contoh kedua Pengembangan model latihan beban untuk meningkatkan
kemampuan fisik pemain bolavoli” (studi pengembangan pada pemain bolavoli putra tingkat
intermediet di Surakarta) model penelitian dan pengembangan yang digunakan mengacu pada
model penelitian dan pengembangan (research and development) yang berupa model prosedural.

SARAN
Sebelum seorang peneliti ingin meneliti dan mengembangkan suatu produk, perlu
memahami terlebih dahulu mengenai model Penelitian Dan Pengembangan yang akan
digunakan. Karena model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang
akan dihasilkan. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka
perlu dijelaskan alasan memilih model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan
serta kelemahan model dibanding model aslinya. Apabila model yang digunakan dikembangkan
sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang
terlibat dalam pengembangan.

DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai