Anda di halaman 1dari 23

TUGAS RANCANGAN PENELITIAN DAN

ANALISA DATA

OLEH:
NELLA NOVITA
2121012021

Dosen Pengampu : Prof. Dr. apt. Almahdy A., M.Si

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS ANDALAS
2021
Perhitungan Secara Manual Uji Hipotesis:
1. Uji T Tidak Berpasangan (Komparatif, 2 Kelompok, Tidak Berpasangan, Numerik)
Dua kelompok mencit masing-masing 10 ekor diberi obat diabetes A dan obat diabetes B.
Pertanyaan penelitian: Apakah terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar glukosa darah
mencit setelah diberi obat?
Kadar Gula Darah (mg/dl)
Obat A 122,00 126,95 150,67 128,74 165,45 134,11 142,17 335,13 362,88
Obat B 335,13 204,40 120,00 111,72 391,54 155,60 141,27 548,23 201,71

Langkah-langkah uji T tidak berpasangan:


Ho = tidak terdapat perbedaan mean kadar gula darah setelah pemberian obat diabetes A dan B
H1 = Terdapat perbedaan mean kadar gula darah setelah pemberian obat diabetes A dan B
Taraf kepercayaan = 95% = 0,05
Kadar Gula Darah (mg/dl)

Oba 122,00 126,95 150,67 128,74 165,45 134,11 142,17 335,13 362,88 173,51 1841,61
tA

14.884 16.116, 22.701, 16.574 27.373,7 17.985, 20.212, 112.31 131.681, 30.105, 409.947
3 4 5 3 2 9 7
Oba 335,13 204,40 120,00 111,72 391,54 155,60 141,27 548,23 201,71 133,66 2343,26
tB

112.312, 41.779, 14.400 12.481, 153.303, 24.211, 19.957, 300.55 40.686,9 17.865 737.552,9
1 3 4 6 4 2 6 0

SSA2 = ∑ X A 2−∑ ¿ ¿ ¿ ¿
1841,612
409.947−
10 409.947−339.152,74
¿ = =7.866,03
9 9
SSB2 = ∑ X B2−∑ ¿ ¿ ¿ ¿
2343,262
737.552,9−
10 737.552,9−549.086,7
¿ = =20.938,5
9 9
Mencari t hitung
A−B
t hitung=
SS A 2 SS B 2
√ nA
+
nB
70.794,3+188.446,2 1 1
¿
√ 10+10
x + =¿
10 10
1841,61 2343,26
Ᾱ −Ḇ= − =−50,165
10 10
50,165 50,165 50,165
t hitung= = = =1,59
7.866,03 20.938,5 √ 996 31,56
√ 10
+
10

t tabel = t 0,05 (18) = 2,101


t tabel > t hitung, maka Terima Ho
kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan mean kadar gula darah setelah pemberian obat diabetes A
dan B
2. Mann Whitney Test (Komparatif Tidak Berpasangan, 2 Kelompok, Kategorik)
Suatu penelitian telah dilakukan untuk melihat jumlah anak dari keluarga penduduk desa
dan penduduk kota. Untuk itu ditarik sampel 10 orang dari penduduk desa Sungayang dan kota
Batusangkar.
Pertanyaan penelitian: Apakah terdapat perbedaan signifikan jumlah anak pada penduduk
desa Sungayang dan kota Batusangkar.
Jumlah Anak
Kota 1 1 2 3 3 4 5 5 5 7
Batusangka
r
Nagari 4 5 5 7 7 10 11 12 12 14
Sungayang

Yang harus diperhatikan:


1) Skala Pengukuran: Numerik dan Ordinal
2) Tidak Berpasangan
3) Jumlah Kelompok: 2
4) Non Parametrik
5) Tabel: BXK atau PXK: 2 X 2
Langkah-langkah Mann Whitnety test
1. Buat hipotesis:
Ho= Tidak ada beda antara jumlah anak penduduk Nagari Sungayang dan Kota Batusangkar
H1= terdapat perbedaan jumlah anak penduduk Nagari Sungayang dan Kota Batusangkar
2. Taraf Kepercayaan = 95% = 0.05
3. Menghitung U hit dan menentukan U tabel
n2(n2+1)
U 1=n 1. n 2+ −∑ R 2
2
n1( n1+1)
U 2=n 1. n 2+ −∑ R 1
2

Selanjutnya kedua sampel independent tersebut digabungkan dan diberi rangking pada tiap-
tiap anggotanya. Dalam pemberian rangking kita asumsikan bahwa rangking 1 adalah untuk nilai
yang paling rendah, rangking ke 2 untuk nilai yang lebih tinggi dan seterusnya hingga rangking
yang paling tinggi. Apabila terdapat dua atau lebih nilai pengamatan yang sama, digunakan
rangking rata-rata.
No Kota Rangkin Nagari Rangkin
g g
1 1 1 1,5 4 7 6,5
2 1 2 1,5 5 11 10
3 2 3 3 5 12 10
4 3 4 4,5 7 14 14
5 3 5 4,5 7 15 14
6 4 6 6,5 10 16 16
7 5 8 10 11 17 17
8 5 9 10 12 18 18,5
9 5 10 10 12 19 18,5
10 7 13 14 14 20 20
65,5 144,5

U hitung:
10(10+1)
U 1=10.10+ −144,5=10,5
2
10(10+1)
U 2=10.10+ −65,5=89,5
2
U hitung = nilai terkecil antara U1 dan U2 = 10,5
U tabel = dilihat dalam tabel Mann Whitney, dimana untuk data n 1 = 10, dan n2 = 10
dengan tingkat kepercayaan 95% (α) = 0,05 maka U2 tabel = 23.
Sehingga dibandingkan U hitung dan U tabel:
U hitung < U tabel, Terima Ho
U Hitung > U tabel, Tolak Ho
U hitung (10,5) < U tabel, Terima Ho, Tolak H1
Kesimpulan: Ho= Tidak ada beda antara jumlah anak penduduk Nagari Sungayang dan Kota
Batusangkar
3. One Way ANOVA (Komparatif Lebih dari Dua Kelompok, Tidak Berpasangan,
Numerik)
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian α-
mangostin terhadap kadar kolesterol darah mencit. Mencit yang diinduksi Makanan Diet Lemak
Tinggi (MDLT) 2 % kemudian diberikan α-mangostin selama 1 minggu dengan dosis 30 mg,
100 mg, dan 300 mg dan diukur kadar kolesterol darah pada hari ke-8 dan dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang hanya di induksi dengan MDLT 2 %.

Hipotesa:
 Ho: Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol darah mencit yang diinduksi MDLT 2%
kelompok control dengan kelompok pemberian α-mangostin 30 mg, 100 mg dan 300 mg.
 Ha: Terdapat perbedaan kadar kolesterol darah mencit yang diinduksi MDLT 2%
kelompok control dengan kelompok pemberian α-mangostin 30 mg, 100 mg dan 300 mg
Data:
Kadar kolesterol darah hari ke-8
Kadar Kolesterol Darah (mg/dl)
No. Kontrol MDLT + MDLT + MDLT +
(MDLT) Dosis 30 mg Dosis 100 mg Dosis 300 mg
1 168,08 121,76 94,64 138,44

2 164,92 134,43 88,31 133,33

3 161,29 121,76 97,39 143,82

4 160,73 116,25 97,86 136,02

Perhitungan statistic secara one way Anova terhadap kadar SGPT mencit

Kadar Kolesterol Darah (mg/dl)


No. Kontrol MDLT + MDLT + MDLT +
(MDLT) Dosis 30 mg Dosis 100 mg Dosis 300 mg
1 168,08 121,76 94,64 138,44
2 164,92 134,43 88,31 133,33
3 161,29 121,76 97,39 143,82
4 160,73 116,25 97,86 136,02
ΣX 655,02 494,2 378,2 551,61
Mean 163,755 123,55 94,55 137,9
SD 3,43 7,7 4,39 4,46
(ΣX)2 429051,2 244233,64 143035,24 304273,59
ΣXij 2079,03
Σ(Xij2) 280479,5
Σ[(ΣXi)2/Σni] 280148,41
[Σ(ΣX)]2 4322365,74

Perhitungan:
1. Derajat Bebas (Db)
Db total = Σn – 1 = 16 – 1 = 15
Db perlakuan = p – 1 = 4 -1 = 3
Db galat = Db total – Db perlakuan = 15 – 3 = 12

2. Faktor Koreksi (FK)


FK = (∑ x )2 /∑ n
= (2079,03)2/16
= 270147,86
3. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = Σ(Xij2) – FK
= 280479,5 – 270147,86
= 10331,64

4. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)


JKP = Σ[(ΣXi)2/Σni] – FK
= 280148,41 - 270147,86
= 10000,55

5. Jumlah Kuadrat Galat (JKG)


JKG = JKT – JKP
= 10331,64 - 10000,55
= 331,09

6. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)


KTP = JKP/Db perlakuan
= 10000,55/3
= 3333,52

7. Kuadrat Tengah Galat (KTG)


KTG = JKG/Db galat
= 331,09/12
= 27,59
8. F Hitung
F hitung = KTP/KTG
= 3333,52/27,59
= 120,82

Hasil perhitungan analisa varian terhadap kadar kolesterol darah mencit

Sumber F Tabel
Ragam DB JK KT F Hitung 0,05 0,01
Zat Uji 3 10000,55 3333,52
Galat 12 331,09 27,59 120,82 3,49 5,95
Total 15 10331,64

F tabel didapat dengan melihat jumlah derajat kebebasan untuk perlakuan (df = 3) dan jumlah
derajat kebebasan untuk suku kesalahan (df = 12), diperoleh statistik Fkritis(α=0.05, 3, 12) = 3,49 dan
Fkritis(α=0.01, 3, 12) = 5,95

Kesimpulan:
F Hitung > F Tabel, berarti pemberian α-mangostin terhadap mencit yang di induksi dengan
MDLT 2 % mempengaruhi kadar kolesterol darah mencit secara bermakna

4. Kruskal Wallis (Komparatif Tidak Berpasangan, Kategorik Ordinal)


Suatu penelitian dilakukan dimana didapatkan data tentang kadar kartisol dalam tiga
kelompok pasien yang melahirkan pada usia kehamilan antara 38 dan 42 minggu. Pengamatan
terhadap kelompok I dilakukan sebelum proses bedah Caesar yang sengaja dipilih. Pengamatan
terhadap kelompok II dilakukan pada proses bedah Caesar yang terpaksa dipilih akibat proses
normal tidak berhasil. Dan kelompok III terdiri atas pasien-pasienyang dapat melahirkan secara
normal tetapi ada yang memilih melahirkan melalui bedah Caesar. Kita ingin tahu apakah data
ini menyediakan bukti yang cukup untuk menunjukkan adanya perbedaan dalam median kadar
kortisol di antara ketiga populasi yang diwakili. Data-datanya adalah sebagai berikut:
Kelompok 1 272 367 223 335 447 330 156 289 355 405
Kelompok 2 665 489 520 342 668 224

Kelompok 3 324 189 790 856 774 378

Hipotesis:
Ho: Ketiga populasi yang diwakili oleh data tersebut identik
H1: Ketiga populasi tidak memiliki median yang sama
Sebelum menghitung statistik uji, langkah yang pertama yaitu membuat peringkat dari data
tersebut seperti berikut:
Kelompok 1 272 367 223 335 447 330 156 289 355 405
Rangking 5 12 3 9 15 8 1 6 11 14

Kelompok 2 665 489 520 342 668 224

Rangking 18 16 17 10 19 4

Kelompok 3 324 189 790 856 774 378


Rangking 7 2 21 22 20 13

Kemudian dijumlahkan tiap kelompok:


Kelompok 272 367 223 335 447 330 156 289 355 405
1
Rangking 5 12 3 9 15 8 1 6 11 14 R1=8
4
Kelompok 665 489 520 342 668 224
2
Rangking 18 16 17 10 19 4 R2=
84
Kelompok 324 189 790 856 774 378
3
Rangking 7 2 21 22 20 13 R3=8
5

Dari hasil tersebut baru bisa dihitung uji statistik:

12 84 2 84 2 852
[
22 ( 22+1 ) 10
+
6
+
6 ]
−69 =4,18

Karena semua ukuran sampel lebih dari 5, maka kita harus menggunakan tabel kai-kuadrat
untuk memutuskan apakah median-median sampel berbeda secara bermakna. Nilai kritis kai-
kuadrat untuk db = k – 1 = 3 – 1 = 2 adalah 9,210 untuk a = 0,01. Jadi, karena dengan X2 0,99;2
H = 4,18 < c = 9,210: kita tolak H1 pada taraf nyata tersebut dan kita berkesimpulan bahwa
Ketiga populasi yang diwakili oleh data tersebut identik.

5. Uji T Berpasangan (Komparatif Berpasangan, Numerik, 2 Kelompok)


Data sampel terdiri atas 10 pasien wanita mendapat obat amlopidin 5 mg. Pasien diukur
tekanan darah sistolik sebelum pemberian obat dan 1 jam sesudah pemberian obat. Peneliti ingin
mengetahui apakah pengobatan tersebut efektif untuk menurunkan tekanan darah pasien-pasien
tersebut dengan α= 5%. Adapun data hasil pengukuran adalah sebagai berikut:
Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 180 175 160 185 182 170 190 140 155 130
Sesudah 155 138 145 170 135 158 185 120 135 110
D= 15 37 15 15 47 12 5 20 20 20 206
D2 225 1369 225 225 2209 144 25 400 400 400 5622

1. Hipotesis:
Ho: δ = 0 (Tidak ada perbedaan darah sistolik pasien wanita antara sebelum dibandingkan
sesudah pemberian Amplodipin 5 mg.
Ha: δ ≠ 0 (Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan Amlodipin 5 mg dibanding
sebelum diberikan obat)
2. Statistik Uji
Uji T Berpasangan:
Pada perhitungan diperoleh:
∑ d 2=∑ D2−¿ ¿
∑ d 2=5622−¿ ¿
∑ d 2=1378,4
206
D= =20,6
10

SB= √D 2
n(n+ 1)

1378,4
SB=
√ 10(10+1)
=3,54

D 20,6
t hitung= = =5,82
SB 3,54
Menentukan t2 tabel (lihat tabel t2), tingkat kepercayaan 95% (α) = 0,05
df = 10-1=9, maka nilai t tabel = 2,262
Dari hasil di atas dapat dibandingkan bahwa:
Bila t hitung < t tabel, Terima Ho
Bila t hitung > t tabel Tolak Ho
t hitung (5,82) > t tabel (2,262), tolak Ho
Maka dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan
Amlodipin 5 mg dibanding sebelum diberikan obat.
6. Wilcoxon (Komparatif Kategorik (Ordinal), Berpasangan 2 Kelompok)
Seorang dokter ingin melakukan penelitian ingin melihat pengaruh dari suatu obat.
Delapan orang pasien yang diambil secara acak diukur kapasitas pernapasannya (dalam cc)
sebelum dan sesudah diberikan obat tertentu. Hasilnya sebagai berikut:
Pasien Z Y U V B N M A
Sebelu 2639 2807 2980 2683 2670 2740 2720 2810
m
Sesudah 2691 2857 3066 2633 2620 2780 2760 2800

H0: Tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat


H1: Ada perbedaaan sebelum dan sesudah menggunakan obat
Taraf nyata dan nilai T tabelnya
α = 0,05 dengan n =8
tabel wilcoxon T = 3. (diperoleh dari tabel wilcoxon)
Tabel Wilcoxon

Kriteria Pengujian:
H0 diterima apabila nilai uji statistik ≥ dari t tabel yaitu 3.
H0 ditolak apabila nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 3.
Pasien Z Y U V B N M A
Sebelum 2639 2807 2980 2683 2670 2740 2720 2810
Sesudah 2691 2857 3066 2633 2620 2780 2760 2800
Selisih (-d) -52 -50 -86 50 50 -40 -40 10
7 4 8 5 6 3 2 1
Rangking -7 -5 -8 5 5 -2,5 -2,5 1

Langkah selanjutnya yaitu menjumlahkan nilai berdasarkan tanda.


Untuk tanda positif: 5+5+1= 11
Untuk tanda negatif 7+5+8+2,5+2,5=25
Untuk melihat uji statistiknya, diambil nilai terkecil dari nilai tanda positif sehingga nilai
statistiknya adalah 11
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa nilai uji statistik ≥ dari t tabel. yaitu 11 ≥ 3.
sehingga berdasarkan kriteria pengujian diperoleh hasil terima H0. sehingga disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat.

7. REPEATED ANOVA (Komparatif Variabel Numerik, Lebih dari Dua Kelompok


Berpasangan)
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian
ekstrak air kelopak bunga rosella dengan dosis 130 mg / 200gBB/ 2 ml per oral terhadap
penurunan berat badan tikus putih selama 4 minggu

Hipotesa:
 Ho: Tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella dosis 130 mg /
200gBB/ 2 ml per oral terhadap penurunan berat badan tikus putih selama 4 minggu.
 Ha: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella dosis 130 mg /
200gBB/ 2 ml per oral terhadap penurunan berat badan tikus putih selama 4 minggu.
Data:
Pengukuran berat badan tikus putih dilakukan seminggu sekali
Berat badan (g) setelah
Tikus
0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
1 298,5 297,8 296,9 296,0 295,7
2 292,6 292,4 292,0 291,7 290,8
3 289,8 289,5 288,9 288,1 287,1
4 287,1 286,5 286,1 285,6 285,2
5 274,1 273,9 273,4 272,3 271,9
6 284,3 284,0 283,5 282,8 281,9

Perhitungan statistika
Berat badan (g) setelah
Tikus
0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu Total
1 298,5 297,8 296,9 296,0 295,7 1484,9
2 292,6 292,4 292,0 291,7 290,8 1459,5
3 289,8 289,5 288,9 288,1 287,1 1443,4
4 287,1 286,5 286,1 285,6 285,2 1430,5
5 274,1 273,9 273,4 272,3 271,9 1365,6
6 284,3 284,0 283,5 282,8 281,9 1416,5
Total 1726,4 1724,1 1720,8 1716,5 1712,6 8600,4

Data Kolom Data Baris


Waktu (minggu) Berat rerata (g)(±SD) Subjek Berat rerata (g)(±SD)
0 287,73 ± 8,27 1 296,98 ± 1,18
1 287,35 ± 8,15 2 291,9 ± 0,7
2 286,8 ± 8,05 3 288,68 ± 1,09
3 286,08 ± 8,18 4 286,1 ± 0,74
4 285,43 ± 8,15 5 273,12 ± 0,97
6 283,3 ± 0,96

1. Menghitung statistik deskriptif


a. Jumlah kuadrat setiap pengamatan (ƩX2)
ƩX2 = (298,52 + 292,62 + 289,82 + ... + 285,22 + 271,92 +281,92)
= 2467249,7

b. Jumlah semua nilai individu (ƩX)


ƩX = 298,5 + 292,6 + 289,8 + … + 285,2 + 271,9 + 281,9
= 8600,4
c. Suku koreksi/correction term/CT

CT = Ʃx total
N total
2

=
8600,42
30
=2465562,67

2. Menghitung jumlah kuadrat total (SStotal)


Sstotal = ƩX2 – CT
= 2467249,7 – 2465562,67
= 1687,03
3. Menghitung jumlah kuadrat antarsubjek (SSAS)
SSAS = Ʃ ¿¿
2
12336137,68 (8600,4)
= −
5 30
= 2467227,53 – 2465562,67
= 1664,86
4. Menghitung jumlah kuadrat antarkelompok (SSperlakuan)
SSperlakuan = Ʃ ¿ ¿
2
14793501,42 (8600,4)
= −
6 30
= 2465583,57 - 2465562,67
= 20,9
5. Menghitung jumlah kuadrat kesalah (SSkesalahan)
SSkesalahan = SStotal – SSAS – SSperlakuan
= 1687,03 - 1664,86 - 20,9
= 1,27
6. Membuat tabel ringkasan untuk anova
Sumber Jumlah Kuadrat df Kuadrat rerata Statistik F
Antar subjek 1664,86 5 332,97 87
Antar perlakuan
20,9 4 5,22
(waktu)
Kesalahan 1,27 20 0,06
Total 1687,03 29

7. Menentukan statistik F kritis


Pada data ini, menggunakan α = 0,05 dengan derajat kebebasan untuk perlakuan (df) = 4
dan jumlah derajat kebebasan untuk suku kesalahan (df) = 20
Dari tabel nilai kritis statistif F diperoleh nilai F kritis(α = 0,05 ;4;20) = 2,87

8. Menafsirkan hasil
MS perlakuan
Fhitung =
MS kesalahan
5,22
=
0,06
= 87
9. Kesimpulan
H0 diterima bila Fhitung < Fkritis, pada data statistik diatas terlihat bahwa Fhitung > Fkritis
(87 > 2,87) artinya H0 ditolak
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella dosis
130 mg / 200gBB/ 2 ml per oral dapat menyebabkan penurunan berat badan tikus putih
yang telah diikutkan dalam percobaan selama 4 minggu.
8. Uji Friedman (Komparatif Berpasangan lebih dari 2 Kelompok, Kategorik (Ordinal)
Seorang mahasiswa farmasi ingin mengetahui penurunan asam urat pada pasien laki-laki
dengan asam urat diatas normal dengan penggunaan obat allupurinol 100 mg 3 kali sehari
(normal 3,4-7,0 mg/dL)
Responden Asam Urat (mg/dL)
Awal Seminggu 2 minggu 3 Minggu
Pengukuran
1 9,3 8,9 7,9 7,2
2 8,4 7,6 6,9 6,2
3 7,8 7,0 6,5 5,9
4 10,4 9,7 9,1 8,7
5 12,1 11,8 10,5 7,9
6 11,3 10,5 9,3 7,1
7 10,4 8,6 7,9 7,2
8 8,8 7,6 7,1 6,6
9 9,6 8,5 7,4 7,7
10 11,6 10,7 10,1 10,6

Apakah ada perbedaan antara pemberian Allupurinol pada pasien dari minggu pertama
pemberian sampai minggu ke 3 pemberian
Ho: Tidak terjadi penurunan kadar asam urat pada pasien
H1: Terdapat penurunan kadar asam urat pada pasien
Dengan α = 0,05
Responden Asam Urat (mg/dL)
Awal Seminggu 2 minggu 3 Minggu
Pengukuran
1 4 3 2 1
2 4 3 2 1
3 4 3 2 1
4 4 3 2 1
5 4 3 2 1
6 4 3 2 1
7 4 3 2 1
8 4 3 2 1
9 4 3 1 2
10 4 3 1 2
Rj= 40 Rj=30 Rj=18 Rj=12

12
X r 2= [ 40 2+30 2+18 2+122 ]−3(10)(4 +1)
10( 4)(5)
X r 2=28,1
Selanjutnya, dari tabel chi-square dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas = k - 1 = 4 -
1 = 3, diperoleh nilai chi-square tabel sebesar 7,82.
Keputusan: Karena nilai chi-square hitung lebih kecil dibandingkan nilai chi-square tabel, yakni
28,1> 7,82, maka tolak Ho dan terima H1
Kesimpulan: Terdapat penurunan kadar asam urat pada pasien
.

Anda mungkin juga menyukai