Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurain Saleh

Nim : 151418004

Kelas/Semester : A/5 Pgsd

Tugas Perspektif Global : Rangkuman

Judul : “Siswa-Siswi Sebagai Warga Global Atau Global Sitizen”

Audiens : Mahasiswa-mahasiswi cerdas-cerdas dari Fakultas Ilmu


Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Tempat : Studio TVRI Gorontalo

Moderator :

Narasumber : Bapak Candra Cuga

Moderator : Kita sudah memasuki era globalisasi semakin jauh kita memasuki era ini dan
sebenarnya kita mau memaknai topik kita bagaimana? Saat ini generasi muda kita
memasuki era globalisasi dan bagaimana kemudian dari kalangan perguruan tinggi
akan menyiapkan formula bagi mereka yang menjadi global sitizen ini ?

Narasumber : Ketika bicara tentang global sitizen atau kita kenal dengan sebutan warga global
tentu saja tidak bisa dipisahkan dari globalisasi sebagai rahim dari warga global itu
sendiri. Topik ini sangat menarik menurut saya meskipun sepertinya di antara
kebanyakan kita mohon maaf sudah banyak dibicarakan topik ini. Namun menurut
saya namanya globalisasi perkembangan segala macam sifatnya sangat dinamis
sehingga ada banyak perubahan yang terjadi saat ini harus mampu kita beradaptasi
terhadap perubahan itu sendiri. Seperti yang saya jelaskan tadi bahwa warga global
atau global sitizen nampaknya oleh beberapa kita ketika kita lihat di beberapa
media-media sosial atau beberapa para elit kita tidak banyak menyebutkan kata itu
mungkin yang banyak mungkin adik-adik sekalian mendengar seperti cild zaman
now yang sekarang mungkin banyak lebih popular.

Moderator : Jadi maksudnya digabung bahasa inggris dan bahasa Indonesia?

Narasumber : Begitu banyak produksi terhadap kata-kata yang menggambarkan pada tema yang
akan kita bahas pada sore hari ini. Seperti misalnya generasi Z, generasi milinial.
Jokowi juga banyak menyebutkan itu, bahkan generasi digital bahkan masuk pada
istilah genari Z. tapi warga global yang kemudian menjadi topik kita pada hari ini
merupakan bagian dari gambaran tentang warga Negara kita hari ini. Bahwa dulu
kita mengenal dengan di sebut warga negara tetapi kita juga hari ini banyak di
gambarkan tentang warga global itu sendiri. Namun sebelum saya sampai kesana
tentang warga global itu sendiri mbak lisa, patut untuk kemudian kita sama-sama
menyadari bahwa sesungguhnya bicara tentang globalisasi ini di tahun 1970an
segala macam itu sudah banyak di bincangkan sesungguhnya. bahkan oleh
beberapa futuristik, pemikir-pemikir futuristik memiliki pijakan yang sama ketika
bicara soal globalisasi. Setelah peran dingin itu langkah awal kemudian bicara
tentang apa yang disebut dengan global sitizen itu sendiri. Sehingga kalau kita
mendengar atau banyak adik-adik sekalian membaca tentang bagaimana para
pemikir futuristik-futuristik dulu seperti sebut saja Jornisdit yang kemudian
mengatakan bahwa hari ini dunia adalah global village adalah perkampungan dunia
dimana batasan-batasan teritori itu tidak lagi menjadi batas bagi kita sebagai
berwarga Negara. Sebut saja ada beberapa aktor-aktor non stage seperti korparasi,
lembaga-lembaga multilateral seperti misalnya WTO, Bank Dunia kemudian IMF
itu adalah aktor-aktor non stage yang sesungguhnya menurut kami itu adalah bagian
dari warga global itu sendiri. Yang sesungguhnya itu begitu banyak sedemikian
rupa sudah masuk kebeberapa Negara tertentu. Sesungguhnya bicara tentang
globalisasi maka tentu saja ada dua permasalahan yang kita hadapi yaitu persaingan
dan kerja sama. Jadi keterhubungan antara kita dengan Negara lain itu sangat luar
biasayang kita sebut dengan transnasional itu sendiri. Yang seperti saya sebutkan
tadi bagaimana dengan orang-orang yang imigran itu, bagaimana status-status
mereka. Korprasi yang saya sebut perusahaan-perusahaan multinasional kemudian
lembaga-lembaga multilateral seperti yang saya sebutkan tadi itu adalah bagian dari
konsekuensi logis atau kah efek domino dari globalisasi itu sendiri. Itulah mengapa
para pemikir-pemikir futuristik saya kira sudah sangat banyak mengambarkan ini
jauh sebelum abad ke 20 ini. Sangat jauh dari itu, sangat terprediksi.

Anda mungkin juga menyukai