Anda di halaman 1dari 14

IV.

MORFOLOGI DAN SIFAT FISIKA TANAH

IV. 1. PENGANTAR
Istilah morfologi pertama kali dikemukakan oleh Goethe (1817). Istilah ini pertama kali digunakan
pertama kali untuk ilmu tumbuhan dan ilmu hewan, tapi kemudian hampir seluruh ilmu pengetahuan
mempergunakannya. Orang pertama yang mamakai istilah morfologi untuk mempelajari tanah adalah Zakharof
pada tahun 1927 (Joffe, 1950). Morfologi bukan suatu ilmu melainkan sebagai sarana ilmu yang digunakan
untuk penyelidikan-penyelidikan ilmiah. Morfologi merupakan suatu keahlian yang memerlukan pengamatan
yang tajam dan kemampuan untuk melukiskan dan melaporkan dengan kata- kata dan gambar-gambar suatu
objek yang dibahas. Tujuan morfologi adalah keahlian untuk menguraikan pelukisan, sehingga morrfologi tanah
merupakan uraian tanah tentang kenampakan-kenampakan dan cirri-ciri serta sifat-sifat umum dari tanah.
Morfologi tanah merupakan kenampakan sifat-sifat tanah di lapangan secara visual. Data-data tentang sifat-sifat
tanah dalam morfologi tanah tergolong pada data kualitatif tanah, yang diperoleh melalui ketajaman
pengamatan. Media untuk mengamati morfologi tanah adalah profil tanah.

IV. 2. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN


Dengan mempelajari Morfologi Tanah diharapkan mahasiswa akan mempunyai keahlian untuk
menidentifikasi sifat-sifat fisika tanah secara kualitatif melalui pengamatan profil tanah

IV. 3. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN


Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari bagian tulisan ini adalah agar mahasiswa dapat:
1. menjelaskan hubungan profil tanah dengan morfologi tanah
2. melakukan identifikasi sifat-sifat tanah di lapangan
3. menjelaskan sifat-sifat fisika tanah
4. menjelaskan hubungan masing-masing sifat fisika tanah
5. menjelaskan bentukan-bentukan istimewa dalam tanah
IV. 4. KEGIATAN BELAJAR VI
SIFAT-SIFAT FISIKA TANAH
Oleh: Ratna Wilis, S.Pd, MP dan Dedi Hermon, MP

Profil Tanah

Profil tanah merupakan urutan susunan horizon yang tampak dalam anatomi tubuh tanah yang

berbentuk bujur sangkar dan vertikal kedalam tanah, dan merupakan suatu media untuk mempelajari morfologi

58
59

tanah. Syarat-syarat pengamatan profil tanah adalah: (1) vertikal, (2) baru, dan (3) tidak terkena langsung

dengan sinar matahari. Dalam pengamatan morrfologi tanah pada profil tanah sangat bermanfaat untuk

mengidentifikasi sifat-sifat fisika tanah, sifat-sifat fisika tanah yang diamati dan dipelajari adalah: (1) warna

tanah, (2) tekstur tanah, (3) struktur tanah, (4) konsistensi tanah, dan (5) bentukan- bentukan istimewa dalam

tanah.

Gambar 17. Contoh Profil Tanah (Soepardi, 1986)

Beberapa Sifat-Sifat Fisika Tanah dalam Morfologi Tanah a. Warna Tanah

Warna merupakan ciri tanah yang paling nyata dan paling mudah ditentukan. Meskipun

pengaruhnya terhadap fungsi tanah relatif sedikit, tapi seseorang dapat memperoleh keterangan tentang

produktifitas tanah. Warna tanah umumnya dipengaruhi oleh: (1) jenis dan kandungan bahan organik dalam

tanah, semakin tinggi kandungan bahan organiK dalam tanah maka warna tanah menjadi semakin hitam, (2)

keadaan drainase dan aerase tanah dalam hubungan dengan hidratasi, oksidasi, dan proses pelindian,

sehingga warna tanah sangat dipengaruhi oleh oxid Fe yang tidak terhidratasi. Karena oxid Fe yang terhidratasi

relatif tidak stabil dalam keadaan lembab, maka warna merah biasanya menunjukan drainase dan aerase yang

baik dalam tanah, (3) tingkat perkembangan tanah, pada tanah-tanah yang sudah mengalami perkembangan

lanjut akan membentuk warna tanah merah. Warna kuning sebagian besar juga disebabkan oleh oxid Fe.

Warna kuning dalam horizon terbentuk pada kondisi iklim yang lembab, selain itu oxid Fe juga akan
60

menimbulkan warna coklat pada tanah apabila oxid Fe bercampur dengan bahan organik. Warna kelabu dan

keputih-putihan dalam tanah disebabkan berbagai bahan, terutama SiO 2, kaolin, dan mineral lempung, karbonat

Ca, Mg, gips dan macam-macam garam serta senyawa ferro. Tanah yang kaya akan senyawa-senyawa ini

warna tanah yang terbentuk umumnya biru, sedangkan tanah yang kelabu menandakan adanya lapisan dan

gejala gleysasi dimana Fe berubah dalam bentuk ferro, (4) kadar air tanah dan permukaan air tanah akan

menimbulkan warna bercak-bercak dalam tanah terutama dalam zone preatik, dan (5) adanya bahan-bahan

tertentu dalam tanah.

Untuk mengidentifikasi warna tanah digunakan patokan warna untuk pembanding, dalam hal ini

digunakan Soil Munshell Color Chart yang terdiri atas kartu- kartu yang berbeda warna spectrumnya. Dengan

demikian ada tiga indikator yang terkandung dalam mengidentifikasi warna tanah, yaitu: (1) hue merupakan

warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya, (2) value menunjukan gelap- terangnya

warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan, dan (3) chroma menunjukan kemurnian atau kekuatan

dari warna spektrum.

Cara menentukan warna tanah adalah dengan membandingkan warna tanah pada sampel tanah

dengan kartu-kartu warna tanah dalam Soil Munshell Color Chart kemudian lakukan pencatatan dari warna

tanah yang telah diidentifikasi tersebut. Secara kualitatif, warna tanah umumnya dapat dibedakan atas: (1)

hitam, untuk semua hue yang

ber-value/chroma antara N2/ sampai dengan 2/1, (2) kelabu adalah untuk (a) semua hue yang ber-

value/chroma antara 3/1 - 7/1, (b) hue dari warna gley sampai dengan 5 YR terutama pada 5Y dan 2,5Y

dengan value/chroma 3/2 -7/2, dan (c) hue dari warna gley, 2,5Y, 7,5YR, 5YR dengan value/chroma antara

3/-N 7/, (3) kuning, hue gley sampai dengan 5YR terutama pada 5Y dan 2,5Y dengan value/chroma antara

7/3 - 8/4 dan 6/6 - 8/8, (4) coklat, hue 2,5Y sampai dengan 5YR terutama 10YR dan 7,5YR dengan value dan

chroma antara 3/3 - 6/4 dan 5/6 -6/8, dan (5) merah, hue 2,5 YR sampai dengan 10 R dengan value/chroma

antara 3/2 - 6/4 dan 3/6 - 6/8.

b. Tekstur Tanah
Tekstur merupakan perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu massa

tanah, terutama perbandingan antara pasir (2mm-50u), debu (50u- 2u), dan liat (<2u).
61

Tabel 7. Klasifikasi Tekstur Tanah


Klasifikasi Kriteria Indikator
Kasar Pasir Rasa sangat kasar
Pasir Berlempung Rasa kasar dan ada bagian-bagian halus
Agak Kasar Lempung Berpasir Terasa agak hakus dan rasa kasar cukup jelas
Sedang Lempung Teras halus dan dapat membentuk bola lemah
Lempung Berdebu Terasa halus dan agak licin, dapat membentuk bola dan sedikit mengkilap
Debu Terasa Licin dan dapat membentuk mengkilap
Agak Halus Lempung Berliat Terasa halus, lekat, agak berat, dapat membentuk bola agak teguh dan mengkilap
Lempung Liat Berpasir Terasa halus agak lekat, agak berat, dan terasa bagian kasar, dapat membentuk bola agak teguh serta mengkilap

Lempung Liat Berdebu Terasa halus, lekat, berat, dan licin, dapat membentuk bola teguh dan mengkilap
Halus Liat Berpasir Terasa berat dan lekat serta ada bagian kasar, dapat membentuk bola teguh dan mengkilap
Liat Berdebu Terasa berat dan lekat serta halus, dapat membentuk bola teguh dan mengkilap
Lait Terasa sangat berat dan sangat lekat, membentuk bola sangat teguh dan sangat mengkilap
Sumber: Wisaksono (1953)

Tekstur tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konsistensi serta struktur tanah,

sehingga tanah pasir selalu lepas-;epas dan berbutir tunggal, sedangkan tanah liat selalu sangat teguh dan

hampir selalu mampat. Tekstur tanah juga menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi,

penetrasi, dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Tekstur tanah merupakan satu-satunya sifat fisika

tanah yang tetap dan tidak mudah diubah oleh manusia. Tapi mudah berubah akibat pengaruh dari erosi

tanah, selain itu tekstur tanah juga menentukan tipe struktur dan konsistensi tanah.
62

Baver (1958) menyusun defenisi kelas tekstur, sebagai berikut: (1) pasir, merupakan
tanah lepas dan berbutir tunggal dan mudah dilihat serta dirasakan, kering jika dipirit akan berderai
dan basah akan berbentuk gumpal remah, (2) lempung berpasir, dimana tanah cukup mengandung
pasir melekat karena adanya debu dan lempung, sedangkan pasirnya dapat dilihat dan dirasakan, jika
kering akan membentuk gumpalan yang mudah pecah dan saat basah akan mengumpal liat, (3)
lempung, tanah yang mengandung sama banyak pasir, debu, dan liat, sehingga agak licin dan agak
liat, saat basah akan mengumpal agak kuat, (4) lempung berdebu, dimana saat kering akan
mengumpal tapi mudah pecah, saat basah akan terasa empuk dan menepung, saling melekat dan
membentuk gumpalan-gumpalan yang cukup keras, (5) lempung berliat,
63

tanah bertekstur halus yang mudah pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang keras bila kering, dan (6) liat,
tanah bertekstur sangat halus dan bila kering akan membentuk gumpalan-gumpalan yang sangat keras.

c. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat partikel-partikel tanah yang berwujud agregat
tanah. Gumpalan (agregat) tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah disebut dengan ped,
sedangkan yang terbentuk akibat penggarapan tanah disebut dengan clod, atau terbentuk akibat proses luar
atau pengaruh senyawa- senyawa tanah dikenal dengan fragment.
Berdasarkan bentuk dan besarnya, struktur tanah dapat dibedakan atas: (1) tipe lempeng (platy),
mempunyai ukuran horizontal lebih panjang dari ukuran vertikal, (2) tipe tiang, ukuran vertikal lebih panjang dari
ukuran horizontal, (3) tipe gumpal (blocky), ukuran vertical sama dengan ukuran horizontal/bujur sangkar, (4)
tipe remah (crumb), berbentuk butir-butir tanah yang saling mengikat seperti irisan roti, dan (5) tipe granuler
(granular), berbentuk butir-butir lepas. Selain itu tanah tidak mempunyai struktur apabila: (1) berbutir tunggal dan
(2) pejal (massif).
Berdasarkan ketahanan struktur atau agregat, struktur tanah dapat digolongkan atas: (1) tidak
beragregat, yaitu struktur pejal atau berbutir tunggal, (2) lemah (weak), struktur akan hancur bila tersinggung, (3)
sedang (moderate), membentuk ped jelas dan masih bisa dipecahkan, dan (3) kuat (strong), telah membentuk
ped yang tahan terhadap tenaga yang menghancurkan.
Struktur tanah sangat mempengaruhi sifat dan keadaan tanah seperti gerakan air tanah, sehingga
akan menentukan drainase tanah. Selain itu struktur tanah juga menentukan persentase ruang pori tanah dan
aerasi tanah. Struktur tanah secara tidak langsung akan mengambarkan kandungan bahan organik tanah, liat,
dan pasir. Tekstur remah mencirikan tanah yang kaya akan bahan organik sedangkan struktur gumpal
mengambarkan tanah banyak mengandung liat, dan struktur granular mencirikan tanah banyak mengandung
pasir.

d. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan
(resistensi) massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi
bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Konsistensi bermanfaat untuk menentukan
cara pengarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan bawah. Konsistensi tanah dapat
dibedakan atas: (1) konsistensi tanah dalam keadaan basah, (2) konsistensi tanah dalam keadaan lembab, dan
(3) konsistensi tanah dalam keadaan kering.
1. Konsistensi dalam Keadaan Basah
64

A.0. tak lekat (non sticky), tidak ada adhesi tanah pada jari A.1. agak lekat (slightly sticky), sedikit
adhesi tanah pada jari dan mudah lepas lagi
A.2. lekat (sticky), ada adhesi tanah pada jari dan kalau dipijit akan memapar
A. 3. sangat lekat (very sticky), adhesi tanah menempel pada ibu jari dan telunjuk yang sukar
dilepaskan
B. 0. tak liat (non plastic), tidak dapat membentuk gulungan kecil
B.1. agak liat (slightly plastic), dapat dibentuk gulungan-gulungan kecil yang
mudah diubah bentuknya B.2. liat (plastic), dapat membentuk gulungan-gulungan kecil dan
bentuk-bentuk tertentu yang hanya dapat diubah bentuknya dengan ditekan
B. 3. sangat liat (very plastic), dapat membentuk gulugan-gulungan kecil dan hanya dapat diubah
bentuknya dengan pijitan yang kuat
2. Konsistensi dalam Keadaan Lembab
C. 0. lepas (loose), tidak ada adhesi pada butir-butir tanah
C.1. sangat gembur (very friable), tanah dipijit akan mudah hancur
C.2. gembur (friable), tanah dipijit kuat baru hancur
C.3. teguh (firm), dipijit sukar hancur
C.4. sangat teguh (very firm), ditekan kuat baru hancur
C. 5. sangat-sangat teguh (extremely firm), tekanan yang sangat kuat baru hancur
3. Konsistensi dalam Keadaan Kering
D. 0. lepas (loose), tidak ada kohesi
D.1. lunak (soft), kohesi tanah lemah, sehingga ditekan sedikit tanah hancur D.2. agak keras (slightly
hard), sedikit tahan terhadap pijatan tangan D.3. keras (hard), tanah pecah dengan tekanan kuat D.4.
sangat keras (very hard), tanah tidak dapat dipecahkan dengan jari D.5. sangat-sangat keras
(extremely hard), tanah dapat dipecahkan dengan pukulan palu
Konsistensi tanah mempunyai kaitan dengan tekstur tanah. Tanah dengan tekstur dominan pasir
umumnya mempunyai konsistensi tidak lekat, tidak liat, dan lepas, tanah dengan tekstur debu yang dominan
akan mempunyai konsistensi gembur, agak lekat, dan lunak, sedangkan tanah yang mempunyai kandungan liat
dominan akan menghasilkan konsistensi lekat, liat, sangat teguh, dan keras.
Perekatan partikel-partikel tanah membentuk gumpalan agregat berkosistensi keras disebabkan oleh
bahan-bahan perekat seperti liat (clay), CaCO3, silica, sesquioxida, dan humus. Liat kalau makin basah maka
makin kurang daya rekatnya, kekuatan rekatan tersebut disebut dengan sementasi. Sementasi dapat dibedakan
atas: (1) sementasi rapuh, apabila tanah mudah pecah, (2) sementasi sedang, tanah sukar dipecahkan, dan (3)
sementasi kuat, tanah hanya bisa dipecahkan apabila dipukul dengan palu.
65

e. Pori-Pori Tanah
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah tapi diisi oleh udara dan air.
Pori-pori tanah dapat dibedakan atas pori makro, yang berisi udara atau air grafitasi (air yang mudah hilang
karena gaya grafitasi) dan pori mikro yang berisi air tanah berupa air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir akan
mempunyai pori makro lebih banyak dari pori mikro dan sebaliknya pada tanah-tanah yang banyak mengandung
liat. Tanah yang dominan mempunyai pori makro sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan.
Porositas tanah dipengaruhi oleh: (1) kandungan bahan organik, porositas akan tinggi kalau mempunyai
kandungan bahan organik yang tinggi, (2) struktur tanah, tanah-tanah dengan struktur granular atau remah
mempunyai porositas yang tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur gumpal dan massif, dan (3) tekstur
tanah, tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori makro sehingga akan sulit menahan air.

Bentukan Istimewa dalam Tanah (Special Formations) dalam Morfologi Tanah a. Padas
Padas adalah lapisan tanah yang mampat, padat, dan keras, terbentuk akibat proses pembentukan
tanah atau akibat dari daur pelapukan batuan induk.Padas akan sangat berpengaruh pada penetrasi akar
tanaman atau penyebaran akar tanaman dalam tanah. Padas dapat terbentuk karena: (1) terlalu beratnya
massa yang ada di atasnya, seperti akibat pembajakan yang terlalu berat atau glacier, (2) pemadatan akibat
cuaca yang membekukan, (3) agregasi tanah disertai perubahan temperatur, dan (4) karena pengikatan yang
sangat erat berupa sementasi, baik oleh bahan perekat Fe, bahan organic, silica, atau liat. Padas dapat
dinamakan menurut bahan perekatnya, seperti padas besi (ironpan), padas kersik (silicapan), dan lainnya.
Padas yang umumnya terbentuk dapat dikelompokan atas:
1. Laterit, merupakan padas yang kaya akan sesquioxida, terutama Fe, berwarna merah karat dan banyak
ditemukan dalam berbagai jenis tanah di daerah tropika sebagai cirri yang berhubungan dengan ekologi
sekarang
2. Ortstein, merupakan padas besi dan bahan organik yang terbentuk oleh saling berflokulasinya koloid-koloid
organik yang negatif dan koloid-koloid besi yang positif akibat fluktuasi permukaan air tanah dangkal
3. Croute Calcaire, padas ini terbentuk pada daerah-daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup rendah
sehingga tidak mempunyai kemampuan untuk memindahkan bahan-bahan yang larut dalam tanah, seperti
padas kapur yang tertimbun lunak
4. Claypan, merupakan padas yang mempunyai kadar liat yang tinggi, mapat, padat, dan keras, sehingga
akan menghambat infiltrasi air dan penetrasi akar
5. Silicapan, umumnya terbentuk pada daerah cekungan dengan iklim kering (arid atau semiarid), sangat
keras untuk dapat ditembus oleh air dan akar tanaman
66

6. Fragipan, terbentuk pada daerah landai sampai miring di daerah yang beriklim tropika basah, bersifat rapuh
dengan kadar pasir dan debu yang relatif tinggi
7. Permafrost, merupakan padas thermal yang tetap membeku di bawah tanah pada daerah arctic dan
subarctic.

b. Konkresi
Konkresi merupakan kosentrasi lokal berbagai senyawa kimia yang membentuk butir-butir keras.
Bentuk, besar, dan warnanya berbeda-beda tergantung pada susunan kimianya. Konkresi berbeda dengan
nodul, konkresi apabila dipecah akan terlihat lapisan- lapisan konsentris sedangkan nodul bersifat homogen.
1. Konkresi kapur, terdiri atas CaCO3 yang bercampur dengan bahan lainnya dalam tanah
2. Konkresi Fe dan Mn, terbentuk dari campuran bahan-bahan tanah yang diakumulasikan oksida-oksida Fe
dan Mn berwujud konkresi dalam bentuk bundar dan
lonjong. Makin merah warnanya makin banyak kadar Fe yang membentuk konkresi dan makin biru
warnanya makin banyak kadar Mn membentuk konkresi 3. Plinthite, terbentuk dari akumulasi liat dengan selimut
liat halus (clay coating) yang mengkilap (slicken side) dapat membentuk butir-butir tanah berwarna kelabu

c. Efflorescences
Efflorescences merupakan pembentukan berbagai kristal garam seperti crust, coating atau pockets.
Pada umumnya merupakan senyawa karbonat, khlorida, dan sulfat dari Ca, Mg, dan Na.
1. Kerak (crust), merupakan garam yang terbentuk di permukaan tanah sebagai sisa endapan garam karena
evaporasi air yang melarutkannya di daerah beriklim arid
2. Selimut (coatings), merupakan garam yang terdapat pada dinding atau batas-batas retakan tanah
3. Kantong (pockets), merupakan garam-garam yang menyusup ke dalam massa tanah membentuk garis-
garis tipis
4. Kilap Lempung (slicken sides), merupakan permukaan gumpalan tanah yang licin mengkilap yang
dihasilkan oleh geseran logam di permukaan lempung
5. Lidah (tongues), adalah sisipan bahan-bahan yang berwarna pucat ke horizon di bawahnya yang lebih
kelam berwujud lidah
67

d. Krotovinas
Krotovinas adalah coretan-coretan berbentuk tabung tak teratur dalam suatu horizon karena
terangkutnya bahan dari horizon lain. Lubang-lubang tikus dan hewan tanah lainnya juga tergolong pada
krotovinas atau bekas-bekas jalur pengendapan sisa- sisa vegetasi yang telah melapuk.

e. Perakaran Tanaman
Persentase akar dalam tanah tergantung pada pertumbuhan tanaman yang tumbuh di atasnya.
Sebagian besar perakaran tanaman terdapat pada horizon tanah atas. Akar tumbuh-tumbuhan sangat
berhubungan erat dengan struktur tanah. Akar yang mati akan melepaskan zat hara untuk mendukung aktivitas
jasad renik yang berfungsi penting dalam mempertahankan stuktur tanah yang baik.
Beberapa Sifat Fisika Tanah Lainnya
Pada bagian ini air tanah dan udara tanah tidak dibahas lagi karena sudah dibahas pada bagian
dua diatas (Komponen Utama Tanah) dan dirasa sudah cukup mendukung perkuliahan Geografi Tanah. Sifat-
sifat fisika tanah lainnya adalah:

a. Bulk Density (Kerapatan Lindak; BV)


Bulk density adalah kerapatan lindak yang menunjukan perbandingan antara berat tanah kering
dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Berdasarkan hal tersebut, BV dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Berat Tanah Kering (gr)


Bulk Density (BV) = ------------------------------------------ = gr/cm3
Volume Tanah (cm3)

Bulk density juga merupakan petunjuk kepadatan tanah, dengan kata lain semakin besar nilai bulk
density semakin besar persentase pasir dan liat dalam massa tanah sedangkan semakin kecil nilai bulk density
semakin besar persentase debu dalam massa tanah. Dengan semakin besar nilai bulk density maka semakin
sedikit infiltrasi dan penjalaran akar tanaman ke dalam tubuh tanah.

b. Temperatur Tanah
Temperatur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat berpengaruh pada proses-
proses yang terjadi di dalam tanah seperti pelapukan dan penguraian bahan induk, reaksi-reaksi kimia, dan
lain-lain dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui perubahan kelembaban tanah, aerasi,
aktivitas mikrobia, ketersedian unsur hara tanaman, dan lain-lain. Pertunasan atau perkecambahan biji dapat
68

diransang oleh temperatur yang cukup, begitu pula untuk pertumbuhan yang baik tiap jenis tanaman harus
sesuai pada kondisi temperatur yang cocok. Umumnya fluktuasi atau naik- turunnya temperatur dalam tanah
lebih kecil dari fluktuasi temperatur udara, sehingga menyebabkan temperatur udara menjadi factor pembatas
yang lebih utama daripada temperatur tanah.
Temperatur tanah mempengaruhi aktivitas jasad renik dalam tanah, hal ini terbatas pada temperatur
di bawah 100C. Tingkat aktivitas optimum bagi jasad hidup tanah terjadi pada temperatur antara 18 0-300C.
Bakteri dapat memfiksasi N dari udara dengan baik yaitu pada keadaan panas atau tanah agak kering. Pada
temperatur >400C, jasad hidup tanah tidak dapat aktif. Begitu pula nitrifikasi tergantung pada temperatur,
dengan temperatur sekitar 30 0C sebagai temperatur yang optimum. Temperatur rendah akan memperlambat
pengambilan K oleh akar tanaman.
Temperatur lapisan tanah atas mengalami perubahan selama 24 jam dalam satu hari, dan
perubahan ini tergantung pada musim. Sedangkan lapisan tanah bawah sampai kedalaman satu meter tidak
banyak mengalami perubahan temperatur. Perubahan temperatur tanah ini sangat tergantung pada banyaknya
panas yang diterima dari matahari.

c. Permeabilitas
Permeabilitas yaitu suatu sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair melalui suatu media
yang berpori-pori dan disebut pula konduktivitas hidraulika. Dalam hal ini cairan adalah air tanah dan media
berpori adalah tanah itu sendiri. Permeabilitas ada dua macam, yaitu (1) permeabilitas pada tanah jenuh air,
merupakan laju gerakan air dalam tanah pada keadaan seluruh pori-pori tanah tersebut diisi air dan (2)
permeabilitas pada tanah tidak jenuh air, merupakan laju gerakan air dalam tanah pada sebagian pori- pori terisi
air dan sebagian lagi terisi oleh udara.
Permeabilitas pada tanah jenuh, terutama pada tanah kering, lebih cepat daripada laju permeabilitas
tanah tidak jenuh. Permeabilitas tanah jenuh terjadi sewaktu diberikan pengairan atau ketika terjadinya hujan
lebat. Dalam keadaan demikian air akan segera meninggalkan pori-pori drainase, setelah itu dilanjutkan dengan
permeabilitas tidak jenuh. Pergerakan air pada tanah yang tidak jenuh ini selain ke arah vertical bisa juga ke
arah horizontal atau mendatar.
Permeabilitas dalam tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah, sehingga diperlukan
menutup tanah dengan tanaman penutup tanah. Hal ini mengakibatkan terjadinya kestabilan agregat dan
porositas, sehingga kapasitas infiltrasi serta permeabilitas akan meningkat.
Tabel 8. Kelas Permeabilitas Tanah
69

Keterangan Kecepatan Permeabilitas Simbol Angka


Inci/ jam Cm / jam
Sangat Lambat < 0,05 < 0,13 1
Lambat 0,05-0,20 0,13-0,51 2
Agak Lambat 0,20-0,80 0,51-2,00 3
Sedang 0,80-2,50 2,00-6,35 4
Agak Cepat 2,50-5,00 6,35-12,70 5
Cepat 5,00-10,00 12,70-25,40 6
Sangat Cepat > 10,00 >25,40 7
Sumber: Sarief (1986)
IV. 5. RANGKUMAN
Morfologi tanah merupakan kenampakan sifat-sifat tanah di lapangan secara visual. Data-data
tentang sifat-sifat tanah dalam morfologi tanah tergolong pada data kualitatif tanah, yang diperoleh melalui
ketajaman pengamatan. Media untuk mengamati morfologi tanah adalah profil tanah. Profil tanah merupakan
urutan susunan horizon yang tampak dalam anatomi tubuh tanah yang berbentuk bujur sangkar dan vertikal
kedalam tanah, dan merupakan suatu media untuk mempelajari morfologi tanah. Syarat-syarat pengamatan
profil tanah adalah: (1) vertikal, (2) baru, dan (3) tidak terkena langsung dengan sinar matahari. Dalam
pengamatan morrfologi tanah pada profil tanah sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi sifat-sifat fisika tanah,
sifat-sifat fisika tanah yang diamati dan dipelajari adalah: (1) warna tanah, (2) tekstur tanah, (3) struktur tanah,
(4) konsistensi tanah, dan (5) bentukan-bentukan istimewa dalam tanah.
Warna merupakan ciri tanah yang paling nyata dan paling mudah ditentukan, umumnya dipengaruhi
oleh: (1) jenis dan kandungan bahan organik dalam tanah, (2) keadaan drainase dan aerase tanah, (3) tingkat
perkembangan tanah, (4) kadar air tanah dan permukaan air tanah dan (5) adanya bahan-bahan tertentu dalam
tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu massa
tanah, terutama perbandingan antara pasir (2mm-50u), debu (50u-2u), dan liat (<2u). Struktur tanah merupakan
susunan saling mengikat partikel-partikel tanah yang berwujud agregat tanah. Gumpalan (agregat) tanah yang
terbentuk akibat proses pembentukan tanah disebut dengan ped, sedangkan yang terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut dengan clod, atau terbentuk akibat proses luar atau pengaruh senyawa- senyawa
tanah dikenal dengan fragment. Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel
tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan
yang mempengaruhi bentuk tanah. Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah tapi
diisi oleh udara dan air. Porositas tanah dipengaruhi oleh: (1) kandungan bahan organik, (2) struktur tanah, dan
(3) tekstur tanah.
Bentukan Istimewa dalam Tanah (Special Formations) dalam Morfologi Tanah dapat dibedakan
atas: (1) padas, adalah lapisan tanah yang mampat, padat, dan keras, terbentuk akibat proses pembentukan
tanah atau akibat dari daur pelapukan batuan induk, (2) konkresi, merupakan kosentrasi lokal berbagai senyawa
70

kimia yang membentuk butir- butir keras, (3) efflorescences, merupakan pembentukan berbagai kristal garam
seperti crust, coating atau pockets. Pada umumnya merupakan senyawa karbonat, khlorida, dan sulfat dari Ca,
Mg, dan Na, (4) krotovinas, adalah coretan-coretan berbentuk tabung tak teratur dalam suatu horizon karena
terangkutnya bahan dari horizon lain, dan (5) perakaran tanaman, persentase akar dalam tanah tergantung
pada pertumbuhan tanaman yang tumbuh di atasnya.
Sifat-sifat fisika tanah lainnya adalah: (1) bulk density (kerapatan lindak; BV), adalah kerapatan
lindak yang menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-
pori tanah (2) temperatur tanah, merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat berpengaruh pada proses-
proses yang terjadi di dalam tanah seperti pelapukan dan penguraian bahan induk, reaksi-reaksi kimia, dan lain-
lain dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui perubahan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas
mikrobia, ketersedian unsur hara tanaman, dan lain-lain, dan (3) permeabilitas, yaitu suatu sifat yang
menyatakan laju pergerakan suatu zat cair melalui suatu media yang berpori-pori dan disebut pula konduktivitas
hidraulika. Dalam hal ini cairan adalah air tanah dan media berpori adalah tanah itu sendiri. Permeabilitas ada
dua macam, yaitu (1) permeabilitas pada tanah jenuh air, merupakan laju gerakan air dalam tanah pada
keadaan seluruh pori-pori tanah tersebut diisi air dan (2) permeabilitas pada tanah tidak jenuh air, merupakan
laju gerakan air dalam tanah pada sebagian pori-pori terisi air dan sebagian lagi terisi oleh udara.

IV. 7. Kepustakaan
Baver, L.D. 1940. Soil Physic. John Willey and Sons Inc. New York

Bemmelen, R.W. van. 1949. The Geology of Indonesia. Vol.I. Govermment Printing Office. The Hague

Buckman, H.O, dan N.C.,Brady. 1969. The Nature and Properties of Soils. The Mac Millan Co. New York

Darmawijaya, I.1990. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Jenny, H. 1941. Factors of Soil Formation. Mc Graw Hill Book Co. Inc. New York

Foth, H.D dan L.M. Turk. 1972. Fundamentals of Soil Science. Fifth Ed. Jhon Willey & Sons, Inc

Hardjowigeno, S. 1986. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah IPB. Bogor

Hilgard, E.W. 1906. Soils. Mac Millan Co. New York

Kohnke, H. 1968. Soil Physics. Mc Graw-Hill Book Co. New York


Mohr, C.C.J., F.A. van Baren dan J. Van Shcuylenbergh. 1972. Tropical Soils, A Comprehensive Study of Their
Genesis. Third Revised and Enlarge Edition. Houten-ichtiar baru-van Hoeve
71

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB. Bogor

Wisaksono, M. 1953. Ilmu Tubuh Tanah. Kolff. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai