Konsep dan urgensi Islam, Iman, dan Ihsan dalam membentuk insan kamil terdapat 2
tingkatan versi ulama’ terdahulu. Tingkatan yang pertama adalah tingkatan manusia dalam
mengimani Tuhan menurut Ibn Araby. Beliau membuat tingkatan manusia menjadi 2 yaiut
tingkatan insan kamil dan juga tingkatan manusia beragam pada umumnya. Yang kedua
tingkatan insan kamil menurut Abdulkarim Al-Jilli. Beliau membagi menjadi 3 tingkatan
yaitu tingkat permulaan, tingkat menengah, dan tingkat terakhir.
Insan Kamil adalah manusia sempurna yang senantiasa mengabdi kepada Allah dan
menjadi suri tauladan bagi manusia lain. Menurut Ibnu Taimiyah, di dalam sikap ihsan
terdapat Iman dan Islam. Orang yang bersikap Ihsan lebih istimewa disbanding orang
mukmin lain. Orang mukmin lebih istimewa dibandingkan muslim lain.
Menggali sumber teologis, historis, dan filosofis tentang Iman, Islam, dan Ihsan
sebagai Pilar Agama Islam. Unsur penting dalam Agama Islam adalah Islam, Ihsan, dan
Iman. Sementara itu unsur pokok ajaran Islam adalah Akidah, Syariat, dan Ihsan. Hubungan
Islam - Iman – Ihsan dengan Syariat – Akidah – Akhlak. Apabila orang dia sudah beragama
Islam kemudian menjunjung syariat maka dia telah mengamalkan rukun islam secara penuh.
Apabila dia sudah memiliki Iman dalam hatinya kemudian mendasari dengan akidah maka
dia sudah termasuk orang-orang yang mengamalkan rukun iman. Lalu, orang yang sudah
mempraktikan sikap ihsan maka dia sudah bisa dikatakan dia memiliki akhlak yang bagus
karena sifat ihsan itu sifat yang di sukai oleh Allah SWT.
Essensi dan urgensi Iman, Islam, dan Ihsan dalam membentuk Insan Kamil. Ada 6
Tingkat ‘yakin’ dalam keimanan yaitu ma’rifatun wa tashdiqun, meneladani malaikat atas
perintah Allah, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, menjadikan Rasul sebagai ahli
zikir, meyakinkan bahwa setiap manusia akan menemui hari akhir, dan suka dengan takdir
Allah SWT.