Anda di halaman 1dari 16

KASUS PELANGGARAN ETIKA

BISNISPADA BANK GLOBAL

PENGERTIAN, WEWENANG, DAN


TANGGUNG JAWAB AUDIT INTERNAL
PENGERTIAN AUDIT INTERNAL

Menurut Sukrisno Agoes (2004:221), Internal audit


(pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan
akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap
kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan
dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku

Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah


auditor yang bekerja dalam perusahaan
(perusahaan
negara
maupun
perusahaan
swasta)
yang
tugas
pokoknya
adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah
dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan
terhadap
kekayaan
organisasi,
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan
organisasi,
serta
menentukan
keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi

WEWENANG DAN TANGGUNG


JAWAB AUDIT INTERNAL
Secara garis besar dan tanggungjawab seorang
auditor internal di dalam melaksanakan tugasnya
adalah sebagai berikut:
1)

2)

Memberikan informasi dan saran-saran kepada


manajemen atas kelemahan-kelemahan yang
ditemukannya.
Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang
ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan
audit dan tujuan organisasi atau perusahaan.

PENGERTIAN, JENIS-JENIS DAN PERAN INTERNAL


AUDITOR DALAM PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN
FRAUD

APA ITU FRAUD


Fraud adalah tindakan curang, yang dilakukan
sedemikian rupa, sehingga menguntungkan dirisendiri/kelompok ATAU merugikan pihak lain
(perorangan, perusahaan atau institusi)

SECARA UMUM, PENDETEKSIAN FRAUD DAPAT


DILAKUKAN BAIK SECARA PROAKTIF MAUPUN
REAKTIF, SEBAGAI BERIKUT
Dengan

penerapan pengendalian intern


yang memadai yaitu adanya pemisahan
tugas penyimpanan, otorisasi dan
pencatatan
Pelaksanaan audit finansial, operasional
dan ketaatan
Pengumpulan data intelijen terhadap gaya
hidup dan kebiasaan pribadi pegawai
Penerapan prinsip pengecualian (exception)
di dalam pengendalian dan prosedur

JENIS JENIS FRAUD


1.Fraud Terhadap Aset (Asset Misappropriation)
penyalahgunaan aset perusahaan (institusi), entah
itu dicuri atau digunakan untuk keperluan pribadi
tanpa ijin dari perusahaan
2. Fraud Terhadap Laporan Keuangan (Fraudulent
Statements)tindakan yang membuat Laporan
Keuangan menjadi tidak seperti yang seharusnya
(tidak mewakili kenyataan)
3. Korupsi (Corruption)

PERAN INTERNAL AUDITOR DALAM


PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN FRAUD
W. Steve Albrecht dalam bukunya Fraud
Examination (2003); menjelaskan bahwa terdapat
4 pilar utama dalam memerangi fraud yaitu :
1. Pencegahan fraud (fraud prevention)
2. Pendeteksian dini fraud (early fraud detection)
3. Investigasi fraud (fraud investigation)
4. Penegakan hukum atau penjatuhan sanksi
(follow-up legal action)

PROFIL BANK GLOBAL

PT. Bank Global International Tbk, didirikan


berdasarkan akta Notaris Misahardi
Wilamarta, S.H, nomor 351, tanggal 22
agustus 1992 bergerak dalam bidang usaha
jasa perbankan dan mempunyai status
sebagai bank umum berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan
No.1212/KMK.017/1992 tanggal 23 november
1992.

Bank Global secara garis besar adalah


menghimpun
dana
masyarakat
dan
menyalurkannya dalam bentuk pemberian kredit.
Dalam menghimpun dana masyarakat, perseroan
menyediakan sarana investasi melalui rekening
giro, tabungan, deposito berjangka, dan sertifikasi
deposito.
Bank mulai beroperasi secara komersial pada
tanggal 18 desember 1992, pemegang saham,
Lawu Budhin, Hendra setiawan, Imam Munadar.
tanggal
1 Desember 1997, Bank Global
memperoleh penyataan efektif dari Ketua
Bapepam dengan surat No.S-1720/PM/1997

KRONOLOGI KASUS

Pada tanggal 11 Agustus 2004, Bapepam


menyatakan hasil pemeriksaan menunjukkan
jumlah obligasi pada posisi menunjukkan jumlah
obligasi pada posisi 31 Desember 2003 hanya
sebesar Rp.207miliar, berbeda dengan laporan
keuangan Bank Global tanggal 31 Desember
2003 jumlahnya sebesar Rp.1,13 triliun.

Pada tanggal 20 Oktober 2004, Bank Global


ditempatkan dalam pengawasan khusus Bank
Indonesia (special surveillance unit) selama
enam bulan karena rasio kecukupan modal
(capital adequancy ratio-CAR)nya menurun
dibawah syarat menimal yang ditetapkan oleh
BI, yaitu 8%. Penurunan ini begitu tiba-tiba
karena sebulan sebelumnya Bank Global masih
melaporakan CARnya sebesar 44,8 persen.

Pada akhir bulan November 2004, terjadi


keresahan pada nasabah Bank Global baik
pemilik deposito maupun reksa dan Prudence
Dana Mantap. Mereka tidak dapat mencarikan
dananya dan diminta untuk memperpanjang
satu bulan karena masalah administrasi
Nasabah tidak mempunyai pilihan lain.

Pada tanggal 13 januari 2005, Bi akhirnya


mencabut izin usaha PT Bank Global
Internatioanl Tbk melalui Keputusan Gubernur
BI
Nomor
7/2/KEP-GBI/2005.
Bank
ini
dilikuidasi karena pemiliknya dan pengelolanya
tidak
mempunyai
iktikad
baik
untuk
memperbaiki permodalanbya.

Tidak lama seteklah pencabutan izin Usaha


Bank Global, Darmin Nasution mengumumkan
pembekuan izin Akuntan Punblik Drs.Joseph
Susilo beserta Kantor Akuntan Publiknya selam
24 bulan terhitung mulai tanggal 14 Januari
2005,. Akuntan Publik yang melakuakn audit
terhhadap laporan keuangan Bank Global tahun
2003 tersebut dinyatakan bersalah.Darmin
menjelaskan dari hasil pemeriksaan, akuntan
public ini menyalahi prosedur standar audit
seluruhnya. Namun, dia melakuakan beberapa
kesalahan sehingga tidak dicabut izinnya, hanya
dibekukan sementara sekitar dua tahun.

KESIMPULAN
PT Bank Global International Tbk, berdiri berdasarkan akta Notaris Misahardi Wilamarta,
SH. Pada tanggal 22 Agustus 1992 yang bergerak di bidang usaha jasa perbankan. Bulan
agustus 2004, hasil pemeriksaan Bapepam menunjukkan bahwa posisi jumlah obligasi akhir
tahun 2003 hanya sebesar Rp207 miliar berbeda dengan laporan keuangan Bank Global
tanggal 31 Desember 2003 sebesar Rp1,13 triliun. Perbedaan ini sangat mengejutkan karena
total asset Bank Global per 31 Desember hanya sebesar Rp2,27 triliun. Hasil pemeriksaan
Bapepam juga mneyebutkan bahwa Bank Global telak melakukan berberapa kali pencatatan
atas obligasi yang sam dengan memberiarkan bahwa nilai obligasi masih dalm kepemilikan si
pemilik.
Pada bulan November 2004, nasabah Bank Global mengalami keresahan baik pemilik deposito
maupun reksa dan Prudence Dana Mantap karena nasabah tidak bias mencairkan dananya
serta diminta pihak Bank Global untuk memperpanjang satu bulan. Manajemen Bank Global
menjelaskan bahwa pihak bank ada masalah administrasi sehingga pencairan dana masih
belum terlaksana, bukan karena Bank Global tidak ada dana.
Akhirnya pihak Bapepam mengeluarkan suart panggilan untuk manajemen Bank Global guna
meminta keterangan tetapi panggilan tersebut tidak juga dipenuhi. Akhirnya Bapepam
meminta penjelasan kepada PT Prudence Asset Management. Pihak Prudence menjelaskan
bahwa mereka tidak pernah menjual reksa dananya melalui bank globa. Direksi Bank Global
juga membantah telah mnjual reksa dananya. Ternyata ada dua dalih. Pertama, bias saja
penjualan reksa dana dilakuakn oleh karyawan bank, Kedua produk tersebut adalah deposito
bank. Bank Global menawarkan hadiah handphone kepada nasabah apabila beberapa dari
mereka ada yang setuju untuk mengundurkan waktu pencairan dananya. 13 januari 2005, BI
mencabut ijin usaha melalaui Keputusan Gubernur Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai