ANALISA DATA
OLEH:
NELLA NOVITA
2121012021
Oba 122,00 126,95 150,67 128,74 165,45 134,11 142,17 335,13 362,88 173,51 1841,61
tA
14.884 16.116, 22.701, 16.574 27.373,7 17.985, 20.212, 112.31 131.681, 30.105, 409.947
3 4 5 3 2 9 7
Oba 335,13 204,40 120,00 111,72 391,54 155,60 141,27 548,23 201,71 133,66 2343,26
tB
112.312, 41.779, 14.400 12.481, 153.303, 24.211, 19.957, 300.55 40.686,9 17.865 737.552,9
1 3 4 6 4 2 6 0
SSA2 = ∑ X A 2−∑ ¿ ¿ ¿ ¿
1841,612
409.947−
10 409.947−339.152,74
¿ = =7.866,03
9 9
SSB2 = ∑ X B2−∑ ¿ ¿ ¿ ¿
2343,262
737.552,9−
10 737.552,9−549.086,7
¿ = =20.938,5
9 9
Mencari t hitung
A−B
t hitung=
SS A 2 SS B 2
√ nA
+
nB
70.794,3+188.446,2 1 1
¿
√ 10+10
x + =¿
10 10
1841,61 2343,26
Ᾱ −Ḇ= − =−50,165
10 10
50,165 50,165 50,165
t hitung= = = =1,59
7.866,03 20.938,5 √ 996 31,56
√ 10
+
10
Selanjutnya kedua sampel independent tersebut digabungkan dan diberi rangking pada tiap-
tiap anggotanya. Dalam pemberian rangking kita asumsikan bahwa rangking 1 adalah untuk nilai
yang paling rendah, rangking ke 2 untuk nilai yang lebih tinggi dan seterusnya hingga rangking
yang paling tinggi. Apabila terdapat dua atau lebih nilai pengamatan yang sama, digunakan
rangking rata-rata.
No Kota Rangkin Nagari Rangkin
g g
1 1 1 1,5 4 7 6,5
2 1 2 1,5 5 11 10
3 2 3 3 5 12 10
4 3 4 4,5 7 14 14
5 3 5 4,5 7 15 14
6 4 6 6,5 10 16 16
7 5 8 10 11 17 17
8 5 9 10 12 18 18,5
9 5 10 10 12 19 18,5
10 7 13 14 14 20 20
65,5 144,5
U hitung:
10(10+1)
U 1=10.10+ −144,5=10,5
2
10(10+1)
U 2=10.10+ −65,5=89,5
2
U hitung = nilai terkecil antara U1 dan U2 = 10,5
U tabel = dilihat dalam tabel Mann Whitney, dimana untuk data n 1 = 10, dan n2 = 10
dengan tingkat kepercayaan 95% (α) = 0,05 maka U2 tabel = 23.
Sehingga dibandingkan U hitung dan U tabel:
U hitung < U tabel, Terima Ho
U Hitung > U tabel, Tolak Ho
U hitung (10,5) < U tabel, Terima Ho, Tolak H1
Kesimpulan: Ho= Tidak ada beda antara jumlah anak penduduk Nagari Sungayang dan Kota
Batusangkar
3. One Way ANOVA (Komparatif Lebih dari Dua Kelompok, Tidak Berpasangan,
Numerik)
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian α-
mangostin terhadap kadar kolesterol darah mencit. Mencit yang diinduksi Makanan Diet Lemak
Tinggi (MDLT) 2 % kemudian diberikan α-mangostin selama 1 minggu dengan dosis 30 mg,
100 mg, dan 300 mg dan diukur kadar kolesterol darah pada hari ke-8 dan dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang hanya di induksi dengan MDLT 2 %.
Hipotesa:
Ho: Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol darah mencit yang diinduksi MDLT 2%
kelompok control dengan kelompok pemberian α-mangostin 30 mg, 100 mg dan 300 mg.
Ha: Terdapat perbedaan kadar kolesterol darah mencit yang diinduksi MDLT 2%
kelompok control dengan kelompok pemberian α-mangostin 30 mg, 100 mg dan 300 mg
Data:
Kadar kolesterol darah hari ke-8
Kadar Kolesterol Darah (mg/dl)
No. Kontrol MDLT + MDLT + MDLT +
(MDLT) Dosis 30 mg Dosis 100 mg Dosis 300 mg
1 168,08 121,76 94,64 138,44
Perhitungan statistic secara one way Anova terhadap kadar SGPT mencit
Perhitungan:
1. Derajat Bebas (Db)
Db total = Σn – 1 = 16 – 1 = 15
Db perlakuan = p – 1 = 4 -1 = 3
Db galat = Db total – Db perlakuan = 15 – 3 = 12
Sumber F Tabel
Ragam DB JK KT F Hitung 0,05 0,01
Zat Uji 3 10000,55 3333,52
Galat 12 331,09 27,59 120,82 3,49 5,95
Total 15 10331,64
F tabel didapat dengan melihat jumlah derajat kebebasan untuk perlakuan (df = 3) dan jumlah
derajat kebebasan untuk suku kesalahan (df = 12), diperoleh statistik Fkritis(α=0.05, 3, 12) = 3,49 dan
Fkritis(α=0.01, 3, 12) = 5,95
Kesimpulan:
F Hitung > F Tabel, berarti pemberian α-mangostin terhadap mencit yang di induksi dengan
MDLT 2 % mempengaruhi kadar kolesterol darah mencit secara bermakna
Hipotesis:
Ho: Ketiga populasi yang diwakili oleh data tersebut identik
H1: Ketiga populasi tidak memiliki median yang sama
Sebelum menghitung statistik uji, langkah yang pertama yaitu membuat peringkat dari data
tersebut seperti berikut:
Kelompok 1 272 367 223 335 447 330 156 289 355 405
Rangking 5 12 3 9 15 8 1 6 11 14
Rangking 18 16 17 10 19 4
12 84 2 84 2 852
[
22 ( 22+1 ) 10
+
6
+
6 ]
−69 =4,18
Karena semua ukuran sampel lebih dari 5, maka kita harus menggunakan tabel kai-kuadrat
untuk memutuskan apakah median-median sampel berbeda secara bermakna. Nilai kritis kai-
kuadrat untuk db = k – 1 = 3 – 1 = 2 adalah 9,210 untuk a = 0,01. Jadi, karena dengan X2 0,99;2
H = 4,18 < c = 9,210: kita tolak H1 pada taraf nyata tersebut dan kita berkesimpulan bahwa
Ketiga populasi yang diwakili oleh data tersebut identik.
1. Hipotesis:
Ho: δ = 0 (Tidak ada perbedaan darah sistolik pasien wanita antara sebelum dibandingkan
sesudah pemberian Amplodipin 5 mg.
Ha: δ ≠ 0 (Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan Amlodipin 5 mg dibanding
sebelum diberikan obat)
2. Statistik Uji
Uji T Berpasangan:
Pada perhitungan diperoleh:
∑ d 2=∑ D2−¿ ¿
∑ d 2=5622−¿ ¿
∑ d 2=1378,4
206
D= =20,6
10
SB= √D 2
n(n+ 1)
1378,4
SB=
√ 10(10+1)
=3,54
D 20,6
t hitung= = =5,82
SB 3,54
Menentukan t2 tabel (lihat tabel t2), tingkat kepercayaan 95% (α) = 0,05
df = 10-1=9, maka nilai t tabel = 2,262
Dari hasil di atas dapat dibandingkan bahwa:
Bila t hitung < t tabel, Terima Ho
Bila t hitung > t tabel Tolak Ho
t hitung (5,82) > t tabel (2,262), tolak Ho
Maka dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan
Amlodipin 5 mg dibanding sebelum diberikan obat.
6. Wilcoxon (Komparatif Kategorik (Ordinal), Berpasangan 2 Kelompok)
Seorang dokter ingin melakukan penelitian ingin melihat pengaruh dari suatu obat.
Delapan orang pasien yang diambil secara acak diukur kapasitas pernapasannya (dalam cc)
sebelum dan sesudah diberikan obat tertentu. Hasilnya sebagai berikut:
Pasien Z Y U V B N M A
Sebelu 2639 2807 2980 2683 2670 2740 2720 2810
m
Sesudah 2691 2857 3066 2633 2620 2780 2760 2800
Kriteria Pengujian:
H0 diterima apabila nilai uji statistik ≥ dari t tabel yaitu 3.
H0 ditolak apabila nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 3.
Pasien Z Y U V B N M A
Sebelum 2639 2807 2980 2683 2670 2740 2720 2810
Sesudah 2691 2857 3066 2633 2620 2780 2760 2800
Selisih (-d) -52 -50 -86 50 50 -40 -40 10
7 4 8 5 6 3 2 1
Rangking -7 -5 -8 5 5 -2,5 -2,5 1
Hipotesa:
Ho: Tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella dosis 130 mg /
200gBB/ 2 ml per oral terhadap penurunan berat badan tikus putih selama 4 minggu.
Ha: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella dosis 130 mg /
200gBB/ 2 ml per oral terhadap penurunan berat badan tikus putih selama 4 minggu.
Data:
Pengukuran berat badan tikus putih dilakukan seminggu sekali
Berat badan (g) setelah
Tikus
0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
1 298,5 297,8 296,9 296,0 295,7
2 292,6 292,4 292,0 291,7 290,8
3 289,8 289,5 288,9 288,1 287,1
4 287,1 286,5 286,1 285,6 285,2
5 274,1 273,9 273,4 272,3 271,9
6 284,3 284,0 283,5 282,8 281,9
Perhitungan statistika
Berat badan (g) setelah
Tikus
0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu Total
1 298,5 297,8 296,9 296,0 295,7 1484,9
2 292,6 292,4 292,0 291,7 290,8 1459,5
3 289,8 289,5 288,9 288,1 287,1 1443,4
4 287,1 286,5 286,1 285,6 285,2 1430,5
5 274,1 273,9 273,4 272,3 271,9 1365,6
6 284,3 284,0 283,5 282,8 281,9 1416,5
Total 1726,4 1724,1 1720,8 1716,5 1712,6 8600,4
CT = Ʃx total
N total
2
=
8600,42
30
=2465562,67
8. Menafsirkan hasil
MS perlakuan
Fhitung =
MS kesalahan
5,22
=
0,06
= 87
9. Kesimpulan
H0 diterima bila Fhitung < Fkritis, pada data statistik diatas terlihat bahwa Fhitung > Fkritis
(87 > 2,87) artinya H0 ditolak
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air kelopak bunga rosella dosis
130 mg / 200gBB/ 2 ml per oral dapat menyebabkan penurunan berat badan tikus putih
yang telah diikutkan dalam percobaan selama 4 minggu.
8. Uji Friedman (Komparatif Berpasangan lebih dari 2 Kelompok, Kategorik (Ordinal)
Seorang mahasiswa farmasi ingin mengetahui penurunan asam urat pada pasien laki-laki
dengan asam urat diatas normal dengan penggunaan obat allupurinol 100 mg 3 kali sehari
(normal 3,4-7,0 mg/dL)
Responden Asam Urat (mg/dL)
Awal Seminggu 2 minggu 3 Minggu
Pengukuran
1 9,3 8,9 7,9 7,2
2 8,4 7,6 6,9 6,2
3 7,8 7,0 6,5 5,9
4 10,4 9,7 9,1 8,7
5 12,1 11,8 10,5 7,9
6 11,3 10,5 9,3 7,1
7 10,4 8,6 7,9 7,2
8 8,8 7,6 7,1 6,6
9 9,6 8,5 7,4 7,7
10 11,6 10,7 10,1 10,6
Apakah ada perbedaan antara pemberian Allupurinol pada pasien dari minggu pertama
pemberian sampai minggu ke 3 pemberian
Ho: Tidak terjadi penurunan kadar asam urat pada pasien
H1: Terdapat penurunan kadar asam urat pada pasien
Dengan α = 0,05
Responden Asam Urat (mg/dL)
Awal Seminggu 2 minggu 3 Minggu
Pengukuran
1 4 3 2 1
2 4 3 2 1
3 4 3 2 1
4 4 3 2 1
5 4 3 2 1
6 4 3 2 1
7 4 3 2 1
8 4 3 2 1
9 4 3 1 2
10 4 3 1 2
Rj= 40 Rj=30 Rj=18 Rj=12
12
X r 2= [ 40 2+30 2+18 2+122 ]−3(10)(4 +1)
10( 4)(5)
X r 2=28,1
Selanjutnya, dari tabel chi-square dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas = k - 1 = 4 -
1 = 3, diperoleh nilai chi-square tabel sebesar 7,82.
Keputusan: Karena nilai chi-square hitung lebih kecil dibandingkan nilai chi-square tabel, yakni
28,1> 7,82, maka tolak Ho dan terima H1
Kesimpulan: Terdapat penurunan kadar asam urat pada pasien
.