Anda di halaman 1dari 1

URGENSI IMAN,ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL

Iman, islam dan ihsan merupakan tripologi agam islam diman sesuai dengan hadits nabi.
Iman, islam dan ihsan saling berhubungan karena seseorang yang hanya menganut Islam sebagai
agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa
jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai
kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa
pamrih dalam ibadah Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, Islam adalah
sikap aktif untuk berbuat/beramal,ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam,yang
sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.

Menurut Ibn Araby, ada dua tingkatan manusia dalam mengimani Tuhan. Pertama,
tingkat insan kamil. Mereka mengimani Tuhan dengan cara penyaksian. Kedua, manusia
beragama pada umumnya mereka mengimami Tuhan dengan cara mendefinisikan. Artinya,
mereka tidak menyaksikan Tuhan. Tetapi mereka mendefinisikan Tuhan. Mereka mendefinisikan
Tuhan berdasarkan sifat – sifat dan nama – nama Tuhan. ( Asma’ul Husna ).

Abdulkarim Al – Jilli membagi insan kamil atas tiga tingkatan.

a) Tingkat Pemula ( al – bidayah ). Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat merealisasikan
asma dan sifat – sifat allah pada dirinya.
b) Tingkat menengah ( at – tawasuth ). Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit kehalusan
sifat kemanusiaan yang terkait dengan realitas kasih Tuhan ( al – haqaiq ar –
ramaniyyah ). Pengetahuan yang dimiliki oleh insan kamil pada tingkat ini telah
meningkat dari pengetahuan biasa.
c) Tingkat terakhir ( al – khitam ). Pada tinhgkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan
citra Tuhan secara utuh. Iapun telah dapat mengetahui rincian dari rahasia penciptaan
takdir.

Anda mungkin juga menyukai