Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGELOLAAN PENDIDIKAN
“Pengelolaan Satuan Pendidikan”

Dosen Pengampu : Eva Iryani, S.Pd.I., M.Pd.I.

Di Susun Oleh : Kelompok 3

- Rizka Tulzannah (I1A219007)


- Adilia Ningtias (I1A219015)
- Muhammad Athallah (I1A219039)
- Rahmat Ario Samaan (I1A219049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Pengelolaan Satuan Pendidikan” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang di rencanakan. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengelolaan
Pendidikan” dengan dosen pengampu Eva Iryani, S.Pd.I., M.Pd.I. Sholawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Semoga kita mendapat
safaatnya di Yaumil Akhir nanti Amin.
Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta
dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami, akhirnya makalah ini dapat di
selesaikan dengan baik.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isi maupun tata cara penulisan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 26 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Administrasi Pendidikan ................................................................................................. 5
1. Pengertian Administrasi Pendidikan ........................................................................... 5
2. Tujuan Administrasi Pendidikan ................................................................................. 7
3. Fungsi-Fungsi Administrasi Pendidikan ..................................................................... 8
4. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ................................................................. 10
B. Manajemen Pendidikan ................................................................................................. 11
1. Pengertian Manajemen Pendidikan .............................................................................. 11
2. Tujuan Manajemen Pendidikan .................................................................................... 14
3. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan ..................................................................... 15
4. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan ................................................................... 17
C. Pendekatan Pengelolaan Pendidikan............................................................................. 18
1. Pendekatan Organisasi Klasik ................................................................................... 18
2. Pendekatan Hubungan Manusia ................................................................................ 19
3. Pendekatan Perilaku .................................................................................................. 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus
terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk terjun dalam
gelanggang globalisasi tersebut. Ini merupakan kewajiban kita bukan saja sebagai
warga negara Indonesia, melainkan juga sebagai warga dunia (global citizenship).
Sebagai warga dunia, kita perlu berbekal pengetahuan, sikap, dan nilai, serta aktivitas
sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia yang begitu cepat.
Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu dibangun agar setiap warga
negara Indonesia menyadari peran dan fungsinya sebagai warga negara dan warga
dunia. Dalam dunia pendidikan, wawasan yang dibutuhkan adalah wawasan
pendidikan. Wawasan pendidikan adalah wawasan yang dibutuhkan oleh seorang guru
dalam memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang berkenaan dengan memandang
serta cara bersikap yang lebih umum, yang dimiliki setiap guru dalam menghadapi
tugas-tugasnya dalam arti yang lebih mendasar, yaitu seperti wawasan dalam hal belajar
mengajar.
Pentingnya wawasan pendidikan bagi calon guru akan memberikan asumsi-
asumsi atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap benar untuk menjadi landasan bagi
setiap calon guru dalam memandang, menyikapi, serta melaksanakan tugasnya. Dengan
kata lain, setiap guru harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan konteks
kependidikan. Dengan demikian, muncul harapan, apa pun yang dilakukan guru dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional, khususnya di lingkungan masyarakat.
Seorang guru harus memahami hakikat pendidikan karena ia harus mampu
melihat pendidikan sebagai proses sekaligus tujuan. Pendidikan merupakan kegiatan
kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya di
lingkungan masyarakat. Dengan demikian, guru harus mampu menjalankan tugas dan
peranannya dalam mendidik manusia yang seutuhnya atau memanusiakan manusia
secara profesional dan bertanggung jawab.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah administrasi pendidikan itu?
2. Bagaimanakah manajemen pendidikan itu?
3. Bagaimanakah pendekatan pengelolaan pendidikan itu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu administrasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui manajemen pendidikan.
3. Untuk mengetahui pendekatan pengelolaan pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Administrasi Pendidikan

1. Pengertian Administrasi Pendidikan


Administrasi berasal dari Bahasa Latin Administrare yang memiliki arti
membantu atau melayani. Dalam bahasa Inggris perkataan administrasi berasal dari
kata administration, yang artinya melayani, mengendalikan, atau mengelola suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya secara intensif. Sagala (2005: 21)
mengemukakan bahwa di Indonesia juga dikenal istilah administratie yang berasal
dari bahasa Belanda yang pengertiannya lebih sempit, sebab hanya terbatas pada
aktivitas ketatausahaan yaitu kegiatan penyusunan keterangan secara sistematis
dan pencatatan semua keterangan yang diperoleh dan diperlukan mengenai
hubungannya satu sama lain. Namun, administrasi dalam arti yang luas menurut
Albert Lepawsky mencakup organisasi dan manajemen. Hal ini sejalan dengan
pendapat William H. Newman (1951) yang berpendapat bahwa administrasi dapat
dipahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan, dan kepengawasan usaha-usaha
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan bersama. Selanjutnya, Slamet Wijadi
Atmosudarmo (1961) mengemukakan bahwa pengertian administrasi dapat
ditinjau dari sudut: (1) institusional, yaitu administrasi adalah sekelompok orang
sebagai suatu kesatuan menjalankan proses kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan bersama, (2) fungsional, yaitu segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan dan bersifat melihat ke depan, dan (3) sebagai proses, yaitu
keseluruhan proses yang berupa kegiatan-kegiatan, pemikiran-pemikiran,
pengaturan-pengaturan sejak dari penentuan tujuan sampai penyelenggaraan
sehingga tercapai tujuan tersebut.

Administrasi dapat diartikan sebagai usaha bersama untuk


mendayagunakan semua sumber baik personil maupun materil secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam artiannya
secara sempit administrasi dapat dipandang sebagai segala kegiatan pencatatan
secara tertulis dan penyusunan sistematis dari seluruh informasi yang ada agar
mempermudah memperoleh rangkuman informasi dari seluruh kegiatan dan
keadaan yang tengah berlangsung dalam sebuah organisasi/kantor. Kegiatan dalam
administrasi ini sendiri meliputi serangkaian aktivitas menghimpun, mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam setiap kerja sama. Sementara dalam artiannya secara luas,
administrasi dapat dipandang sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua
orang atau lebih secara rasional dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.

Menurut Parajudi Atmosudirjo (1975), administrasi merupakan


pengendalian dan penggerak dari suatu organisasi sedemikian rupa sehingga
organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju tercapainya segala sesuatu yang
telah ditetapkan oleh pimpinan organisasi. Leonald D. White mengemukakan
bahwa administrasi merupakan suatu proses yang dijumpai dalam hampir semua
organisasi yang produktif apakah milik pemerintah atau swasta, di bidang sipil atau
militer, dalam skala besar ataupun kecil. [1]

Administrasi pendidikan menurut Carter V. Good (1973:4) dalam Jatnika


(2003:2930), adalah: (a) Pengarahan, pengendalian dan pengelolaan semua
masalah yang berhubungan dengan urusan-urusan persekolahan, meliputi
administrasi keuangan, selama aspek-aspek kegiatan sekolah itu memang
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan, (b) Pengarahan, pengendalian dan
pengelolaan aspek-aspek (bidang garapan) administrasi sekolah itu terutama secara
langsung diarahkan pada proses pengajaran bukan pada aspekaspek lainnya
(seperti keuangan, guru, siswa, program pengajaran, program kerja kurikuler,
metode, alat bantu mengajar dan bimbingan).

Administrasi pendidikan menurut Sutjipto dan Basori Mukti (1992:10-13)


adalah: (1) kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan, (2) proses untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses itu di mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian, (3) administrasi
pendidikan dapat dilihat melalui kerangka berpikir sistem. Sistem adalah
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagianbagian itu berinteraksi
dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran, (4) dapat dilihat
dari segi manajemen, yaitu melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada
dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan
apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan, (5) dapat dilihat dari
segi kepemimpinan, (6) dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan, (7) dapat
dilihat dari segi komunikasi, (8) diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu
kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala
aspeknya, serta mempersiapkan laporan.

Dari beberapa definisi atau pengertian yang dikemukakan di atas dapat


disimpulkan bahwa administrasi pendidikan merupakan upaya memberdayakan
seluruh sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
fasilitas, agar proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan. Oleh
karenanya, proses dan prosedur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya fasilitas merupakan substansi studi administrasi pendidikan.

2. Tujuan Administrasi Pendidikan


Tujuan administrasi pada umumnya adalah agar semua kegiatan
mandukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang
digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
[2] Sergiovanni dan Carver (1975 dalam Burhanuddin, 2005) menyebutkan empat
tujuan administrasi:
a. Efektifitas produksi;
b. Efesiensi;
c. Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes);
d. Kepuasan Kerja.

Keempat tujuan tersebut digunakan sebagai kriteria untuk menentukan


keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah
mempunyai fungsi untuk mencapai efektivitas produksi, yaitu menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan
tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu menggunakan keperluan
dana, dan tenaga seminimal mungkin, tetapi memberikan hasil sebaik mungkin,
sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ketingkat berikutnya dan dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkunganya yang baru dan selanjutnya lulusan
ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberikan kepuasan kerja kepada
mereka.
3. Fungsi-Fungsi Administrasi Pendidikan
George R. Terry dalam bukunya “Principle of Management” merumuskan
fungsi-fungsi administrasi/manajemen sebagai Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organising), Tindakan (Actuating), dan Pengawasan
(Controlling) yang disingkat menjadi POAC. Sedangkan Robbins dan Coulter
mengklasifikasikannya atas empat fungsi, yaitu: Planning, Organizing, Leading,
dan Controling yang disingkat menjadi POCL.
Sementara Luther Gullick dalam bukunya “Papers on the Science of
Administration” merumuskan fungsi-fungsi administrasi sebagai Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organising), Penyusunan Staf (Staffing),
Pengarahan (Directing), Pengkoordinasian (Coordinating), Pelaporan (Reporting),
dan Penganggaran (Budgeting) yang disingkat menjadi POSDCORB. Pendapat
yang sedikit berbeda dikemukakan oleh H. Koontz & O, Donnell yang
mengelompokkan fungsi-fungsi administrasi dalam lima proses, yaitu: Planning,
Organizing, Staffing, Directing, dan Controling yang disingkat menjadi PODICO.
Dari klasifikasi fungsi-fungsi administrasi di atas, tampak bahwa di antara
para ahli ada kesamaan pandangan tentang fungsi administrasi. Seluruh ahli
sependapat bahwa fungsi pertama dari administrasi adalah perencanaan, kemudian
ditindak lanjuti dngan pengorganisasian. Gullick menambahkan satu fungsi yang
tidak disinggung ahli lain, yang mana fungsi-fungsi yang lain akan dapat berjalan
dengan baik jika disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran
dan pengawasannya.
Makna administrasi dengan fungsi-fungsinya merupakan sebuah proses
pengaturan dan pemberdayaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Penerapan
fungsi-fungsi administrasi di bidang pendidikan di sini dapat dirangkum dari
beberapa pendapat para ahli di atas yang meliputi Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organising), Tindakan/Pelaksanaan Tugas (Actuating),
Pengawasan (Controlling), Pengarahan (Directing), Pengkoordinasian
(Coordinating), Pelaporan (Reporting), dan Penganggaran (Budgeting).
Secara umum fungsi administrasi pendidikan (Indrafachrudi, 1989:13-14)
adalah:
a. Fungsi perencanaan yang mencakup berbagai kegiatan seperti menentukan
kebutuhan, yang diikuti oleh penentuan strategi pencapaian tujuan dan
kemudian penentuan program guna melaksanakan strategi pencapaian
tersebut. Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah :
1) Menjangkau ke depan untuk memperkirakan keadaan dan kebutuhan
dikemudian hari.
2) Menentukan tujuan yang hendak dicapai.
3) Menentukan kebijaksanaan yang ditempuh sehubungan dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Menyusun program, yang mencakup pendekatan yang di tempuh, jenis
dan urutanurutan kegiatan.
5) Menentukan biaya, yang merupakan pikiran jumlah biaya yang
diperlukan.
6) Menentukan jadwal dan prosedur kerja yang ditempuh.
b. Fungsi organisasi yang meliputi pengelolaan personel, sarana dan prasarana,
distribusi pengelolaan personel, distribusi tugas dan tanggung jawab, yang
berwujud sebagai suatu badan peengelolaan yang integral. Fungsi tersebut
antara lain:
1) Mengidentifikasikan serta menggolongkan jenis-jenis tugas dan tanggung
jawab.
2) Menentukan dan mendistribusikan tugas, tanggung jawab dan
kewenangan.
3) Merumuskan aturan-aturan dan hubungan kerja.
c. Fungsi koordinasi yang merupakan stabilisator antar berbagai tugas, tanggung
jawab dan kewenangan untuk menjamin tercapainya relevansi, dan efektivitas
program kerja yang dilaksanakan.
d. Fungsi motivasi, yang terutama meningkatkan efisiensi proses dan efektivitas
hasil kerja. Fungsi tersebut timbul antara lain karena adanya penentuan dan
distribusi tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang sesungguhnya
bermuara pada relevansi, efektivitas dan efisiensi hasil kerja yang hendak
dicapai.
e. Fungsi kepengawasan, meliputi pengamatan proses pengelolaan secara
menyeluruh, sehingga tercapailah hasil sesuai dengan program kerja. Fungsi
tersebut mencakup antara lain:
1) Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari program kerja
yang telah ditetapkan, dan meluruskan kembali penyimpangan-
penyimpangan tersebut.
2) Membimbing dalam rangka peningkatan kemampuan kerja.
3) Memperoleh umpan balik tentang hasil pelaksanaan program kerja.
4) Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung.
5) Pelaksanaan pengawasan hendaknya efisien untuk menjamin tercapainya
relevansi dan efektivitas program.
6) Fungsi penilaian yang bertujuan untuk mengukur sampai berapa jauh
tujuan telah tercapai sebagai umpan balik bagi perbaikan-perbaiakan bagi
program kegiatan selanjutnya.

4. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan


Ruang lingkup yang tercakup di dalam administrasi pendidikan dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Administrasi material, yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut
bidangbidang materi/benda-benda seperti; ketatausahaan sekolah, administrasi
keuangan, dan lain-lain.
b. Administrasi personel, mencakup di dalamnya administrasi personel guru dan
pegawai sekolah, dan juga administrasi peserta didik.
c. Administrasi kurikulum, yang mencakup di dalamnya penyusunan kurikulum,
pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti pembagian tugas
mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus, dan sebagainya. (Tsauri:
2007:13-16). [2]

Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi bidang sumber daya


manusia, kurikulum, proses belajar mengajar, sarana/prasarana, dan dana yang
diperlukan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan, baik bagi perorangan
maupun kelembagaan. Dalam kegiatan administrasi pendidikan sangat diperlukan
pengintegrasian dari berbagai sumber daya dan modal yang dibutuhkan bagi
pencapaian tujuan pendidikan, seperti sumber daya manusia yang sangat
menentukan bagi mutu proses pembelajarannya dan sumber daya keuangan
merupakan dana yang diperlukan untuk melaksanakan dan memperbaiki proses
pendidikan, di samping modal sosial yang merupakan ikatan kepercayaan dan
kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas, dan modal politik
yang meliputi dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melakukan proses
pembelajaran/ pendidikan.

B. Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan


a. Pengertian Manajemen
Terdapat banyak fariasi definisi manajemen yang diajukan oleh para
tokoh. Perbedaan dan fariasi defiisi tersebut lebih disebabkan karena sudut
pandang dan latar keilmuan yang dimiliki oleh para tokoh. Akan tetapi dari
berbagai definisi yang diajukan tidak keluar dari subtansi manajemen pada
umumnya yaitu usaha mengatur seluruh sumberdaya untuk menjacapi tujuan.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pengertian manajemen, berikut
akan dibahas tentang asal-usul semantik dan makna dasar, awal penggunaan
serta perkembangan kata manajemen. [2]
Secara semantis kata managemen yang umum digunakan saat ini
berasal dari kata kerja ”to manage” yang berarti mengurus, mengatur,
mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan,
mejalankan, melaksanakan, dan memimpin. Kata ”management” berasal dari
bahasa latin yaitu ”mano” yang berarti tangan, menjadi ”manus” berarti
bekerja berkali-kali dengan menggunakan tangan, ditambah imbuhan ”agere”
yang berarti melakukan sesuatu, sehingga menjadi ”managiare” yang berarti
melakukan sesuatu berkali-kali dengan menggunakan tangan-tangan (Ukas,
2004: 1).
Kamus Webster’s New Cooligiate Dictionary menjelaskan bahwa kata
manage berasal dari bahasa Itali “Managgio” dari kata ”Managgiare” yang
selanjutnya kata ini berasal dari bahasa Latin ”manus” yang berarti tangan
(hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi arti membimbing dan
mengawasi, memperlakukan dengan seksama, mengurus perniagaan atau
urusan-urusan, mencapai tujuan tertentu (Sukarna, 1992: 1)
Penggunaan kata ”managgio” dalam bahasa Itali pada mulanya
ditujukan untuk melatih kuda agar kuda yang dilatih tersebut dapat melakukan
apa yang diperintahkan oleh pelatihnya. Sehingga maksud kata ”manage”
adalah suatu pertunjukan permainan kuda, sebagaimana dalam sirkus-sirkus
yang dipertunjukkan. Atraksi kuda dan jokinya yang indah dan menarik tidak
lepas dari peran pelatih sebelum pertunjukkan. Sedangkan kesuksesan
pertunjukkan sirkus menjadi tanggungjawab pemimpin atau majikan sirkus,
apakah pemimpin sirkus mampu melatih sebelumnya atau tidak. Seorang yang
memimpin dan bertangungjawab terhadap kesuksesan sirkus tersebut adalah
”manager”.
Dalam bahasa Prancis kata ”manage” berarti tindakan untuk
membimbing atau memimpin. Manager berarti pembina yang melakukan
tindakan pengendalian, bimbingan dan pengarahan dari sebuah rumah tangga
dengan berbuat ekonomis sengga mencapai tujuan. Pengertian rumah tangga
disini adalah luas yaitu mencakup rumah tangga perusahaan, rumah tangga
pemerintah, dan lain-lain.
Pada perkembangan selanjutnya kata ”management” digunakan
hampir disetiap bidang organisasi, mulai dari organisasi pemerintah, swasta,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga profit, non-profit, bahkan
lembaga keagamaan seperti, masjid, gereja dan lain-lain. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi dan peran manajemen dalam sebuah organisasi sangat
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan tujuan. Rue and Byars (1992)
mengungkapkan bahwa penerapan konsep manajemen sama baiknya untuk
organisasi masyarakat/pemerintah, swasta, lembaga profit/non-profit, dan juga
lembaga keagamaan. Hal ini disebabkan karena setiap organisasi mempunyai
kesamaan karakteristik dalam objeknya yaitu sekelompok manusia yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dan untuk menggerakkannya
menggunakan seorang pemimpin atau manager (Ukas, 2004:3).

b. Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan adalah gabungan dari dua kata yang
mempunyai satu makna yaitu “manajemen” dan “pendidikan”. secara
sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang
dipraktekkan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas
yang ada dalam pendidikan.
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam
pendidikan merupakan penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang
pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan yang
dikaitkan dengan bidang pendidikan.
Para ahli juga telah mengemukaan beberapa pendapat tentang
pengertian manajemen pendidikan. G.Z. Roring sebagaimana dikutip Ngalim
Purwanto (1970: 9) mengungkapkan beberapa pengertian manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan adalah cara bekerja dengan orang-orang
di dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif, yang berarti
mendatangkan hasil yang baik, tepat dan benar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Manajemen pendidikan dapat juga diartikan
sebagai pelaksanaan pemimpin yang mewujudkan aktivitas kerja sama yang
efektif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan adalah
semua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar seperti mengenai
perumusan policy, pengarahan usaha, koordinasi, konsultasi, korespondensi,
konrol perlengkapan dan seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan
sederhana seperti menjaga sekolah dan sebagainya.
Husaini Usman mendefinisikan manajemen Pendidikan sebagai seni
dan ilmu mengelola sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara
lebih singkat administrasi pendidikan juga dapat diartikan sebagai seni dan
mengelola sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien. Berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, manajemen pendidikan
dapat pula diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian sumberdaya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien (Usman, 2004:8).
Hadari Nawawi (1983: 11) mengemukan pendapat bahwa Manajemen
pendidikan adalah ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan
rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan
sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa
lembaga pendidikan formal.
Bush (200: 4) memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai
berikut: “Educational management is a field of study and practice concerned
with the operation of educational organizations.” Djam’an Satori (2008)
menjelaskan bahwa manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses
kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang
tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien. Beberapa pengertian tersebut menyiratkan bahwa
manajemen pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan dengan mendayagunakan semua sumberdaya yang ada yang
dikelola untuk mencapai tujuan pendidikan. Sumberdaya dalam konteks
manajemen pendidikan adalah berupa man (manusia=guru, siswa, karyawan),
money (uang=biaya), materials (bahan/alat-alat pembelajaran), methods
(teknik/cara), machines (mesin=fasilitas), market (pasar), dan minutes (waktu)
yang biasa di sebut 7 M.

2. Tujuan Manajemen Pendidikan


Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM);
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara;
c. Terpenuhinya salah satu dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
(tertunjangnya kompetensi professional sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan sebagai manajer);
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien;
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau
konsultan manajemen pendidikan);
f. Teratasinya masalah mutu pendidikan.
Inti dari tujuan dan manfaat manajemen dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah untuk mencapai dan meningkatkan efektifitas, efisiensi dan
produktifitas kerja dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya efek atau hasil yang dikehendaki. Jadi suatu pekerjaan dikatakan
efektif jika pekerjaan tersebut mencapai hasil atau tujuan yang telah ditentukan.
(do the right things-melakukan pekerjaan yang benar). Efektifitas umumnya
merujuk kepada pencapaian tujuan (gone achievement).

3. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan


Para tokoh manajemen berbeda pendapat dalam menentukan fungsi-fungsi
atau bagian apa saja yang harus ada dalam manajemen. Selain itu, istilah yang
digunakan juga berbeda-beda. Perbedaan tersebut kiranya disebabkan oleh latar
belakang kehidupan, kondisi lembaga atau organisasi dimana para tokoh bekerja,
filsafat hidup, dan pesatnya dinamikan kehidupan yang mengiringinya, seperti
cepatnya kemajuan informasi, teknologi dan media.
Namun demikian, secara umum perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai
titik temu dalam menyebutkan fungsi-fungsi manajemen yaitu:
a. Perencanaan,
b. Pengorganisasian,
c. Penggerakkan, dan
d. pengawasan.
Berikut ini akan di kemukakan perbedaan-perbedaan fungsi manajemen
yang disebutkan oleh para ahli manajemen.
Menurut Henry Fayol fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengendalian
Menurut L. Gulick fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Penyusunan kerja
d. Pengarahan
e. Pengkoordinasian
f. Penyusunan laporan
g. Pengendalian
G.R. Terry berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan/ Penggerakkan
d. Pengendalian
Menurut Ernest Dale fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Penyusunan kerja
d. Pengarahan
Adapun fungsi manajemen secara teoritis menurut Atmosudirdjo
(1982:171-172) adalah: [4]
1) Forecasting, Peramalan, Perkiraan.
2) Setting Objectives , Perumusan dan menentukan Praprta-Prapta.
3) Planning, Perencanaan.
4) Organozong, Pengorganisasian.
5) Staffing, mencari dan menempatkan orang-orang yang tepat.
6) Leading, Memimpin.
7) Educating, Mendidik (dan Melatih).
8) Directing, Memberikan pengarahan, Mengarahkan.
9) Commanding, Memberikan perintah, pimpinan dsb.
10) Motivating, Memberikan dorongan dan rangsangan.
11) Human Relations, Memelihara hubungan baik dan seimbang antara
kepentingankepentingan perorangan dan organisasi.
12) Public Relation, Memelihara dan mengembangkaan lalu lintas komunikasi dua
arah dengan berbagai golongan kepentingan untuk goodwill dan nama baik.
13) Executive Development, Mengembangkan rasa tanggung jawab dan prakarsa
pada bawahan untuk cakap dan berani mengambil keputuisan-keputusan serta
langkahlangkah sendiri.
14) Renumeration, Memberikan penghargaan setepat-tepatnya kepada bawahan.
15) Communicating, Membuat semua orang bawahan secara terus menerus
memahami dan mengetahui segala apa yang harus diketahui dan dihayati.
16) Coordinating, Membuat segala sesuatu, terutama unit-unit kegiatan dan
organisasi, berjalan secara serempak, integratif dan sinkron.
17) Disciplining, Membuat segala sesuatunya berjalan seperti mekanisme hidup.
18) Budgeting, Menganggar sumber-sumber daya (manusiawi, uang, material,
waktu, enerji, ruang, mesin, pesawat) untuk pendayagunaan yang setepat-
tepatnya).
19) Financing and Facilitating, Penyediaan biaya dan kemudahan.
20) Supervising, Mengamati bawahan langsung, dan membimbing.
21) Policing, Menindak pelanggaran dan penyelewengan secara langsung.
22) Auditing, Melakukan pencocokan antara pemakaian dan hasil.
23) Controlling, Pengawasan.
Reporting, Pelaporan.

4. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Objek kajian manajemen lembaga pendidikan dilihat dari beberapa aspek
penting yang diperlukan dalam kelembagaan pendidikan.
 Manajemen lembaga pendidikan pada aspek terstruktur, menjelaskan struktur
organisasi pendidikan, analisis unit kerja, deskripsi tugas, spesifikasi pelaku
pendidikan, otoritas, hierarkis jabatan, dinamika lingkungan struktural
organisasi dan perbedaan profesionalitas pelaku pendidikan serta semua
aktifitasnya.
 Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek teknik meliputi proses
perencanaan, kegiatan lembaga perwujudan tugas-tugas dan strategi
pelaksanaan pengembangan lembaga.
 Manajemen lembaga pendidikan dilihat dari unsur personalia, menekankan
pada penempatan personalia, studi kelayakan guru dan lembaga pengelolanya,
sumber daya personal, hubungan antarpersonal, evaluasi dan promosi serta
kesejahteraan personalia.
 Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek informasi, meliputi sistem
informasi lembaga pendidikan, sistem kontrol internal dan eksternal lembaga,
pengawasan pegawai dan respons manajerial terkait masalah di dalam maupun
di luar lembaga.
 Manajemen lembaga pendidikan dilihat pada aspek lingkungan masyarakat,
meliputi peran masyarakat dalam pengembangan lembaga, hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat, peran pelaku pendidikan dalam masyarakat, kerja
sama lembaga dan masyarakat, sosialisasi lembaga dan kegiatan lembaga
pendidikan yang mengikutsertakan komponen masyarakat dan aparatur
pemerintah.
 Manajemen lembaga pendidikan pada aspek keterampilan manajerial,
berhubungan dengan profesionalitas kerja pelaku pendidikan, keterampilan
manusiawi, keterampilan teknik, dan keterampilan proyeksi masa depan
lembaga dan output lembaga.
 Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek pengembangan sumber
daya manusia, terdiri dari pendidikan dan pelatihan manajerial kelembagaan
dan kependidikan, mutu pimpinan berdasarkan kriteria AD dan ART,
pengelolaan supervisi dan tipe instruksi pimpinan lembaga yang berkaitan
dengan intelektualitas pelaku pendidikan, baik secara struktural maupun
kultural. [3]
Telaah manajemen lembaga pendidikan berdasarkan tinjauan beberapa
aspek tersebut memberikan gambaran bahwa manajemen lembaga pendidikan
merupakan manajemen pada institusi pendidikan sebagai kegiatan utama yang
membedakan satu institusi dengan institusi lain dalam memenuhi pelayanan
kepada manusia dalam bidang pendidikan. Dan pada hakikatnya objek kajian
manajemen lembaga pendidikan merupakan sistem organisasi pendidikan, yaitu
satu kesatuan utuh yang terdiri dari bagian-bagian yang tersusun secara
sistematis, mempunyai hubungan antara satu dengan lainnya sesuai konteksnya.

C. Pendekatan Pengelolaan Pendidikan


1. Pendekatan Organisasi Klasik
Pendekatan organisasi klasik ini sering disebut juga dengan gerakan
manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Taylor seorang yang memiliki
latar belakang dan pengalaman sebagai buruh, juru ketik, mekanik, dan akhirnya
berpengalaman sebagai kepala teknnik yang hidup antara tahun 1856 sampai
dengan tahun 1915. Gerakan ini mencari upaya untuk dapat menggunakan orang
secara efektif dalam organisasi industri. Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat
juga bekerja layaknya mesin. Frederick Taylor dan teman-temannya berkeyakinan
bahwa para pekerja yang didorong motivasi ekonomi dan keinginan psikologis
yang terbatas yang memerlukan arahan-arahan tetap.

2. Pendekatan Hubungan Manusia


Pendekatan hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan berkembang
sebagai reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik. Pendekatan hubungan
manusia ini dipelopori oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang yang pertama
kali mengenal pentingnya faktor-faktor manusia dalam administrasi. Mary Follet
juga banyak menulis yang berkenaan dengan sisi manusia dalam administrasi.
Marry Follet percaya bahwa masalah yang mendasar dalam semua organisasi
adalah mengembangkan dan mempertahankan hubungan dinamis dan harmonis.
Walaupun terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet, konflik tersebut
merupakan suatu proses yang normal bagi pengemangan hal yang mengakibatkan
terjadinya konflik itu.

Mary Follet memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi ke dalam


analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan
manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya
apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya
bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena
menjadi anggota organisasi yang sama.

Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian


organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal, yaitu; [6]
a. Pengendalian diri (dari orang tersebut);
b. Pengendalian kelompok (dari kelompok);
c. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok.

3. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara
hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi
yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Pendekatan ini
dipelopori oleh Chester I. Barnard yang hidup antara tahun 1886 sampai dengan
tahun 1961. Barnard adalah seorang kepala eksekutif pada perusahaan Bell
Telephone di New Jersey yang menulis buku dengan judul “Function of the
Executive” (1938). Dalam buku ini Barnard mengulas secara lengkap teori perilaku
yang kooperatif dalam organisasi formal. Barnard menyimpulkan bahwa kontribusi
kerjanya berkenaan dengan konsep struktur dan dinamis. Konsep-konsep struktur
yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja sama, organisasi formal,
organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi informal. Konsep-konsep
dinamis yang penting menurut Barnard, adalah kerelaan, kerjasama, komunikasi,
otoritas, proses keputusan, dan keseimbangan dinamik. [7]

Tujuan utama sekolah adalah untuk berkontribusi terhadap pendidikan siswa.


Proses pembelajaran merupakan pusat dari kegiatan sekolah. Tujuan dari manajemen
sekolah harus memajukan dan membantu proses pembelajaran. Seluruh pegawai di
sekolah dasar memiliki peran langsung dan penting di dalam manajemen sekolah
tempat mereka bekerja. Guru-guru memiliki kontribusi khusus dan langsung terhadap
manajemen sekolah dasar. Pengelolaan sekolah dasar dilakukan setiap tahunnya atau
dalam tim atau sebagai bagian dari tim manajemen senior. Pengelolaan sekolah dasar
merupakan bagian dari pembuatan keputusan yang dilakukan bersama atau melalui
penerimaan tanggung jawab manajemen spesifik untuk beberapa aspek pekerjaan
sekolah. [8]
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan merupakan upaya memberdayakan seluruh sumber
daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya fasilitas, agar proses
pendidikan dan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan. Tujuan administrasi pada
umumnya adalah agar semua kegiatan mandukung tercapainya tujuan pendidikan atau
dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Penerapan fungsi-fungsi administrasi di bidang
pendidikan di sini dapat dirangkum dari beberapa pendapat para ahli di atas yang
meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organising),
Tindakan/Pelaksanaan Tugas (Actuating), Pengawasan (Controlling), Pengarahan
(Directing), Pengkoordinasian (Coordinating), Pelaporan (Reporting), dan
Penganggaran (Budgeting). Ruang lingkup yang tercakup di dalam administrasi
pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Administrasi material,
2. Administrasi personel, dan
3. Administrasi kurikulum
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan merupakan
penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan. Manajemen
pendidikan merupakan rangkaian proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan yang dikaitkan dengan bidang
pendidikan. Inti dari tujuan dan manfaat manajemen dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah untuk mencapai dan meningkatkan efektifitas, efisiensi dan
produktifitas kerja dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Adapun fungsi-
fungsi manajemen yaitu:
a. Perencanaan,
b. Pengorganisasian,
c. Penggerakkan, dan
d. pengawasan.
Pendekatan pengelolaan pendidikan ada tiga, yaitu:
1. Pendekatan organisasi klasik
2. Pendekatan hubungan manusia
3. Pendekatan hubungan perilaku

B. Saran
Perlu adanya metode penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan diskusi
tentang materi ini sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi mahasiswa untuk
bersikap aktif dalam kegiatan belajar mengajar terlebih dalam kondisi belajar dalam
jaringan.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. M. Dr. Yusuf Hadijaya, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Perdana Publishing, 2012.

[2] Mahidin, “Kajian Administrasi Pendidikan di Dunia Pendidikan,” Al-Irsyad: Jurnal


Pendidikan dan Konseling, vol. 7, p. 1, 2017.

[3] M. Dr. Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah).

[4] M. d. Drs. Amiruddin Siahaan, Administrasi Satuan Pendidikan, Medan: Perdana


Publishing, 2012.

[5] M. d. D. W. M. Dra. Siti Farikhah, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aswaja Pressindo,


2018.

[6] M. Ir. Sere Saghranie Daulay, “Pengembangan Ilmu Manajemen”.

[7] M. Asep Suryana, “Hand-Out Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan,” 2010.

[8] M. Dr. Ir. Arita Marini, Manajemen Pendidikan Teori dan Aplikasinya, Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2016.

[9] M. Dr. H.A. Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2015.

Anda mungkin juga menyukai