Anda di halaman 1dari 11

MENGINTERGRASIKAN IMAN,

ISLAM, DAN IHSAN DALAM


MEMBBENTUK INSAN KAMIL

KELOMPOK 4 :

❑ Mahmud Anhari
❑ Reny Agustin
❑ Monica Lestari
❑ Nadila Nziatun Usbandiyah
❑ Tati Hartati
❑ Fany septiani
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam
Membentuk Insan Kamil   ( Manusia Sempurna )

Tingkatan manusia mengimani tuhan : 1. Tingkat Insan Kamil


Mengimani tuhan dengan cara penyaksian. Artinya
“menyaksikan” Tuhan atau menyembah Tuhan yang
Menurut Ibn Araby disaksikannya.

2. Manusia Beragama pada Umumnya


Mengimani tuhan dengan cara pendefinisian. Artinya, tidak
menyaksikan Tuhan tetapi mendefinisikan Tuhan
berdasarkan sifat-sifat dan nama-nama Tuhan (Asma’ul
Husna)

  Abdulkarim Al – Jilli membagi insan kamil atas tiga tingkatan :


1. Tingkat Pemula (al–bidayah). Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat merealisasikan asma dan sifat – sifat ilahi
pada dirinya.
2. Tingkat menengah (at–tawasuth). Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit kehalusan sifat kemanusiaan yang
terkait dengan realitas kasih Tuhan (al–haqaiq ar–ramaniyyah). Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil
pada tingkat ini telah meningkat dari pengetahuan biasa, karena sebagian dari hal – hal yang gaib telah
dibukakan Tuhan kepadanya.
3. Tingkat terakhir (al–khitam). Pada tingkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan citra Tuhan secara utuh.
Iapun telah dapat mengetahui rincian dari rahasia penciptaan takdir
B. Menanyakan Alasan Mengapa Iman, Islam, dan Ihsan Menjadi
Persyaratan dalam Membentuk Insan Kamil

Apakah anda percaya akan adanya Allah ? Mereka semua memberikan jawaban yang
sama kami percaya akan adanya Allah, kami percaya akan adanya malaikat – malaikatnya
dan seterusnya. Kemudian jika ditanya lebih lanjut adakah manusia yang tidak percaya akan
adannya malaikat, dan adakah manusia yang tidak percaya adanya tuhan, dan serterusnya.
Hampir semua mahasiswa menjawab tidak ada seorang manusiapun yang tidak percaya
akan adanya Tuhan, tidak ada seorang manusiapun yang tidak percaya akan adanya
malaikat, dan seterusnya. Semua manusia percaya adanya Tuhan, dan seterusnya.
C. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang Iman,
Islam, dan Ihsan Sebagai Pilar Agama Islam dalam Membentuk
Insan Kamil.

1. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang Iman, Islam, dan Ihsan
sebagai Pilar Agama Islam
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar Bin Khatab r.a, kaum muslimin
menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama islam yakni, iman, islam, dam ihsan
sebagai kesatuan yang utuh.
Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar islam dan akhlak
merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar ihsan.

2. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Konsep Insan Kamil


Istilah Insan Kamil (manusia sempurna) pertama kali diperkenalkan oleh syekh Ibn
Araby ( abad ke – 14 ). Ia menyebutkan ada dua jenis manusia, yakni insan kamil dan
monster setengah manusia. Jadi, kata Ibn Araby, jika tidak menjadi insan kamil, maka
manusia menjadi monster setengah manusia. Insan kamil adalah manusia yang telah
menanggalkan kemonsteranya.
Konsekuensinya, diluar kedua jenis manusia ini da manusia yang sedang berproses
menanggalkan kemonsterannya dalam membentuk insan kamil.
a. Konsep Manusia dalam Al-Quran.
secara umum, pembicaraan tentang konsep manusia selalu berkisar dalam dua
dimensi, yakni dimensi jasmani dan rohani, atau dimensi lahir dan batin.

b. Unsur –unsur Manusia Pembentuk Insan Kamil


secara ringkas, Al – Ghazali ( dalam othman, 1987: 31-33) menyebut beberapa
instrumen untuk mencari pengetahuan yang benar serta kapasitas untuk mencapainya.
Pertama, panca indra. Panca indra memiliki keterbatasan dan tidak bisa mencapai
pengetahuan yanng benar, setelah dinilai oleh akal.

Kedua, akal. Dengan metode ini, dengan cara yang sama, seharusnya orangpun menuilai
tingkat kebenaran akal. Orang seharusnya menggunakan cara yang sama dengan cara yang
digunakan oleh akal ketika menulai kekeliruan panca indra.

Ketiga, nur ilahi. Ketika Al- Ghazali sembuh dari sakitnya ia menuturkan, kesembuhannya
dari sakit karena adanya nur ilahi yang menembus dirinya. Kemudian Al- Ghazali
mengungkapkan pandangannya tentang nur ilahi sebagai berikut. Kapan saja Allah
menghendaki untuk memimpin seseorang, maka jadilah demikian. Dialah yang
melapangkan dada orang itu untuk berislam. ( QS: Al- An am/ 6:125.
D. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG KARAKTERISTIK INSAN
KAMIL DAN METODE PENCAPAIANNYA

1. Karakteristik insan kamil


Insan kamil bukanlah manusia pada umumnya. Menurut ibnu araby
meyebutkan adanya dua jenis manusia yaitu insan kamil dan monster bertubuh
manusia. Maksudnya jika tidak menjadi insan kamil, maka manusia akan menjadi
monster bertubuh manusia. Untuk itu kita perlu mengenali tempat unsur untuk
mencapai derajat insan kamil, diantaranya :
1. Jasad (Raga)
2. Hati nurani 1
2c
2b. Hati Sanubari
2c. Akal
3. Roh
4. Sirr (rasa)
2
3 2b
4
Untuk mencapai derajat insan kamil kita harus dapat menundukkan nafsu dan syahwat
hingga mencapai tangga nafsu muthama’inah.
QS Al Fajr/89;27-30
Yang artinya hai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhoinya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaku, masuklah
kedalam surgaku.
Ayat di atas dengan jelas menegaskan bahwa nafsu muthma’inah merupakan titik
berangkat untuk kembali kepada tuhan. Akan tetapi, dengan modal nafsu muthama’inah
pun masih di perintah lagi oleh allah untuk menaiki tangga nafsu diatasnya. Menurut
imam ghazali ada 7 macam nafsu sebagai proses taraqqi (menaik) yaitu :

1. Nafsu ammarah
2. Nafsu lawwamah
3. Nafsu mulhimah
4. Nafsu muthma’inah
5. Nafsu radhiyah
6. Nafsu mardiyyah
7. Nafsu kamilah
2. Metode Mencapai Insan Kamil

cara konkret :
1. Memulai sholat jika tuhan yang akan disembah itu sudah
dapat dihadirkan dalam hati, sehingga ia menyembah tuhan
yang benar-benar tuhan.

2. Berniat sholat karna allah.

3. Selalu menjalankan sholat dan keadaan hatinya hanya


mengingat allah.

4. Shollat yang telah didirikannya itu dapat mencegah


perbuatan keji dan mungkar
E. MENDESKRIPSIKAN TENTANG ESENSI DAN URGENSI IMAN,
ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL

Insan kamil merupakan tipe manusia ideal yang dikehendaki oleh tuhan. Hal
ini disebabkan, jika tidak menjadi insan kamil maka manusia itu hanyalah monster
bertubuh manusia.
Siapa dan bagaimana insan kamil itu ?
Dalam perspektif islam manusia memiliki 4 unsur yaitu : jasad, hati, roh dan rasa.
Yang berfungsi untuk menjalankan kehendak ilahi. Untuk mengkokohkan keimanan akan
menjadi manusia yang insan kamil maka kaimanan kita harus mencapai tingkat yakin.
Maka kita harus mengidentifikasi yang mengacu pada rukun iman. Sedangkan untuk dapat
beribadah secara bersungguh-sungguh dan ikhlas, maka segala ibadah yang kita lakukan
mengacu pada rukun islam.
Kaum sufi memberikan tips untuk dapat menaiki tangga demi tangga, maka seseorang
yang berkehendak mencapai martabat insan kamil diharuskan melakukan riyadhah
(berlatih terus-menerus) untuk menapaki maqam demi maqam yang biasa ditempuh oleh
bangsa sufi dalam perjalanannya menuju tuhan. Maqam-maqam yang dimaksud
merupakan karakter-karakter inti yang memiliki 6 unsur :
1. Taubat.
2. Wara’.
3. Zuhud.
4. Faqir.
5. Sabar
F. RANGKUMAN TENTANG BAGAIMANA MENJADI INSAN KAMIL

Untuk menapaki jalan insan kamil terlebih dahulu kita perlu mengingat
kembali tentang 4 unsur manusia yaitu jasad atau raga, hati, roh dan rasa. Keempat
unsur manusia ini harus di fungsikan untuk menjalankan kehendak allah. Hati nurani
harus dijadikan rajanya dengan cara selalu mengingat tuhan.
Jika sudah secara benar menjalankan 4 unsur tersebut, lalu mengkokohkan
keimanan, meningkatkan peribadatan, dan membaguskan perbuatan, sekaligus
menghilangkan karakter-karakter yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai