Kelompok 6 - Pengolahan Limbah Secara Kimia
Kelompok 6 - Pengolahan Limbah Secara Kimia
Oleh :
NETRALISASI KOAGULASI
PRESIPITASI FLOKULASI
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH
SECARA KIMIA
Pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-
bahan kimia (padat, cair, dan gas) kedalam air limbah. untuk mengkondisikan
air limbah yang akan diolah agar dapat diolah oleh mikroorganisme.
Air limbah yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat
tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.
NETRALISASI 01
Bertujuan untuk melakukan perubahan derajat
keasaman (pH) air limbah
Beberapa air limbah memiliki derajat
keasaman (pH) asam dan basa,
dalam proses netralisasi diharapkan
pH air limbah menjadi netral atau
berkisar 6-9. karena jika berada di
luar kisaran pH tersebut, air limbah
akan bersifat racun bagi kehidupan
air, termasuk bakteri.
Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti H2SO4, HCl atau
dengan gas CO2. Netralisasi dengan CO2 dapat dilakukan dengan memasukkan gas
CO2 melalui bagian bawah tangki netralisasi. Gas akan akan membentuk gelembung-
gelembung gas yang akan bereaksi dengan basa yang ada sehingga dihasilkan asam
karbonat (H2CO3).
2 HCl + Mg → MgCl2 + H2
• Zat alkali dan zat pembantu koagulan berfungsi untuk mengatur pH agar kondisi air
baku dapat menunjang proses flokulasi serta membantu agar pembentukan flok dapat
berjalan dengan lebih cepat dan baik.
Bahan kimia yang sering dipergunakan dalam proses koagulasi seperti tercantum dalam
tabel berikut.
FLOKULASI
bertujuan untuk membuat gumpalan yang lebih besar dan
pada gumpalan terbentuk selama koagulasi dengan
04
penambahan bahan flokuan
Flokulasi merupakan suatu peristiwa penggabungan partikel-partikel yang telah
mengalami proses destabilisasi (koagulasi) dengan penambahan bahan kimia
(flokulan) sehingga terbentuk partikel dengan ukuran lebih besar (macrofloc) yang
mudah untuk diendapkan.
Beberapa jenis bahan kimia yang berfungsi sebagai
flokulan seperti tercantum dalam tabel berikut.
Koagulasi dan Flokulasi
Partikel koloid sangat sulit diendapkan dan merupakan bagian yang besar dalam polutan serta
menyebabkan kekeruhan. Untuk memisahkannya, koloid harus diubah menjadi partikel yang
berukuran lebih besar melalui proses koagulasi dan flokulasi.
Koagulasi dann flokulasi dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses, yaitu:
a) Penambahan koagulan/flokulan disertai pengdukan dengan kecepatan tinggi
dalam waktu singkat.
b) Destabilsasi dari system koloid
c) Penggumpalan partikel yang telah mengalami destabilsasi sehingga terbentuk
microfloc.
d) Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan macrofloc yang dapat diendapkan,
disaring, dan diapungkan.
Perbedaan Proses Koagulan dan Flokulasi
Kelebihan Koagulasi-Flokulasi