0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan4 halaman
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis komponen yang terkandung dalam empat jenis produk susu yaitu susu bubuk full cream, susu bubuk tinggi kalsium rasa cokelat, MP-ASI dan susu bubuk cokelat menggunakan spektroskopi FTIR. Sampel-sampel dihomogenkan dengan KBr lalu diasapi menggunakan FTIR untuk memperoleh spektrum serapan yang kemudian diinterpretasikan untuk mengidentifikasi jen
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis komponen yang terkandung dalam empat jenis produk susu yaitu susu bubuk full cream, susu bubuk tinggi kalsium rasa cokelat, MP-ASI dan susu bubuk cokelat menggunakan spektroskopi FTIR. Sampel-sampel dihomogenkan dengan KBr lalu diasapi menggunakan FTIR untuk memperoleh spektrum serapan yang kemudian diinterpretasikan untuk mengidentifikasi jen
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis komponen yang terkandung dalam empat jenis produk susu yaitu susu bubuk full cream, susu bubuk tinggi kalsium rasa cokelat, MP-ASI dan susu bubuk cokelat menggunakan spektroskopi FTIR. Sampel-sampel dihomogenkan dengan KBr lalu diasapi menggunakan FTIR untuk memperoleh spektrum serapan yang kemudian diinterpretasikan untuk mengidentifikasi jen
Spektrofotometri IR (infrared) merupakan salah satu metode spektrofotometri yang didasarkan kepada penyerapan panjang gelombang inframerah. Terdapat 2 jenis instrumentasi dari spektrofotometer IR yaitu instrumentasi dispersif (konvensional) dan spektrofotometer FTIR (Fourier Transform Infra Red Spectrometer). Dalam spektroskopi infra merah, spektrum yang dihasilkan menunjukkan informasi kualitatif dari suatu senyawa dengan cara melewatkan sinar infra merah pada sampel yang kemudian diukur fraksi radiasi yang terabsorpsi pada rentang panjang gelombang tertentu (Sari, 2011). FTIR merupakan salah satu instrument yang menggunakan prinsip dari spektroskopi. Menurut Mohamed et al (2017), spektrum infra merah yang dihasilkan oleh spektrometer FTIR berada pada daerah 2,5 – 15 µm antara 4000 dan 666 cm-1. Energi transisi tersebut sesuai dengan perubahan energi vibrasi untuk gugus fungsi yang berada pada daerah 4000-400 cm-1, oleh karena itu penyerapan pada frekuensi tersebut dapat digunakan untuk menentukan gugus fungsional spesifik yang terdapat pada suatu senyawa. Secara tipikal terdapat 4 daerah dimana jenis ikatan dapat dianalisis dari spektum FTIR yaitu ikatan tunggal (O-H, C-H dan N-H) terdeteksi pada panjang gelombang yang besar (2500-4000 cm-1). Untuk ikatan rangkap (triple dan double bond) terdeteksi pada panjang gelombang 2000-2500cm-1 dan 1500-2000 cm-1. Ilustrasi secara skematik dari komponen inti pada spektrofotometer FTIR dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Komponen dasar pada Fourier transform infrared spectrometer (FTIR)
(Mohamed et al, 2017) Cara kerja dari spektroskopi inframerah adalah sinar infra merah dilewatkan pada sampel, kemudian gelombang yang diteruskan oleh sampel tersebut akan ditangkap oleh detektor yang terhubung ke komputer dan akan memberikan gambaran spektrum dari sampel yang dianalisis. Suseno dan Firdaus (2008) menyatakan bahwa keunggulan dari FTIR dibandingkan dengan spektroskopi inframerah diantaranya yaitu lebih cepat karena pengukuran dilakukan secara serentak (simultan), serta mekanik optik lebih sederhana dengan sedikit komponen yang bergerak. Instrumen FTIR dapat digunakan untuk analisis kuantitaif dan kualitatif dan merupakan salah satu teknik yang baik dalam proses identifikasi struktur molekul suatu senyawa (Joshi, 2012). Ukuran kualitas susu secara kimiawi dapat ditunjukkan oleh komposisi yang dikandung didalamnya seperti protein, lemak dan laktosa. Oleh karena itu instrument FTIR ini digunakan untuk menganalisa komponen - komponen yang terkandung dalam berbagai macam jenis produk susu.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan prinsip dan mempraktekkan analisis fingerprint komponen yang terkandung dalam sampel susu bubuk full cream, susu bubuk tinggi kalsium rasa cokelat, MP-ASI dan susu bubuk cokelat dengan menggunakan spektroskopi infra merah (FTIR). II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017 di Laboratorium Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor. 2.2 Bahan dan Alat Bahan (sampel) yang digunakan adalah : a. Susu bubuk full cream b. Susu bubuk tinggi kalsium rasa cokelat c. MP-ASI d. Susu bubuk cokelat Bahan Kimia : a. Potassium bromide (KBr) Alat yang digunakan antara lain : a. Instrumen FTIR b. Sample holder c. Tisu lensa d. Neraca analitik e. Spatula f. Agate mortar 2.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja pada praktikum ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Nyalakan FTIR, CPU, monitor dan biarkan menyala selama 15-30 menit b. Haluskan potassium bromida dengan agate mortar c. Tempatkan sampel holder ke dalam FTIR dengan hati-hati dan kencangkan dudukannya dengan memasangkan sekrup dan baut yang tersedia. d. Ukur serapan KBr sebagai blangko terlebih dahulu dengan cara tepatkan bubuk KBr yang dipadatkan dalam wadah sampel ke kompartmen sampel. e. Atur posisi sampel holder agar sinar inframerah jatuh tepat ditengah-tengah bubuk KBr f. Klik “Measure” lalu klik “Background”, pada layar komputer akan tampilkan pola serapan inframerah background g. Campurkan masing-masing sampel (± 0,09 g) dengan potasium bromida (± 0,01 g) kemudian gerus hingga campuran tersebut homogen. h. Ambil sejumlah kecil sampel yang sudah dihomogenkan dengan KBr, ditempatkan ke dalam tempat sampel dan dipadatkan dengan alat yang tersedia pada paket FTIR. i. Scan pada bilangan gelombang 500-3000 cm-1. j. Data yang diperoleh adalah kurva hubungan antara bilangan gelombang (pada sumbu x) dan absorbansi atau transmitans (pada sumbu y) k. Interprestasikan spektra yang diperoleh dengan bantuan tabel korelasi identifikasi jenis ikatan dan gugus fungsionalnya