2)
KRONOLOGI KASUS
KESIMPULAN
PT Bank Global International Tbk, berdiri berdasarkan akta Notaris Misahardi Wilamarta,
SH. Pada tanggal 22 Agustus 1992 yang bergerak di bidang usaha jasa perbankan. Bulan
agustus 2004, hasil pemeriksaan Bapepam menunjukkan bahwa posisi jumlah obligasi akhir
tahun 2003 hanya sebesar Rp207 miliar berbeda dengan laporan keuangan Bank Global
tanggal 31 Desember 2003 sebesar Rp1,13 triliun. Perbedaan ini sangat mengejutkan karena
total asset Bank Global per 31 Desember hanya sebesar Rp2,27 triliun. Hasil pemeriksaan
Bapepam juga mneyebutkan bahwa Bank Global telak melakukan berberapa kali pencatatan
atas obligasi yang sam dengan memberiarkan bahwa nilai obligasi masih dalm kepemilikan si
pemilik.
Pada bulan November 2004, nasabah Bank Global mengalami keresahan baik pemilik deposito
maupun reksa dan Prudence Dana Mantap karena nasabah tidak bias mencairkan dananya
serta diminta pihak Bank Global untuk memperpanjang satu bulan. Manajemen Bank Global
menjelaskan bahwa pihak bank ada masalah administrasi sehingga pencairan dana masih
belum terlaksana, bukan karena Bank Global tidak ada dana.
Akhirnya pihak Bapepam mengeluarkan suart panggilan untuk manajemen Bank Global guna
meminta keterangan tetapi panggilan tersebut tidak juga dipenuhi. Akhirnya Bapepam
meminta penjelasan kepada PT Prudence Asset Management. Pihak Prudence menjelaskan
bahwa mereka tidak pernah menjual reksa dananya melalui bank globa. Direksi Bank Global
juga membantah telah mnjual reksa dananya. Ternyata ada dua dalih. Pertama, bias saja
penjualan reksa dana dilakuakn oleh karyawan bank, Kedua produk tersebut adalah deposito
bank. Bank Global menawarkan hadiah handphone kepada nasabah apabila beberapa dari
mereka ada yang setuju untuk mengundurkan waktu pencairan dananya. 13 januari 2005, BI
mencabut ijin usaha melalaui Keputusan Gubernur Bank Indonesia.