Anda di halaman 1dari 42

Typhoid Fever

dr.febianne Eldrian, SpA, M.Biomed


2021
Adalah:

Suatu penyakit infeksi sistemik


bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi.
Salmonella typhi
genus Salmonella
Famili Enterobacteriaceae

0,3-1,0 x 1,0-6,0 um
Invasif, gram negatif,
flagel(+),kapsul(-)
spora (-) , fakultatif anaerob, motil
Bakteri yang dapat hidup dengan baik
Baik itu dengan oksigen atau tanpa
oksigen.
Contoh lain :
qStreptococcus
qAerobacter aerogenes
qEschericia coli
Salmonella typhi

Mempunyai :
Antigen somatik (O) ; Tdd
oligosakarida
Antigen flagellar (H) ; Tdd
Protein & Envelope antigen (K)  Tdd
polisakarida
Interpretasi pola demam sulit.
Anak telah mendapat antipiretik
sehingga mengubah pola, atau
pengukuran suhu secara serial
dilakukan di tempat yang berbeda.
Penilaian pola demam meliputi tipe awitan
(perlahan-lahan atau tiba-tiba), variasi derajat
suhu selama periode 24 jam dan selama episode
kesakitan, siklus demam, dan respons terapi.

Gambaran pola demam klasik


meliputi:
 Demam kontinyu atau sustained fever ditandai oleh
peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan
fluktuasi maksimal 0,4 derajat celcius selama
periode 24 jam.
 Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi
atau tidak signifikan
Penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai
normal dengan fluktuasi melebihi 0,5 derajat
Celcius per 24 jam.

Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering


ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak
spesifik untuk penyakit tertentu.

Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila


demam disebabkan oleh proses infeksi.
Pada suhu kembali normal setiap
hari, umumnya pada pagi hari, dan
puncaknya pada siang hari.
Pola ini merupakan jenis demam
terbanyak kedua yang ditemukan di
praktek klinis.
 Demam septik/hektik terjadi saat demam remiten/intermiten
menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah
suhu yang sangat besar.
 Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan
paroksisme demam yang terjadi setiap hari.
 Demam quotidian ganda memiliki dua puncak dalam 12 jam
(siklus 12 jam)
 Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu secara
perlahan dan menetap tinggi selama beberapa hari, kemudian
secara perlahan turun menjadi normal.
 Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit
dengan lama demam melebihi yang diharapkan untuk
penyakitnya, contohnya > 10 hari untuk infeksi saluran nafas
atas.
 Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali
dengan interval irregular pada satu penyakit yang
melibatkan organ yang sama (contohnya traktus
urinarius) atau sistem organ multipel.
 Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2
episode demam yang berbeda (camelback fever pattern,
atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan contoh
klasik dari pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas
untuk leptospirosis, demam dengue, demam kuning,
Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum
minus), dan African hemorrhagic fever (Marburg, Ebola,
dan demam Lassa).
Relapsing fever dan demam periodik:
Demam periodik ditandai oleh episode
demam berulang dengan interval
regular atau irregular. Tiap episode
diikuti satu sampai beberapa hari,
beberapa minggu atau beberapa bulan
suhu normal. Contoh yang dapat
dilihat adalah malaria (istilah
tertiana digunakan bila demam
terjadi setiap hari ke-3, kuartana
bila demam terjadi setiap hari ke-4)
dan brucellosis

PENYAKIT ENDEMIK
SUATU INFEKSI AKUT
DEMAM > 7 HARI
GGN SALURAN CERNA
GGN KESADARAN
DIAGNOSIS MUDAH
MASALAH OVERDIAGNOSIS JADI PERLU
KETEPATAN
q DEMAM

DEMAM > 7 HARI


BERANGSUR NAIK
q KONTINUA

REMITEN (fase awal)


SUHU TINGGI SORE DAN MALAM
MINGGU III SUHU TURUN
 GANGGUAN SALURANN CERNA
BIBIR KERING PECAH2,
LIDAH
COATED TOUNGUE (LIDAH KERING, KOTOR, PUTIH,
PINGGIR HIPEREMIS)
PERUT KEMBUNG, KONSTIPASI, DIARE, HEPATO
SPLENOMEGALI

 GANGGUAN KESADARAN
APATI, SOMNOLEN, DELIR
GEJALA LAIN

qKULIT KERING, RAMBUT KERING,

ANEMIA

qROSEOLA JARANG DAN BRADIKARDI

RELATIF
Demam
Demam naik secara bertahap tiap hari,
mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu
pertama,
Minggu ke-2  demam terus-menerus tinggi

Anak sering menggigau (delirium), malaise,


letargi, anoreksia , nyeri kepala, nyeri perut,
diare atau konstipasi, muntah, perut kembung

Kasus berat : penurunan kesadaran, kejang


Bakteri Salmonella typhi  masuk
bersama makanan & minuman 
melalui mulut.
Saat melewati lambung (pH< 2) 
bakteri mati >>>.
Bakteri yg masih hidup  mencapai
usus halus
Bakteri melekat pada sel-sel
mukosa  menginvasi mukosa &
menembus dinding ileum &yeyunum
Sel-sel M, sel- sel epitel yang melapisi
Peyer’s patch  tempat internalisasi S.Typhi

Bakteri mencapai folikel limfe usus halus


 mengikuti aliran ke kelj limf mesenterika
bahkan ada yg melewati sirkulasi sistemik
sampai ke jar RES di organ hati & limpa.

S.Typhi bermultiplikasi dalam sel fagosit


MN di dalam folikel limfe, kelj limf
mesenterika, hati dan limfe
 S.typhiakan keluar dari habitatnya &
melalui duktus torasikus masuk ke dalam
sirkulasi sistemik.

 Dapatmencapai organ manapun  paling


disukai : hati, limpa, SSTlg, kandung
empedu, Peyer’s patch, ileum terminal.

 Ekskresiorganisme di empedu dapat


menginvasi ulang ddg usus atau
dikeluarkan melalui tinja.
MAKANAN
JEJUNUM & ILEUM
KLD LIMFE USUS
LIMFE MESENTERIKA

SIRKULASI SITEMIK BAKTERIEMI I


RES DI HATI &
LIMPA
KLD MESENTERIKA

MULTIPLIKASI
BAKTERIEMI II
SIRKULASI SISTEMIK
HATI, LIMPA, SS TULANG
EMPEDU DAN PLAQUE PEYERI
Inkubasi 5-40 hr (10-14 hr)
Gejala bervariasi
Klinis dipengaruhi:

Strain S typhi

Jumlah mikroorganisme

status nutrisi imunologi


 Darah tepi perifer
Anemia
[supresi SSTlg, defisiensi Fe,
perdarahan usus]
Leukopenia (jarang < 3000/mm3)
Limfositosis relatif
Trombositopenia (tu pada demam tifoid
berat)
 1. Serologi widal
◦ Mengukur kadar Antibodi terhadap Antigen O
dan H dari S.typhi.
◦ Kenaikan titer S.typhi titer O 1:200 atau
kenaikan 4x lipat titer fase akut ke fase
konvalesens
◦ Kadar IgM dan IgG (Typi-dot)

◦ Se dan Sp :
Se 40%
Sp 91,4%
 kurang dianjurkan
Mendeteksi antibodi IgM antigen
spesifik O9 lps S.typhi.
Se 70% dan Sp 80%
Skala ≥ 6  posistif kuat
Biakan darah tu pada minggu 1-2 dari
perjalanan penyakit
Foto toraks  curiga pneumonia
Foto abdomen 
Komplikasi intraintestinal ;
perforasi usus atau perdarahan
sal.cerna
Pada perforasi tampak :
Distribusi udara tidak merata
Airfluid level
Bayangan radiolusen di daerah hepar
Udara bebas di abdomen
MALARIA
TBC
PNEMONIA LOBARIS
LEUKEMIA
LIMFOMA
DEMAM REMATIK
ISK
ENDOKARDITIS
HODGKIN
Antibiotik
 Kloramfenikol (DOC): 50-100 mg/kgbb/hari,
oral, atau IV, dibagi dalam 4 dosis  10-
14 hari
 Amoksisilin 100 mg/kgbb/hari, po atau IV 
10 hari
 Kotrimoksazol 6 mg/kgbb/hari, po  10 hari
 Seftriakson 80 mg/kgbb/hari IV atau IM,
sekali sehari  5 hari
 Sefiksim 10 mg/kgbb/hari. Dibagi 2 dosis 
10 hari
Kortikosteoid kasus berat dg ggn kesadaran
Deksametason 1-3 mg/kgbb/hari IV, dibagi 3
Apabiladiperlukan pada penyulit
 perforasi usus
Demam tifoid ringan dapat dirawat
di rumah
Tirah baring
Isolasi memadai
Kebutuhan cairan dan kalori
dicukupi
Demam tifoid berat harus dirawat
inap di RS:
Cairan dan kalori
TU pada demam tinggi, muntah, atau
diare, bila perlu asupan cairan &
kalori diberikan mel sonde lambung
Pertahankan fungsi sirkulasi dg
baik, oksigenasi, & nutrisi
Antipiretik
Diet
Makanan tidak berserat dan mudah
dicerna
Setalah demam reda, berikan
makanan yang lebih padat dengan
kalori cukup

Transfusi darah :
Bila ada perdarahan saluran cerna
dan perforasi usus
Pasien boleh pulang ?
Bila tidak demam selama 24 jam
tanpa antipiretik
Nafsu makan baik
Klinis perbaikan
Tidak dijumpai komplikasi
Intraintestinal
Perforasi usus halus → 0,5-3%

Perdarahan usus 1-10%

Ekstraintestinal
Tifoid ensefalopati, hepatitis tifosa,
meningitis, pneumonia, syok septik, dll

Anda mungkin juga menyukai