NPM : 2206093931
Mata kuliah : MPKT
Dosen pengampu : Mohamad Luhur Hambali, S.I.A., M.A
1
dan kontra dalam proses perumusannya, pertentangan dua kelompok ini berasal dari pemahaman atas
sebuah nilai standar yang digunakan dalam menentukan sebuah Tindakan atau objek yang bisa disebut
sebagai perbuatan pornografi.
karena bangsa Indonesia terdiri dari masyarakat yang berasal dari beragam latar ras, budaya
ataupun adat. Tentunya akan ada pemahaman berbeda mengenai ukuran dari pornografi tersebut
berbeda-beda mengenai apakah perbuatan tersebut melanggar atau tidaknya. Tentunya akan ada
perbedaan pemahaman antar satu kelompok masyarakat dengan kelompok lain, perbedaan ini dapat
terjadi karena banyak faktor yang ada, faktor tersebut dapat berasal dari budaya, kebiasaan atau aturan
adat suatu masyarakat yang dapat mempengaruhi pemahaman apakah perbuatan tersebut melanggar
atau tidak perbuatan pornografi.
Dalam UU Pornografi masih terdapat beragam permasalahan yang membuat polemik
dimasyarakat, dimana membuat Sebagian masyarakat menjadi kontra akan terbentuknya UU
Pornografi ini, permasalahan tersebut membuat kesalahan pahaman dimasyarakat karena kurang tegas
atau jelasnya UU Pornografi tersebut memberikan Batasan mengenai Batasan pornografi tersebut
sebagai contoh pada pasal 1 UU No. 44 Tahun 2008, tidak dijelaskan dengan tegas apa penentun atau
apa yang disebut norma kesusilaan bagaimana atau tidaknya perbuatan pornografi tersebut dalam
penerapan norma kesulilaan. Dengan demikian ini menimbulkan polemik ditengah masyarakat
bagaimana sebuah norma kesusilaan menilai ada atau tidaknya berbuatan atas atau objek dari
pornografi itu.
2
Daftar Pustaka
-Hwian Christianto. ”NORMA KESUSILAAN SEBAGAI BATASAN PORNOGRAFI MENURUT
UNDANG-UNDANG NO. 44 TAHUN 2008” (2010) 1-3
Undang-Undang
-UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG
PORNOGRAFI