DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB 1
DESKRIPSI 1
BAB 2
PELAKSANAAN 3
LAMPIRAN
FORMULIR SURVAI
IIRMS - 2005 i
Panduan Survai Perhitungan Lalu Lintas (Cara Manual)
IIRMS - 2005 ii
Panduan Survai Perhitungan Lalu Lintas (Cara Manual)
BAB 1
DESKRIPSI
Buku ini disusun sebagai panduan survei lalu lintas secara manual pada pos-pos yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan survei perhitungan lalu lintas secara manual adalah untuk mendapatkan data tentang
jumlah dan jenis kendaraan yang lewat pada suatu ruas jalan, sebagai masukan dalam penyusunan
rencana dan program pembinaan jaringan jalan, leger jalan dan bank data jalan.
Data lalu lintas digunakan dalam proses perencanaan jalan yaitu sebagai masukan penetapan geometri
dan penentuan tebal perkerasan, untuk evaluasi suatu taksiran ekonomis (economic appraisal) dibidang
jalan, dan sebagai informasi bagi instansi atau masyarakat umum.
1.3.1 Pengertian
Survei Perhitungan Lalu Lintas Rutin disingkat SPL (Routine Traffic Count, RTC) adalah survei untuk
mendapatkan data tentang jumlah dan jenis kendaraan yang lewat pada suatu ruas jalan dengan sistem
dan cara tertentu.
Perhitungan lalu lintas rutin dapat dilaksanakan secara manual (dengan tenaga manusia) dan secara
otomatis dengan menggunakan alat perhitungan lalu lintas otomatis. Jumlah kendaraan per kilometer
yang lewat mencerminkan tingkat kepadatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, yang merupakan faktor
penting dalam penyusunan dan program pembinaan jaringan jalan.
Panduan ini memberikan penjelasan mengenai sistem survei perhitungan lalu lintas rutin secara manual
dan merupakan pengembangan sistem yang telah ada, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemajuan
teknologi. Panduan survei ini tidak berlaku bagi perhitungan suatu simpangan.
IIRMS - 2005 1
Panduan Survai Perhitungan Lalu Lintas (Cara Manual)
Tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas jalan dimana pos-pos tersebut terletak.
Apabila pada suatu ruas jalan mempunyai pos perhitungan lebih dari satu, maka kode untuk pos
kedua, digit pertama diganti dengan angka 3, dan untuk pemberian nomor pos ketiga, digit pertama
diganti dengan 4 dan seterusnya. Urutan pos hendaknya dimulai dari kilometer kecil kearah
kilometer besar pada ruas jalan tersebut.
Contoh :
a. Di ruas jalan 002 ada beberapa pos kelas A penulisan nomor posnya : A.002; A.302; A.402
sampai dengan A.902;
b. Di ruas jalan 157 ada beberapa pos kelas B, penulisan nomor posnya : B.157; B.357; B.457
sampai dengan B.957.
c. Di ruas jalan 057 ada beberapa pos kelas C, penulisan nomor posnya : C.057; C.357; C.457
sampai dengan C.957.
Pembina jalan akan menginformasikan jadual perhitungan pada awal tahun anggaran. Apabila ada
perubahan jadual waktu survei akan ditentukan lebih lanjut oleh pembina jalan yang bersangkutan.
40 jam
1 22.00
IIRMS - 2005 2
Panduan Survai Perhitungan Lalu Lintas (Cara Manual)
Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 8 kelompok mencakup
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.
Catatan : Untuk lebih jelasnya lihat gambar formulir survei perhitungan lalu lintas
IIRMS - 2005 3
BAB 2
PELAKSANAAN
Untuk pelaksanaan survei perhitungan lalu lintas secara manual tidak diperlukan peralatan khusus.
Perlengkapan survei yang diperlukan meliputi :
2.2 Persiapan
Survei perhitungan lalu lintas rutin dilakukan pada pos-pos dan waktu yang telah ditentukan, walaupun
pada pos tersebut telah dipasang alat perhitungan lalu lintas otomatis.
Pada dasarnya setiap ruas Jalan Nasional dan Jalan Propinsi harus diwakili oleh adanya pos perhitungan
lalu lintas yang dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik dan kepadatan lalu lintas pada ruas
jalan tersebut.
Kelas dan lokasi pos perhitungan yang telah ditentukan dapat ditinjau kembali berdasarkan
perkembangan karakteristik dan kepadatan lalu lintas.
Kelas dan lokasi pos-pos perhitungan lalu lintas ditentukan oleh Pembina Jalan Nasional. Perubahan
dapat dilakukan dengan memperhatikan persyaratan lokasi pos hasilnya dilaporkan ke Pembina Jalan
Nasional (Dit. Bipran di Jakarta).
Apabila terjadi perubahan kondisi pos sehingga tidak memenuhi persyaratan, maka lokasi pos dapat
dipindahkan dengan memperhatikan syarat-syarat pemilihan lokasi (lihat butir 1.3.2 b).
Perhitungan dan pencatatan lalu lintas dilakukan dengan menggunakan formulir perhitungan lalu lintas
(Lampiran 1.a) dan formulir himpunan (Lampiran 1.b). Kendaraan dicatat menurut kelompok yang telah
ditentukan.
2.3.2
Semua kendaraan yang lewat harus dihitung, kecuali kendaraan-kendaraan khusus misalnya : mesin
gilas, grader, kendaraan konvoi militer, tank-tank baja, pemadam kebakaran dan lain-lain.
2.3.3
Perhitungan lalu lintas dilakukan dengan menggunakan formulir tersendiri untuk setiap arah lalu
lintas yang berbeda. Jumlah lembar formulir yang digunakan tergantung pada jumlah kendaraan
yang dihitung serta kelompoknya.
2.3.4
4
Panduan Survai Perhitungan Lalu Lintas (Cara Manual)
Setiap kendaraan yang lewat dihitung dengan membubuhkan garis tegak didalam kotak pada kolom yang
disediakan sesuai kelompok kendaraan dimaksud, dan jam penghitungan pada formulir perhitungan lalu
lintas.
Garis tegak disusun berurutan dari kiri kekanan, dari hitungan ke satu sampai hitungan ke empat. Untuk
penghitungan kendaraan yang ke lima dilakukan dengan membubuhkan garis miring dari sudut kiri atas
ke sudut kanan bawah didalam kotak yang sesuai.
Pengisian kotak yang menyatakan satuan kendaraan yang lewat dilakukan berurutan dari sisi kiri ke sisi
kanan pada kolom dimaksud.
2.3.5
Untuk pos A dan pos B satu formulir himpunan tiap arah lintas kendaraan diisi yang mewakili jumlah
per jam menurut kelompok kendaraan dari pukul 06.00 hari pertama ke pukul 06.00 hari kedua. Periode
kedua yaitu dari pukul 06.00 hari kedua sampai pukul 22.00 hari kedua dimasukkan kedalam formulir
himpunan lembar berikutnya sehingga kolom periode dari pukul 22.00 sampai pukul 06.00 pada formulir
tersebut kosong.
Untuk pos C formulir himpunan diisi seperti pengisian formulir pada periode kedua untuk pos A dan pos
B.
2.4 Pelaporan
Laporan yang harus disampaikan oleh petugas penghitung lalu lintas adalah :
1). Berkas formulir survei perhitungan lalu lintas yang telah dilakukan (seperti contoh pada Lampiran
1.a).
2). Berkas formulir himpunan perhitungan lalu lintas selama 24 jam (seperti contoh pada Lampiran
1.b). Laporan dibundel dengan baik sehingga tidak mudah lepas, dikelompokkan berdasarkan kelas
pos.
Setelah diperiksa dan ditandatangani pengawas, laporan disampaikan oleh petugas penghitung kepada
pejabat yang ditunjuk, selambat-lambatnya 2 minggu setelah periode perhitungan selesai.
Cara penyampaian laporan dapat diperiksa pada buku pedoman Tata Laksana Pengumpulan Data Jalan,
Jembatan dan Lalu Lintas
IIRMS - 2005 5