PENDAHULUAN
telah menjadi korban, baik sebagai korban murni maupun sebagai ”pelaku
perbuatan pidana. Hal ini bukan masalah baru, karena Pasal 281, Pasal 282,
Pasal 283, Pasal 532, dan Pasal 533 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
agama serta nilai-nilai luhur yang melekat dalam kehidupan masyarakat kita.
Apa yang disaksikan oleh masyarakat pada setiap acara yang menggunakan
sekejap, goyang erotis itu menjadi sangat populer karena ditampilkan secara
murah meriah pada pesta pernikahan, atau dalam acara pesta kelompok
doleng. Namun yang jelas wabah hiburan erotis itu, kini kerap dijumpai.
Hiburan seronok yang biasanya dilakukan malam hari ini, pun kini bisa
1
www.google.id (diakses pada tgl 02 oktober 2020)
mampu membuat pendengarnya terbius dengan iramanya hingga tanpa sadar
telah lekat dengan bangsa kita dan bisa dikatakan sebagai sebuah warisan
budaya seni yang seharusnya kita jaga dan lestarikan. Namun, pada
zaman dahulu.
seni pertunjukan yang mencerminkan budaya bangsa menjadi seni olah tubuh
muda yang melihat tontonan seperti ini. Akibatnya bisa saja angka
dangdut saat ini tidaklah beda dengan menonton film porno. Keduanya sama-
sama tontonan yang mengumbar dan memancing syahwat bagi pria khusunya.
Perbedanyaa jika film porno identik dengan wanita yang tanpa busana
melihatnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa dangdut koplo akan terus menarik
2
Pasal 1 Ayat 1Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan
Pornoaksi
doleng) dan bergoyang erotis. Tentu saja hal ini akan memberikan efek buruk
karena dangdut dapat diakses secara umum sehingga dapat ditonton oleh
siapa saja dan akan memberikan stigma negatif bagi dangdut itu sendiri.
Dicekal dalam arti bukan dangdut nya yang dicekal, melainkan dangdut yang
seksual.
Maka dari itu adanya permasalahan diatas, penulis ingin mengkaji lebih jauh
B. Rumusan Masalah
3
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan Pornoaksi
Berdasarkan permasalahan yang penulis bahas pada latar belakang di
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
dan Pornoaksi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
b. Bagi masyarakat
masyarakat.
seksual.
c. Bagi Pihak Kepolisian
TINJAUAN PUSTAKA
hukuman. Istilah pidana lebih tepat dari istilah hukuman karena hukum
pidana dalam arti sempit adalah berkaitan dengan hukum pidana. Pidana
hukum diantaranya :
1. Menurut Van Hamel, mengatakan bahwa “Arti dari pidana itu
bersalah.”5
4
Van Hamel, Lamintang . Inleding Studie Nederlands Strafrect.
(Gravenhage,1984) hlm47
5
Simons, Lamintang Inleding Studie Nederlands Strafrect 1984 hlm 48
6
Algranjanssen, Lamintang 1984 hlm 48
7
Bambang Poernomo,asas-asas hukum pidana, Ghalia Indonesia, 1997 hlm 37
pidana yang merugikan kepentingan orang lain atau merugikan
kepentingan umum
sanksi dan juga tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Pemidanaan
berbuat jahat tetapi agar pelaku kejahatan tidak lagi berbuat jahat dan
peristiwa hukum pidana tetapi bisa juga hukum perdata. Jadi dari
yang mana tujuannya bukan untuk memberikan balas dendam kepada para
itu sendiri. Definisi porno seringkali dikaitkan dengan seni, banyak pelaku
alat vital yang tidak disengaja atau disengaja untuk memancing bangkitnya
nafsu seksual bagi yang melihatnya. Pornoaksi pada awalnya adalah aksi-
8
Neng Djubaedah, Pornografi Pornoaksi, Ctk. Kedua, PRENADA MEDIA, Jakarta
Timur, 2004, Hlm. 129.
seseorang kepada orang lain, sehinggamenimbulkan rangsangan seksual
antara lain: Webster New World Dictionary, kata pornografi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri atas dua suku kata, yakni : Porne dan
berikut:
gambar, lukisan video maupun kata-kata lisan, tarian serta apa saja yang
9
Leden Marpaung,Kejahatan terhadap kesusilaan,(Jakarta : Sinar Garfika,2004) hlm
20
10
Adami Chawazi, Tindak pidana mengenai kesopanan,(Jakarta : Sinar
Garfika,2005)hlm 21
membangkitkan nafsu seksual.11Secara etimologis, pornografi berarti suatu
Tahun 2008
Hindia Belanda dan berlaku di Indonesia sejak tahun 1917, yang kemudian
11
Arief Budiman, Pornografi dan pornoaksi, Jakarta 2006 hlm 73
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 1991 hlm 782
13
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi dan pornoaksi
menjadi Undang-Undang dan berlaku setelah Indonesia merdeka
terdapat Pasal 281, Pasal 282, Pasal 283, Pasal 532, dan Pasal 533 KUHP.
masyarakat.
lainnya”.
maupun perusahaan.
15
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi dan Pornoaksi
secara langsung dan ditulis dengan maksud sengaja untuk
merangsangseksual.16
umum17
pornoaksi
bentuk :
sewenang-wenang
19
Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Sinar Baru: Bandung, 1983. Hlm.
24., dikutip dalam http://raypratama.blogspot.co.id/2015/04/teori-penegakan-hukum.html diakses
tanggal 8 Oktober 2016.
20
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, 1983, Hlm 5.
masyarakat yang mengalami kesulitan perlu memberikan pelayan dan
pertolongan yang ikhlas dan responsi. aktualisasi dari peran Polri ini
adalah:
tersebut.
Fenomena ini sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Muhlis
(2014) dalam tesisnya yang berjudul “Fenomena Siri’ dalam Karya Seni
erotis) merupakan salahsatu fenomena siri’ yang saya saksikan pada suatu
panggung bahkan sampai ada yang berani untuk melepas busananya ketika
salah satu bentuk siri’ yang dipandang negatif oleh masyarakat Bugis
pencurian dan lain –lain, tapi yang memang termasuk kategori paling eksis
pendengarnya.
Pada mulanya, belantika musik di tanah air telah lama dihiasi oleh
musik dangdut lebih terkesan variatif dan enak untuk dinikmati para
musik dangdut menjadi semakin terkenal dan menjadi sorotan publik dan
pasaran luar negeri, yang merupakan prestasi yang luar biasa bagi
22
Andrew N. Weintraub, DANGDUT: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia, Ctk.
Pertama, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2012
menjadikan lagu-lagu dangdut koplo terbagi ke dalam beberapa kategori
yang menunjukkan bahwa aliran ini begitu lengkap dan fleksibel. Hal yang
penting bahwa alasan pemberian nama koplo didasarkan atas dasar proses
grup musik dangdut atau yang sering disebut dengan OM (Orkes Melayu)
pada konotasi sensualitas dan erotis dipadu dengan busana yang minim,
busana telah jauh dari norma kesopanan, apalagi dinilai dari sudut Islam.
faktor yang penting guna memberi wawasan akan norma-norma dan nilai-
nilai adat serta agama yang tidak boleh dilarang yang salah satunya adalah
klasik, karena setiap orang pada dasarnya ingin mendapatkan materi yang
berlimpah dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat.
pundi-pundi uang yang melimpah. Selain itu mereka juga akan mendapat
dangdut. Ketiga adalah Faktor lingkungan adalah semua benda dan materi
intim.
tindakan erotis dan lain-lain yang sejenisnya dengan hal itu, secara politik
UU Distribusi tersebut.
Pornografi dan Anti PornoaksiPada pandangan yang lain dari bagian besar
selain undang-undang yang telah ada belum memiliki materi yang cukup
bangsa yang antara lain diakibatkan oleh pengaruh asusila sudah demikian
23
Andi Hamzah Pornografi Dalam Hukum Pidana Indonesia Suatu Studi
Perbandingan, Bina Mulia, (Jakarta 1987) hlm 67
luhur yang diajarkan agama. Kedua, melupakan amanat UUD 1945 yang
yang masuk, namun seakan-akan RUU itu baru bagus kalau seluruh ide
mewakili ide kebebasan Barat, padahal jelas-jelas ide kebebasan Barat itu
Reupublik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945) Pasal 29 ayat (1),
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian Hukum
hukum sebagai dasar penentu apakah suatu peristiwa telah benar atau salah
pornoaksi.
B. Pendekatan Penelitian
25
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004, hlm.102.
26
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Cetakan IV, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, hlm.33
27
Ibid, hlm. 36.
Penelitian dengan jenis normatif pada hakekatnya menunjukkan pada
informasi dari berbagai aspek untuk menemukan isu-isu yang akan dicari
berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan
dan sekunder, yaitu bahan hukum yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
berlaku
sebagai berikut :
dengan penelitian
31
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta : Pena Media Group, 2015,
hlm. 195
teknik analisis bahan hukum adalah content analy. Sebagaimana yang
tersebut. Dalam analisis bahan hukum jenis ini dokumen atau arsip yang di
BAB IV
32
Soerjono Soekanto, Op,Cit,hlm. 42.
Penegakan Hukum Terhadap Tarian Erotis Candoleng-Doleng Menurut
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Dan Pornoaksi
bisa berjalan baik tanpa ada pelanggaran yang bisa mengganggu jalanya
adalah:34
a. Hukum (undang-undang)
33
Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Sinar Baru: Bandung, 1983. Hlm.
24.,
34
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, 1983, Hlm. 5.
b. Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum
dan menutup mata bahwa panggung hiburan saat ini banyak sekali
yaitu tarian erotis candoleng-doleng yang sejak sekitar tahun 2005 telah
sebagai ajang pornografi dan pornoaksi hal ini dapat di lihat dengan
penyanyi pada setiap pertunjukan. ini di sebabkan oleh salah satunya yaitu
kelompok merasa perlu untuk bertahan hidup walaupun dengan cara yang
salah.
panas di atas panggung dengan ciri khas pertunjukan musik yang disertai
Timur bukan hal yang baru lagi, dan juga banyak mendapat kritikan dari
banyak juga masyarakat yang dapat menerima dan menganggap itu adalah
bagian dari seni itu sendiri. Kendatipun yang dihadapi para aparatur
Jika ini terus menerus di biarkan, maka citra suatu daerah seolah-olah
lakukan oleh Polsek Kolaka Timur yaitu di mulai dari tahap sebelum
yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukkan dapat atau tidaknya
35
Jimmly Asshiddiqie, Penegakan Hukum, dalam Jurnal Hukum Online, 2006,
http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/pidana/article/download diunduh 26 September 2016, pukul
20:15.
36
Sudaryono & Natangsa Surbakti, 2005, Hukum Pidana, Surakarta: UMS Press.
Hal. 21
37
Pasal 1 angka 5 KUHAP
Dalam penegakan hukum tarian erotis candoleng-doleng, penyidik
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta
itu sejak saat penyidik mulai melakukan salah satu tindakan upaya paksa,
38
Pasal 1 angka 1 KUHAP jo. Pasal 1 angka 2 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia No. 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana. Lihat juga,
Tindakan Penyidikan, HMA Kuffal, 2010, Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum, Malang:
UMM Press. Hal. 173.
penuntut umum antara lain dilakukan dalam bentuk komunikasi dan
konsultasi39.
tindak pidana pornografi dan pornoaksi yang terkait tentang tarian erotis
timur menangani kasus pornografi dan pornoaksi yaitu sekitar tahun 2010,
lainnya yang mempunyai ciri khas musik tersendiri. Hal ini menjadi faktor
munculnya persaingan tidak sehat antara band dangdut dan jenis musik
lainnya, sehingga untuk mempertahankan nilai jual dan daya tarik band
adanya saweran yang menjadi ciri khas khusus dari tarian erotis
candoleng-doleng.
maka baik group band dangdut maupun penyanyi dangdut koplo tersebut
41
Hasil wawancara dengan personil anggota sabhara polsek kolaka timur tgl 3
januari 2021.
Dilihat dari aspek hukum, penyanyi tarian erotis candoleng-doleng
tidak terlepas dari tindak pidana pornoaksi, karena sudah memenuhi unsur-
pelanggaran kesusilaan ini tidak menyebar luas serta tidak dapat terulang
umum.
erotis adalah bagaimana atau apa upaya dari pihak kepolisian dalam
pernikahan dll, maka otomatis pihak pembuat acara akan meminta izin
panggung.42
dengan tarian erotis tersebut, dan tidak setiap adanya hajatan pesta
pihak polisi yang mengawasi di tempat, Sehingga selama tidak ada laporan
dari pihak masyarakat ataupun temuan langsung dari petugas yang ada di
pornoaksi.43
42
Hasil Wawancara dengan anggota Satreskrim Polsek Kolaka Timur
43
Hasil Wawancara dengan Anggota Satreskrim Polsek Kolaka Timur.
dipungkiri bahwa pertunjukan dangdut tetaplah sebuah pertunjukan seni
a. Tingkat pendidikan
b. Faktor ekonomi
erotis ini.
bermoral baik maka tentu saja akan menegakan hukum dengan baik
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis telah paparkan di atas, maka penulis
dapat menarik suatu kesimpulan yaitu bahwa bentuk penegakan hukum yang
Tahun 2008 tentang Pornografi dan Pornoaksi. Namun upaya ini di anggap
erotis candoleng-doleng.
B. Saran
agar memberikam efek jera dan tidak ada muncul lagi di kemudian hari.