Anda di halaman 1dari 3

Syarifah : Insan Kamil adalah istilah dalam sufisme yang mengacu pada “manusia yang sempurna” atau

“manusia yang utuh” Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan manusia dalam mengimani Tuhan.
Pertama, tingkat insan kamil. Mereka mengimani Tuhan dengan cara penyaksian. Artinya,
mereka “menyaksikan” Tuhan; mereka menyembah Tuhan yang disaksikannya. Kedua, manusia
beragama pada umumnya. Mereka mengimani Tuhan dengan cara pendefinisian. Artinya,
mereka tidak menyaksikan Tuhan, tetapi mereka mendefinisikan Tuhan. Mereka mendefinisikan
Tuhan berdasarkan sifat-sifat dan nama-nama Tuhan (Asmā`ul Husna). Masalah penyaksian
Tuhan ini berkaitan dengan rukun Islam pertama, yakni mengucapkan dua kalimah syahadat:
Asyhadu an lā ilāha illā Allāh. Artinya, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali (Tuhan yang
nama-Nya) Allah’; wa asyhadu anna Muhammadan Rasulūllūh. Artinya, ‘Dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad itu Rasulullah (utusan Allah)’. Teks dua kalimah syahadat ini sudah baku, tidak
bisa dan tidak boleh diubah-ubah.

Aura : Abdulkarim Al-Jillī membagi insan kamil atas tiga tingkatan.

a)Tingkat permulaan (al-bidāyah).

Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat merealisasikan asma dan sifat-sifat Ilahi pada dirinya.

b.Tingkat menengah (at-tawasuth).

Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit kehalusan sifat kemanusiaan yang terkait dengan
realitas kasih Tuhan (alhaqāiq ar-raḫmāniyyah). Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil pada
tingkat ini telah meningkat dari pengetahuan biasa, karena sebagian dari hal-hal yang gaib telah
dibukakan Tuhan kepadanya.

c)Tingkat terakhir (alkhitām).

Pada tingkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan citra Tuhan secara utuh. Ia pun telah
dapat mengetahui rincian dari rahasia penciptaan takdir.

Vania : Untuk menjadi Insan Kamil, diperlukan pengembangan dalam tiga aspek utama, yaitu iman
(keyakinan), Islam (sistem syariat), dan ihsan (kesempurnaan dalam ibadah).

Iman (keyakinan) merupakan fondasi dasar dalam Islam. Keimanan menyentuh aspek spiritual
dalam diri manusia. Iman melibatkan keyakinan kuat dan tunduk sepenuhnya kepada Allah, Nabi
Muhammad, kitab-kitab-Nya, dan hal-hal yang diwahyukan-Nya. Iman mengajarkan hakikat
kehidupan dan memberi makna kepada segala aspek kehidupan manusia.

Islam (sistem syariat) mengacu pada praktek-praktek yang diatur secara organisasi dan hukum
yang ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran dan hadis. Islam menjadi panduan bagi kehidupan
manusia dalam menjalankan perintah-printah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Melalui Islam,
manusia mampu hidup sesuai dengan rencana-Nya dan menjalankan tanggung jawabnya
sebagai hamba Allah.

Ihsan (kesempurnaan dalam ibadah) merujuk pada upaya manusia untuk beribadah kepada
Allah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ihsan bukan hanya tentang menunaikan
kewajiban ritual, tetapi juga mengarahkan hati dan pikiran pada Allah dalam setiap tindakan dan
perilaku harian. Ihsan melibatkan penguasaan diri, menjaga kesucian hati, mengontrol emosi,
dan merawat hubungan dengan Allah dan sesama makhluk-Nya.

Bida : Dengan menggabungkan iman, Islam, dan ihsan, manusia dapat mencapai kesempurnaan dan
tujuan utama kehidupan, yaitu memperoleh keridhaan Allah serta menjadi hamba yang baik dan
beradab. Insan Kamil adalah teladan sempurna bagi manusia dalam menjalani kehidupan yang
berarti, memiliki nilai spiritual yang tinggi, dan memberikan manfaat bagi dirinya dan manusia
lainnya. Karena kesempurnaan insan kamil terletak dari iman, islam dan ihsan , sehingga insan
kamil dapat mewujudkan pengetahuan tentang iman , islam dan ihsan dalam kehidupan sehari -
hari. Hubungan atau keterkaitan antara Iman, Islam dan Ihsan adalah suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Iman adalah keyakinan yang kokoh yang menjadi dasar akidah. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada
Allah SWT.

Regalo : Menurut ibnu araby meyebutkan adanya dua jenis manusia yaitu insan kamil dan monster
bertubuh manusia. Maksudnya jika tidak menjadi insan kamil, maka manusia akan menjadi
monster bertubuh manusia. Untuk itu kita perlu mengenali tempat unsur untuk mencapai
derajat insan kamil, diantaranya:

a)Jasad

b)Hati Nurani

c)Roh

d)(rasa)

Untuk mencapai derajat insan kamil kita harus dapat menundukkan nafsu dan syahwat hingga
mencapai tangga nafsu muthama’inah.

Metode Mencapai Insan Kamil cara konkret :

a) Memulai sholat jika tuhan yang akan disembah itu sudah dapat dihadirkan dalam hati,
sehingga ia menyembah tuhan yang benar-benar tuhan.

b) Berniat sholat karna allah.

c) Selalu menjalankan sholat dan keadaan hatinya hanya mengingat allah.

Niken : Insan kamil adalah konsep manusia ideal dalam Islam yang mencerminkan urgensi dan esensi
keimanan, Islam, dan ihsan dalam membentuk individu yang sesuai dengan ajaran agama.
Konsep ini diperkenalkan oleh Ibn Araby dan memiliki karakteristik khusus. Untuk mencapai
insan kamil, individu harus mengenali dan mengendalikan unsur-unsur dalam dirinya, seperti
jasad, hati nurani, roh, dan rasa.Dalam mencapai insan kamil, individu harus mengendalikan
nafsu dan syahwatnya, meningkatkan kesadaran spiritual, dan pengendalian diri. Konsep insan
kamil dalam Islam sangat penting karena membantu membentuk individu yang hidup sesuai
dengan ajaran agama, merasakan urgensi keimanan, Islam, dan ihsan, serta menjalani
perjalanan spiritual yang mendalam.

Anda mungkin juga menyukai