DITULIS
OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa saya telah
dapat membuat Makalah Tentang Olahraga Panjat Tebing, walaupun banyak sekali
hambatan dan kesulitan yang saya hadapi dalam menyusun makalah ini, dan mungkin
makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan
keterbatasan kemampuan saya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu dosen supaya saya dapat lebih
baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini
berguna bagi siapa saja terutama bagi teman-teman yang hobi atau ingin lebih tahu lebih
banyak tentang olahraga panjat tebing.
Penulis
2
DAFTAR ISI
PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
1. Alpine Push.....................................................................................4
2. Himalayan Style............................................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................13
B. Saran................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berkegiatan di alam bebas memang mengandung resiko baik dihutan, tebing, gua
dan pantai permasalahan yang terjadi bisa jadi dari subjektif dan objektif dan dapat
diminimalisasi dengan pengetahuan dasar berupa informasi atau pelatihan buat pegiat
panjat tebing pemula tentang presedur kegiatan panjat tebing.Panjat tebing merupakan
olahraga ekstrim dan penuh tantangan,namun dibalik itu olahraga ini banyak
penggemarnya dan sampai sekarang olahraga ini terus mengalami perkembangan yang
sangat pesat, maka dari itu saya selaku orang yang berada dalam bidang olahraga ingin
menambah wawasan dalam olahraga ini.1Kegiatan pegiat panjat tebing merupakan suatu
olahraga yang membutuhkan pengetahuan dasar mengenai teknik pemasangan alat panjat
tebing dan perawatan alat panjat tebing seperti tali karmantel penting bagi seorang
pemanjat tebing untuk mengetahui fungsi dan perawatan sehingga ketika dilapangan
pegiat panjat pemula tidak mendapat masalah pemasangan alat dan perawatan alat panjat
teing. Sangat fatal ketika sudah berkegiatan dialam bebas tanpa kontrol leader yang
memiliki pengetahuan tentang panjat tebing. Selain itu pegiat panjat tebing pemula juga
masih terbatas informasi yang didapatkan sehingga sulit memahami pemasangan alat dan
perawatan yang informasinya itu bersifat verbal yang terbatas, sehingga dibutuhkan
informasi yang informatif sehingga mudah dipahami pegiat panjat tebing pemula.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Sejarah Tentang Panjat Tebing?
2. Sistem Apa Sajakah yang dipakai Pegiat Pajat Tebing?
3. Apa sajakah Teknik- Teknik Untuk MelakukanPanjat Tebing?
C. Tujuan
Dengan mempelajari tentang olahraga ini maka :
Fakultas Geografi
4
1. Untuk Mengetahui Lebih Luas Tentang Sejarah panjat tebing.
2. Untuk Mengetahui apa-apa Sajakah Perlengkapan dan Perralatan Yang dipakai
saat panjat tebing.
3. Untuk mengetahi teknik apa sajakah yang dipakai saat melakukan panjat tebing.
5
BAB II
PEMBAHASAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Panjat_tebing
2
3
Ibid,
6
digunakan naik dengan sistem jumaring langsung digulung untuk dibawa keatas . jadi
tidak ada tali menggantung untuk turun sebelum sampai puncak.
Keuntungan
« Pemanjat tidak usah turun kedasar (base camp) untuk istirahat (malam) dan naik lagi
ke pitch terakhir untuk melakukan pemanjatan.
« Jumlah tali yang dibutuhkan relative sedikit (min 3roll)
« Waktu pemanjatan lebih singkat.
Kelemahan
« Segala sesuatu mulai dari membuka jalur dan yang mengevakuasi barang-barang
keperluan diatas harus dilakukan sendiri oleh leade atau bellayer tersebut (termasuk
pemasangan lintasan untuk load carry)
2. Himalayan style
pemanjatan dilakukan sampai sore, kemudian pemanjat turun ke camp
dasar dan pemanjatan diteruskan besok pagi. Tali sampai pitch terakhir ditinggal untuk
melanjutkan pemanjatan besok, jadi sebelum leader dan bellayer melakukan pemanjatan
mereka akan melakukan jumaring sampai pitch terakhir kemudian baru leader melakukan
pemanjatan.
Kelebihan
« Cukup dibutuhkan dua orang personil untuk membuka jalur ( leader dan bellayer )
« Pemanjat dapat beristirahat dengan nyaman di base camp
« Satu orang yang sudah mencapai sudah dianggap berhasil
Kekurangan
« Butuh banyak peralatan terutama tali, panjang tali disesuaikan dengan panjang
lintasan yang akan dilakukan dalam pemanjatan.
« Waktu pemanjatan lebih lama.
4
UIAA:1992 Mechanical Advantage “hauling”. Profesional Association Climbing
Instructur Seehan B.E, Alan, hlm 35.
7
Tehnik-tehnik pemanjatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan seluruh
medan tebing, antara lain:
• Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan tonjolan
batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan
tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.
• Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan
sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlaluvertical,
kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar
diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol
sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek
yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
• Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih memanfaatkan
celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan panjatan.
Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari fissure climbing, dikenal
teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;
a. Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-
jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat
dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan crack/retakan
pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas
adalah pengaman sisip.
e. Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal).
Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk
memanjat verticalsudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak
memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapatmungkin
pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi
lebih rata.
strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca
keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif
dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil
keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-
manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan.5
9
b. Free Soloing Climbing, Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki
benar-benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.
Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk
melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui
segala bentuk rintangan dan keputusan untuk pergerakan pada rute yang dilalui.
Bahkan kadang-kadang ia harus menghafalkan dahulu segala gerakan, baik itu
tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free
soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko
yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang
mampu dan benar-benar professional yang akan melakukannya.
10
c. Atrificial Climbing, Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan,
seperti piton, bolt, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam
pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali
memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai.6
1) Gym Climbing
Pada tipe ini, Belayer ada di bawah (ground) dengan tali dibelokkan
olehsistem anchor (pullay atau carabinner) diatas climber. Jika jatuh
makaberat climber tadi akan dibelokkan oleh sistem anchor yang lalu
ditahanolehBelayer.
GambarII. 1GymClimbing
2) TopRoping
Pada tipe ini, Belayer ada di atas (top)yang melakukan belay terhadaptali
yang menuju climber ke
bawah.Untukmengurangibebanyangditahanbelayer ketika climber jatuh,
biasanya dibuat sistem pengamanpembantu(pembelokanatau pengalihan
beban).
11
GambarII. 2TopRoping
e. Runer to runer, Pemanjatan yang dilakukan tahap demi tahap, dilakukan pada
pemanjatan yang sudah memiliki jalur yang berupa ancor/penabat, biasa juga
diperlombakan pada wall buatan.7
E. JenisWallClimbingBuatandanStandar
Jenis Wall Climbing atau papan panjat yang digunakan ada beberapa jenis,
danmempunyaistandardisetiapWallClimbingyaitu:
(Sumber:PeraturanKompetisiPanjat TebingIndonesia 2017, Versi No.1.3)
a. Outdor
1) Lead
UntukkompetisiLEAD,unsur-unsurwajib
- Tinggidindingminimal=12m.
- Tinggidindingmaksimal=20m.
- Lebarmasing-
7
Sumber: http://www.Google.comdiakses28 November2017.
12
masingbagiandaridindingminimal=5m(keadaankhususakan berlaku).
- Panjangjalurminimal= 15m.
- Dindingharusmampumenampungsetidak-
tidaknya2jaluryangdijalankansecaraserentak.
- Dindingharuscukupmiringuntukmemungkinkandibuatnyajalur-jalur8b
style-kompetisi.
- Dindingpanjatmemilikioverhangminimal200danmemilikiroofminimal
2 m.
- Karakterdindingharusmempunyaivariasiyangsignifikandalamtinggidan
lebar dinding
13
2) Leaddan Speed
Untukkompetisi SPEED,unsur-unsurwajib
- Tinggijalurharus15-20m
- Totaloverhangpadadindingmaksimal 5 m
- Lebardindingspeed harus 3 m
- Dindingtidakbolehmempunyairoofyanglebihpanjangdari1m
- Dinding harus didisain untuk menampung
2jalurdenganpanjang/kesulitan/styleyangsama
- Masing-masingjalurharusdiamankandengan2titik
belay,dandiatursedemikianrupasehinggatalitidak
mengganggupemanjat
- Jalur-
jalurdantitikbelayharusdiatursehinggaparapemanjatjatuhmenjauhsatu
samalain
- UntukSpeed Rekor:
- Tinggijalur15m,lebar3mdanoverhang50-
Topojalurdanjenistumpuan(hold),
- mengikutiketentuanIFSC.
14
b. Indoor
IndoorI.
1) Boulder
UntukkompetisiBOULDER,unsur-unsur wajib:
- Harus ada cukup bagian-bagian dari dinding boulder yang
berlainanuntuk memungkinkan 6 problem dipanjat dengan serempak,
masing-masing dinding boulder harus diantara dinding memiliki
sebuah kadarperbedaanyangsignifikan dariboulderyanglain.
- Setidak-tidaknya untuk babak Final, semua problem harus bisa
dilihatdarisatuarah,dengankatalainbahwasemuaproblemharusmenghad
apkearahyangsama.
- Matras landasan jatuh harus disediakan dengan ketebalan minimal
30cm.
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rock Climbing merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan, pikiran, skil dan
keberuntungan, sehingga dibutuhkan latihan yang harus mencukupi sebelum
melakukan pemanjatan yang sebenarnya. Bagi pecandu High Risk Sport, Rock
Climbing merupakan kegiatan di alam bebas yang mengasyikkan. Olahraga
panjat tebing pertama dikenal di kawasan Eropa tepatnta di pegunungan
Alpen dan pada tahun 1910, penggunaan alat dalam panjat tebing mulai
diperkenalkan meskipun masih terbatas namun untuk teknik pemanjatan tebing
dengan menggunakan tali mulai dikenal tahun 1920. di Indonesia sendiri panjat
tebing mulai dikenal tahun 1960 yang dirintis oleh Mapala
UI dan Wanadri diantaranya: Harry Suliztianto, Agus Resmonohadi, Heri
Hermanu, dan Deddy Hikmat yang memulai latihan di tebing Citatah Jawa Barat
setelah itu berdirilah FPTGI diikrarkan di tugu monas 21 April 1988 lalu FPTGI
berubah nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia). Dan tahun 1992
diakui sebagai anggota Union Internationale des Association d Alpinisme (UIAA)
yang mewadahi organisasai panjat tebing dan gunung Internasional.
17
DAFTAR PUSTAKA
18