Anda di halaman 1dari 55

Implementasi

Program PPI

PERDALIN CABANG JAKARTA


perdalinjakarta2018@gmail.com
KPPIRS
perdalinjakarta2018@gmail.com
1. Tindakan Pencegahan & Pengendalian Infeksi
2. Penerapan Kewaspadaan Isolasi
3. Surveilans( HAIs, MDRO )
4. Diklat tentang PPI bagi semua staf rumah sakit
5. Antibiotic Stewardship
6. Kesehatan Karyawan ( MCU,profilaksis pasca pajanan,
peraturan bagi petugas bila sedang sakit)

perdalinjakarta2018@gmail.com
Penelitian WHO 1995 – 2010
Negara maju 7,6 %

HAIs USA

Jerman
4,5 %
3,6 %
Perancis 4,4 %
Negara berkembang 5,7 -19,1 %

Healthcare USA 2008 – 20014 dengan surveilans ketat


Associated Menurunkan CLABSI 50- 70 %
Infections Menurunkan CAUTI 5 – 14 %
Menurunkan SSI 2 – 17 %
Menurunkan C difficile dan MRSA bakteriemia, resistensi

antibiotika
HAIS dapat diturunkan, perlu kerjasama tiap klinisi, sistem di
fasilitas RS, kesehatan masyarakat kerjasama dengan kemenkes
memperbaiki cara perawatan, melindungi pasien dan
menyelamatkan nyawa
perdalinjakarta2018@gmail.com
Struktur Organisasi
• Komite PPI untuk RS type A dan B,mempunyai Tim PPI
• Tim PPI bagi RS type C dan D
• IPCN : Tempat Tidur = 1: 100 TT
• IPCLN ditiap ruang rawat dan IPCO di unit lain
• Bertanggung jawab langsung kepada Direktur
• Anggota Komite berasal dari pemerhati Infeksi dari SMF dan
IPCO (CSSD, Gizi, Laundry, kamar jenazah, House Keeper,
Satpam)

perdalinjakarta2018@gmail.com
 Sekumpulan langkah, secara seragam ditujukan untuk
mencapai hasil perawatan pasien yag optimal harus
dilaksanakan oleh Petugas yang melaksanakan tindakan
unt mencegah IDO, ISK,VAP, IAD
 Memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien yang berisiko untuk terjadi
infeksi

perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
 Menerapkan Hand hygiene 5 moment, 6 langkah

 Elevasi kepala membentuk sudut 30-45 O terhadap TT


 “sedation vacation ” dan periksa tiap hari siap untuk
ekstubasi
 Pengisapan lendir jika diperlukan gunakan cairan steril untuk
membersihkan jika kateter dimasukkan kembali ke ETT
 Subglotic suctioning…ETT dengan lumen khusus untuk
melakukan continous / intermiten suctioning
 Profilaksis terjadinya ulcus pepticum
 Profilaksis terjadinya DVT/Deep vein thrombosis

 Oral hygiene .menyikat gigi setiap 12 jam untuk mencegah


terjadinya plaque Membersihkan mulut setiap 2- 4 jam pakai
oral antiseptik yang bebas dari alkohol (chlorhexidin 0.2 %)
perdalinjakarta2018@gmail.com
 Lakukan pemeriksaan tiap hari kateter urin
 Cek bahwa kateter telah terhubung secara kontinyu dan tertutup
terhadap urobag. Pakai urobag close system
 Rutin hygiene meatus uretra tiap hari. Pasien terlibat untuk
mencegah terjadinya ISK
 Secara reguler kosongkan urobag kedalam wadah yang bersih
 Lakukan hand hygiene setelah melepas sarung tangan dan
apron
 Lepas kateter jika tidak diperlukan
Clippers –
Hair Removal: If hair must be removed from the surgical
site, clippers are the best option.
Never use a razor.

Antibiotics Prophylactic Antibiotic:


Antibiotics consistent with national guidelines should be
administered within 1 hour of incision time and
discontinued within 24 hours, in most cases.

Temperature - Normothermia:
Colorectal surgery patients should be normothermic (96.8-
100.4°F) within the first hour of surgery.

Sugar – Glucose Control:


Cardiac surgery patients should have controlled 6 CATS
a.m.(≤200m/dl) on postoperatif Day 1 & Day 2.
perdalinjakarta2018@gmail.com
 Bila mungkin hindari pencukuran, bila penting dilakukan hindari
pemakaian silet / razor → pakailah clipper

 Pastikan penggunaan antibiotika profilaksis sesuai dengan


pedoman antibiotika lokal untuk katagori operasi yang spesifik

 Pastikan antibiotika diberikan dalam 1 jam sebelum operasi dimulai

 Pastikan suhu tubuh pasien normal selama operasi (excludes


cardiac patients).

 Pastikan kadar glukosa darah pasien normal

selama operasi bagi pasien DM


7 “S” Bundle untuk mencegah IDO
SAFETY di kamar operasi

SCREEN – untuk faktor risiko, hadirnya MRSA & MSSA

SHOWERS – preop dengan larutan CHLORHEXIDINE

SKIN PREP dengan CHLORHEXIDINE dan ALCOHOL 70 %


SOLUTION TO POLLUTION IS DILUTION – WITH
CHLORHEXIDINE IRRIGANT (0.05%) OR SALINE
SUTURES – benang yang mengandung antimikroba
TRICLOSAN
SKIN CLOSURE – penutupan kulit dengan plester TOPICAL
SKIN ADHESIVES atau ANTIMICROBIAL DRESSINGS
perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
Bila Lama operasi > 3 jam
Perdarahan > 1500 ml

Konsentrasi di jaringan menurun


perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
Risiko Pajanan Bagi Petugas

Sumber Pajanan Risiko

Hepatitis B HBeAg reaktif 22-30 %

Hepatitis B Hbe Ag non reaktif 1–6%

HCV reaktif 1,8 %

HIV reaktif 0,3 %


perdalinjakarta2018@gmail.com
• Membuat alur bila terjadi pajanan (no telp IPCN, KPPIRS,
Dokter Laboratorium)
• Penyediaan vaksin Hep B dan HB Ig
• Penyediaan APD sesuai kebutuhan ruang rawat, IGD, kamar
Isolasi, kamar jenazah
• Alkohol handrub, sabun cair dan tissu
• MCU min 1x/tahun, dianjurkan 6 bln/x bagi yang merawat
penyakit yg di transmisikan airborne
• Memfasilitasi ruang kerja dengan ventilasi yang memadai

HCWS perdalinjakarta2018@gmail.com
• Cuci segera dengan sabun dan air, Alkohol, H2O/
peroksida, betadin
• Luka jangan disemprot atau direndam
• Untuk percikan pada mukosa, dapat dilakukan
irigasi dengan air, NaCl, aqua steril

Pertolongan Pertama Pajanan


perdalinjakarta2018@gmail.com
• Wastafel diruang tunggu dengan sabun cair, tisu, tempat sampah
dengan pijakan kaki, gambar cara 6 langkah HH
• Moment 1 dan 4 untuk mencegah kolonisasi
• Moment 2 dan 3 untuk mencegah infeksi
• Moment 5 untuk mencegah kontaminasi
• Dibuat spot edukasi di tv ruang tunggu
• Menyediakan hand body untuk mengatasi kulit yg sensitif
• Bila terkena cairan tubuh→cuci dengan sabun dg air mengalir
• Bila tidak jelas kotor→ dengan alkohol handrub
• Edukasi kepada Karyawan, petugas magang, coass
• Monitoring kepatuhan petugas
Hand Hygiene perdalinjakarta2018@gmail.com
0 Sebelum melakukan tindakan,ukur risiko yang akan
dihadapi→ pilih APD yang sesuai
0 Pilih sesuai cara transmisi infeksi pada pasien
0 Cara transmisi
Kontak : sarung tangan & gaun
Droplet : pelindung mata & masker wajah
Airborne: respirator N95,pengaturan ventilasi udara

Alat Pelindung Diri

perdalinjakarta2018@gmail.com
• Kulit punya flora normal, kolonisasi dengan beberapa bakteri,
bakteri yang ditransmisikan airborne dapat jatuh ke area operasi,
pakai Headgear dapat menurunkan jumlah kuman dalam OK
• Pen Lidwell et all,kultur udara yang diambil 0,5-1m dari lokasi incisi
selama operasi sendi prostetic di 15 RS didapatkan 51-539 partikel yg
bawa bakteri/m3.korelasi signifikan antara tingkat kontaminasi
udara dan IDO,ditemukan

Coagulase Negatif Staphylococcus (51% dari sampel udara) dan


Staphylococcus aureus ( 39% dari sampel udara)

Anjuran pakai penutup kepala dan telinga di


OK
perdalinjakarta2018@gmail.com
John M Boyce MD,AORN Journal , January 2014 vol 99 No 1
• Hydrogen peroxide • UV-C
• 2 alat teruji: • Virucidal
• Glossair • Target as nucleat
• Bioquell • Sinar dengan garis lurus ,tidak
• Prinsip’ dry mist or vapour’ berhasil baik bila benda
tergantung system bentuknya kompleks
• Lebih aman jadi bayangan
• Menurunkan VRE sampai 80%

• *Moore G, Ali S, Cloutman-


• (Passaretti CL, Otter JA, Reich NG, Myers Green EA, Bradley CR, Wilkinson
J, Shepard J, Ross T, et al. An Evaluation MA, Hartley JC, Fraise AP, Wilson AP. Use
of Environmental Decontamination With of UV-C radiation to disinfect non-critical
Hydrogen Peroxide Vapor for Reducing patient care items: a laboratory
the Risk of Patient Acquisition of assessment of the Nanoclave Cabinet.
Multidrug-Resistant Organisms. Clinical BMC Infect Dis. 2012 Aug 3;12:174
Infectious Diseases. 2012;56(1):27-35.)

Kemajuan Tehnologi Dekontaminasi perdalinjakarta2018@gmail.com


perdalinjakarta2018@gmail.com
27
• Dispersi melalui udara menyebabkan kontaminasi
Udara dan permukaan dengan kuman MDRO, mis
MRSA,Clostridium difficile dan bersamaan dengan
kontak terjadi silang kontaminasi
• Mikroba bertahan lama di lingkungan

perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
Area yang sering disentuh perdalinjakarta2018@gmail.com
9. Higiene sal nafas/Etika batuk
Acute Respiratory Diseases Guideline,WHO,2009
Target: pasien, keluarga, teman pasien dengan infeksi sal nafas
yang dapat di transmisikan
1.edukasi pasien, keluarga, pengunjung
2.beri gambar dengan bahasa mudah difahami
3.menutup mulut / hidung dengan tisu saat batuk, pakai masker
4.cuci tangan setelah kontak dg sekresi sal nafas
5.beri jarak >3 feet bg pasien infeksi sal nafas di ruang tunggu
bila perlu pakaikan masker

perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
• Penelitian transmisi melalui airborne 10-33% menyebabkan
HAIs
• Pasien terinfeksi atau kolonisasi MRSA terbukti berkontribusi
pada endemic MRSA
• Penelitian 25 pasien MRSA oleh Sexton et all,J Hosp Infect
2006
diambil sampel dari R isolasi
53,6% positif sample permukaan
28 % positif sampel udara
→isolat identik atau berkorelasi terhadap 70% pasien
PENELITIAN perdalinjakarta2018@gmail.com
Penyebaran S aureus di udara meningkat tajam saat carrier S aureus
berada dalam OK Terbukti pada 19 kasus IDO

Transmisi Airborne
perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
• Hidrogen peroksida 7,5 %
• Hidrogen peroksida+peracetic acid 1% /0,08 %
• Hidrogen peroksida+peracetic acid 7,5% /0,23 %
• Peracetic acid 0,2 %

DTT untuk alat semikritikal


perdalinjakarta2018@gmail.com
Disinfeksi alat non kritikal dan
permukaan
• Kontak > 1 menit
• Klorin 100 ppm
• Hidrogen peroksida 0,5 – 1,4 %
• Korden antar pasien -→semprotkan 1,4 % HP
3x dari jarak 6- 8 “ biarkan 2 menit

perdalinjakarta2018@gmail.com
• 30 detik – 1 menit bakterisidal,virusidal (kontak time
tercepat gol non klorin)
• 5 menit mycobaktericidal
• Aman untuk petugas ( toksisitas gol EPA terendah,IV)
• Ramah lingkungan, non korosif, baik untuk permukaan
• Cukup satu langkah ( tak perlu bilas)
• Bau tidak menyengat
• Sedikit lebih mahal dari klorin

Hidrogen Peroksida 0,5 – 1,4 % perdalinjakarta2018@gmail.com


perdalinjakarta2018@gmail.com
Lap ( Katun, Disposable, Mikrofiber)
Lap yang dipakai sebaiknya yang mampu memberi suasana basah untuk
menjamin waktu kontak disinfeksi
Buang lap bila telah tidak dapat berfungsi membuat keadaan basah yang
diperlukan selama > 1 menit

perdalinjakarta2018@gmail.com
Lap dan Mop Mikrofiber perdalinjakarta2018@gmail.com
C difficile dipakai klorin dg waktu kontak > 1 menit,
klorin dalam waktu 1-3 menit akan mengering
perdalinjakarta2018@gmail.com
Penelitian 13 th yang telah di publikasikan di 30 kongres dan jurnal
bisa menurunkan 70% disinfeksi rutin. Penelitian sebelumnya terbukti
bisa menurunkan kuman 40 %
panjang gelombang 405 nm yang dapat membunuh kuman MDR

Indigo visible light


perdalinjakarta2018@gmail.com
Indigo light germicide
perdalinjakarta2018@gmail.com
How it works
• The 405nm emitted from Indigo-Clean reflects
off of walls and surfaces, penetrating harmful
micro-organisms
• The light targets naturally occurring molecules
called porphyrins that exist inside bacteria. The
light is absorbed and the excited molecules
produce Reactive Oxygen Species (ROS)
inside the cell
• 405nm creates a chemical reaction inside the
cell, similar to the effects of bleach
• The Reactive Oxygen Species inactivates the
bacteria, preventing it from re-populating the
space

Indigo light perdalinjakarta2018@gmail.com


Cara Sinar Indigo Bekerja
perdalinjakarta2018@gmail.com
• Mikroba persisten di lingkungan (MRSA,VRE,AB,CDI)
• Kontaminasi Lingkungan yg sering (MRSA,VRE,AB,CDI)
• Kontaminasi tangan petugas kesehatan (MRSA,VRE,AB,CDI)
• Hubungan antara tingkat kontaminasi lingkungan dan
kontaminasi tangan (CDI)

Kontaminasi Lingkungan berhubungan


dengan HAIs
perdalinjakarta2018@gmail.com
perdalinjakarta2018@gmail.com
• Sangat toksik, dapat menyebabkan gangguan reproduktif dan
pertumbuhan, merusak sistim imun, mengganggu hormon
dan menimbulkan kanker

Bentuknya :
• TCDD (Tetra Chloro Para Dioxins)
• Sebutan bagi PCDDs ( Polychlorinated Dibenzo Para
dioxins) dan PCDFs (Poly Chlorinated Dibenzo Furans)
• Ada 419 jenis dioxin tetapi ditemukan 30 yang signifikan
toksik, paling toksik adalah TCDD

Dioxin dan Furan perdalinjakarta2018@gmail.com


• Limbah non infeksi mencakup 85%; limbah infeksi 15%
• Produksi limbah 0,5kg/TT/hari di negara maju,0,2
kg/TT/Hari di negara berkembang
• Limbah yang dibakar dg incenerator dapat menimbulkan
polusi udara, produk emisi dioksin dan furan (bila yg
dibakar mengandung klorin) →karsinogenik
• Incenerator yg modern: 850-1500oC dilengkapi dengan
peralatan yg dapat membersihkan gas seperti dioksin
dan furan yg memenuhi Standard emisi

Bahaya Limbah perdalinjakarta2018@gmail.com


perdalinjakarta2018@gmail.com
Partikel : Bahan Infeksius
• Prosedur di Laboratorium dapat menghasilkan aerosol
– Pipetting; blowing out pipettes
– Removing stoppers
– Breaking culture containers
– Intranasal inoculation of animals
– Flaming inoculating needles, loops or slides
– Inserting a heated loop into a culture
– Streaking inoculum
– Harvesting infected materials
– Stirring liquids
– Freeze-drying specimens
– Animal cage cleaning and bedding change
– Careless glove removal
perdalinjakarta2018@gmail.com
• Banyak alat lab yang dapat menghasilkan bahan infeksius
terutama bila salah cara pemakaiannya
– Vortexers and blenders
– Bottles, flasks, and stoppers
– Cell sorters
– Centrifuges
– French press
– Homogenizers
– Needles and syringes
– Vacuum and aspirating equipment
– Pipettes
– Pressurized vessels
– Shakers
– Sonicators

Partikel : Bahan Infeksius perdalinjakarta2018@gmail.com


perdalinjakarta2018@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai