Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN

“KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
TAUFIK HIDAYAT (A31116010)
LUDIA DANIEL (A31116037 )
ANESTHESIA JOALSA PERTIWI (A31116317)
EKA RESKI MAULINA (A31116320)
ATALYA FIDELA SAMBENGA (A31116524)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Konsep Dasar Sistem Informasi Keperilakuan”.

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem
informasi keperilakuan. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis
secara pribadi untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk
menambah wawasan pengetahuan.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada pembaca atas perhatiannya
terhadap makalah ini. Penulis menyadari betul bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga menjadi harapan Penulis kritik, saran dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Makassar, 6 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... pe1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 1

1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN ............................................................... 3

2.2 PSIKOLOGI ............................................................................................................... 3

2.2.1 Pengertian Psikologi .......................................................................................... 3

2.2.2 Perkembangan Awal Psikologi .......................................................................... 4

2.2.3 Perkembangan Psikologi Berikutnya ................................................................. 6

2.3 PERILAKU ................................................................................................................ 7

2.4 PERILAKU ORGANISASIONAL ............................................................................ 7

2.4.1 Teori Manajemen Neoklasik ..................................................................................... 7

2.5 TEORI-TEORI DAN MODEL-MODEL SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN


8

2.5.1 Model penerimaan Pemakai ............................................................................... 9

2.5.2 Model Pengaruh Perilaku ke Organisasi .......................................................... 12

ii
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat
penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Sistem informasi dapat
membantu segala jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses
bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok
kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang
cepat sekali berubah.
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan
sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel
yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan
terpadu.
Secara teknis sistem infromasi telah berkembang dengan pesat.
Beberapa dekkade yang lalu, banyak sistem informasi yang gagal karena aspek
teknisnya, yaitu kualitas teknis sistem teknologi informasi yang buruk yang
banyak mengandung kesalahan-kesalahan informasi. Namun sekarang sudah
banyak sistem informasi yang berhasil walaupun masih ada juga yang
mengalami kegagalan. Pertanyaan yang akan muncul difikiran kita bahwa
mengapa sistem teknologi informasi masih banyak yang gagal walaupun
kualitas teknisnya sudah membaik? Penelitian-penelitian kemudian
menunjukkan bahwa penyebab kegagalan sekarang adalah lebih pada aspek
keperilakuannya (behavior).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan di uraikan dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi keperilakuan?

1
2. Apa yang dimaksud psikologi dan bagaimna perkembangannya?
3. Apa yang dimaksud dengan perilaku dan perilaku organisasional?
4. Apa teori-teori dan model-model sistem informasi keperilakuan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian sistem informasi keperilakuan.
2. Mengetahui pengertian psikologi serta perkembangannya.
3. Mengetahui pengertian perilaku.
4. Mengetahui pengertian perilaku organisasional serta bagian-bagian yang
terdapat di dalamnya.
5. Mengetahui teori-teori dan model suatu sistem keperilakuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN


Untuk memahami penentu-penentu perilaku, teori keperilakuan
(behavioral theory) perlu digunakan untuk menjelaskan penerapan sistem
teknologi informasi di dalam organisasi. hasil dari penggabungan teori
keperilakuan dengan penggunaan sistem teknologi informasi di organisasi
menjadi dasar dari sistem informasi keperilakuan (behavioral information
systems).
Sistem informasi keperilakuan (behavioral information system), yaitu
mempelajari bagaimana organisasi harus mengembangkan suatu sistem
teknologi informasi untuk mengarahkan perilaku-perilaku (behaviors)
individual-individual dalam berinteraksi dengan sistem teknologi informasi
tersebut untuk membantu mencapai tujuan mereka.

2.2 PSIKOLOGI
2.2.1 Pengertian Psikologi
Istilah “psychology” pertama kali digunakan oleh seorang filosofi
dari german yaitu Rudolf Goeckel dalam karyanya “Yucologia hoc est de
hominis perfection, anima, ortu,”(1590). Tetapi istilah psikologi baru
popular setelah Christian Wolff dari jerman menggunakannya dalam
karyanya berjudul “Psychologia emperica and psycologia rationalis”
(1732-1734).
Psikologi (Psychology) berasal dari kata yunani yaitu psyche yang
berarti jiwa atau fikiran dan Ology yang berarti ilmu. Psikologi secara
umum didefenisikan sebagai sain dari perilaku dan proses-proses mental
yang mencoba mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan aspek-aspek dari perasaan-perasaan, pikiran-pikiran,
persepsi-persepsi dan kegiatan-kegiatan. Jadi psikologi adalah studi saintik

3
mengenai perilaku, kognisi (pemikiran), emosi (perasaan-perasaan), dan
basis neurological bawah sadar dari suatu perilaku.
Psikologi banyak berkaitan dengan manusia, walaupun perilaku dan
proses mental dari binatang-binatang juga sering menjadi studi dari
psikologi, baik sebagai subyeknya untuk mempelajari psikologinya atau
sebagai cara pembanding dengan perilaku manusia.
Tujuan dari psikologi adalah untuk mendeskripsikan (describe),
menjelaskan (explain), memprediksi (predict), dan mengendalikan
(control) perilaku dan proses-proses mental.
 Mendeskripsikan (describe), yaitu menceritakan apa yang
sesungguhnya terjadi.
 Menjelaskan (Explain), yaitu menceritakan mengapa terjadi seperti
itu.
 Memprediksi (Predict) yaitu mencoba menduga dalam kondisi
seperti apa perilaku akan terjadi.
 Mengendalikan (control) yaitu menjelaskan perubahan kondisi-
kondisi atau batasan-batasan apa yang diperlukan untuk mencegah
kejadian yang tidak diinginkan atau untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

2.2.2 Perkembangan Awal Psikologi


Sistem psikologi yang paling awal yaitu :
1. Strukturalisma
Strukturalisma dipelopori oleh Wilhelm Wundt yang merupakan
bapak psikologi yang mendirikan laboratorium yang digunakan untuk
mempelajari hukum-hukum alam dari fikiran manusia seperti persepsi,
perasaan-perasaan, detak jantung, dan pernapasan.
Strukturalisma (structuralism) merupakan psikologi awal yang
mempunyai tujuan menganalisis elemen-elemen dasar atau struktur dari
pengalaman mental yang sadar melalui pengguanaan introspeksi.
Strukturalisma menekankan pada analisis dari pengalaman mental yang

4
sadar (consciousness), yang kemudian dibagi oleh Edward Bradford
Titchener menjadi tiga elemen yaitu sensasi-sensasi fisik (physical
sensations), perasaan-perasaan (feelings), dan memori-memori
(images).
2. Fungsionalisma
Fungsinalisma dipelopori oleh seorang psikologis amerika yang
bernama William James. Fungsionalisma (Functionalism) yaitu
mengesplorasi bagaimana suatu organism menggunakan kemampuan-
kemampuan persepsualnya untuk dapat berfungsi di lingkungannya.
Fungsionalisma lebih memfokuskan pada fungsi organisma di
lingkungannya bukan pada struktur dari otak yang merupakan fokus
dari aliran strukturalisma. Aliran ini tidak hanya terbatas mempelajari
manusia dewasa tetapi juga mempelajari anak kecil dan binatang-
binatang.
3. Psikologi Psikodinamik
Psikologi psikodinamik pertama kali dipraktikkan oleh Sigmund
Freud (1856-1939) dari Austria. Menurut Freud keinginan-keinginan
tidak sadar dan konflik-konflik berada dibawah gejala-gejala yang
dimotivasi oleh insting-insting tidak sadar yang tidak tersedia di pikiran
sadar.
Psikologi psikodinamik (Psychodynamic psychology)
berargumentasi bahwa perilaku berasal dari factor-faktor psikologi
berupa dorongan-dorongan tidak sadar dan resolusi-resolusi konflik
yang berinteraksi di individual.
4. Behaviorisma
Behaviorisma (Behaviorism) adalah aliran psikologi yang
mempelajari perilaku (behavior) yang dapat diobservasi dan diukur.
Aliran ini berpendapat bahwa perilakku dapat dipelajari dan dijelaskan
secara saintifik. Behaviorisma menekankan pada respon-respon
perilaku yang dapat diobservasi dan diukur.
5. Psikologi Gestalt

5
Tokoh-tokoh psikologi gestalt yaitu Max Wertheiner, Wolfgang
Kohler, and Kurt Koffka dari jerman. Psikologi Gestalt (gestalt
pschycology) mempelajari bagaimana manusia memandang obyek-
obyek sebagai bentuk-bentuk yang utuh. Psikologi gestalt ini
mempelajari pikiran dan otak dan mengusulkan bahwa prinsip kerja
dari otak adalah holistic, parallel, dan analog dengan kecenderungan-
kecenderungan mengorganisasikan dirinya sendiri.
Gestaltis (Gestaltist) adalah orang yang ahli di aliran ini, percaya
bahwa keseluruhan lebih besar dari jumlah keseluruhan bagian-
bagiannya (the whole is greater than the sum of all of the parts).

2.2.3 Perkembangan Psikologi Berikutnya


1. Psikologi Keberadaan dan Humanistik
Psikologi keberadaan (Existential psychology) mengarahkan orang
ke suatu perasaan identitas internal untuk menyadari potensinya yang
memungkinkan mereka untuk bertanggungjawab terhadap tindakan-
tindakan dan untuk mencapai kebebasannya.
Psikologi humanistik (humanistic psychology) berargumentasi
bahwa manusia harus belajar bagaimana menyadari kemampuannya.
2. Psikologi Evolusionari
Psikologi Evolusionari (Evolutionary psychology) merupakan
perspektif dari psikologi yang mempelajari sumber-sumber
perkembangan perilaku dan proses-proses mental, nilai adaptif, dan
tujuan-tujuan yang akan terus individual lakukan.
3. Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif (cognitive psychology) adalah ilmu pengetahuan
ilmiah dari psikologi yang mempelajari kognisi, yaitu proses-proses
mental yang mendasari perilaku. Psikologi kognitif mempunyai riset
domain yang luas termasuk bekerja dengan memori, atensi, persepsi,
repsentasi pengetahuan, member alasan, kreativitas, dan pemecahan
masalah.

6
4. Psikologi Sosial
Psikologi Sosial (social psychology) merupakan studi saintifik
tentang bagaimana pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan perilaku-
perilaku orang dipengaruhi oleh kehadiran dari lainnya.

2.3 PERILAKU
Perilaku (Behavior) adalah tindakan-tindakan (actions) atau reaksi-
reaksi (reactions) dari suatu obyek atau organisma. Perilaku dapat berupa sadar
(conscious) atau tidak sadar (unconscious), terus terang (overt) atau diam-diam
(covert), sukarela (voluntary) atau tidak sukarela (involuntary).
Perilaku Manusia dapat berupa perilaku yang umum (common
behavior), tidak umum, dapat diterima atau tidak dapat diterima. Manusia
mengevaluasi penerimaan dari perilaku dengan menggunakan suatu standar
pembandingan yang disebut dengan norma-norma sosial (social norms) dan
meregulasi perilaku dengan menggunakan control sosial (social control).

2.4 PERILAKU ORGANISASIONAL


Bowditch dan Buono (1990) mendefenisikan perilaku organisasional
(organizational behavior) sebagai pemahaman dari proses-proses yang
dilakukan oleh manajer-manajer. Mempelajari aspek teknis dari manajemen dan
proses-proses dari manajemen meruapakan hal yang penting dalam perilaku
organisasi.

2.4.1 Teori Manajemen Neoklasik

Teori manajemen klasik (classical management theory) dimulai pada awal


abad 20 sampai akhir tahun 1920-an. Teori manajemen klasik mengabaikan
interaksi manusia. Teori neoklasik mulai mengenalkan ilmu-ilmu pengetahuan
keperilakuan (behavioral science) kedalam pemikiran manajemen. Teori neoklasik
dieklompokkan kedalam 2 aliran yaitu:

1. Sekolah Hubungan manusia ( human relations school)

7
Sekolah Hubungan manusia (human relations school) dimulai
pada tahun 1930-1950 yang mucul dari studi-studi suatu grub yang
dikenal dengan “Hawthorne Experiments”. Eksperimen ini dilakukan di
pabrik di Western Electric di Hawthorne untuk menilai efek dari kondisi-
kondisi kerja terhadap produktivitas. Hasil-hasil yang diperoleh dari
eksperimen ini yaitu mereka menemukan bahwa kondisi-kondisi kerja
tidak mempengaruhi produktivitas. Apapun bentuk kondisi-kondisi kerja,
jelek, atau baik, ternyata dalam bentuk grup kinerja mereka meningkat.
Tenyata kinerja mereka meningkat karena adanya moral yang
tinggi dari anggota-anggota grub yang menyebabkan mereka mampu
membangun hubungan interpersonal satu dengan lainnya sehingga
hubungan itu meningkatkan produktivitas kerja mereka.
2. Sekolah keperilakuan
Sekolah keperilakuan (behavioral school) memiliki asumsi bahwa
perilaku manusia dipersepsikan berhubungan dengan pertumbuhan
personal, pencapaian, dan pengembangan diri. Agar didapati hasil kerja
yang efisien dan efektif, organisasi seharusnya mengembangkan suatu
pekerjaan-pekerjaan dan struktur-struktur organisasi yang
memungkinkan orang-orang mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan kemampuannya dan mengalami pertumbuhan
personal.

2.5 TEORI-TEORI DAN MODEL-MODEL SISTEM INFORMASI


KEPERILAKUAN
Sistem informasi keperilakuan mempelajari bagaimana organisasi harus
mengembangkan suatu sistem teknologi informasi untuk mengarahkan perilaku-
perilaku (behaviors) individual-individual dalam berinteraksi dengan sistem
teknologi informasi untuk membantu mencapai tujuan mereka.
Sistem informasi keperilakuan muncul karena menyadari pentingnya
individual-individual di organisasi dan sistem informasi menjadi bagian yang

8
tidak dapat dipisahkan karena keduanya adalah komponen-komponen organisasi
yang saling berinteraksi.
Sejak tahun 1980an, penelitian-penelitian sistem informasi telah mencoba
mempelajari perilaku bagaimana dan mengapa individual menggunakan sistem
teknologi informasi. Penelitian ini dikelompokkan mejadi dua yaitu :
1. Aliran penelitian perilaku yang pertama adalah yang memfokuskan pada
penerimaan,adopsi, dan penggunaan dari sistem teknologi informasi. Atau
dengan kata lain Aliran ini memfokuskan pada anteseden-anteseden
(penyebab-penyebab) dari perilaku.
a. Kelompok pertama adalah anteseden-anteseden perilaku berupa suatu
perasaan (Affect) dan kognitif (cognitive), misalnya sikap, norma-
norma atau perspesi-persepsi.
b. Kelompok kedua adalah antesedn-anteseden perilaku lebih ke suatu
proses partisipasi dan keterlibatan dan proses mencocokkan tugas dan
teknologinya.
2. Aliran yang kedua adalah yang memfokuskan pada kesuksesan implemntasi
di tingkat organisasi. atau lebih memfokuskan pada pengaruh perilaku
menggunakan sistem teknologi informasi ke dampak individual dan dampak
organisasi.

2.5.1 Model penerimaan Pemakai

Berikut adalah teori-teori dan model-model di sistem informasi


keperilakuan beserta dengan variabel-variabel perilakunya.

Tabel 1.1. Teori –teori dan Model-model anteseden-anteseden perilaku.

No Teori Variabel-variabel Penentu Perilaku

1 Tori tindakan beralasan (theory of - Sikap terhadap perilaku


- Norma Subyektif
reasoned action atau TRA) oleh Fishbein
dan Ajzen (1975). Merupakan teori

9
perilaku manusia yang paling mendasar
dan berpengaruh. Teori ini diterapkan di
bidang pemasaran, sistem informasi, dll.

2 Model penerimaan teknologi - Kegunaan persepsian


- Kemudahan Penggunaan
(technology acceptance model atau
persepsian
TAM) oleh Davis et al. (1989). Model - Norma subyektif
ini mengeluarkan konstruk sikap
(attitude) untuk membuat model lebih
sederhana dan untuk menjelaskan
minat(intention dengan lebih baik).

3 Teori perilaku rencanaan (theory of - Sikap terhadap perilaku


- Norma subyektif
planned behavior atau TPB) oleh Ajzen
- Kontrol perilaku persepsian
(1991). TPB menambahkan kontrol
perilaku persepsian yang dipersepsikan
akan mempengaruhi minat dan perilaku,

4 Teori perencanaan perilaku Norma-norma subyektif


didekomposisi (decomposed theory of didekomposisi menjadi:
planned behavior) oleh Taylor dan Todd - Pengaruh interpersonal
(1995). - Pengaruh eksternal

Sikap (attitude) didekomposisi


menjadi :

- Kegunaan persepsian
- Risiko perspesian
- Kepermainan persepsian atau
kesenangan persepsian

Kontrol perilaku persepsian


didekomposisi menjadi :

- Keyakinan sendiri
- Kontrolabilitas persepsian

10
5 Teori gabungan TAM dan TPB oleh - Sikap terhadap perilaku
- Norma subyektif
Taylor dan Todd (1995). Model ini
- Kontrol perilaku persepsian
menggabungkan konstruk-konstruk TPB - Kegunaan persepsian
dengan menambahkan konstruk
kegunaan persepsian di TAM.

6 Model pemanfaatan komputer personal - Kesesuaian kerja


- Kerumitan
(model of PC utilization atau MPCU)
- Konsekuensi-konsekuensi jangka
oleh Thompson et al. (1991). Fokus dari panjang
model adalah lebih memprediksi - Faktor-faktor sosial
- Kondisi-kondisi pemfasilitasi
perilaku bukan memprediksi minat.

7 Teori Kognitif sosial (social cognitive - ekspektasi-ekspektasi hasil-kinerja


- Ekspektasi-ekspektasi hasil-
theory atau SCT) oleh Compeau dan
personal
Higgins (1995). Campeau dan Higgins - Keyakinan sendiri
- Perasaan
(1995) menerapkannya untuk
- kecemasan
memprediksi penerimaan individual
terhadap pemanfaatan komputer personal

8. Teori gabungan penerimaan dan - Ekspektansi kinerja


- Ekspektansi usaha
penggunaan teknologi (unified theory of
- Pengaruh sosial
acceptance dan use of technology) oleh - Empat variabel moderator
(gender,umur,pengalaman,dan
Venkatesh et al. (2003).
kesukarelaan penggunaan).

11
2.5.2 Model Pengaruh Perilaku ke Organisasi
Aliran yang kedua adalah yang memfokuskan pada kesuksesan implentasi di
tingkat organisasi.
Tabel 1.3.Teori-teori dan model-model pengaruh perilaku ke organisasi
No Teori Variabel-varibel
1 Model kesuksesan sistem informasi - Kualitas sistem
(information system success model) oleh - Kualitas informasi
DeLone dan McLean (1922). - Pemakaian
- Kepuasan pemakai

2 Model kesuksesan sistem informasi - Kualitas sistem


diperbarui(updated information system - Kualitas informasi
success model) oleh DeLone dan McLean - Minat memakai sebagai
(2003) alternative pemakaian
- Kepuasan pemakai
- Manfaat-manfaat bersih
- Kualitas pelayanan

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistem informasi keperilakuan (behavioral information system), yaitu
mempelajari bagaimana organisasi harus mengembangkan suatu sistem
teknologi informasi untuk mengarahkan perilaku-perilaku(behaviors)
individual-individual dalam berinteraksi dengan sistem teknologi informasi
tersebut untuk membantu mencapai tujuan mereka.
Memahami sistem informasi keperilakuan tidak terlepas dari perilaku
organisasi dan ilmu psikologi. Di ilmu psikologi, aliran behaviorisma adalah
aliran psikologi yang mempelajari perilaku(behavior) yang dapat diobservasi
dan diukur.
Sejak tahun 1980an, penelitian-penelitian sistem informasi telah mencoba
mempelajari perilaku bagaimana dan mengapa individual menggunakan sistem
teknologi informasi. Penelitian ini dikelompokkan mejadi dua yaitu :
1. Aliran penelitian perilaku yang pertama adalah yang memfokuskan pada
penerimaan,adopsi, dan penggunaan dari sistem teknologi informasi.
2. Aliran yang kedua adalah yang memfokuskan pada kesuksesan
implementasi di tingkat organisasi.
Beberapa teori dan model dari sitem informasi keperilakuan yaitu :
a. Tori tindakan beralasan (theory of reasoned action atau TRA) oleh
Fishbein dan Ajzen (1975)
b. Model penerimaan teknologi (technology acceptance model atau TAM)
oleh Davis et al. (1989)
c. Teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior atau TPB) oleh
Ajzen (1991).
d. Teori perencanaan perilaku didekomposisi (decomposed theory of
planned behavior) oleh Taylor dan Todd (1995).
e. Teori gabungan TAM dan TPB oleh Taylor dan Todd (1995).

13
f. Model pemanfaatan komputer personal (model of PC utilization atau
MPCU) oleh Thompson et al. (1991).
g. Teori Kognitif sosial (social cognitive theory atau SCT) oleh Compeau
dan Higgins (1995).
h. Teori gabungan penerimaan dan penggunaan teknologi (unified theory
of acceptance dan use of technology) oleh Venkatesh et al. (2003).

14
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto H.M. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : ANDI.

15

Anda mungkin juga menyukai