Kebidanan
Sri Handayani. SST. M. Kes
Hubungan
• Pasien
• Kesejawatan
• Antar Profesi
• Lingkungan
Norma
Aturan Norma Sanksi Kesusilaan
moral (etika)
b. Jenis Norma
Norma Kepercayaan
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Hukum mengatur hub antar pribadi
Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia 3
3/14/2021
Jawa Barat
c. Aspek Norma
Aspek hidup pribadi
• Norma kepercayaan untuk mencapai
kesucian hidup pribadi
• Norma kesusilaan untuk kebaikan hidup
pribadi dan ahlak
Fidelity Kesetiaan
Confidentially Menjaga kerahasiaan
Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia 5
3/14/2021
Jawa Barat
c. Perbedaan Etik dan Hukum
Etik Hukum
Tujuan Hidup Wibawa profesi Kedamaian /
Keadilan
Pembentukan Kelompok profesi Penguasa
ETIKA HUKUM
Perilaku Manusia
Etika Profesi
Profesi
Pedoman
Diterapkan
pada proses
Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia 14
3/14/2021
Jawa Barat
Social Contract
Professionals - Community
Privilege
Autonomy
Self Regulation
Moral responsibility (Ethics) High
standard competence
Midwifery Care
Decision Maker Provider
Community Leader
Communicator (Empowering &
advocating)
Manager
a. Nilai Personal
• Kejujuran berkata benar, tepat janji,
tidak membohongi klien
• Kompeten memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, teknikal
• Etis penuh kepedulian, rasa kasih
sayang kepada sesama, empati
AKIBATNYA:
Kinerja berkurang, kepercayaan masyarakat menurun,
banyak malpraktik atau kejahatan dilakukan oleh
Bidan
Kenapa aku dijual bu bidan ?
Pengembangan Karakter Bidan dimulai
dengan memahami.....
1 2
3 4
NILAI-NILAI YANG BAIK
KRITERIA BIDAN
DALAM PEMBENTUKAN
PROFETIK?
KARAKTER ?
Hakekat Karakter
• Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu
sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni
Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter
sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap
sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau
sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan
• Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter
memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia
menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila
seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah
orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya,
apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah
orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua,
istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang
baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of
character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa
karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu
spontanitas manusia dalam bersikap, atau
melakukan perbuatan yang telah menyatu
dalam diri manusia sehingga ketika muncul
tidak perlu dipikirkan lagi.
FUNGSI KARAKTER
Selain memperkecil resiko kehancuran,
karakter juga menjadi modal yang sangat
penting untuk bersaing dan bekerja sama
secara tangguh dan terhormat di tengah-
tengah profesi kesehatan lain baik di dalam
maupun di luar negeri.
URGENSI PENGEMBANGAN KARAKTER
”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah)
dalam diri seseorang, sehingga ia menjadi orang
yang berkarakter baik (good character), memiliki
sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab
dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan
organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis.
Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral values)
yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi
kapan dan dimana saja, orang dapat
dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaan
Nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam
pembentukan Karakter
1.Kejujuran
2.Loyalitas dan dapat diandalkan
3.Hormat
4.Cinta
5.Ketidak egoisan dan sensitifitas
6.Baik hati dan pertemanan
7.Keberanian
8.Kedamaian
9.Mandiri dan Potensial
10.Disiplin diri dan Moderasi
11.Kesetiaan dan kemurnian
12.Keadilan dan kasih sayang
BIDAN PROFETIK
1. Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya
sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan
sebanyak-banyaknya bagi lingkungan.
2. Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai
makhluq muncul ketika ia mampu memahami
keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME.
Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi.
3. Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan
Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan
apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya
memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang
cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
3. Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak
sombong, suka membantu, dll merupakan
turunan dari manusia yang bermoral.